Waktu Presiden Megawati mjbt thn 2002-2004 sy bbrp kali diperiksa polisi krn berita yg sy tulis/edit sbg wartawan. 3 kasus di Polda Metro Jaya dan 1 kasus di Mabes Polri. Semua soal berita politik. Terakhir, senior yg jd kolega sy sesama redaktur di hal-1 divonis 11 bln penjara
Menjelang tgh malam, sy tlp Bang Hariman Siregar. Minta nasehat. Tdk lama Bang Buyung Nasution (alm) tlp sy. “Barusan abang di tlp Hariman. Kalian ditersangkakan krn berita?” “Iya bang. Sy dan Supratman penanggung jawab HL dan berita.” “Besok sore jumpa abang di Le Meridien”
Besok sore, sy, supratman, kiki iswara dan pemred karim paputungan bertemu dg Bang Buyung cs. Ada Daniel (YLBHI) dan tim juga hadir. Krn ada 2 judul berita jd masalah besar: “Mulut Mega Bau Solar” dan “Mega Cuma Sekelas Bupati” kami hrs putuskan cukup 1 sj yg jd TSK
Yg pertama soal kenaikan BBM. Di edit oleh supratman. Yg kedua, saat kenaikan BBM tsb, Mega terbang ke Bali membuka lomba lari 10K (sy yg edit). Akhirnya, kami hrs merelakan senior sy Supratman yg jd TSK sendirian. Spy sy bisa tetap mengomandoi redaksi politik Rakyat Merdeka
Suasana pers kala itu tdk begitu solid. Kami byk dpt dukungan dr kelompok aktivis hukum dan HAM. Politisi menjauh, krn kami berseberangan dg penguasa. Upaya jalur perdamaian dicoba, kandas. Pdhl anggt redaksi Nuah Torong adlh angg DPR dr PDIP, tak berkutik. Pesan jelas dr istana
Pendeknya, proses hukum trs berjalan sampai sidang PN Jaksel majelis memvonis Supratman 11 bln penjara percobaan. Rakyat Merdeka konsolidasi. Supratman diminta “minggir” sejenak. Spy tdk hrs menjalani penjara. Tongkat komando berita politik RM di tangan sy
Kala itu, jd wartawan cukup berat krn fasilitas terbatas. Hubungan sy dg pak @SBYudhoyono mnjd alternatif dgn harapan pers masa depan bisa ekspresif. Kami sering berdiskusi bahkan bbrp kali beliau sbg Menko Polhukam sy undang ke kantor redaksi RM. Spy aparat jgn trll galak
Hingga akhirnya, trjd friksi keras antara ibu Mega dan pak @SBYudhoyono trmsk kami ikut “memanasi”. Alkisah, suami Ibu Mega, Bang Taufik Kiemas (alm) salah bicara. Saat itu, bbrp kali sidang kabinet, SBY tdk diajak. Trmsk urusan pertahanan dan politik
RM yg mengungkap hal itu. Krn sumbernya lgsg. Bang TK malah bilang SBY jenderal kok sprt anak kecil. Kontan, hari itu juga sy sbg redaktur merangkap reporter jadinya. Sy kontak Pak LBP, Prabowo S, dan mantan2 Kasospol ABRI. Mrk semua marah dan berkomentar
Para senior TNI tsb mempersilakan TK tdk suka dg SBY. Tp jgn bawa2 “Jenderal” krn SBY adlh peraih Adhimakayasa Akmil. Sama saja menghina institusi TNI yg menganugerahkan tanda pangkat. Sejak saat itu, nama @SBYudhoyono mjd kompetitor Megawati di Pilpres 2004
Media mainstream besar, pun terpecah dlm menyikapi Pilpres 2004. Sosok Ibu Mega msh mjd magnet kuat kekuatan nasionalis. Tp rupanya, gaya memimpin yg kerap memperkarakan pers dan aktivis hukum dan HAM justru mencederai hal itu. SBY melenggang 2 putaran
Mgkn hal itu jd pelajaran besar, shg PDIP rela meniti kembali jalan menuju kekuasaan. 10 thn berada di kursi oposisi. Kritikan dan kontrol thd pmrnthan SBY 2 periode sangat luar biasa. Tp tolg catat. Tdk 1 pun pers dan aktivis hukum dan HAM dipenjarakan krn berbeda pemikiran
Saat ini, kekuasaan kembali dipegang PDIP dg Presiden Jokowi sbg petugas partai pelaksana. Jasmerah, jangan sekali2 melupakan sejarah. Kita tahu, Jokowi bkn Ibu Mega. Ibu Mega jauh lbh berintuisi scr politis, bkn pencitraan. Setidaknya, mhn Ibu Mega ingatkan pak presiden
Ibu Mega yg sdh membuka kran demokrasi dg menggelar Pilpres langsung 2004 scr tertib, aman dan damai. Dan kita baru sj melewati Pemilu 2019 yg berdarah2. Apakah model memperkarakan dan memenjarakan orang2 yg berbeda pikiran adlh seorang Megawati putri Bung Karno?
Sy msh ingat ketika Ibu Megawati menyambut kedatangan @hnurwahid Presiden PKS ba’da Isya di Rmh Kebagusan. Partai yg scr ideologi mustahil bergandengan. Namun, malam itu “rujuk” utk sama2 menyetujui SU MPR-LB melengserkan Gus Dur dr kursi RI-1
Semoga pak @jokowi menghindari pola yg sm dg instrumen berbeda. Menggunakan kekuatan BuzzeRp utk memukul demokrasi. Salam demokrasi. Sekian
