My Authors
Read all threads
Justru kalo ngeliat twit terlampir, kalo pun becandaan ilmu hitam ini mau diseriusin, anak aero engineeringnya bisa aksi dong, bikin pemaparan ilmiah yang jelasin gimana cara pesawat dengan berat 50 ton bisa mengudara.

Ini ada penjelasan mekanisme, bagaimana pesawat bisa terbang.

Aero engineer bisa menyederhanakan penjelasannya mungkin?

ilmuterbang.com/artikel-mainme…
"Tunge, langsung praktikum"

Dalam twit terlampir juga satir.

Yang bahas pro kontra tunge sebelum kawin sah, dah banyak.

Harusnya dah bisa ngerti sendiri.

Pilihan = Konsekwensi (risiko)

1) Di Qual Market Research, kami bisa belajar dari mana aja.

Artinya, juga dari siapa aja.
Termasuk, dari junior lu.

Ini mungkin relevan, hanya untuk posisi 1 s.d 4 dalam twit yang terlampir.
(Karena gw belum pernah ngalami ada di posisi 5 s.d 8)

Image
2) Terus kenapa gw ngomonginnya cuma kualitatif, karena, itu bidang yang sesuai sama pengalaman gw.

Kuantitatif, gw nihil pengalaman.
3) Nah, belajar dari junior juga bisa kalo misalnya emang ada hal baru atau simply karena junior lu punya keahlian yang lu kurang atau bahkan gak punya.

Hari ini, kita hidup di era dimana ada kemungkinan junior bisa lebih mutakhir.
4) Contohnya, junior lu S2, nah lu S1 dan ini lintas jurusan. (Misal, lu beda jurusan ma junior lu, lu juga bisa belajar dari dia kan?)

Keahlian misalnya, junior lu:
➡️ Bahasa Inggrisnya lebih bagus
➡️ Lebih jago IT
➡️ Lebih jago fotografi
➡️ Dan lain sebagainya
5) Belajar, bisa dari mana aja dan dari siapa aja

Mungkin lu lebih berpengalaman dari junior lu, tapi, kalo junior lu lebih mutakhir dalam hal baru atau dalam suatu hal yang lu enggak, kenapa gak belajar dari dia?

Selalu ada ruang untuk 'ngobrol'
Yang penting, jangan musuhan.
6) Dari siapa aja disini juga termasuk dari responden lu. Secara harafiah, ya dari siapa aja.
7) Ini bukan berarti gw sebagai junior lebih bagus yak.
1) Di kultwit yang terlampir, gw bilang bahwa market research itu investasi.

Ketika bahas bahwa market research itu adalah investasi, gw ambil contoh dari Korean Wave lagi ya.

Image
2) Sekedar mengingatkan, berikut terlampir kultwit tentang Korean Wave.

3) Dalam section ini, gw akan membahas tentang market forecast, dalam bentuk yang paling sederhana.

Berangkat dari pemikiran,
Jarak dari 'penetrasi' Kpop ke 'penetrasi' (adopsi) produk skincare Korea, itu berapa lama?
Kan, gak serta merta?
4) Gw belum cek di Gugel Scholar, apakah udah ada yang bikin riset mengenai K Wave di Indonesia seperti yang akan gw jelaskan atau belum.

Harusnya sih, udah ada.
5) Pertama gw jelasin dulu ya, market forecast secara sederhana adalah perkiraan tentang pasar / prediksi yang terukur, dimana trend termasuk didalamnya.
6) Nah, hubungannya sama investasi apa?

Nah, ini. Gw pake contoh. Mundur ke tahun 2012/2013, ya. Terpaksa gw pake istilah 'harusnya'.

Harusnya, dulu udah ada yang bikin riset pemasaran tentang dampak Korean Wave ke trend:
a) Lifestyle
b) Influencer
7) Metodenya bisa gabungan kual dan kuan.

Kenapa harus lifestyle?
Dari lifestyle, kita udah bisa prediksi, produk apa aja yang akan terdampak terkait trend Korean Wave.

Kenapa harus influencer?
Karena, influencer akan mempengaruhi selera pasar.
8) Apa sih yang diharapkan dari hasil riset tersebut?

Apa manfaatnya ada hasil riset itu?
9) Contoh paling sederhana, ketika kita udah tau bahwa Korean Wave akan mempengaruhi, jika boleh dibilang menciptakan standar good looking yang baru, produk terdekat yang terdampak adalah skincare dan kosmetik. Fashion juga bisa termasuk didalamnya.
10) Nah, saat itu, jika lu adalah katakanlah, pengusaha atau punya minat usaha, dari hasil riset itu, lu bisa ancang-ancang.
11) Ancang-ancang apa?

Tergantung kepentingan lu.
Misalnya:
a) Lu bisa bikin 'counter culture' ketika lu perkirakan ada dampak negatif dari definisi good looking yang baru
b) Lu bisa curi start untuk bikin produk yang selaras dengan selera penggemar K Wave. Local product.
12) Untuk poin 11a, emang ada dampak negatifnya? Bisa aja ada.

Misalnya bisa bikin X jadi terobsesi untuk mengubah fisiknya jadi mirip idolanya padahal secara physical feature, jauh banget alias muluk2.
13) Contoh skin tonenya gelap, skala 1-10 dimana 1 very light 10 very dark, lu di angka 9, sementara aspirasi lu di level 4. Effortnya gimana coba?

Masa, harus operasi plastik?
14) Nah untuk poin 11b, misalnya lu anaknya cinta kearifan lokal, lu bisa aja saat itu udah jual produk skincare 'homemade' duluan misalnya. Katakanlah face cream. Lu bisa bilang itu organik, terbuat dari rempah2 lokal.
Gunanya, gak harus memutihkan. Bisa aja bikin glowing/cerah.
15) Refer ke poin 14, tentu saja product benefitnya ada emosionalnya juga. Ya supaya bisa relate ke idola KWavenya lah.

Untuk manfaat fungsional, lu bisa pake bahan yang mungkin ada Korea2nya. Misalnya, rumput laut (?)

Jadi, kolaborasi antara kearifan lokal dengan Korea.
16) Itulah hubungannya sama investasi.
Lu bikin riset saat itu, gak langsung jadi penjualan kan? Ada proses.
17) Oplas, kalo mau dan mampu, silakan aja.

Tapi, jangan sampe obsessed.
Misal, sampe malak orangtua padahal orangtuanya gak sanggup.

Itu aja concern gw.

1) Market research kan metodenya ada 3 nih basicnya, quantitative, qualitative, sama retail audit, kalo misalnya gw newbie, baru mau jalanin riset, mending qualitative atau qualitative dulu ya?

Karena kan, kecenderungannya qualitative dulu? Image
2) Untuk menjawab pertanyaan diatas, iya betul bahwa kecenderungannya kualitatif dulu. Tapi, bukan berarti gak bisa condong ke kuantitatif baru kualitatif dulu lho.

Case by case.

Casenya contohnya apa?
Gw pake contoh yang terlampir ya,
Influencer.

3) Nah, kasus untuk twit yang terlampir di twit nomer 2, itu kan produknya bisa dikonsumsi sama konsumen yang rentang usianya luas, dari anak2 sampe orang dewasa, lintas gender juga.

Nah, sementara nyari influencer yang bisa mewakili semua segmen, itu juga PR (challenging)..
4) ...trus, musti gimana dong?

Nah, disinilah lu butuh data kuantitatif. Bayangkan ada pie chart berisi usia konsumen lu, nah di pie chart itu potongan pie yang paling besar untuk rentang usia berapa konsumennya?
5) Kalo emang rentang usia yang banyak buat anak2 usia SMP (remaja muda) misalnya, ya sebisa mungkin influencernya mewakili anak2 usia remaja muda itu tadi, namun jangan sampe berlawanan juga dengan rentang usia lain (misal sama first jobber kalo emang first jobber juga konsumen)
6) Terus nentuin siapa influencernya gimana dong? Baru deh masuk studi kualitatif.

Target respondennya yang mewakili usia remaja muda tersebut plus 1 segmen yang potongan pienya paling kecil rentang usianya (ini untuk ngecek relevansi, sebab lu juga gak mau kehilangan segmen)
7) Dari situ, kalo masih belum yakin lagi, masuk lagi deh studi kuantitatif untuk validasi. 'Bener' gak ya kalo pake influencer yang dipilih berdasarkan hasil studi kualitatif?

Benernya dalam tanda kutip karena kebenaran itu relatif. Tergantung kepentingan.
1) Halo.. Happy Sunday Morning. Mau lanjutin kultwit ah.

Kultwit di section ini masih nyambung sama kultwit yang terlampir.

Image
2) Ketika bahas market research, seperti yang pernah gw utarakan dalam twit yang terlampir, ada yang namanya Insight. Nah, Insight itu ada 2, market insight dan consumer insight.

Kalo pengalaman gw, selama ini di consumer insight.

Tentang insight:
3) Karena di consumer insight, otomatis respondennya mayoritas consumer (konsumen) karena mayoritas researchnya b2c (consumer research)

Namun gak menutup kemungkinan, ketemu sama non konsumen, dan bisa research b2b juga

Jadi, responden yang ditemui siapa aja?
4) Lanjut nanti yak, mau ngopi dulu.

#nowlistening
Belalang tua - Iwan Fals
Lanjut yak

5) Responden yang pernah gw temui antara lain:

a) Konsumen (pengguna suatu produk/merk)
b) Expert / profesional (dokter, mekanik, psikolog, etc)

Karena consumer research, biasanya ketemu Expert/profesional untuk validasi opini dari konsumen.
6) Contohnya,

Seperti yang terlampir berikut ini:

7) Nah, proses rekrutmen responden di consumer research, kayak apa sih?

Gw ceritain garis besarnya.

Tapi, ngopi ngudud dulu ye.
Kopi gw belum abis nih.
Hari Minggu moodnya laid back banget.

#nowlistening
Sedari dulu - Tompi Image
8) Tahapan project flow nya adalah sebagai berikut:

1. Market Research Brief: klien ngirim market (consumer) research brief ke agency
2. Proposal: agency bikin proposal sesuai brief
3. Proposal Win: klien ngumumin proposal tembus atau gak. Kalo win (tembus) bisa lanjut next step
9) cont'd..
Ini berlaku untuk consumer research pendekatan kualitatif ⬇️

4. Discussion guide: researcher bikin discussion guide untuk metode yang dipilih, misal: FGD, IDI atau Etnografi (karena pandemi, ada versi onlinenya)

Cont..
10)

5. Recruitment screener: researcher bikin kuisioner sebagai screener. Isinya, kriteria responden yang mau direkrut. Formatnya mirip2 kuisioner kuantitatif, pake routing juga.

Cont..
11)

6. ➡️ Recruitment briefing: Recruitment screener dikasih ke recruitment team (biasa disebut team operation),
researcher briefing recruitment team ngejelasin kriteria responden yang dicari. Waktu rekrutmen rata-rata 10-14 hari kerja.
7. Fieldwork: Pengambilan data
12)

8. Analysis & reporting: researcher bikin content analysis dan bikin laporan.

Format file/dokumen di step 1 s.d 8 ini, ada dalam untaian kultwit ini juga.
13) Nah, jadi clear bahwa dari twit yang terlampir bahwa researcher gak melakukan perekrutan sendiri melainkan dibantu sama Team Operation.

Biasa disebut dengan Field Team (team lapangan) dan orang yang ngerekrut disebut dengan recruiter (rekruter)

14) Nanti lanjut lagi ya

#nowlistening
KKTT (Terpana) - Glenn Fredly
15) Setelah recruitment briefing, recruiter gerilya deh tuh nyari responden yang sesuai kriteria berdasarkan recruitment screener.

Nyari responden, emang susah2 gampang, karena kriterianya berlapis.

Udah gitu, harus fresh respondents

16) Kenapa harus fresh respondents, karena untuk memastikan opini responden itu gak basi (kasarannya) karena dari orang yang berbeda2.

Maksudnya fresh respondents adalah:
Gak pernah ikut riset (jadi responden) untuk kategori produk dan merk yang jadi objek riset.

Cont..
17a) Kalo pun pernah, minimal itu dalam jangka waktu 12 bulan sebelumnya untuk sebuah produk dan merk yang sama.

Taunya pernah / gak darimana?
MR agencies biasanya punya record datanya di software. Jadi, profil (identitas) responden itu penting banget. Gak bisa anonim.
17b) Contohnya: A adalah pengguna shampoo merk X varian Y yang jadi responden untuk sebuah FGD (focus group discussion) pada bulan September 2018. Nah, dia baru boleh jadi responden lagi ya setelah September 2019.

Basi kan kalo riset tapi respondennya dia lagi, dia lagi.
18) Ketika seseorang setuju untuk jadi responden, team field (rekruter) biasanya ngasih semacam dokumen perjanjian kerjasama.

Cont..
19) Dokumen perjanjian kerjasamanya itu isinya lebih kurang tentang hak dan kewajiban responden, antara lain:

✅ Mau berpartisipasi secara sukarela, gak ada paksaan dari pihak manapun
✅ Bersedia hadir di waktu dan tempat yang telah ditentukan

Cont..
20) ✅ Bersedia untuk berkontribusi dalam riset dengan cara berpendapat sesuai konteks/topik riset
✅ Bersedia untuk menjaga kerahasiaan topik riset sebagaimana halnya identitas mereka juga dirahasiakan (confidential) oleh MR agencies ketika sedang berkontribusi dalam riset
21) Sebagai timbal baliknya, akan ada insentif (biasanya berupa uang/voucher bernilai) untuk menghargai waktu, tenaga dan pikiran responden ketika berkontribusi dalam riset.

Nominal insentifnya, relatif.
Faktor yang mempengaruhi itu antara lain SES, topik, metode studi
22) Untuk nominal insentif, kebetulan yang ngurus adalah field team (operation team), jadi gw juga gak tahu pasti perhitungan dan kisaran detailnya seperti apa.

Beda memang dengan riset akademik, responden di consumer research itu gak gratisan, alias ada insentifnya.
23) Insentif, juga gak mempengaruhi pendapat responden biar tetep objektif.
Kasarannya, gw kan riset untuk produk A merk Y, gw dapet insentif dari riset ini, bukan berarti gw harus bagus2in produk A merk Y ketika berpendapat. Gitu maksudnya.
24) Setelah responden dan rekruter deal / sepakat dan tanda tangan kontrak kerjasama, rekruter akan ngasih profil responden ke researcher beserta hasil screeningnya.

Tugas researcher mastiin, sesuai kriteria gak nih respondennya?
25) Setelah itu, responden dan researcher tinggal menghadiri fieldwork (pengambilan data dimana datanya adalah pendapat responden sementara researcher menjadi alat pengambil data yang disebut sebagai moderator) dengan metode yang telah disepakati.
26) Jadi, jelas yah bahwa spesialisasi gw itu di consumer insight, bukan di market insight.

Insight yang didapat adalah dari konsumen.

Ketika berpartisipasi dalam riset, konsumen disebut sebagai responden, pendapatnya disebut data dan gw menjadi alat yang disebut moderator.
@pdfmakerapp grab this!
@UnrollHelper unroll please!
@threadreaderapp unroll please
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Dinda Adinda

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!