Den Ayoe Nyimas Profile picture
akun #2 @nurrasa_jathi ® ❤ mantan ledek lokalan peCinta Budaya 🇮🇩 peCinta kopi ☕ makanya kadang error kadang waras 🤗

Sep 11, 2022, 11 tweets

Sekaten bukan sekedar Pasar Malam
Sekaten merupakan Hajatan Rakyat

Sekaten yang berasal dari kata Syahadatain merupakan perhelatan besar tahunan bagi masyarakat Jawa
Sekaten sebuah pencampuran nilai Religi dan Budaya, pengaruhnya sangat besar dalam proses penglslaman Nusantara

Sekaten dimulai sejak jauh pada zaman Kasultanan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah/ Fattah, bersama para wali songo beliau merumuskan strategi untuk melakukan syiar agama islam yang bersifat besar dan menarik perhatian masyarakat banyak waktu itu
Kemudian dibuatkanlah Gamelan

Gamelan Sekaten yang ukurannya lebih besar daripada ukuran yang biasa yang tujuannya lebih nyaring suaranya daripada gamelan sebelumnya demung, bonang, kenong, gong dan bedug merupakan instrumen pokok dari gamelan sekaten
Gamelan Sekaten ditabuh pada bulan Mulud atau Rabbiul Awal

Dimulai dari tanggal 5 sampai dengan 12 Rabbiul Awal
Pada waktu itu masyarakat berbondong menuju pusat kota Demak, menuju pelataran Masjid Demak untuk melihat dan mendengarkan Gamelan Sekaten, disela pertunjukan Gamelan tersebut diselipkanlah tausiah
agama dari para Wali Songo

Masyarakat yang hadir mendengarkan tembang mocopat, Sekar Ageng dan sejarah tentang Nabi Muhammad SAW

Pendekatan yang dilakukan Kasultanan Demak dan para Wali ini sangat luar biasa, banyak masyarakat yang kemudian masuk Islam

Akulturasi sudah sangat mengental di Nusantara 🙏

Cara dan pola seperti ini akhirnya oleh para wali di terapkan juga di Kasultanan Cirebon, baik di Kasepuhan dan Kanoman, sepangkon gamelan dikirim ke Cirebon Kyai Sekati namanya

Gamelan Sekaten Kasultanan Ngayogjakarta (Mataram) namanya
Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo

Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Madu adalah nama Gamelan Sekaten di Kasultanan Surakarta, Kyai Guntur Sari di tabuh terlebiih dulu baru kemudian Kyai Guntur Madu
Bersamaan alunan gamelan, ratusan warga berebut janur kuning yang terpasang memutar di teritis Bangsal Pradonggo

Menilik sejarahnya tradisi Sekaten sampai saat ini berumur lebih dari 500 th (R.Patah th 1450 an)
Tradisi perayaan Maulid Nabi ini terus berlangsung dari Kerajaan Demak, Kasultanan Pajang, Kasultanan Kotagedhe, Plered, Kartasura, Kasultanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogjakarta

Karena semakin banyak masyarakat yang berduyun duyun ke masjid bukan hanya masyarakat dari Kuthogoro saja tetapi banyak juga masyarakat dari Mancanegoro, lalu perlu dipikirkan tempat untuk menampung mereka maka disiapkanlah Alun-alun Keraton

-alun alun identik dengan sekaten-

Mereka yang datang membawa hasil bumi dari desa tempat asal kemudian di serahkan ke keraton dan masjid agung sebagai ulu bekti (upeti)
Selain itu juga membawa barang dagangan, makanan dan hasil bumi lainnya untuk di perjual belikan seperti gerabah, kepang, pande besi

Sejarah Sekaten ini dihimpun dari berbagai sumber untuk kembali mereview kenangan masa kecil
Disamping ingin sedikit mengulas dan berdiskusi tentang
"Kasultanan Mataram Islam sing wis Ilang ke Islamanya lan Sayidin sing wis Ilang Panatagamane"

Rahayu 🌹🙏
#CintaBudayaNusantara

Share this Scrolly Tale with your friends.

A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.

Keep scrolling