Aurelia V Profile picture
I write and read stuff. Tweeting random trivia no one asked for on #reistrivia | 💌 aureliavizal@aol.com

Apr 26, 2021, 15 tweets

Sadar ga sih kalo kelompok Thai-Chinese jarang dibicarakan padahal mereka adalah populasi Tiongkok perantauan terbesar di dunia.

Makanya, hari ini sy ingin membahas Thai-Chinese (泰國華人).

Menurut sejarah, penduduk yang kini disebut sebagai penduduk asli Thai, merupakan subgrup dari etnis Tai yang dulunya bertempat di sekitar Guangxi, Cina Selatan.

Lalu menyebar ke Asia Tenggara saat banyak penduduk Cina Utara pindah ke Selatan di era Dinasti Qin.

Tapi kita ga akan bahas etnis Tai, melainkan sekelompok orang yang mengidentifikasikan dirinya sebagai ‘etnis Han’ dan datang ke Kerajaan Ayutthaya (sekarang Thailand) mulai pada abad ke-13.

Seperti Indonesia, dan daerah lainnya (kecuali Korea), tentunya imigran Cina-nya datang dari Cina Selatan. Khususnya Fujian dan Guangdong.

Di Thailand juga, sebagian besar datang dari Fujian dan Guangdong.

Nah, pas Perang Siam-Burma, ada jenderal namanya Taksin berhasil menangin perang.

Taksin akhirnya jadi raja, Taksin the Great. Bapaknya orang Tiociu, mamanya bangsawan Thai. Taksin dorong org Tiociu di Guangdong buat pindah ke Siam (Thai).

Akhirnya orang Tiociu datang dalam jumlah yang besar ke Siam. Orang Tiociu di era kekuasaan Taksin jg dikasih privilege.

Karena ini, mayoritas Thai-Chinese itu orang Tiociu (56%), baru diikuti Khek/Hakka, Hainan, Kanton, dan Hokkien. Beda dikit ya pattern-nya sama Chindo.

Sebenernya mirip sama kebijakan asimilasi *cough* Orba *cough*, dulu Raja VI juga mengharuskan penduduk Thai-Chinese mengadopsi nama Thai sebagai syarat kependudukan.

I guess the definition of ‘Overseas Chinese’ used by Confucius Institute and Academy for Cultural Diplomacy is different? 😭

I’m up to correction though.

Jadi sama kayak, di Indonesia yang marganya Tan (Hokkien/Tiociu dari Chen 陳) bisa jadi Tanoesoedibjo, Tanujaya, Tanudirdja,

di Thailand juga gitu. Marga Tan (陳), jadi Tantrawanich, Tancharoen, dll.

Atau skenario kedua, mereka nambahin Sae- (แซ่) sebelum marga Cina.

Misal: Sae-Zhang, Sae-Lim.

Sae ini maksudnya xing (姓), alias marga.

Pusat kultur Tionghoa Peranakan juga ada di Phuket, Thailand. Sama seperti Malaka, Singapura, Penang, dan Medan.

Perdana Menteri di Thailand juga sebagian besar punya darah Tionghoa.

Dinasti Chakri yang sekarang menguasai Thailand, dibangun oleh Raja Rama I yang merupakan anak dari pejabat tinggi dan istrinya yang setengah Tionghoa.

Contoh marga Tionghoa di Thailand adalah marga Li (李) menjadi Leechaiyapornkul (ลี้ชัยพรกุล).

This whole thread is a propaganda for Li Yongqin李永欽 aka Chittaphon Leechaiyapornkul hahah 😎👊 stream Love Talk to 50M. #WayV #TEN𓃠 #tenlee_1001

Kalo marga Chen (陳) dalam Hokkien/Tiociu jadi ‘Tan’ & di Thailand jadi marga Tantrawanich, Tancharoen,

Marga Chen (陳) dalam Kanton itu sebutannya ‘Chan’, nah, di Thailand jadi marga Charnvirakul/Chanwirakun, kayak Menkes Thailand, Anutin Charnvirakul yg org Kanton.

Tambahan lagi, marga Thai-Chinese biasanya ada

1) kata-kata yg berhubungan sama klan kayak: -kul (contoh: Jeamteerasakul), 2) berhubungan sm kata ‘pedagang’, contoh: panich, vanich, wanich, 3) berhubungan sm keberuntungan, kayak: roongruang, vaddhana/vadhana.

Share this Scrolly Tale with your friends.

A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.

Keep scrolling