My Authors
Read all threads
aku disini mau klarifikasi mengenai soal ini
Katanya ad yg bilang seharusnya me-i karena kata dasar penuh akan otomatis luluh menjadi memenuhi, sehingga tdk perlu adanya mem-i. Namun, menurut kami, pernyataan tersebut sekilas terasa benar.
Salah satu imbuhan yang banyak dilekatkan pada kata dasar adalah imbuhan me-. Imbuhan me- ini memiliki penyebutan lain yang mungkin kurang familiar, yaitu meN- (dibaca: meNasal).
(.cont) Baik me- atau meN- itu sama saja, tetapi beberapa ahli linguistik berbeda-beda dalam menyebutkannya. Pada pembahasan ini, kami akan menggunakan penyebutan imbuhan meN-.
Imbuhan meN- memiliki banyak turunan, yaitu me-, men-, mem-, meng-, meny-, dan menge-. Masing-masing imbuhan ini jika bertemu dengan fonem akan berubah mengikuti beberapa kaidah morfofonemik berikut (Tarigan, 2009, hlm. 46-50).
KAIDAH 1:
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal /b/, /f/, /p/, /v/ bentuknya berubah menjadi mem-.
Contoh: meN- + buat =membuat.
KAIDAH 2:
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal /c/, /d/, /j/, /sy/ atau /t/ bentuknya berubah menjadi men-.
Contoh: meN- + datang= mendatang.
KAIDAH 3:
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal /s/ bentuknya berubah menjadi meny-.
Contoh: meN- + sapu = menyapu.
KAIDAH 4:
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal vokal, /k/, /h/, /g/, /kh/ bentuknya menjadi meng-.
Contoh: meN- + ambil = mengambil.
KAIDAH 5:
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang bersuku satu, bentuknya berubah menjadi menge-.
Contoh: meN- + bom = mengebom.
KAIDAH 6:
Jika imbuhan meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal /l/, /m/, /n/, /ng/, /ny/, /r/, /y/, atau /w/, bentuknya berubah menjadi me-.
Contoh: meN- + lamar = melamar.
Pada kasus nomor 16 terkait kata memenuhi, kata dasarnya adalah penuh. Sesuai dengan kaidah nomor 1, imbuhan meN- akan berubah menjadi mem- saat ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /p/.
Jadi, kata berimbuhannya setelah diberi konfiks mem-i adalah memenuhi. Konfiks me-i tidak tepat ditambahkan pada kata dasar penuh karena hasil kata berimbuhannya menjadi mepenuhi. (cont.)
(cont.)Fonem /p/ tidak termasuk ke dalam fonem yang berubah saat bertemu dengan imbuhan me-
Kesimpulan:
1. Bentuk imbuhan meN-/me- memiliki imbuhan turunan, yaitu me-, men-, mem-, meny-, meng-, menge-. Bukan me- saja. Hal ini juga berlaku pada konfiks, yaitu meN-i dan meN-kan (bentuk umum).
(cont.)
2. Konfiks meN-i pada kata penuh berubah menjadi mem-i karena bertemu dengan fonem awal /p/.
3. Imbuhan (afiks/konfiks) yang bertemu dengan fonem /p/ perubahannya mem- atau mem-i, bukan me- atau me-i, karena fonem /p/ tidak termasuk dalam salah satu fonem /l/, /m/, /n/, /ng/, /ny/, /r/, /y/, atau /w/. (cont.)
Jika dipaksakan imbuhan me-i pada kata penuh, maka kata berimbuhannya menjadi mepenuhi. Namun, kata tersebut tidak baku.
Catatan:
1. Huruf berbeda dengan fonem. Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa, misalnya huruf Arab, huruf China, dll.. (cont.)
Sementara itu, fonem adalah satuan bunyi terkecil yang memiliki makna, misalnya fonem /b/ dan /p/ membedakan makna kata bara dan para.
2. Konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar dan bagian yang kedua berposisi pada akhir bentuk dasar (Chaer, 2007, hlm. 179). (cont.)
Sederhananya imbuhan yang ada di awal dan akhir kata dasar, seperti konfiks ke-an pada kata merdeka sehingga menjadi kemerdekaan.
3. Afiks adalah sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat, yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam pembentukan sebuah kata (Chaer, 2007, hlm. 177).
4. Morfofonemik adalah proses perubahan-perubahan fonem yang timbul dalam pembentukan kata akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Misalnya kata membaca terdiri atas dua morfem, yaitu morfem meN- dan morfem baca. (cont.)
Akibat pertemuan kedua morfem itu, fonem nasal (N) pada morfem meN- berubah, sehingga meN- menjadi mem-. Perubahan fonem itu bergantung pada kondisi bentuk dasar (dasar kata) yang diikutinya (Arifin dan Zunaidah, 2017, hlm. 8)
Sumber:
Arifin, Zainal. dan Zunaijah. 2007. Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: Grasindo.
Tarigan, Hendry Guntur. 2009. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Eduka System

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!