Sejak kemarin, buzzer dikerahkan untuk mengaburkan informasi mengenai kasus Ravio. Setelah #BebaskanRavio menjadi trending topic, mereka buru-buru meramaikan #BebaskanVario. Salah satu rujukan yang mereka jadikan sumber terpercaya adalah pernyataan yang katanya pakar. Padahal...
Apabila seseorang benar memiliki keahlian ataupun spesialisasi, sebaiknya tidak terburu-buru memberikan pernyataan. Kenapa? Karena wajib bagi seorang ahli mempelajari detail masalah tersebut. Seperti provider, device apa yang digunakan oleh korban dan masih banyak lagi.
Berdasarkan pengalaman saya selama ini, setiap masalah yang berhubungan dengan akun, tidak bisa dipukul rata untuk solusinya. Itu makanya kenapa perlu untuk mempelajari detail masalah dulu, baru kemudian berkomentar. Setidaknya itu yang saya lakukan ketika diwawancara oleh media.
WhatsApp bukan seperti Telegram yang menerapkan system cloud-based. Semua chat kita di WhatsApp hanya tersedia di device yg kita gunakan, berikut dgn seluruh kontak. Jadi apabila sebuah akun WhatsApp dibobol, chat di hp kita, tidak akan bisa diakses oleh pelaku pembobolan.
Kecuali chat di group. Itu juga chat yg di group tidak bisa dibaca, kecuali memang group tersebut kebetulan sedang aktif digunakan utk chattingan. Jadi yg bisa dibaca adalah chat setelahnya, berlaku juga untuk chat personal jika sebelumnya sedang aktif chattingan dengan seseorang
Apabila pelaku kemudian mengirimkan broadcast yang berisi pesan provokasi, maka seharusnya kontak yang menerima broadcast tersebut adalah sekumpulan kontak yang berasal dari device yang digunakan oleh pelaku.
Jadi ketika berita provokasi mengenai kasus Ravio ini terbit di seword.com, saya sih udah ga heran. Hebat kan mereka tiba-tiba secepat itu bisa punya tangkapan layar pesan provokasi yang dikirimkan oleh nomor Ravio ketika sedang dibajak?
Buzzer-buzzer ini juga dikerahkan untuk menanggapi press release dari @KontraS, "Katanya Ravio tidak mengenal nomor yang menghubunginya, kok sekarang tiba-tiba bisa ngomong itu nomor polisi. Asal stempel ini kriminalisasi?"
Kamu kemana aja sih wahai buzzer? Sekarang sudah ada sebuah teknologi yang sebenarnya melanggar privasi, jadi setiap nomor itu bisa dilacak pemiliknya. Cukup menggunakan sebuah aplikasi.
Jika ini benar adalah sebuah rencana yang dibikin untuk menjebak, asli ini lucu. Jika di-luar negeri kita melihat konspirasi yang wah sekali, berulang kali kita malah menertawakan berbagai drama lucu yang dibuat di negeri ini. Karena "pekerjaan" mereka tidak pernah rapi.
Untuk mas-mas yang katanya pakar, mending jadi Youtuber aja. Pesan untuk teman-teman aktivis, ini saatnya untuk meninggalkan WhatsApp.
Saya sudah memberikan pernyataan sanggahan terhadap orang yang katanya pakar ini kemarin di Facebook. Tapi karena buzzer ngumpulnya di Twitter, so here i am.
Tagar #BebaskanVario diramaikan oleh siapa? Jawabannya adalah @digeeembok dkk. Saat ini akun tersebut sudah suspended. Marilah kita berdoa semoga mereka tetap bisa tidur dengan nyenyak dan tetap bisa makan enak. Nge-tweet nya sambil emosi sih :((
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Berikut adalah stock foto dan video yang sempat tercapture dari aksi #KawalPutusanMK di depan gedung DPR RI yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan tanpa pembatasan apapun.
Yang mau nambahin, silakan ramaikan kolom komentar.
12:12 Reza Rahadian mengambil alih komando untuk menyampaikan pendapatnya.
12:38 Polisi-polisi yang baru lulus pendidikan dengan tatapan kosong dan kebingungan ditugaskan untuk mengawal aksi di depan gedung DPR RI.
Sejak pertama kali punya hak pilih, gue selalu konsisten golput. Baik itu di Pilkada, Pilpres ataupun Pileg.
Tahun ini akan perbedaan, gue memilih untuk tak lagi golput. Di Pileg gue akan memilih Partai Buruh dan di Pilpres gue memutuskan yang pasti tidak memilih 02. Kenapa?
Jika kita bicara soal 02, tak bisa dilepaskan dari melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Jokowi.
Ini dilakukan karena sebelumnya Jokowi telah gagal
dengan wacana perpanjangan masa jabatan Presiden
dan juga wacana Presiden 3 periode. majalah.tempo.co/read/laporan-k…
Setelah gagal dengan wacana tersebut, Jokowi melalui Pratikno kemudian menyiapkan langkah lain.
Dengan bantuan dari Anwar Usman, Ketua MK yang juga Paman Gibran, kemudian lahirlah Putusan MK No. 90 untuk meloloskan Gibran menjadi Cawapres. majalah.tempo.co/read/laporan-u…
Menurut catatan , sejauh ini sudah lebih dari 5 miliar data pribadi kita semua yang bocor. Laporan lengkapnya akan segera dirilis dalam waktu dekat.
Lalu apa aja dampak yang akan kita rasakan dari banyaknya kasus kebocoran data di Indonesia? periksadata.com
Dampak yg udah mulai kita rasakan adalah munculnya berbagai modus penipuan baru. Mulai dari modus APK palsu sampai dengan tawaran pekerjaan palsu. Jika dulunya serangan para pelaku ini sifatnya acak, kini berubah menjadi serangan yg tertarget.
Mereka tau siapa yg mereka hubungi
Selain itu, dengan memiliki alamat email atau no HP, pelaku juga bisa menyasar para pengguna produk perbankan dengan mengirimkan sebuah email atau sms phishing. Targetnya adalah mencuri informasi kartu kredit atau debit korban.
Dari sekian banyaknya kasus kebocoran data di Indonesia, data yang paling banyak bocor adalah nama lengkap, email, dan nomor HP.
Udah saatnya kita mulai melakukan kontrol pengamanan. Berikut adalah tindakan yg bisa kita lakukan untuk meminimalisir dampak kebocoran data.
Udah saatnya untuk mulai menggunakan layanan email masking. Email masking ini berguna untuk menyembunyikan alamat email kita.
Untuk yg berbayar bisa menggunakan layanan seperti 1Password & iCloud Hide My Email. Utk yg gratis bisa menggunakan Firefox Relay atau layanan lainnya.
Selain itu gunakan phone number masking. Tujuannya adalah untuk menyembunyikan nomor HP kita.
Nomor pribadi yang sifatnya privat sebaiknya dibedakan dengan nomor yang digunakan untuk daftar ke berbagai layanan. Baik itu marketplace, app milik pemerintah dan layanan lainnya.
Seorang threat actor di BreachForums menawarkan sebuah jasa utk login ke akun MyBCA siapapun hanya bermodalkan nama & nomor rekening.
Jasa ini dijual hanya dengan harga $500 atau hanya sekitar 7,5 juta rupiah. Pelaku juga melampirkan tampilan ketika login ke 6 pemilik rekening.
2 hari lalu juga muncul seorang aktor yg mengklaim memiliki 6 juta data yg bersumber dari WebForm BCA. WebForm BCA ini sendiri biasanya digunakan untuk orang-orang yg mau apply kartu kredit, KPR dll.
Data yang dijual diantaranya adalah nomo HP, email, alamat, tanggal apply dll.
Untuk masalah yg ini, kemungkinan dia ini install aplikasi Picsart tapi yg versi unofficial. Notif ini kebetulan dimunculin sama antivirusnya ketika lagi buka M-BCA. Jadi ga ada hubungannya sama BCA.
Selagi install aplikasi M-BCA dari Play Store atau App Store, seharusnya aman.
Setelah PSE @kemkominfo, terbitlah semakin banyak akun yang “disegel” dengan modelan seperti ini.
Bayangin akun @otongkoil yang isinya tweet random aja bisa kena, apa lagi Kamu? Apa sih artinya ketika suatu akun “disegel” seperti ini?
Yang bisa membuat laporan utk menangguhkan akun seperti ini itu cuma aparat penegak hukum, pejabat pemerintah dan pihak ketiga lainnya yg ga disebutkan secara spesifik oleh Twitter.
Tapi harus dengan surat perintah resmi. Untuk kasus @otongkoil, apa coba peraturan yg dilanggar?
Kasus serupa juga pernah dialami oleh @RanaAyyub, jurnalis @washingtonpost. Di email yang dikirimkan oleh Twitter, disebutkan bahwa Twitter menerima permintaan dari aparat penegak hukum India dan tweet milik @RanaAyyub dianggap melanggar UU ITE versi India.