Thread by @sekarayunita

[THREAD] Apa yang terjadi di Amazon dan dampaknya untuk kita yang terpisah jarak beribu-ribu kilometer jauhnya.

Thread ini dibuat dengan sebagian besar mengutip dari artikel @guardian berikut: theguardian.com/environment/20…

Sumber-sumber lain juga akan saya cantumkan nanti.

@guardian Apa yang sedang terjadi di Amazon?
Ribuan hektar hutan hujan tropis di Brazil sedang dilanda kebakaran, menyebabkan tidak hanya asap yang menggelapkan langit di berbagai bagian negara Brazil, tapi juga menghasilkan emisi karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.

@guardian Apakah hal ini terjadi setiap tahunnya?
Ya, tetapi beberapa kawasan mengalami kebakaran yang lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. Yang terparah, di kawasan yang paling mengalami kerusakan, kebakaran kali ini diperkirakan 700 kali lebih besar dibanding rata-rata kebakaran -

@guardian - pada kurun waktu 15 tahun terakhir. Selain itu, dilansir dari Reuters, kebakaran Amazon pada tahun-tahun sebelumnya tidak pernah sampai menggelapkan langit Brazil.

@guardian Api memang bisa menjadi manfaat untuk hutan, dimana api membantu regenerasi dan menyuburkan tanah. Tetapi, menurut Prof. Malhi (Oxford), ini adalah situasi yang berbeda. Hutan Amazon adalah hutan lembab yang tidak bisa beradaptasi dengan api.

bbc.com/news/world-lat…

@guardian Apa penyebab kebakaran di Amazon?

Sebagian besar karena kegiatan pertanian, di antaranya pembakaran tunggul pohon setelah panen atau pembukaan lahan untuk pertanian. Yang jelas, kebakaran ini terjadi karena ulah manusia. Bukan merupakan proses alami, bencana alam, atau petir.

@guardian Apakah seluruh kawasan hutan Amazon terbakar?

Tidak. Para ahli satellite monitoring menyatakan gambar yg beredar di social media yang menunjukkan kebakaran di seluruh kawasan terlalu berlebihan. Ada banyak misinformasi yang beredar, termasuk penggunaan gambar dari tahun2 lalu -

@guardian - sebagian besar proses pembakaran pertanian terjadi di daerah yang telah terdeforestasi. Meski begitu, ada juga kebakaran di daerah kawasan lindung.

@guardian Pertanyaan paling sering: Apakah perlu khawatir dengan ketersediaan oksigen?

Tidak. Laporan yang mengklaim Amazon menghasikan 20% oksigen dunia belum jelas sumbernya. Angka yang mendekati sebenarnya tidak lebih dari 6% oksigen dunia (menurut Michael Mann dan Jonathan Foley) -

@guardian - Selain itu, tanaman yang nantinya ditanam di lahan bekas terbakar pun toh juga akan menghasilkan oksigen, jadi tidak perlu khawatir akan defisit oksigen.

@guardian Jadi, apakah kita masih perlu merasa khawatir?

SANGAT. Kebakaran yang terjadi disini sebagian besar karena kegiatan ilegal, dan saat ini kebakaran tersebut telah menyebabkan berkurangnya penyimpan karbon terestrial terbesar di dunia sekaligus habitat terpenting bagi -

@guardian - keanekaragaman hayati. Para ilmuwan menyatakan bahwa Amazon saat ini sedang mendekati titik kritis, dimana setelah ini, lahan bekas bakar akan berubah menjadi sabana kering yang tidak dapat diubah kembali. Ironis bukan? Pada masa dimana kita membutuhkan milyaran pohon untuk -

@guardian - menyerap karbon dan menstabilkan iklim, kita justru kehilangan hutan hujan tropis di bumi kita.

@guardian Berapa banyak luasan hutan Amazon yang hilang?

Menurut data satelit dari lembaga luar angkasa Brazil, dalam sebulan ada 2,254km2 yang hilang, alias setara dengan hampir 3/4 luasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Para ilmuwan menyatakan bahwa tahun ini bisa jadi merupakan -

@guardian - pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir dimana 10,000km2 luasan hutan Amazon hilang.

@guardian Sejauh ini, ada 72,000 kebakaran yang terjadi di Brazil pada tahun ini (padahal masih bulan Agustus). Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan sebesar 84% dari tahun 2018 pada periode yang sama.

@guardian Sebenarnya situasi tahun 1990an dan 2000 jauh lebih buruk dari ini. Namun, Brazil berhasil menghambat deforestasi sampai 80% dari 2005 - 2014. Hal ini terjadi karena adanya pengawasan ketat, kebijakan yang lebih baik, dan hukuman yang tegas. Tetapi sistem tersebut -

@guardian - telah terkikis beberapa tahun belakangan, dan banyak yang mengkhawatirkan tingkat kehilangan hutan pada dua dekade lalu akan terjadi kembali.

@guardian Apakah ini merupakan keslahan Presiden Brazil?
Presiden Bolsonaro memang memperburuk keadaan dengan melemahkan lembaga lingkungan hidup, menyerang NGO konservasi, dan mendukung pembukaan Amazon untuk pertambangan, peternakan, dan penebangan -

@guardian - Ia juga mengabaikan data satelit terkait deforestasi dan memecat kepala lembaga luar angkasanya. Namun ini semua bukan hanya kesalahannya. Proses lobby pertanian di Brazil tergolong sangat kuat dan telah berhasil mengikis sistem perlindungan yang telah berhasil di 2005 - 2014.

@guardian Deforestasi juga terjadi dalam 5 tahun terakhir, selama pemerintahan presiden Dilma Rousseff dan Michel Temer. Laju deforestasi melesat cepat dalam 8 bulan kepemimpinan Bolsonaro. Namun sekali lagi, ini bukan hanya soal Bolsonaro, politik, atau Brazil.

@guardian Lalu, apa yang sedang dilakukan oleh orang-orang diluar sana?

Sekjen PBB dan banyak pemimpin dunia serta selebritis sudah menyampaikan keresahan mereka soal ini. Amazon akan menjadi agenda yang penting pada pertemuan para pemimpin G7 pada akhir pekan ini. Kemungkinan mereka -

@guardian - akan membuat pernyataan mengutuk kejadian ini dan meminta Brazil untuk mengembalikan perlindungan terhadap Amazon.

@guardian Apakah itu cukup?

Tentu saja tidak. Perlu dibangun penyangga untuk melawan titik kritis tadi serta menarik emisi yang dihasilkan, yang mana berarti tidak hanya butuh perlindungan terhadap Amazon, tetapi juga reforestasi besar-besaran yang tentu saja membutuhkan pendanaan -

@guardian - besar-besaran pula. Selain itu juga, harus ada kemauan para politisi untuk mendengarkan suara dari masyarakat di sekitar hutan.

@guardian Lalu, apa dampaknya untuk kita?

Berdasarkan yang saya pelajari semasa kuliah dan hingga saat ini bekerja, masalah kehutanan dan lingkungan hidup adalah masalah transboundary - dimana jika ada masalah lingkungan hidup dan kehutanan di suatu wilayah/negara, akan berdampak pada -

@guardian - wilayah/negara lainnya. Emisi karbon yang dihasilkan karena kebakaran di Amazon ini akan berdampak pada atmosfer bumi, tempat kita semua hidup. Seperti yang dijabarkan tadi, kita sedang di masa perubahan iklim dimana penyakit baru bermunculan, musim jadi tidak jelas, -

@guardian - kekeringan panjang melanda dan menyebabkan kebakaran, dan beberapa pulau kecil akan tenggelam. Ini semua dikarenakan emisi karbon yang ada di atmosfer. Di masa-masa genting ini, kita justru kehilangan hutan hujan tropis terbesar di dunia, yang mana kita tahu bahwa hutan -

@guardian - memiliki kontribusi yang sangat besar untuk mitigasi perubahan iklim, yakni sebagai penyimpan emisi karbon.

@guardian Jadi ya, jangan heran atau mengeluh ya kalau di masa mendatang, rumahmu yang beribu-ribu kilometer jauhnya dari Amazon juga akan terasa semakin panas :))

@guardian Selain itu, dampak kebakaran ini akan paling dirasakan oleh di Amerika Selatan. Menurut Prof. Malhi, Curah hujan diprediksikan akan berkurang dan menyebabkan kekeringan yang intensif.

bbc.com/news/world-lat…

@guardian Jadi, apa yang bisa kita lakukan?

1. Edukasi orang-orang di sekitar kita. Infokan pada kerabat dekat soal berita ini. Tidak hanya berlaku untuk Amazon, sebagai warga Indonesia yang notabene memiliki salah satu hutan hujan tropis terbesar di dunia, kita juga harus aware -

@guardian - dengan isu kehutanan dan lingkungan hidup dalam negeri. Take your time in social media to educate your followers too. Karena suatu urusan yang dianggap penting oleh mayoritas, biasanya juga akan dianggap penting oleh netizen latah lainnya.

@guardian 2. Menjadi konsumen cerdas. Mulai sekarang, coba kritisi barang yang kita pakai. Apakah sudah ramah lingkungan?; Apakah memiliki logo ekolabel yang menjamin bahwa produk tersebut berasal dari tempat yang dikelola secara lestari?; dsb.

@guardian Banyak yang suka bilang "Tapi kan sedotan, plastik, dsb itu sudah banyak diproduksi! Jadi kalau kita nggak pakai pun produk-produk itu masih tetap ada."

Ingatlah bahwa: "If we stop buying crap, company will stop making crap." Jika kita terus memakainya, mereka akan terus -

@guardian - memproduksinya. Biarlah stok yang sudah beredar saat ini menjadi stok produksi terakhir mereka.

@guardian 3. Selain itu, kita juga bisa donasi ke organisasi-organisasi yang mendukung pelestarian hutan, di antaranya: Instituto Socioambiental, Amazon Watch, WWF, Greenpeace, Imazon, International Rivers, dan Friends of the Earth, dsb.

@guardian 4. Sebagai konsumen, kita juga bisa mengurangi konsumsi daging. Karena sering terjadi pembukaan lahan hutan untuk kegiatan peternakan. Semakin tinggi permintaan akan daging, semakin besar juga luasan hutan yang dibuka. Selain itu, gas metana yang dihasilkan oleh sapi ditengarai -

@guardian - menyebabkan emisi GRK yang sama banyaknya dengan emisi yang dihasilkan oleh mobil, truk, dan pesawat di seluruh dunia.

@guardian Berdasar data, penyebab utama deforestasi di Amazon pun ternyata karena adanya peternakan sapi, dimana peternakan sapi memakan 80% dari seluruh lahan Amazon yang dibuka/dikonversi.

@guardian Oke, sekian dari saya untuk thread ini. Semoga bisa bermanfaat dan mencerahkan yang membaca bahwasanya "There's no Planet B.". Kita cuma punya satu planet yang bisa kita tinggali, maka kalo kata orang Jawa "Kudu dieman-eman" :))