ERA.id Profile picture
Bikin Paham, Bikin Nyaman~ Instagram: eradotid. YouTube: eradotid

May 3, 2023, 24 tweets

[INDONESIA BERDARAH: MEMBUNUH PEREMPUAN DEMI KESAKTIAN]

42 perempuan mendatangi Ahmad Suradji, akrab disebut "Datuk Maringgi", dukun Desa Sei Semayang, Deli Serdang.

42 perempuan itu pun tewas mengenaskan, dicekik & dikubur, agar air liur mereka bisa diminum...

Desember 1986.

Tukiyem bosan hidup susah. Seperti banyak orang di kampungnya yang masih memercayai kesaktian dukun, ia pun berpikir solusi kemelaratan hidupnya ada di Ahmad Suradji, dukun setempat.

Tukiyem berniat meminta kesuksesan dari pria 36 tahun itu.

Ahmad pun menerima kunjungan Tukiyem & bersedia melakukan ritual agar harapan wanita itu terkabul.

Namun, Ahmad punya beberapa syarat: Tukiyem harus bersedia diikat & dikubur setengah badan pada malam hari serta tidak boleh memberitahu siapapun kalau ia datang ke Ahmad.

Tukiyem bersedia. Ia memperhatikan Ahmad membawa cangkul, tali, & karung serta membawa Tukiyem ke perkebunan tebu 1 km dari kediaman sang dukun. Tukiyem membuntuti dukun itu di kegelapan malam.

Saat tiba, Tukiyem mengikuti syarat yang sudah sebelumnya dipaparkan.

Ia masuk ke dalam lubang yang sudah digali Ahmad. Kaki tangannya diikat & ia diposisikan berdiri.

Ahmad jongkok di hadapan Tukiyem yang terkubur sampai dada.

Lalu, tiba-tiba, Ahmad menutup mulut Tukiyem sebelum mencekiknya...

Tukiyem sontak terkejut & ketakutan, panik tidak bisa bernapas. Ahmad bukan hanya mencekiknya, melainkan juga menutup rapat hidung wanita itu.

Tukiyem berusaha memberontak, namun tubuh terkuburnya membuatnya tidak bisa berbuat banyak.

Ia mati...

Ahmad meminum air liur Tukiyem, lalu menguburnya.

Esoknya, Ahmad melakukan aktivitas seperti biasa: bertani & berinteraksi dengan tetangga-tetangganya.

Tiga bulan selanjutnya, Ahmad membunuh korban kedua, Yusniar.

1988, Tomblok.

1989. Rusmina.

1992. Diduk, Rusmiani, Sulianti, Irdayanti, & Sadiem.

1993. Kunyil.

Berlanjut hingga 32 perempuan selanjutnya sampai 23 April 1997...

Korban terakhir yang dibunuh Ahmad pada hari itu adalah Sri Kemala Dewi. Pasalnya, mayatnya adalah mayat pertama dari banyaknya korban Ahmad yang berhasil ditemukan...

Empat hari setelah Sri dibunuh, mayatnya ditemukan tanpa busana di lapangan tebu.

Polisi pun turun tangan. Setelah mengeliminasi suami Sri yang sering bertengkar dengan sang istri dari daftar tersangka, seorang pemuda mengaku mengantar Sri ke rumah Ahmad di hari ia hilang...

Ahmad tidak panik. Ia tetap tenang. Toh, saat itu, teknologi belum maju, begitupun kepolisian. Polisi seringkali tidak mau repot-repot menyelidiki masalah di perkampungan.

Saat Ahmad diinterogasi, tidak ada cukup bukti untuk menahannya sehingga Ahmad pun dilepaskan.

Namun, polisi menyadari laporan orang hilang di daerah itu begitu tinggi. Semuanya pun berjenis kelamin sama.

Ada kejahatan kejam yang harus dibasmi...

Akhirnya, ditemukan kesamaan kunci dari kasus-kasus perempuan hilang daerah itu: semuanya dikenal meminta bantuan Ahmad Suradji sebagai dukun yang dipercaya...

Polisi kembali ke rumah Ahmad & menggeledah habis rumah tempat dukun & 3 istrinya tinggal itu...

Akhirnya, ditemukan bukti! Berbagai pakaian & perhiasan perempuan ditemukan di rumah yang cenderung sederhana itu. Lalu, akhirnya diidentifikasi beberapa pakaian & perhiasan itu milik Sri.

Ahmad Suradji resmi ditahan atas dugaan pembunuhan.

Tak lagi tenang, Ahmad pun diinterogasi di bawah tekanan sehingga ia akhirnya mengakui perbuatannya: ia telah membunuh 42 perempuan dalam 7 tahun terakhir...

Polisi bergidik & merinding mendengar sang dukun yang dipercaya warga desa itu mengakui kejahatannya...

Polisi pun menggali ladang tebu tempat mayat Sri ditemukan. Benar saja, 42 mayat perempuan ditemukan dikubur dalam lubang kurang lebih 70 cm di ladang luas nan sepi itu.

Mengerikannya, Ahmad memosisikan agar kepala mayat-mayat perempuan itu menunduk ke arah rumahnya...

Polisi semakin merinding saat tahu Ahmad melakukan rangkaian pembunuhan itu karena mimpi gaib...

Ahmad mengungkapkan ayahnya mengunjunginya dalam mimpi. Katanya, agar sakti, Ahmad harus meminum air liur dari 72 perempuan berbeda.

Namun, terlalu repot rasanya apabila menunggu 72 perempuan meninggal dengan sendirinya, bukan?

Ahmad pun berinisiatif untuk membunuh 72 perempuan, agar ritualnya lebih cepat beres. Istrinya, Tumini, membantu prosesi "ritual" tersebut.

22 Desember 1997, Ahmad Suradji diadili.

Berbeda dengan kesaksiannya, Ahmad marah-marah & mengatakan ia tidak melakukan kejahatan apapun. Ia mengaku semata-mata karena tekanan polisi saat diinterogasi. Tumini pun membela sang suami.

Masalahnya, bukti pakaian & perhiasan korban-korban perempuan nyata adanya ditemukan di rumah Ahmad Suradji...

Selain itu, kalau memang Ahmad tidak melakukannya, mengapa semua mayat wanita di ladang tebu menunduk ke arah rumah dukun tersebut...???

Ahmad Suradji dijatuhkan hukuman mati. Tumini dijatuhkan hukuman penjara seumur hidup.

10 Juli 2008, Datuk Maringgi dieksekusi oleh regu tembak.

Ingatlah selalu untuk tidak pernah mempercayai takdir kalian pada dukun atau berbagai sosok supernatural lainnya...

Hati-hati, mereka yang kalian percayai, bisa jadi penyebab kalian mati mengenaskan...

Selengkapnya tonton di: vt.tiktok.com/ZS8wpSuhw/

Share this Scrolly Tale with your friends.

A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.

Keep scrolling