NitNot ❘ Profile picture
Kebahagiaan datang ketika pekerjaan dan kata-kata anda menjadi manfaat bagi dirimu dan orang lain. - Buddha - || Akun ke-2 https://t.co/dPJZFe5DA5

Apr 12, 2021, 16 tweets

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA
.
.
.
Menang atas apakah 1 Syawal kita maknai? Ramadan adalah jembatan itu.

Kita tak perlu tersinggung apalagi marah karena sebab kritik sebagian saudara kita bahwa di masa Ramadan ini kita lebih boros padahal secara logika seharusnya tidak.

Bukan mereka mencibir karena tanpa sebab, itu memang benar terjadi pada kita. Itu fakta yang dengan mudah terlihat pada statistik pasar. Dan pasar, tak pernah bohong.

Menjemput kemenangan 1 Syawal bukan tentang tangan kanan berpedang, tangan kiri bertameng dan tubuh terbungkus zirah kita maju merebutnya, hati terbuka dalam belas kasih pada sesamalah asa kita berbisik ingin itu didengar.

Dengan memberi sebagian milik kita atas rasa solider di bulan baik ini, itu adalah salah satu cara membuka diri dalam belas kasih pada sesama.

Jadi, mengeluarkan lebih uang milik kita saat bulan Ramadan tak perlu harus kita batalkan karena kritik itu.

Ada moment baik justru dapat kita gandakan. Di sana, kita dapat berbagi atas selisih lebih yang kita miliki pada mereka yang lama tak merasakannya.

Berbagi pada mereka yang tak seberuntung kita. Bukankah ada 1 kali siang kita tak makan dan itu berarti berhemat 1 piring makan dari kebiasaan kita?

Bukankah 1 piring itu berguna bagi sesama dan kita punya peluang berbagi 30 piring selama sebulan berpuasa?

Hitung saja bila di rumah kita ada 5 orang, bukankah dalam sehari kita dapat berbagi pada 5 saudara kita di luar sana?

Bagaimana bila di negara ini ada 10 juta keluarga berbuat seperti itu? Bukankah setiap hari akan tersedia 50 juta piring sehari untuk berbuka dengan makanan layak pada saudara kita?

Bukankah selisih 1 kali makan siang kita yang akan kita bagikan pada mereka yang berhak dengan hidangan enak dan maka dibilang boros karena kebiasaan yang kita buat pada bulan ini dapat dinikmati pula oleh mereka yang tak seberuntung kita?

Secara tidak langsung, kita pun telah membantu pedagang, petani hingga para peternak yang sangat berharap hanya pada bulan inilah sekali dalam setahun rejeki dapat mereka jaring. Itu sangat berarti.

Di sisi lain, konsumsi yang naik adalah hal baik bagi pasar. Konsumsi domestik kita dalam cara negara berhitung akan menggairahkan pasar yang lama telah lesu. Itu baik bagi ekonomi kita.

Cara boros kita di bulan baik ini adalah tentang berusaha memberi. Tak ada yang salah. Kita tetap berhemat untuk diri kita sendiri karena hakekat puasa adalah menahan diri.

Kita memberi, karena hakekat kita berpuasa adalah juga tentang bibit kebaikan dalam diri kita yang selalu harus disemai kembali. Itu ada dan disediakan pada bulan penuh berkah ini, bulan Ramadan.

Logis atas sebab puasa adalah lapar dan haus. Rentan batas marah dan emosi kita akan tampak sangat tipis ketika kita lapar dan haus dan maka semua hal buruk mudah terjadi ketika kita lapar.

Di saat kita lapar dan haus dan kita mampu tetap berpikir jernih apalagi berbuat kebaikan, itu seperti seorang miskin yang menyumbang dari kekurangannya. Itu butuh kesungguhan dan kesungguhan hanya lahir dari mereka yang benar-benar teruji lahir dan batin.

Itu bukan tentang akan mendapat apa kita nanti. Lebih jauh lagi, itu akan berakibat sebaik apa bagi mereka yang mendapat intensi dan peduli kita ini tentang seberapa BERMAKNA KEHADIRAN KITA BAGI KEMANUSIAAN

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA
.
.
.

Share this Scrolly Tale with your friends.

A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.

Keep scrolling