SimpleMan Profile picture
Mar 27, 2019 95 tweets 14 min read Read on X
-MBAREP TUNGGAL-
(Keluarga Jawa)

-HORROR THREAD-

@bacahorror #bacahorror Image
dan gw akan bermain disana, seolah2 ada yg nemenin gw maen, sebenarnya, yg nemenin gw maen adalah makhluk itu, dia yg di sebut de No TIANG KEMBAR gw.

setiap kali gw tanya mas Akhiyat seperti apa wujudnya, mas Akhiyat tampak tidak mau membicarakan, jujur, gw sedikit ingat, tapi
setiap gw udah hampir dapat wujudnya, gw langsung lupa, yg gw inget, cuma pohon keres tempat makhluk itu tinggal.

karena kejadian waktu Arisan keluarga itu, setahu gw, gw gak di bawa oleh siapapun, melainkan gw lari mengikuti gantrung (capung) yg terbang menuju pohon keres itu
mas Akhiyat hanya mengatakan, bahwa mas Didik semenjak saat itu, tidak berani mendekati gw, dan selalu ketakutan tiap melihat gw, untuk seorang anak berusia 16 tahun yg sudah terbiasa melihat makhluk seperti itu, tentu itu bukan hal yg biasa, semengerikan apa makhluk itu
namun yg pertama tahu wujud makhluk itu adalah mbah Gimon, tetangga gw, yg selalu mengamati ketika gw bermain di pagar bambu kuning.

kabarnya, makhluk itu mengasuh gw layaknya seorang ibu, wujudnya menyerupai wanita dengan wajah tertutup rambut panjang,
panjang rambutnya sendiri sampai menyentuh tanah, badanya bungkuk dengan tangan kurus dan kuku panjang, mbah Gimon selalu memperhatikan gw, namun beliau tidak berani melakukan apa2, karena kasus TIANG KEMBAR bukan kasus yg boleh di tangani oleh orang luar
karena TIANG KEMBAR memiliki tingkat bukan sekedar di ikuti oleh Jin, melainkan, Ikatan bahwa Jin itu sangat susah untuk di usir dan tentu saja, mencelakai.
Image
tidak hanya mbah Gimon, hampir semua orang tua tau keberadaan makhluk ini yg menetap di pagar bambu kuning rumah gw, biasanya, ia hanya berdiri di sana, dan yg bisa melihatnya tidak berani menatap lama2, karena konon matanya melihat dengan amarah, namun setiap bermain dengan gw
wajahnya teduh, seperti ibu bertemu dengan anaknya, semua orang jawa tau, tidak ada yg namanya TIANG KEMBAR yg mendatangkan kebaikan, sebaliknya, makhluk ini hanya sedang menunggu, menunggu sampai gw bener2 siap untuk menjadi jodoh bagi dirinya.
yg mengejutkan adalah, bambu kuning itu rupanya bukan media untuk makhluk itu agar tidak mendekati gw di dalam kamar, namun, bambu kuning itu hanya sebagai wadah bagi makhluk itu untuk tidak tinggal di dalam rumah, karena, ibuk pernah melihat, makhluk itu mengelus rambut gw
makhluk itu selalu menemani gw di dalam kamar, namun ia akan pergi ketika gw udah tidur, di lain hal, pak haji Sanah, sudah mempersiapkan semuanya, akan tetapi ada hal yg akan menimbulkan masalah besar di dalam keluarga besar gw
bapak, setidaknya, tidak boleh lagi mengikuti tradisi yg di lakukan keluarga besar gw, karena yg namanya MBAREP TUNGGAL hanyalah salah satu dari tipu daya Iblis yg sewaktu2 dapat menyesatkan lebih jauh, namun hal ini, tidak di terima oleh pak de No, menurut mereka, semua orang-
-berhak atas pilihanya sendiri.

semenjak saat itu, keluarga besar gw terbagi menjadi 2, mendukung untuk tidak melanjutkan tradisi, atau tetap melanjutkan tradisi ini

meski begitu, pak de No tidak lepas tangan, semenjak beliau tau bahwa gw berbeda, beliau menjalankan puasa mutih
puasa yg di lakukan untuk memperkuat ilmunya, karena urusan TIANG KEMBAR tidak boleh di biarkan berlarut2, apalagi, mbah Nang, sudah siap menurunkan kerisnya, konon, ketegangan ini bahkan membuat desa gw jauh lebih mencekam daripada biasanya, di setiap sudut desa, di temui,
banyak sekali lelembut Tamu, yg kebanyakan berasal dari tempat yg jauh, alasan mereka disini, karena TIANG KEMBAR adalah wadah bagi mereka untuk ikut masuk.
mas Akhiyat bercerita, bila semenjak kejadian itu, gw di titipkan dan tinggal bersama pak haji Sanaah selama 1 minggu, dan beliau menceritakan asal usul TIANG KEMBAR yg rupanya memiliki hubungan dengan ibuk, hal ini juga di ketahui oleh pak de No
Ibuk adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, rupanya sejak kecil ibuk itu anaknya memang sedikit ndablek, dan susah di atur, namun hal yg gk di ketahui adalah, ibuk itu kesayangan mbah buyut
Mbah buyut ini bisa di bilang berilmu tinggi, dan memiliki perewangan yg banyak sekali untuk menjaga rumahnya, karena mbah buyut adalah salah satu orang yg berada waktu itu.

ibuk pernah cerita suatu waktu, dimana rumah mbah Buyut di santronin oleh maling
belum masuk rumah dan hanya berniat untuk maling, namun, si maling sudah di tangkap oleh makhluk yg besarnya setinggi pohon rambutan, untung saja, maling itu paham akan yg namanya perewangan jadi beliau berteriak "kulo nuwun"(permisi) dan di jawab oleh mbah Buyut dari dalam rumah
ketika di jawab mbah buyut, maka otomatis perewanganya melepaskan maling itu dan kemudian pergi menjauh, mbah Buyut baru sadar bila apa yg baru saja dia lakukan adalah melepaskan orang yg berniat maling
disini, mbah Buyut rupanya ngasih ibuk semacam penjaga, yg berwujud wanita mengenakan kebaya, ibuk dulu memanggilnya dengan Kembang Turi, karena kebayanya berwarna merah menyerupai kembang turi, berbeda dengan mbah buyut, si mbah yg merupakan ibuk kandungnya ibuk adalah muslim-
-taat, beliau menjauhi nilai kejawen dan mengajarkan anak2nya untuk tidak percaya hal itu, semua anaknya nurut, kecuali ibuk, disini ibuk di latih oleh seorang guru spiritual salah satunya adalah puasa malam.
konon, puasa ini gak bisa sembarangan di lakukan dan tingkat kesulitanya jauh di luar akal, bahkan sebegitu sulitnya puasa ini, bisa menyebakan seorang manusia menjadi gila, dasar ibuk memang bandel sedari kecil, beliau nekat melakukan puasa itu
puasa itu hanya di lakukan selama 3 hari, dengan hanya meminum air putih setiap jam 12, dan tidak boleh tidur bila belum melewati jam 3 dinihari, namun ibuk hanya bisa berpuasa selama 2 hari, karena pada hari ke 2, beliau di datangi, 2 jin wanita yg berwajah kembar
2 jin wanita kembar ini menawarkan kesepakatan bahwa ibuk bisa mendapat apapun yg dia inginkan hanya dengan syarat, dia di perbolehkan tinggal dan mengikuti ibuk, perewangan ibuk tidak suka dengan ini, sehingga terjadi benturan yg membuat ibuk jatuh sakit
disini, si mbah tau, bahwa ibuk rupanya melakukan hal2 semacam ini, sehingga akhirnya ibuk di ruqiah, dan di temukan puluhan susuk dalam wajah ibuk.

disini pak haji Sanah, menjelaskan, bahwa, tubuh gw baunya sudah seperti pandan yg di tanak, sedangkan TIANG KEMBAR gw, memiliki
aroma yg sama, dan mereka rupanya memiliki ikatan dengan 2 jin wanita itu, dan selama ini, 2 jin wanita itu rupanya masih mengikuti ibuk, namun dari jauh, sedangkan perewangan ibuk yg dulu di beri untuk jaga ibuk, sudah di kurung setelah kejadian ruqiah itu
hari itu juga, bapak dan ibuk gw setuju dan akan membawa gw pindah menjauh dari keluarga besar gw.

setiap malam, sebelum tidur, ibuk selalu membacakan gw, sesuai perintah pak haji Sanah, selama sebulan penuh bergantian sama bapak, dan setiap di bacakan, gw selalu sawan
kadang meronta kepanasan, kadang kejang2 seperti orang ayan, bahkan beberapa kali membuat ibuk tidak tega, namun semua ini harus di lakukan untuk membuat TIANG KEMBAR gw yg berupa Jin pengikut ini bisa menjauh, sedangkan dari jauh, pak haji Sanah juga membantu dari rumahnya
puncaknya, ketika gw menjerit bahkan mbah Nang dan mbah Dok sampai ikut menemani di dalam kamar, karena katanya, rumah gw sudah di penuhi oleh lelembut.
di usia yg masih sekecil itu, gw di bawa ke banyuwangi, dengan pak haji sanah dan pak de No, sesampainya disana, gw setiap harinya di jaga di dalam kamar kecil, agar TIANG KEMBAR ini tidak mengikuti gw lagi satu2 nya cara adalah membuat bau pandan yg ada di dalam tubuh gw-
di buat kabur, dengan cara menutup paksa mata batin gw yg katanya semakin sensitif, namun efeknya, gw bakal gampang sakit, namun untuk beberapa bulan saja, dan pak haji Sanah juga mengatakan bahwa sewaktu2, lokasi gw bisa saja di temukan lagi dan bila itu terjadi, maka,-
-gw harus di bawa lagi kembali kesini.

pak de No sebenarnya punya alternatif lain, dia kenal dengan seorang wanita tua yg bisa membantu gw untuk mengaburkan bebauan aroma badan gw, namun di tolak sama bapak karena melibatkan banyak jin dan bapak juga sudah tidak percaya-
dengan de No, meski begitu, kelak, gw akan di pertemukan dengan wanita tua ini.
-RUMAH PENDOPO- Image
kejadian ini berlanjut ketika gw berurusan dengan makhluk penghuni pabrik tua, hal yg di anggap de No sudah berakhir dengan keluarnya makhluk itu dari tubuh gw, rupanya mendatangkan 2 Jin kembar yg sempat dulu datang ke ibuk, kali ini, dia menampakkan wujudnya..
yg gak bisa gw lupain dari wujudnya adalah, senyumnya, bibir mereka miring, dengan mata tertutup rambut gimbal, dan cara ngelihat gw dengan menekuk kepalanya kesamping, setiap mereka mendekat nyaris menyerupai seseorang yg tengah berjalan pincang, tergedek-gedek.
setiap malam, satu dari mereka akan duduk di atas almari, yg satunya, menatap gw dari ujung kamar, gw hanya bisa melihat mereka, tanpa dapat berbicara dengan mereka, namun, anehnya, gw gk merasa takut sedikitpun, sebaliknya, nyaris gw selalu ngelihatin mereka.
tapi setiap kali gw inget peristiwa ini, amit2, gw gak mau lagi lihat makhluk seperti itu, terlebih ketika gw tidur, mereka akan menatap wajah gw deket sekali dengan bibir miring yg terkadang menampakkan gigi bugis (ompong) mereka.
selama itu juga gw gak tau, ternyata perstiwa ini lebih serius dari apa yg gw duga, mata batin gw yg sempat di tutup oleh pak haji Sanaah, ternyata sudah di buka oleh mereka, sehingga gw jauh lebih sensitif, hanya saja, mereka yg bisa gw lihat hanya mereka yg menghendaki gw lihat
yg lebih mengejutkan lagi, ketika gw lahir, sebenarnya, 2 jin kembar ini selalu memantau keadaan ibuk sama gw, namun, gw di anggap lebih menarik di bandingkan ibuk, karena konon, gw jauh lebih kuat dari ibuk.
ada satu hal yg harusnya gw jelasin tentang ibuk, yaitu soal hasil belajar kebatinan dan puasa yg seharusnya 3 hari, memberi ibuk sebuah kelebihan yg bisa di bilang membuat ibuk sendiri ketakutan, karena gak hanya terjadi 1 atau 2 kali, namun, puluhan kali, apa itu?
jawabanya, praduga buruk
bila mas Didik di beri kemampuan ketika dia sakit hati, orang yg menyakiti akan jatuh sakit, ibuk memiliki hal yg menakutkan bagi dirinya bahkan orang terdekatnya, yaitu praduga buruk
setiap kali ibuk merasakan firasat buruk terhadap orang lain atau siapapun, maka, firasat itu selalu saja menjadi kenyataan, anehnya, firasat ini tidak muncul sesuai kehendak namun muncul secara tiba-tiba.
pernah Ibuk menasehati tetangga gw, untuk menghindari jalan ini, namun tetangga gw, malah tetap nekat lewat jalan itu, sebelumnya, ibuk tiba-tiba berfirasat bahwa tetangga gw terlihat berlumuran darah, dan kemudian, kami mendapat kabar, bahwa tetangga gw, meninggal terlindas-
-Truk.

tidak hanya itu, masih banyak peristiwa yg gk bisa di jelaskan oleh akal sehat, karena itu, ketika ibuk mendapat firasat buruk yg berhubungan dengan gw, ibuk selalu mewanti2 agar gw nurut apa katanya. namun yg lebih penting, 2 jin kembar itu, mengikuti gw, karena-
-gw jauh lebih kuat lagi.

untungnya, de No, akhirnya tau, ketika tiba2 beliau masuk ke dalam kamar gw, melihat, 2 jin itu seperti sudah menunggunya.

konon, de No mendapat bisikan ghaib, bahwa TIANG KEMBAR gw sedang berusaha mencari jalan pulang, malam itu, kami sekeluarga besar
sepakat buat pergi ke Rumah tempat kampung halaman mbah Nang, kabarnya, disana gw bakal di Padus kembang (Mandi kembang 7 rupa)

namun, firasat gw sangat gak enak, dan ternyata tempat itu bisa di katakan, penuh di huni lelembut dengan bentuk dan rupa yg tidak dapat gw jelasin
disini gw baru tau, kalau rumah ini dulu di huni oleh Mbah waktu kecil, mbah sendiri rupanya adalah anak ke 2, dan selama ini gw gak pernah kenal dengan saudara si mbah, namun malam ini, gw tau, bila saudara mbah Nang rupanya adalah seorang wanita tua, namun sayangnya, beliau
memiliki masalah dengan kejiwaanya.
sejujurnya, gw gak deket sama mbah Nang, karena di antara cucu2 nya, gw yg jarang sekali ngobrol, namun malam ini, mbah Nang menceritakan semuanya.

rupanya, kejadian ini pernah terjadi sebelumnya, dimana satu generasi pernah lahir 2 Mbarep Tunggal, namun sayangnya,
satu di antara mereka harus kehilangan akal sehatnya, karena tidak sanggup menahan beban yg ada di pundaknya, disinilah mbah Nang takut hal itu akan terulang kembali, sejujurnya, Bapak masih menolak terlebih ketika de No memberitahu bahwa gw dalam bahaya yg lebih besar,
bila berurusan dengan penghuni pabrik saja sudah mendapat masalah sebesar itu apalagi bila berhadapan dengan TIANG KEMBARNYA, bila tidak gila, maka gw pasti mati, bahkan de No mengatakan, perbandingan menghadapi TIANG KEMBAR seperti membandingkan ujung kelingking-
dengan segumpal daging.

namun, alasan sebenarnya gw di bawa kesini, karena bebauan di sekitar sini dapat menyamarkan bau di badan gw yg kata de No ibarat Pandan yg sudah di rebus.

sementara pak Lek gw yg lain, pergi menyusul wanita yg pernah menyelamatkan gw,
namun sayangnya, wanita tua itu, sudah meninggal tepat setelah kunjungan terakhir gw, meninggalnya sendiri murni karena usia, dan mendengar itu de No akhirnya mencoba dengan caranya sendiri, gw di minta untuk hanya berdiam di dalam kamar dimana, samping kanan kiri-
hanya ada bambu, namun yg gw inget adalah, di kamar itu, bebauan kemenyan sangat menyengat, dan tepat di malam berikutnya, de No membawa masuk seorang wanita tua, beliau adalah mbak yu dari si mbah, begitu melihat gw, yg gw inget, dia hanya diam, matanya kosong lalu duduk -
tepat di depan gw yg merinding melihat tingkah lakunya.

de No mengatakan, bahwa, harus ada yg di lakukan sebelum gw bener2 siap buat nutup semua ini, di lain hal, pak haji Sanaah yg sebelumnya di cari ibuk, rupanya sudah pindah rumah, padahal, beliau adalah wali gw
gw belum pernah mendengar seseorang bersyair diiringi alunan musik yg begitu kental dengan nuansa mistis karena satu yg gw inget adalah, dada gw berdetak lebih cepat, bulukuduk gw beridiri, karena Mbak Yu tiba2 menyeringai dan tetap bersyair dengan suaranya yg melengking
"Dia bukan mbak Yu" kata gw, dan dengan mata kepala gw sendiri gw semakin takut saat dia menari layaknya penari jaipong di depan gw, berlenggak-lenggok di dalam kamar yg sempit itu, sementara gw mulai menangis, Mbak Yu seperti menikmati suasana itu.
terkadang ia tertawa begitu keras, namun terkadang suaranya saru layaknya ia baru saja menangis, namun, matanya masih awas melihat dimana gw terduduk di atas kasur, sementara musik gamelan mulai mengalun lembut, dan mbak Yu mendekat, mendekat, mendekat, semakin dekat. lalu
gw bisa melihat dengan jelas, guratan wajah tua yg sebelumnya gw lihat sangat berbeda, kali ini, di dalam kegelapan, di sertai sedikit cahaya yg muncul dari langit2 kamar, wajah itu sebegitu dekat dengan wajah gw yg tercekat, tersenyum memandang gw, yang saat itu baru sadar,
2 Jin Kembar itu sudah masuk dalam tubuh mbak Yu, karena sosok itu tampaknya menikmati moment itu, hingga suara musik karawitan itu perlahan menghilang.. suaranya perlahan2 memudar, dan kemudian, wajah itu juga menghilang bersamanya, namun sebelum wajah itu menghilang,
gw gak akan pernah melupakan ekspresi terakhirnya..

menyeringai seolah memberi pesan kepada gw, bahwa dia masih ada.. sebuah senyuman yg sampai saat ini bakal gw inget2, bahkan di tengah malam seperti ini..
setelah sosok mbak Yu menghilang, gw mendengar seseorang masuk, rupanya de No, beliau melihat gw, menggendong tubuh gw yg masih tidak dapat percaya dengan semua ini, sontak gw bertanya pada de No, kemana mbak Yu..

dengan wajah seperti enggan memberitahu, de No hanya mengatakan
"wes wes" (sudah sudah) , "lalino kabeh yo" (lupakan semuanya ya)

di luar kamar, masih di dalam rumah Pedopo itu, gw melihat ke kanan kiri, berusaha mencari darimana sumber suara gamelan dan musik2 itu mengalun tadi, namun, gw gak melihat apapun, seolah suara itu muncul begitu-
-saja, entah darimana.
gw di minta melepaskan baju gw, hanya dengan celana pendek, di saat malam masih menyelimuti langit, de No menyentuh kepala gw sembari entah membaca apa, sementara di sekitar gw, bu De, bu Lek, bahkan mbah Nang, mengelilingi gw seolah2 gw adalah tontonan yg menarik
-seolah2 bergerak dengan sendirinya, mendekati sosok itu.
“Ngger, sing sabar” (nak, yang sabar) “

“aku yo tau ngerasak’e opo sing mok rasak’e” (aku juga pernah merasakan apa yg kamu rasakan)"

“ra sah wedi, ra sah khawatir” (gak usah takut, gak usah khawatir)
“mbah” kata gw, “nopo to urip kulo koyok ngene” (mbah , kenapa tah hidup saya seperti ini)

Mbak Yu hanya melihat gw dengan tatapan sedih, dan gw inget, melihat Mbak Yu disana itu seperti di Ratukan oleh kaum mereka, walaupun gw masih gak yakin itu kakak si mbah yg sebelumnya.
“koen eroh sopo sing Mbarep Tunggal sak iki?” (kamu tau siapa mbarep tuggal di keluargamu saat ini)

“Mas Didik” kata gw ragu.

“Bukan” kata beliau, “tu koe” (itu kamu)
Gw diem sembari mendengarkan penjelasan beliau “tapi” katanya, “Mbarep Tunggal iku bebane abot, dirimu ra sah meksak’e nek ra kuat, Didik lahir bukan sebagai Mbarep Tungal tapi Alang-alang sing seharus’e ndampingi awakmu”
(Mbarep Tunggal itu seharusnya kamu, bebanya sangat berat, kamu tidak usah memaksakan kalau tidak kuat menanggungnya, Didik lahir bukan sebagai Mbarep Tunggal tapi pendamping mu)

Gw masih bingung mencerna kalimatnya, lama gw berpikir dan akhirnya beliau mengatakan lagi.
“iling-iling, sopo sing eroh Mbarep tunggal iku?” (coba di ingat2 siapa yg tau sesiapa yg seharunya menjadi Mbarep tunggal?)

“Mbarep tunggal liyane Mbah” (Mbarep tunggal yg lain)

“cah bagus” (Pinter) katanya.
“tapi de No” kata gw masih mencoba menyanggah, dengan senyuman yg menenangkan, gw mendengar hal yg mengejutkan.

“Sebener’e, sak jane Mbarep tunggal iku mandek nang aku ngger” (seharusnya Mbarep tunggal berhenti di saya nak)
“Tapi dasar Pingi iku malah ngelanjutke tradisi ra nggenah sing seharus;’e di akhiri iki” (tapi emang dasar, Pingi (Mbah nang) malah melanjutkan tradisi yg syirik ini padahal ini harus berakhir)"

“Mbah nang, juga alang-alang mbah?”

Mbak Yu mengangguk.
Disini gw akhirnya paham sesuatu, yg berhubungan satu sama lain, “de No apakah?”

Mbak Yu langsung mengangguk “de No juga Alang-alang saja” “memang bedone koyok rambute beludo, tapi nek tradisi iki terus di lakokno, kabeh iki ra isok mari” (Memang bedanya setipis rambut beludo.
.(Hantu di pohon kelapa) tapi bila tradisi ini terus di lanjutkan tidak akan bisa selesai)

“trus sinten Mbah sing dadi Mbarep Tunggal sak jamane, de No niki?” (lalu siapa yg satu generasi dengan de No yg seharusnya menjadi Mbarep tunggal?)

“Bapakmu ngger” (ayahmu ngger)
Di kejadian yg seperti mimpi itu, terakhir gw bercakap sama beliau yg mengaku sebagai Mbak Yu, itu berakhir ketika beliau mengusap wajah gw dan seketika itu, mbah Nang dan de No melihat gw, lemes, untuk berdiri pun susah, gw Cuma lihat bapak gendong badan gw dan Ibuk-
Kabarnya, Bapak berhasil bertemu dengan pak haji Sanah di Jawa tengah, beliau pindah karena di mintai tolong untuk menjaga sebuah pabrik yg beroperasi, yg katanya, setiap Pabrik rupanya ada yg pegang, menghindari serangan dari orang yg tidak suka. Tapi intinya, pak Haji Sanah,-
-sudah menahan Tiang Kembar gw sejak lama, dan sebuah kebohongan bila Tiang Kembar gw sedang mencari jalan pulang.

Sedangkan Jin Kembar itu hanya mengikuti Ibuk, dan memang berbahaya sejak lama, pak haji Sanah sendiri dulu pernah melihatnya sewaktu ibuk datang ke rumahnya,-
- tidak di sangka ternyata Jin itu tertarik juga dengan gw, itulah alasan de No begitu protektif, mengira bahwa Jin itu akan menjadi jalan bagi Tiang Kembar gw untuk menemukan jalan pulang.

Namun, kejadian itu mempercepat gw untuk pindah ke rumah baru.
Bapak dapat pekerjaan baru, dan kami meninggalkan tradisi itu.

Meski begitu, hubungan baik keluarga gw sama keluarga besar gw tetap terjalin baik. Setengah dari keluarga besar gw juga sudah meninggalkan tradisi itu.

Sekarang, setelah mbah Nang dan de No sudah meninggal, tradisi
-ini di teruskan oleh mas Didik, terakhir kali gw ketemu, mereka masih melakukan tradisi itu meski sudah jarang dan tidak seintens dulu..

Lalu, inget dengan Ndira, temen sekampus gw dulu yg pernah mengatakan ada yg menjaga gw dari jauh dan dia tidak mau membicarakan itu.
Alasanya, rupanya, ada 2 yg menjaga gw dari jauh dan tidak bisa mendekat karena bisa bertabrakan.
Mereka adalah almarhum Mbak Yu, karena setelah peristiwa itu, Mbak Yu meninggal, meski keluarga besar gw menganggap dulu beliau memang sudah sakit keras, dan rela menanggung 2 jin-
kembar yg sempat menganggu gw, untuk tinggal di dalam tubuhnya, bisa di katakan, Mbak Yu berkorban menerima semua makhluk lelembut itu agar mbah Nang tidak melanjutkan tradisi ini dulu, namun mbah Nang salah mengartikan semua ini.
Gw pun gak bisa menyampaikan pesan itu pada mbah Nang, karena waktu itu gw masih di pandang sebagai anak2 yg ucapanya tidak akan di percaya.

Kata Ndira di Wetan (Timur) Mbak Yu menjaga gw, sedangkan di kulon (Barat) Kembang Turi, perewangan milik Ibu yg menjaga gw, apapun itu.
. selama mereka memiliki niat yg baik, dan gw gak merasa terganggu, maka gw biarkan saja, tapi Ibuk selalu berpesan sama gw, “Sholat, Sholat. Sholat dan jangan pernah meninggalkan Sholat”

Jadi waktu kejadian gw di bawa ke Pendopo saat bapak dan ibuk mencari haji Sanah,
tanpa sepengetahuan bapak, Ibuk meminta perewanganya yg pernah di kurung sewaktu beliau di ruqiah untuk di lepaskan sebagai pendamping saja. Walaupun alot akhirnya, permintaanya di kabulkan

Namun setiap Ibuk gw Tanya. Ibuk akan berdalih sampai saat ini, bahwa beliau tidak tahu-
-menahu akan hal itu.

Jadi mungkin, gw cuma berpesan saja. Kadang batasan dunia kita sama dunia mereka di buat memang untuk menjauhkan kaum kita dari kaum mereka, dan tentu saja dari perbuatan syirik karena toh, tidak ada kekuatan yg lebih besar dari kekuatan sang pencipta.
Gw tutup Thread ini sampai disini, dan sebelumnya gw minta maaf bila akhir2 ini postingan jarak thread berjauhan karena gw di kejar deadline tugas kuliah sekaligus pekerjaan gw yg akhir2 ini nguras tenaga, lain kali, gw akan buat Threadnya sampai selesai baru gw posting,-
jadi kalian tidak perlu menunggu lama2.
Well, gw Simple_Man, mau undur diri, sampai jumpa di Thread2 selanjutnya. Wasalam.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with SimpleMan

SimpleMan Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @SimpleM81378523

Jan 19
BUHUL UTH-

sebuah pengiring dari serangkaian ketidaktahuan.

a thread Image
lama sekali saya gk menulis utas di sini, jadi maaf kalau tangan saya agak kaku, so langsung aja, dari serangkaian cerita yg saat ini tersimpan dalam memorry laptop saya, cerita ini memiliki bagian paling menarik, jadi nikmati saja ini sebagai bentuk rehat dari riuhnya tahun ini.
Juli, tahun 1998

Rumah itu masih terlihat bagus, meski pun desainnya terlihat seperti rumah tahun 60’an tapi temboknya terlihat masih kokoh, halamannya juga luas dengan banyak pohon besar tumbuh disekelilingnya termasuk satu pohon yg paling mencolok saat melihat rumah itu.
Read 140 tweets
Feb 1, 2023
-Panggon-

Horror Story

@bacahorror_id #bacahorror Image
Sebelum memulai ceritanya, rasanya kangen saya sedikit terobati terutama saat memulai sebuah tread dengan tulisan judul dan fotonya, dan tentu saja mention @bacahorror_id dan hastag bacahorror yg sudah saya pakai sejak akun ini pertama berdiri.

semoga cerita pembuka ini cukup,
cukup untuk membuka rentetan cerita yg sudah saya siapkan selama saya mengistirahatkan diri ya. baiklah, malam ini, mari kita mulai ceritanya.
Read 61 tweets
Feb 1, 2023
Halo???
Lama sekali gak mampir ke burung biru, saat rehat dan beristirahat menjadi fokus paling utama.

tapi malam ini, setelah duduk merenung sebentar sambil melihat layar hp, ada kerinduan yg datang lagi.. gak tau kenapa rasanya kangen..

kangen buat punya tenaga nulis seperti dulu.
butuh waktu buat ngumpulin tenaga dan fokus bahkan untuk sekedar menulis pesan ini dilaman twitter saya, tapi rasanya kangen yg sekarang sudah tidak terbendung lagi,

jadi kalau ada yg masih terjaga sembari menatap layar handphone, pemanasan yuk,

pemanasan untuk satu cerita saya
Read 4 tweets
Oct 29, 2022
Kalau dalam Kejawen, ini disebut Renggati atau Renggat nang jero ati, yaitu saat kita melihat sesuatu terutama yg tidak pernah kita lihat visualnya sedang mencoba berinteraksi dengan kita, apa pun itu selalu ada maksud tersembunyi dan memang gak ada salahnya untuk berjaga-jaga.
seperti yg terjadi pada beliau ini, mungkin secara gak langsung si wanita berpakaian hijau ini sedang mencoba berinteraksi dan tentu saja ada sesuatu yg sedang dia inginkan.

dulu, si mbah melakukan Wijih, yaitu membaca petunjuk dengan meletakkan telur ayam kampung di dalam besek
kali aja mas @FazaMeonk mau melakukannya. hahahaha. tapi ya sekali lagi, yg di lakukan si mbah saya dulu itu untuk sekedar berjaga-jaga, karena kaum dari bangsa Jin memang sukar dipercaya, karena memang begitulah tugas mereka bahkan sampai di akhir zaman.
Read 5 tweets
Oct 9, 2022
Udah pernah nonton video yg dimaksud sama thread ini 2 tahun yg lalu, tapi sempet lupa sama cerita sampe akhirnya kemarin baca ulang lewat trit ini, trus kepikiran lagi.. hahaha, karena lagi nunggu kereta, coba saya tulis teori liar menurut pandangan saya..
di dalam cerita ini ada 8 karakter nama yg disebut dalam rentetan cerita ini, coba saya jabarin namanya satu-satu, Puteri, Bi Ida, bu Rana, Donny, Pak Budi, Munchkin ( seekor kucing), Dina (temen Puteri yg cuma disebut namanya?) dan terakhir tentu saja Mama.
dari awal, kita dikenalin sama karakter Puteri yg anaknya kaya tertutup tapi suka sekali cerita tentang hidupnya sama orang yg belum jelas statusnya lewat pesan hp, Doni.

Doni ini statusnya gak jelas, dibilang temen tapi dia gak tau rumahnya Puteri, tapi kok cukup akrab.
Read 10 tweets
Sep 30, 2022
Halo, di sela waktu malam ini, bolehkah saya meminta bantuan untuk memilih cover yg akan menjadi buku kolaborasi pertama saya bersama dengan para penulis-penulis hebat yg ada di twitter ini.

diantaranya, @diosetta @qwertyping @cerita_setann @nuugroagung Image
buku ini digagas oleh penerbit @Bukune , untuk memberi lingkup bahwa cerita horror memiliki rasa dan tema yg berbeda-beda, semua ketakutan akan dituangkan dengan narasi dengan gaya kami masing-masing. dengan adanya buku ini saya juga berharap menambah banyak referensi baru- ImageImage
tentang kekayaan budaya, mitos dan sebagainya yg hidup dalam masyarakat. semoga buku ini juga bisa sedikit mengobati rasa rindu setelah lama saya tidak menerbitkan buku lagi, sekaligus sebagai lembaran baru untuk kembali aktif dan lebih sering muncul di aplikasi burung biru ini.
Read 4 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(