Thread by @asmaradhanabayu

Sebagai orang yg punya darah Tengger, tidak elok kalo sy tidak bercerita tentang upacara Karo, dimana ini merupakan hari rayanya suku Tengger yg berada dikawasan G.bromo.
Selama ini yg banyak dikenal org adalah upacara Yadnya Kasada..

~ Utas ~

Yadnya Karo slalu dirayakan masyarakat suku asli Tengger, hampir 28 desa yg berada dikawasan taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Karo sendiri adalah nama kalender Tengger di bulan Kedua, sama dgn Pebruari kalo kalender Masehi

Makna upacara ini merupakan perlambang asal mula manusia diciptakan oleh Sang Hyang Widiwasa. Kemudian diperingati secara turun temurun sbg perlambang ulang tahun dari Bapa - Babu (bapak-ibu) keturunan masyarakat tengger

Melalui sebuah perkawinan 2 jenis manusia - pria dan wanita.
Dalam upacara Karo digelar ritual tari "Sodoran" yg bermakna bertemunya sosok Roro anteng dan Joko seger (Tengger). 2 insan yg berlawanan jenis namun bs hidup berdampingan rukun dalam rumahtangga

Sehari sebelum dilakukan ritual tari Karo ini, setiap masyarakat membuat takir Kawung, atau tas dr janur yg didalamnya berisi juadah jagung, kue wajik, jenang (dodol), madumongso dan penganan khas lainnya. Kemudian dibawa ke balai desa dijadikan satu dr semua warga

Takir kawung tersebut ditumpuk berjajar diatas daun pisang yg dibawahnya ada sesaji nasi jagung putih (Sego gelpung) kacang ucet (merah) sate jerohan sapi dan ikan asin.

Untuk ritual tari Sodoran disiapkan bambu panjang yg ujungnya diberi sabut kelapa, tanduk kerbau, gayung dr batok kelapa, dan uang koin kuno dr abad 13.
Tarian ini dilakukan dari pagi hingga sore nonstop secara bergantian oleh para lelaki baik anak sampai kakek2

Gerakan unik dr tarian ini menggambarkan manusia harus selalu hidup lurus dlm berpikir, berbicara, berprilaku dan selalu ingat kepada Sang pencipta. Selama tarian digelar - dinyalakan tungku api dr buah pohon jarak.

Siangnya,, para wanita dan anak-anak datang berpakaian adat khas Tengger, yaitu kebaya hitam, kain jarik dan selendang kuning. membawa rantang berisi makanan. Menunggui para lelaki makan lalu kemudian pulang menanti suami mereka pulang dr menari dirumah masing-masing

Setelah itu malamnya Pandita dukun Tengger berkeliling mendatangi setiap rumah penduduk untuk memberikan doa. Meminta keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh keluarga. Setiap rumah menyediakan 22 tumpeng kecil, 22 takir kue, 22 Petra (boneka dari daun pisang) dan bunga

Juga ada ayam kukus dan pisang. Semua merupakan perlambang dr leluhur Tengger.
Setelah itu pintu rumahnya dibuka untuk tamu tetangga spt halnya lebaran.
Mereka berkunjung satu sama lain dan wajib makan dirumah-rumah yg didatangi

Inilah moment bila anda berkunjung kesana, sy sarankan untuk puasa 3 hari 3 malam agar perutnya kuat menampung semua masakan itu 😄.
Disetiap rumah disediakan masakan enak-enak yg serba wah dan hangat didalam cuaca dingin Bromo yg slalu membuat perut lapar 😄

Salah satu masakan yg khas yaitu rawon dan sate penthol, sate daging yg terbungkus parutan kelapa dan rempah2 yg terasa gurih dan membuat mulut tdk berhenti mengunyah 🤤
Dan ini ada disemua rumah yg kita kunjungi, sebagai penghormatan wajib hukumnya minum dan makan disitu

Dalam prosesi berikutnya, juga digelar atraksi ujung, peragaan dr para kesatria yg bergantian saling memukul dengan rotan.
Sabetan rotan dikulit membuat mengelupas hingga berdarah, namun mereka semua bahagia tertawa-tawa. Ini cara menunjukkan mereka sbg kesatria yg sportif

Kemudian ritual upacara ditutup dengan nyadran, yaitu mengunjungi punden dan makam para leluhur dipimpin Pandita Dukun Bromo dengan iringan ketipung menemani langkah mereka menunjukkan kasih dan bakti kepada leluhur di kawasan Gunung Bromo

Inilah suatu kearifan lokal yg tetap terjaga di Bromo dan sekitarnya.
Sebagai salah satu kekayaan #BudayaNusantara yg masih tetap terjaga.
Selamat datang di Bromo saat Karo,
Sugeng kembul bujono indrowino

HONG ULUN BASUKI LANGGENG 🙏🏼