Budiman Sudjatmiko (IG: kelasinspirasibudiman) Profile picture
Few happiness can't be BOUGHT, has to be FOUGHT

Jun 10, 2023, 11 tweets

| "Puti td malam sdh sampai mana belajar Quantum Mechanics-nya & paham berapa %?" | "Sampai Free Particles Wave Packets & Dirac Delta Function..Yang Free Particles paham 60%, yang Dirac Delta Function baru paham 45%, ayah" | "Dirac Delta Function diulang ya"

Sambil kutambahi pesan: "Puti pernah belajar tentang Gelombang Elektromagnetik kan? Tokoh penemu persamaannya adalah James Clark Maxwell. Dia bukan cuma paham persamaan2 matematika fisika. Dia juga menulis puisi lho utk menajamkan emosinya. Baca ya.."

Usai belajar Quantum Mechanics u/ mengenalin putriku pd dunia skala atom yg serba tak pasti, mau kukenalin dia pd problem Fisika & Filsafat, Quantum Cosmology, ttg alam raya yg tak pasti bentuknya jika tak ada manusia yg melihatnya

Dengan belajar Quantum Cosmology, moga2 putriku sejak remaja mampu mengungkap pertanyaan2 eksistensial ttg diri & posisi dlm #ruangwaktu, spt saat seusianya dulu aku pernah punya pertanyaan solipsisme, "apakah segala di luar kesadaran subyektifku cuma ilusi?"

1. FISIKA KLASIK: dunia obyektif itu ada di luar pikiran kita
2. FISIKA KUANTUM: dunia obyektif pd skala atom itu tak pasti sampai kita meihatnya
3. KOSMOLOGI KUANTUM (Alam Raya Peran Serta): dunia obyektif jagat raya itu tak pasti sampai manusia melihatnya

Jika tuips penasaran gagasan Alam Raya Peran Serta, teori kosmologi kuantum yg digagas Prof. John Wheeler dr @Princeton, tuips bisa baca tulisan Prof. Dirk Meijer (ahli farmasi) Univ. Groningen ttg hubungan & cara kerja fisika, informasi & DNA manusia

Untuk bisa presisi mengenali ALAM kuantun, perlu ALAT kuantum di masa depan u/ mensimulasikan & melihatnya. Spt apa rupanya? Kira2 spt gabungan dr 3 alat yg sdh dibuat manusia ini dgn teknologi kuantum penunjangnya: LHC, Teleskop James Webb & Komputer Kuantum

Manusia sdh sampai peradaban u/ membuatnya. Butuh 200 ribu tahun dr tinggal di gua hingga menerbangkan benda ke langit. Tp 500 thn terakhirlah revolusinya: manusia sbg pusat semesta=> manusia bukan apa2=> (kini balik) manusia sbg pemberi makna adanya semesta

Saat manusia bicara ALAT kuantum, maka kita akan dikenalkan pd problem2 teknis elektronik kuantum yg pengantarnya bisa dipelajari di Electronic/Electric and Computer Engineering di level S1 & Teknik Kuantum di program master & doktoral beberapa kampus dunia

Agar Indonesia tak ketinggalan, baiknya kampus2 di Indonesia (negeri atau swasta) mulai membuat program studi quantum engineering di S1. Bisa ikuti road map (peta jalan) yg baru akan dibuat di AS ini.
CC Prof. @byuliart

Ini penting agar potensi2 & peminat2 muda Indonesia tak perlu belajar quantum engineering level S1 ke sejumlah kampus luar negeri

Share this Scrolly Tale with your friends.

A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.

Keep scrolling