Terinspirasi dari Akar Pohon Kelapa, Konstruksi Cakar Ayam Ciptaan Anak Bangsa Mendapatkan Hak Paten di 40 Negara
— Sebuah Utas —
Konstruksi cakar ayam sebenarnya adalah metode pembuatan fondasi bangunan yang diciptakan oleh Prof. Dr. Ir. Sedyatmo pada tahun 1961.
Teknik konstruksi cakar ayam memungkinkan pembangunan struktur pada tanah lunak seperti rawa-rawa.
Ketika itu Prof. Dr. Ir. Sedyatmo sebagai pejabat PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol Jakarta.
Dengan susah payah, 2 menara berhasil didirikan dengan sistem fondasi konvensional, sedangkan 5 sisanya masih terbengkalai.
Menara ini akan digunakan untuk menyalurkan listrik dari Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan di mana akan diselenggarakan pesta olahraga Asian Games 1962.
Tenggat waktu kian mendesak, sementara sistem fondasi konvensional sukar diterapkan di daerah rawa-rawa.
Lahirlah ide Ir. Sedyatmo untuk mendirikan menara di atas fondasi yang terdiri dari plat beton yang didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya.
Pipa dan plat itu melekat secara monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan.
Idenya bermula dari akar serabut pohon kelapa yang mampu menahan tegaknya pohon dari tiupan angin yang cukup kencang di pinggir pantai, meskipun tanahnya lunak dan berawa.
Menara-menara tersebut pun dapat berdiri dan selesai tepat waktu. Sedyatmo memberikan nama fondasi Cakar Ayam pada hasil temuannya itu.
Hingga kini, ciptaan Sedyatmo telah digunakan di banyak negara dan terdaftar hak patennya di 40 negara.
Banyak infrastruktur dalam negeri yang menggunakan metode ini.
Salah satunya adalah ruas tol akses menuju Bandara Soekarno-Hatta. Sebagai bentuk penghargaan, ruas ini diberi nama Prof. Dr. Ir. Sedyatmo.
Apa ada #SahabatPUPR yang bisa menambahkan informasi mengenai konstruksi cakar ayam ini?
Share this Scrolly Tale with your friends.
A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.