Kita lanjutin di theard aja ya, tadi aku di jegal, sepertinya sudah mulai bahaya, terlalu beresiko, soalnya sy sendiri.. #fakfak
Spot paling ciamik ini bro, belakang kamar tempat mandiin mayat .. Tadi sempet di jegal,
Bekas kamar mayat, sayangnya gak bisa di buka.. #fakfak teliti coba, kali aja ada sesuatu..
Semakin parah bro, ditimpukin mulu, aku gak mau ambil resiko, sepertinya udahan dulu, aku mau ngembaliin kunci terus ke angkringan nenangin diri #fakfak
Kalo mau liat yg di timpukin, di live tadi coba, di liatin semua..
Menurut kalian ini apa? Buat yg punya kelebihan mungkin bisa bantu jelasin... #fakfak
Semua orang kini berada di halaman depan, yg beberapa saat kemudian, menyelip di antara bau busuk dan kegaduhan itu, suara tangisan yg cukup keras dan jelas, layaknya orang yang tengah merintih-
Mas Panggah dipapah ke atas ranjang, setelah itu istrinya pun keluar, mengunci pintu depan dan mengambil air putih yang segera diberikan kepada Mas Panggah yang kini tampak ling-lung. Kejadian itu terasa seperti mimpi,-
-kedatangan pocong yang ia duga adalah Mbah Darmo di malam ini, lebih ‘Keterlaluan’ dari pada malam-malam sebelumnya. (Sebelumnya bab 2).
4 hari berselang, berarti sudah 6 hari sepeninggal Mbah Darmo, suasana dusun Morotunggo ini pun menjadi mencekam, skala teror pocong yg diduga adalah almarhum Mbah Darmo itu kini meluas, merambah ke rumah2 warga.
Terhitung sampai hari ini tak ada yg tahu apa penyebab dari teror itu, Pak Faruq yg tempo hari juga sempat mengecek riwayat mendiang pun menemui jalan buntu, karena catatan keluarga Mbah Darmo diketahui sudah ikut hilang dalam peristiwa kebakaran kantor desa itu 10thn lalu.
Mbah Darmo yang meninggal, bangkit meneror, mengetuk, merintih dan menangis, mengelilingi dusun..
@menghorror @bacahorror @IDN_Horor
Jawa Tengah 1998,
Minggu terakhir di bulan mei, hampir bersamaan dengan berakhirnya pemerintahan orde baru kala itu, ada kisah tak lazim yg berlaku di sebuah dusun kecil, sebut saja Dusun ‘Morotunggo’.
Semua berawal dari meninggalnya seseorang di dusun itu, yakni ‘Mbah Darmo’.
Ia meninggal karena penyakit TBC, cukup wajar, lagi pula umur beliau juga sudah cukup tua. Hanya saja, ada satu fakta yg menyedihkan, yakni Mbah Darmo yg meninggal dalam kesendirian, ia tak mempunyai-
Kali ini saya akan menceritakan sebuah pengalaman ganjil sekaligus ngeri dari seorang kerabat, yg bersaksi bahwa ia pernah tersesat di 'Pasar Setan', cerita ini terjadi sudah cukup lampau, yakni kisaran tahun 1994-95, tapi bagi nara-
-sumber, setiap detilnya masih membekas, bahkan menyisakan trauma yg cukup dalam.
*****
Jawa Tengah kisaran tahun 1994-95,
Pada suatu sore..
"Mbok dikirim besok pagi saja to Le". Kata seorang ibu kepada anaknya yg sedang menali 3 ekor kambing di atas mobil baknya.