Thread by @yudhabaskoro

Euforia #worldsbk di Sirkuit Mandalika masih santer terdengar gaungnya. Namun suara warga dari 48 kepala keluarga di Dusun Bunut, Desa Kuta, Lombok Tengah yang terpaksa harus tinggal di dalam #sirkuitmandalika semakin lirih tersamarkan deru knalpot pacuan kuda besi.

Akses masuk ke dusun hanya bisa melalui dua buah terowongan di sisi sirkuit. #dusunbunut berada tepat di sisi kanan tikungan 5, 6, 7, dan 8. Sepanjang balapan berlangsung lalu, pihak panitia memberikan gelang khusus kepada warga Dusun Bunut untuk akses keluar masuk.

Warga Dusun Bunut tidak bisa menikmati hajatan balap motor internasional seperti layaknya para wisatawan karena polusi suara yang dihasilkan.

Bagi orang dewasa menyaksikan balap motor dari luar pagar pembatas bisa menjadi sedikit penghiburan, namun bagi balita dan anak-anak suara yang bising sangat mengganggu waktu tidur dan belajar mereka.

Selain itu, warga perlahan kehilangan akses air bersih. Drainase yang buruk juga menjadi persoalan baru di musim hujan.

Menurut Imran, warga di Dusun Bunut siap untuk angkat kaki jika pihak ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) segera membayarkan biaya ganti tanah dan bangunan yang telah disepakati yaitu Rp 75 juta per are atau 100 meter persegi di luar ganti tanaman produktif warga

"Kalau mau protes, bisa saja kami bakar sampah saat balapan, atau lempar sesuatu ke tengah sirkuit, merusak fasilitas. Tapi kami (warga) sepakat tidak lakukan," tambah Imran. Warga yang memiliki sapi ternak juga mengikat sapi-sapinya agar tidak merumput di dekat sirkuit.

Imran dan warga di Dusun Bunut berharap itikad baik warga dibalas oleh pemerintah dengan segera merealisasikan pembayaran ganti tanah dan bangunan secepatnya.

"Kami sudah bantu pemerintah kemarin, sekarang gantian pemerintah bantu kami", harap Imran sambil menatap Sirkuit Mandalika, saksi bisu warga Dusun Bunut yang terpenjara di tanah kelahirannya sendiri. #sirkuitmandalika #dusunbunut #worldsbk