Hari ini kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional di tengah suasana keprihatinan dan keterpurukan. Pandemi Covid-19 telah merontokkan bukan hanya sektor kesehatan, namun juga perekonomian seluruh dunia. #harikebangkitannasional2020
Di Indonesia, pukulan yang kita alami bahkan jauh lebih keras lagi, mengingat daya dukung yang kita miliki untuk menghadapi krisis ini ternyata sangat lemah. #harikebangkitannasional2020
Kebangkitan Nasional adalah terompet kesadaran perlunya kepemimpinan dan organisasi dalam usaha mencapai perubahan nasib dan kemerdekaan. Tentu nilai-nilai kepemimpinan dan organisasi itu tetap relevan apalagi dalam situasi sekarang. #harikebangkitannasional2020
Menghadapi Covid-19 kita perlu leadership dan organization. Tanpa ini sulit kita bisa keluar dari krisis dan mengatasi masalah. Berbagai kekacauan kebijakan dan kebingungan menghadapi Covid-19 belakangan ini sangat terkait kurangnya kepemimpinan dan organisasi.
Berhadapan dengan pandemi, misalnya, Pemerintah tak sanggup menetapkan kebijakan karantina wilayah, karena tak mampu memenuhi kebutuhan dasar warganya. #harikebangkitannasional2020
Sehingga, kita hanya bisa menetapkan status PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Ternyata, karena daya dukung kita untuk menyokong PSBB juga lemah, seperti terbatasnya volume bantuan sosial (Bansos) yang bisa disalurkan, praktik PSBB pun kemudian jadi cenderung diperlonggar.
Dengan minimnya sumberdaya yang dimiliki untuk menjamin hak-hak serta kebutuhan dasar warga, kita sebenarnya berharap Pemerintah tetap menjaga kewibawaannya dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang kredibel. Namun, hal ini sepertinya juga gagal diperoleh.
Coba kita lihat, misalnya, Program Keluarga Harapan (PKH). Sejak 2019 lalu, artinya jauh sebelum Covid-19 menjadi pandemi, Pemerintah telah memutuskan untuk menambah jumlah penerima bantuan PKH menjadi 10 juta peserta.
Entah kenapa program reguler yang telah direncanakan sejak lama tersebut pada 31 Maret lalu tiba-tiba diklaim sebagai bagian dari agenda tanggap darurat Covid-19. #harikebangkitannasional2020
Dimana letak tanggap daruratnya, jika itu sebenarnya adalah program reguler Pemerintah? #harikebangkitannasional2020
Atau, mari kita lihat lontaran Presiden mengenai kebijakan cetak sawah baru sebagai cara mengatasi ancaman krisis pangan. Bagaimana Pemerintah bisa mencetak sawah baru, jika anggarannya sendiri tahun ini sudah dipangkas? #harikebangkitannasional2020
Di luar cerita kegagalan program cetak sawah di masa lalu, termasuk di periode pertama pemerintahan Presiden @jokowi pernyataan Presiden yg akan mencetak sawah besar-besaran sebenarnya bertentangan dengan pemangkasan anggaran cetak sawah yg dilakukan Pemerintah sendiri.
Sebagai catatan, untuk menangani dampak Covid-19, Pemerintah baru saja melakukan realokasi besar-besaran APBN 2020. Salah satu yg terkena dampaknya adalah anggaran cetak sawah. #harikebangkitannasional2020
Jika sebelumnya dialokasikan Rp209,8 miliar untuk program cetak sawah dan SID (Survei, Investigasi dan Desain), dengan target lahan seluas 10 ribu hektare, namun sesudah realokasi, anggaran tadi hanya tinggal Rp10,8 miliar saja.
Hal-hal semacam itu, menurut sy, sangat merusak wibawa Pemerintah. Tak heran jika kemudian di media sosial muncul tagar #IndonesiaTerserah. Itu merupakan tanda publik tak lagi peduli dengan pernyataan Pemerintah.
Di tengah krisis semacam ini, kita sebenarnya membutuhkan pemimpin yg berkarakter ‘solidarity maker’. #harikebangkitannasional2020
Masalahnya, untuk bisa menggerakkan, seorang pemimpin harus benar-benar dipercaya rakyatnya. Karakter semacam itu mustahil muncul dari para pemimpin yang kata-katanya tak bisa dipegang. #harikebangkitannasional2020
Jadi, peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini benar-benar memprihatinkan. Kita berada di tengah krisis bersama para pemimpin yang tak sanggup membangunkan rakyatnya. #harikebangkitannasional2020
Untunglah sesudah Reformasi ada desentralisasi, sehingga bisa muncul para kepala daerah yang ‘outstanding’ di tengah pandemi dan krisis ini. Untung juga kita masih punya lingkaran-lingkaran sosial lain di luar negara dan pemerintahan, seperti komunitas serta adat.
Di tengah rusaknya wibawa negara dan pemerintah, hal ini cukup menolong ikatan solidaritas kita. dengan ikatan-ikatan tadi kita bisa menyusun tenaga untuk bangkit dari keterpurukan ini. #harikebangkitannasional2020
Bantahan Sdr. Yustinus @prastow atas pernyataan saya mengenai narasi menyesatkan di balik kenaikan harga BBM sebenarnya tidak sedikitpun membantah argumen yang saya kemukakan. Mari kita bahas.
1) Pada tgl 1 Agustus 2022 Presiden Jokowi sendiri yang menyebut “subsidi BBM” mencapai Rp502 triliun. Pernyataan itu jelas keliru, karena angka subsidi BBM yang sebenarnya di dalam APBN jauh di bawah angka tsb.
NARASI MENYESATKAN DI BALIK KENAIKAN BBM. (A Thread)
Di tengah proses pemulihan ekonomi masyarakat pasca-pandemi Covid-19, seharusnya pemerintah tidak perlu menaikkan harga BBM. Kebijakan tersebut akan memicu inflasi dan berimplikasi serius terhadap ekonomi yg baru menggeliat kembali.
Sayangnya, di tengah tren harga minyak dunia yg terus turun sejak Agustus lalu, akhir pekan lalu Presiden @jokowi justru mengumumkan kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak), mulai dari Pertalite, Solar, hingga Pertamax.
Hari ini, 17 Agustus 2021, kita kembali memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Sama dengan situasi tahun lalu, tahun ini kita juga memperingati Proklamasi dengan penuh keprihatinan. #DirgahayuRI76#HUTRI76
Selain karena masih berada di tengah-tengah gelombang pandemi, sumber keprihatinan utama adalah karena kita merasakan belakangan ini level kehidupan berdemokrasi sepertinya terus-menerus mengalami kemerosotan. #DirgahayuRI76#HUTRI76
RENCANA PEMBELAJARAN TATAP MUKA (PTM) SEHARUSNYA DITUNDA. (A Thread)
Rencana pemerintah membuka opsi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Juli nanti adalah keputusan tergesa-gesa, berisiko dan berbahaya.
Keputusan itu mengingkari fakta bahwa saat ini kita sebenarnya masih belum bisa mengendalikan pandemi. Bahkan minggu pertama hingga ketiga Juni ini kecenderungan angka kasus Covid-19 terus meningkat.
BUMN KITA TERSUNGKUR AKIBAT BEBAN PENUGASAN DAN JOROKNYA TATA KELOLA. (A Thread)
Ambruknya keuangan PT Garuda Indonesia @IndonesiaGaruda (Persero) Tbk, yang tengah menjadi sorotan belakangan ini, terus terang membuat kita geram. Maskapai berusia 72 tahun ini terjerat lilitan utang menggunung dan menderita kerugian cukup besar.
Saat ini Garuda tercatat memiliki utang US$4,9 miliar dolar, atau setara Rp70 triliun. Angka tersebut meningkat sekitar Rp1 triliun setiap bulannya jika Garuda terus menunda pembayaran kepada pemasok (lessor).
RENCANA MENTERI PERTAHANAN
ADALAH TEROBOSAN PENTING UNTUK MEMODERNISASI ALPAHANKAM. (A Thread)
Beredarnya rancangan Perpres tentang pemenuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) tahun 2020-2044, umumnya telah disalahpahami oleh banyak orang. Tak sedikit yg menilai rencana strategis itu sbg “ambisius” dan “tidak peka terhadap krisis yg tengah kita alami”.
Saya melihat, sumber kesalahpahaman itu ada tiga. Pertama, orang hanya melihat total besaran anggarannya, yang mencapai Rp1.760 triliun, tapi tidak memperhatikan skemanya.