Tsabit bingung
Di satu sisi, ia ingat pesan-pesan Nabi saw tentang kesunahan memuliakan tamu,
tapi persoalan berikutnya, kondisi ekonomi yang terbatas benar-benar tengah melanda rumah tangganya
Tsabit berbisik kepada sang istri, "Apakah ada makanan untuk petang ini?"
Sang istri turut gundah, ia pun menjawab :
"Demi Allah, wahai suamiku. Tidak ada lagi makanan yang kusimpan, terkecuali sedikit."
Akhirnya ia sampaikan sebuah siasat kepada sang istri agar
mematikan lampu saat waktu berbuka tiba.
Jika kami mulai makan, padamkanlah lampu dan berpura-puralah memperbaikinya.
Selama perut tamu kita belum kenyang, jangan makan sedikit pun dari makanan itu,"
bisik Tsabit ra dibalas anggukan istrinya.
Sang tamu dipersilakan menyantap hidangan yang serba pas-pasan itu.
Namun, Tsabit ra dan istrinya cuma berkecap-kecap seolah turut bersantap,
padahal ujung tangan keduanya sama sekali tak menyentuh hidangan.
Tsabit ra pun kembali menghadiri majelis untuk mendapatkan berkah dan
pencerahan dari Nabi saw
Ketika keduanya berjumpa, tiba-tiba Rasulullah tersenyum dan bersabda:
Tsabit tersentak, rasulullah bisa tahu
Ia gembira, malu, sekaligus haru bercampur didadanya
Semoga bermanfaat 🙏🏿🌹
Ad Dur al Mantsur fi at Tafsir al Ma'tsur (Jilid 1),
Karangan Imam Jalaludin Assuyuti