Seperti sesebuah ḥadīth yang diriwayatkan oleh al-Bukhārī di dalam al-Adab al-Mufrad, sedangkan Muslim pula meriwayatkannya di dalam al-Ṣaḥīḥ karya beliau, maka ia (ḥadīth itu) tidak disebut sebagai al-Muttafaq ‘alaih.
Jika lafaẓnya berbeza dan maknanya saling berjauhan, maka ia tidak dikira sebagai al-Muttafaq ‘alaih.
Team Hakaza Sunnah.
Ikuti kami di,
Facebook: facebook.com/HakazaSunnah
Instagram: instagram.com/hakazasunnah?i…
Youtube: youtube.com/channel/UC3y_A…
Telegram channel: t.me/hakazasunnah
Blog: hakazasunnah.wordpress.com