NitNot ❘ Profile picture
Kebahagiaan datang ketika pekerjaan dan kata-kata anda menjadi manfaat bagi dirimu dan orang lain. - Buddha - || Akun ke-2 https://t.co/dPJZFe5DA5

Jan 27, 2022, 24 tweets

LAWAN BUD...!!
.
.
.

Itu kalimat yang dulu sangat sering dia teriakkan.

Bukan dihadapan cecurut pengiba recehan Orde Baru yang berlagak garang, dia berteriak di hadapan ratusan aparat dengan pentungan dan tameng siap digunakan.

Dari jauh, para sniper bersiap menarik pelatuk dan telah membidik target sesuai perintah ditunggu. Hanya dengan satu tarikan jari, tubuh tumbang nyawa melayang menanti nasib para peneriak "LAWAN".

Itu dulu. Itu sering dia lakukan saat harus berdiri dalam garang melawan diktator yang bersembunyi di belakang wajah garang para tentara dan polisi yang dikuasainya selama puluhan tahun.

Rasa solidernya pada rakyat menderita dan juga atas nasib bangsa nya, dia berani tampil. Atas kesenjangan luar biasa parah dan rakyat tak dapat berteriak,

dia tampil dan mengambil posisi meneriakkan apa yang tak berani mereka bicarakan. Sering sudah nyawanya dia gadaikan demi perjuangan itu.
.
.

Kemana dia sekarang?

Di mana teriakan lantang itu?

Adakah karena kehidupan bernegara tampak aman dan tak ada kekerasan dilakukan oleh negara dan maka dia tak lagi ingin tampil?

Tapi kekerasan atas nama kelompok justru menggila. Negara diam. Para politisi senang mengambil jarak aman.

Berteriak manakala ingin pamornya naik, diam bila itu tak banyak memberinya untung secara politis.
.
.

Dan kita seolah kehilangan sosok pemberani. Tak ada teriakan garang membela si lemah terdengar. Ketidakadilan hanya dibicarakan bukan dilawan.

Akankah negara ini akan tampil sebagai petarung bila tak ada satu pun calon pemimpinnya yang pemberani?

Bila ini jawaban, sosok itu tiba-tiba bersuara. Dia menantang si pandai retorika.

Demokrasi dia perjuangkan

"Mas @hnurwahid, jika berkenan 1 saat kita bisa debat publik ttg sejarah, ekonomi politik, geopolitik, politik domestik dll. Itu positif u/ nalar & etika politik.

Saya tak berharap mengubah opini2 mas Hidayat tp pendukung2 anda spy dpt perspektif baru. Trims." Budiman Sudjatmiko mencuitkannya melalui akun tuiternya.
.
.

Dia meng-capture cuitan Hidayat Nur Wahid yang berbunyi :

"Benar Warning dari Prof Hikmahanto Yuwana;RI Perlu Hati2. Krn Sekalipun Bisa Ambil Alih FIR dari Singapura, Tapi RI Hanya Kelola Di Atas 37 Ribu Kaki. Yg dibawah 37 ribu kaki, sekalipun kawasan itu termasuk wilayah NKRI, masih dikelola olh Singapura."

Berharap HNW akan terima tantangan debat tersebut, jelas mustahil. Dia bukan sosok petarung dlam laga terbuka.

"Pentingkah peristiwa itu?"

Sangat.

Tak banyak politisi mau sibuk apalagi peduli dengan hal-hal seperti itu.

Tak banyak politisi mau meluangkan waktunya menegur dan apalagi mengcounter lawan politiknya yang dianggap tak berbicara fakta. Selalu hanya mencari titik aman. Entah kenapa, tiba-tiba Budiman tampil.

Ketika salah seorang netizen bersaran bahwa tak perlu saling menjatuhkan karena keduanya adalah aset bangsa, Budiman langsung menjawab:

"Ada salah kaprah dlm memaknai kebebasan. Seolah ia cuma memberi tempat bagi opini2 1 arah (yg dalam praktiknya sering sembarangan). Padahal level yg lebih tinggi adalah dgn mengisinya lewat dialog & debat2 publik yg etis & bernalar. Publik tak disesatkan.."

Lebih jauh Budiman menambahkan,

"Kebetulan..kebetulan saya dr @PDI_Perjuangan & mas @hnurwahid dr @PKSejahtera. Kata orang2 (termasuk pakar2), 2 partai ini paling jelas ideologinya. Dan itu mencerminkan nilai2 rakyat kita.

Siapa tahu debat ini (jika terwujud) jd cara kita mengenali Indonesia."

Adakah ini tentang Budiman baru bangun dari lama tertidurnya?

Bisa jadi ya.

Garang sikapnya ketika negara tak sedang dalam kondisi baik-baik saja, lama sudah ditunggu. Selalu rakyat dibiarkan beradu argumentasi, saling caci hingga saling melaporkan namun tak ada sosok politisi mau hadir dan berdiri di depan.

Cuitan Hidayat yang cenderung bias memang tak boleh dibiarkan apalagi hanya dijawab oleh netizen. Butuh sosok sepadan yang berani tampil dalam benderang dan menyatakan diri berseberangan apalagi berani mengajaknya debat. Itu penting.

Itulah makna seharusnya orang berpolitik. Tunjukan posisi anda berdiri di sisi sebelah mana. Bukan selalu abu-abu.
.
.

Dan rakyat memang butuh sosok tegas yang berani jujur bercerita siapa dirinya. Apa warnanya. Di sisi sebelah mana dia berdiri.

Bila Budiman akan terus berani mengambil sikap seperti itu, dia layak dipertimbangkan untuk menjadi calon pemimpin berikutnya. Dia berani membuat arus bukan ikut.

Itu seperti kita berharap dia terbangun dari tidur atas "sikap garangnya" yang selama ini justru menjadi image atas sosok bernama Budiman Sudjatmiko.

Banyak orang menunggu Budiman tampil seperti itu. Tampil "genuine" menjadi dirinya sendiri seperti saat dia pernah berhadapan dengan Soeharto. Itulah Budiman yang dikenal orang pada suatu saat dulu.

Bangun Bud.. Jadilah garang seperti sosokmu dulu. Banyak orang menunggu...
.
.
.
--------------------
Gambar diambil dari mana-mana

Share this Scrolly Tale with your friends.

A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.

Keep scrolling