Agen Open Trip yang rugikan para traveler hingga ratusan juta.
[A Thread]
Suka traveling dengan open trip? Terus terang saya belum pernah. Tapi kalau memang lebih suka open trip, baiknya jangan sembarangan alias asal pilih agen, karena duit bisa melayang begitu saja.
Seperti yang dialami oleh teman saya Dwi Wulandari dari majalah Mix. Tadi dicurhatin, ia kehilangan 16,5 juta karena ikut open trip yang diadakan Easy to Holiday.
Jika First Travel merugikan ratusan jamaah hingga miliaran rupiah dan masih belum tuntas kasusnya hingga sekarang, kali ini Easy To Holiday, trip organizer milik Sunawar Eko Priadi (Adi) yang disinyalir melakukan penipuan.
Semoga bisa menjadi pembelajaran bagi semua. Syukur2 sosok Adi ini ada yang tahu keberadaannya. Kronologisnya begini.
Awalnya, bisnis open trip Easy To Holiday yang dijalankan Adi berjalan mulus. Ia berhasil membawa para peserta travelnya ke Turki, India, Jepang, hingga Kashmir.
Banyak peserta travel yang hepi, sehingga komentar positif pada akun Instagram resminya: easy.toholiday. Ini menjadi kanalnya untuk membranding sekaligus memasarkan travel Easy To Holiday.
Kemudian banyak traveler yang kepincut untuk mendaftar menjadi peserta travel Easy To Holiday.
Mulai dari peserta rombongan atau private trip, hingga peserta individual atau open trip. Down Payment (DP) mulai dari Rp 4 juta hingga puluhan juta dibayarkan dengan ditransfer ke rekening Adi.
Namun, bulan Oktober, gelagat kurang baik mulai ditunjukkan. Peserta rombongan yang akan berangkat ke Jepang terpaksa jalan sendiri, tanpa ditemani Adi yang tiba-tiba menghilang dan sulit dihubungi.
Meski tetap berangkat dengan modal tiket airlines yang sudah diberikan Adi, sayangnya mereka tetap harus bayar apartemen, karena cek yang dikasih untuk bayar apartemen bodong.
Pengakuan Adi kepada peserta rombongan ke Jepang, ia tengah sakit. Untuk membuktikan ucapannya, ia membawa rombongan berikutnya Ke Kashmir pada akhir Oktober 2019.
Sayangnya, Kashmir menjadi perjalanan Adi yang terakhir. Berikutnya, ia sudah tidak bisa dihubungi.
Nah, teman saya Dwi ini mendaftar open trip untuk tujuan ke Turki. Ia ikut bareng Easy to Holiday karena temannya sudah pernah ke India bersama Easy To Holiday dan ia pun menjadi peserta ke Turki.
Sialnya Dwi teman saya ini, di saat itu Adi menelpon untuk melunasi perjalanan ke Turki yang rencananya dilakukan pada 28 November 2019. Waktu itu masih belum ada firasat bakal kejadian seperti ini sih. Dan dia juga bukan tipikal orang yang aktif di medsos.
Alasannya, Adi sedang mengurus penginapan untuk yang di Turki. Total, Dwi sudah bayar Rp 16,5 juta. Sekarang sudah tgl 3 Desember dan dia ga berangkat. Tiket dan sebagainya tidak ada.
Sejak awal November 2019, kasus ini mulai menyeruak. Kolom komentar akun easy.toholiday dipenuhi hujatan para peserta travel yang merasa tertipu.
Kemudian para peserta travel Easy To Holiday yang merasa tertipu bergabung dengan grup Whats App "Tuntut Pengembalian DP". Katanya sih sudah lebih dari 30 orang.
Nilai kerugian pun bervariasi, mulai dari Rp juta hingga Rp 90 juta.Total kerugian seluruh peserta yang tergabung dalam grup tersebut mencapai Rp 444.950.000.
Itu baru yang tergabung di grup, yang tak terdata mungkin lebih banyak lagi 😓
Sampai saat ini, para peserta sudah berulang kali menghubungi Adi ke dua nomor telepon, menghubunginya lewat akun media sosial dan email, hingga mencari tahu alamat rumah Adi di Jogja.
Tapi enggak ketemu.
Mereka juga tengah berencana melaporkan Adi ke pihak kepolisian.
Lanjut ya. Untuk kerugian yang mencapai Rp444 juta itu, ini daftarnya. Mbak @marischkaprue ternyata share juga semalam. Aku juga dikasih info, cuma lupa belum ke-post.
Untuk nomor rekening BCA yang bersangkutan, kata temen saya, sekarang statusnya sudah dibekukan. Tapi ya bisa saja sebagian udah langsung dipindahkan atau diambil.
Widih. Fajrin Rasyid bakal tampil ntar sore di #uzone setelah mengemban jabatan baru sebagai direktur di Telkom, selepas dari Bukalapak yang dirintisnya.
Pasti jadi tantangan besar, dari anak startup yang jadi unicorn, kemudian pindah ke lingkungan korporasi yang secara budaya kerja aja pasti beda banget.
Yaudah deh, nunggu ntar sore jam 4 aja di youtube, fb / ig #Uzonedotid, bakal ngobrolin apa aja