air mata, seolah-olah kami melihat Surga dan Neraka seperti yang di ceritakan oleh beliau
Sepulangnya dari majelis Rasulullah saw. saya kembali ke rumah menemui anak istri
Suasana di rumah berbeda sekali dengan suasana di majelis Rasulullah saw
Jika tadi saya merasa takut, tetapi kini saya merasa gembira.
“Hanzhalah..
engkau kini telah menjadi munafik
Nyatanya, keadaanmu ketika berada di hadapan Rasulullah saw. jauh berbeda dengan keadaan
sekarang ketika kamu berada di rumah.”
Saya merasa sangat sedih dan kecewa terhadap diri saya.
Ketika saya bertemu dengan Sayyidina Abu Bakar ra, saya terus berkata demikian
Abu Bakar berkata, “Subhanallah!
Apa yang engkau katakan? Sekali-kali
Handhalah bukanlah seorang munafik.”
“Ketika kita mendengar nasihat Nabi saw, saya merasa surga dan neraka
betul-betul di depan kita
Tetapi ketika pulang
bertemu keluarga,
kita melupakan kampung akhirat.”
Abu Bakar berkata
“Ya, keadaan saya juga demikian.”
Kemudian kami berdua
menghadap Rasulullah
“Ya Rasulullah,
saya telah menjadi orang munafik.”
Nabi saw. bertanya,
“Apa yang telah terjadi?”
Saya berkata,
“Ya Rasulullah..
jika kami berada di majelismu dan engkau menceritakan tentang
Surga dan Neraka, kami merasa takut
kami malupakan Surga dan Neraka.”
Mendengar penjelasan tersebut
Nabi SAW bersabda;
akan menjabat tangan kalian di tempat
tidur kalian dan di jalan-jalan kalian.
suatu waktu seseorang bisa merasakan hal itu, dan di waktu yg lain ia merasakan hal yang lain." (HR Muslim).
Jawaban Rasulullah menegaskan bahwa perasaan seperti itu
bukan merupakan kemunafikan
karena sebagai makhluk sosial kita harus memperhatikan keperluan hidup, seperti makan, minum, anak, dan istri
yang di dalamnya terdapat fadhilah tesendiri
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya.
Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok.”
واعمل لآخرتك كأنك تموت غداً
Kalaunpun ada manusia yang setiap saat selalu mengingat kampung akhirat
Maka merekalah termasuk manusia-manusia pilihan
Semoga bermanfaat🙏🏿🌹