1. Sifat Nafsiah: sifat yang membuktikan eksistensi hakikat keberadaan Allah. Sifat yg dimaksud adalah sifat al-wujud (eksistensi). Dg sifat ini, Allah selamanya eksis tanpa ada yg mempengaruhi-Nya.
2. Sifat Salbiah: sifat yg dominasinya mampu meruntuhkan anggapan² dan penisbatan yg tidak layak kepada Allah. Ada 5 sifat yg masuk dlm kategori ini: al-Qidam, al-Baqa', al-Mukhalafah li al-Hawadits, al-Qiyam bi Nafsih, al-Wahdaniah.
• al-Qidam (dahulu). Allah wujud tanpa permulaan, tidak diciptakan, tidak pula diperanakkan. Sifat ini menutup kemungkinan bahwa keberadaan Allah ada permulaannya (al-Huduts).
• al-Baqa' (abadi). Allah wujud, dan selamanya wujud. Keberadaan-Nya kekal. Sifat ini meruntuhkan kefanaan bagi Allah. Jadi, Allah tidak akan musnah (al-Fana').
• al-Mukhalafah li al-Hawadits (berbeda dari makhluk). Tidak ada dari makhluknya yang menyerupai Allah, baik dari sisi dzat, sifat, dan perilaku. Sifat ini menepis anggapan "Allah menyerupai makhluk" (al-Mumatsalah li al-Hawadits).
• al-Qiyam bi Nafsih (berdiri sendiri). Maksudnya, Allah tidak membutuhkan apapun, baik malaikat, rasul, manusia, dan makhluk lainnya. Sifat ini menutup kemungkinan bahwa Allah membutuhkan sesuatu (al-Mumatsalah li al-Hawadits).
• al-Wahdaniah (tunggal, esa). Allah adalah Dzat yg tunggal, esa. Tidak tersusun dari bagian² selayaknya makhluk. Allah juga esa dalam sifat dan perilakunya. Sifat mustahil yg berlawanan dg sifat ini adalah al-Ta'addud (berbilang).
3. Sifat al-Ma'ani: sifat yang eksis (melekan) pada Dzat Allah dan menunjukkan status-Nya. al-Ma'ani ini mencakup 7 sifat: al-Qudrah, al-Iradah, al-Ilmu, al-Hayah, al-Sam'u, al-Bashar, dan al-Kalam.
• al-Qudrah (kuasa). Allah memiliki sifat kuasa dalam dzat-Nya. Dia sanggup menciptakan sesuatu dan meniadakannya. Jadi, Allah tidak bersifat lemah; al-Ajzu.
• al-Iradah (kehendak). Selain Qudrah, Allah memiliki kehendak atau keinginan yg mendasari penciptaan atau peniadaan, juga menentukan sifat-sifat pada makhluk-Nya. Sifat al-Karahah (keterpaksaan) adalah lawannya.
• al-Ilmu (pengetahuan). Allah dapat mengetahui segala sesuatu, tanpa terkecuali. Ini adl representasi dari sifat al-Ilmu, yang berlawanan dg sifat al-Jahlu (bodoh).
• al-Hayah (hidup). Sudah jelas bahwa Allah bersifat hidup. Perbedaan antara al-Hayah dg al-Wujud bisa dipahami bahwa sesuatu yg ada tidak semuanya hidup. Maka, selain wujud, Allah itu hidup, tidak mati (al-Maut).
• al-Sam'u (pendengaran). Allah mendengar segala yg diucapkan oleh makhluk-Nya. Maka, Allah tidak bersifat al-Shamam (tuli).
• al-Bashar (penglihatan). Dengan sifat ini, Allah melihat segala aktivitas makhluk-Nya. Tiada sesuatu apapun yg terlepas dari pengawasan-Nya. Lawan dari sifat ini adalah al-Umyu (buta).
• al-Kalam (berbicara). Al-Qur'an merupakan salah satu bukti otentik bahwa Allah berfirman. Sebagaimana al-Qur'an disebut Kalamullah. Lawan dari sifat ini adalah al-bukmu (bisu).
4. Sifat Maknawiah: sifat-sifat yg merepresentasikan bahwa Allah mempunyai sifat al-ma'ni. Jumlahnya juga ada tujuh: Kaunuhu Qadiran, Muridan, Aliman, Hayyan, Sami'an, Bashiran, dan Mutakalliman.
Maksud dari Qadiran yaitu Allah mempunyai sifat al-Qudrah (kuasa), maka Dia adalah dzat yg Maha Berkuasa; Qadir(an). Analogi sederhananya, seorang raja yg mempunyai kekuasaan, maka dia berkuasa. Lawan sifat ini adalah Ajizan.
Begitu pun dg 6 sifat terakhir;
Muridan (berkehendak), lawannya (×) Karihan (terpaksa),
Aliman (mengetahui) × Jahilan (bodoh),
Hayyan (hidup) × Mayyitan (mati),
Sami'an (mendengar) × Ashamma (tuli),
Bashiran (melihat) × A'ma (buta)
Mutakalliman (berfirman) × Abkama (bisu).