w a h . Profile picture
Aug 5, 2020 66 tweets 11 min read Read on X
Teror Babi Ganas dan Keberadaan Tumbuhan Aneh di Gunung Kembang

Persiapan dan Antisipasi sebelum mendaki Gunung Kembang

Based on my story

- a Thread. Image
(Maret, 2020) Saat kebijakan PSBB belum digulirkan oleh Pemerintah, saya dan kawan saya Ahmad berencana akan mendaki ke gunung Kembang, Wonosobo. Gunung yang memiliki ketinggian 2340 Mdpl ini terkenal dengan julukannya “gunung kecil-kecil caberawit”
karena treknya yang sangat terjal dan segerombolan babi hutan di puncaknya yang siap menanti kedatangan para pendaki disana.
Malam minggu, minggu ketiga di bulan Maret saat saya dan Ahmad hendak berangkat tiba-tiba kawan saya Dwi dari Rembang menghubungi
“Ayo munggah, aku iki wes ng ndalan tekan kudus bocah 2 karo koncoku
(ayo mendaki, aku sudah dijalan sampai kudus berduasama temanku)” ucap Dwi melalui whatsapp. Saat saya tanya kemana tujuannya ternyata mereka berdua belum memiliki tujuan.
”Oyowis, melu aku wae iki aku karo koncoku cah 2 meh ng kembang karo dieng iki meh budal. Nek kowe gelem tak tunggu ng semarang(Oyasudah, ikut aku aja ini aku dan temanku berdua mau ke gunung kembang sama dieng, ini mau berangkat. Kalau kamu mau aku tunggu di Semarang)” ajak saya
Dwi yang belum memiliki tujuan langsung mengiyakan ajakan saya.
Singkat cerita pukul 21.30 saya, Ahmad, Dwi dan Ari (temannya dwi) sudah berkumpul dan langsung berangkat menuju Sikunir destinasi pertama kami.
Saat perjalanan saya melewati jalan Sumowono-Kaloran yang sebelumnya saya bahas di thread sebelum ini. Kami tiba di alun-alun wonosbo pukul 00.30, kami istirahat makan sebentar disana sebelum melanjutkan perjalanan.
Pukul 02.00 kami melanjutkan perjalanan
menembus dinginnya kawasan Dieng dan tiba di Sikunir pukul 03.00 dan kami memutuskan mendirikan tenda di tepi danau untuk menaruh barang kami saat mendaki ke puncak Sikunir ba’da subuh nanti. Pagi datang, selesai dari Sikunir kami sebentar menikmati wisata di kawasan Dieng
sebelum akhirnya langsung menuju ke basecamp blembem tempat kami akan start pendakian ke gunung kembang.
Jam 13.30 kami tiba di basecamp blembem bebarengan dengan mendung datang. Setibanya kami di basecamp kami langsung mengambil form untuk mendata barang bawaan kami.
Ada yang istimewa di basecamp kembang, yaitu saat packing kami perlu diawasi langsung oleh petugas basecamp disana. Semua barang bawaan kami didat aoleh petugas, dihitung apa saja barang yang kami bawa dan diitung pula barang bawaan kami yang sekiranya akan menghasilkan sampah.
contohnya mie, kopi, permen. Bahkan saat mendaki nanti pendaki dilarang membawa botol mineral. Lalu minumnya gimana ? Di basecamp di sediakan jerigen yg bisa di sewa pendaki untuk tempat persedian air yang mereka bawa. Belum selesai kami packing tiba-tiba hujan turun sangat deras
Kami terus melanjutkan packing hingga semuanya beres sehingga kami sudah diperbolehkan mengurus simaksi pendakian. Selesai packing dan mengurus simaksi kami shalat dan makan siang bersama-sama. Hingga kami selesai makan hujan masih belum reda dan malah semakin deras.
Jam menunjukan pukul 04.00 hujan reda kami langsung mulai pendakian. Baru kami berjalan sampai depan basecamp eh hujan kembali turun.Kami yg tak mau menunda lagi memutuskan memakai jas hujan yg kami bawa dan mulai pendakian.Di awal pendakian kami disambut kebun teh yg sangat luas
sejauh mata memandang yang kami lihat hanyalah kebun teh. Berjalan dibawah hujan memang memerlukan kesabaran dan kehati-hatian yang sangat ekstra. Baru kami berjalan diantara kebun teh tapi trek sudah cukup terjal dan licin
1 jam perjalanan kami tiba di pos istana katak
disana sudah ada pendaki yang beristirahat. Kami istirahat dan sebat dulu disana (kawan saya yang sebat, saya mah enggak). Selesai sebat kami kembali berjalan hingga akhirnya kami tiba di kandang celeng atau pintu rimba gunung kembang.
Tandanya mulai dari sini perjalanan kami sudah mulai masuk belantara hutan. Oiya kenapa disini dinamai kandang celeng ? Ya sesuai namanya, karena disini masih sering sekali ditemui celeng berkeliaran jadi kami perlu mulai hati-hati.
oiya saat di basecamp selain di breifing mengenai peralatan, pendaki juga diberi pantangan untuk tidak mendirikan tenda di area hutan atau di sepanjang jalur pendakian. Lokasi camping hanya ada di puncak
Setelah melewati kandang celeng trek sudah berubah sangat terjal, kemiringannya pun bertambah serta banyak akar pohon di sepanjang jalur. Ditambah hujan masih setia membersamai kami sehingga menambah sulit perjalanan kami.
Di situasi normal saja sudah sulit apalagi ditambah hujan seperti ini. Disini suara-suara burung menemani perjalanan kami hingga saat sudah 60 menit perjalanan kami tiba di Pos liliput. Sedikit mengulas tentang pos liliput, oiya gais pendakian saya kali ini adalah kali kedua saya
menyambangi gunung Kembang ya. Jadi saat kali pertama saya ke gunung kembang tahun 2019 saat perjalanan ke basecamp saya mampir makan di warung di area rest area kledung. Disana saya tanya-tanya tentang gunung Kembang dengan warga yang ada disana.
Hingga salah 1 bapak-bapak disana berpesan kepada saya
”Hati-hati mas kalau ke gunung kembang disana masih baru dibuka, hutannya masih sangat lebat. Sebelum dibuka pendakian disana biasa untuk ibadah atau cari pesugihan mas. Disana juga ada makhluk kerdil,
badannya kecil(liliput) dan kalau jalan mundur” ucap salah satu bapak-bapak disana memberikan saran kepada saya. Nah, dengan dasar itu sehingga disini ada pos namanya pos liliput. Sesampainya di pos liliput kami langsung melanjutkan perjalanan tanpa istirahat
hingga setelah 60 menit berjalan kami tiba di pos simpang tiga bebarengan dengan adzan maghrib dan hujan mulai reda. Kami istirahat sebentar disana sembari menyiapkan headlamp untuk membantu kami berjalan saat gelap. Selesai adzan kami melanjutkan pendakian
kami tiba di pos akar kurang lebih pukul 19.00. Kami langsung berjalan karena banyak istirahat hanya membuat susah kami, selain karena kami masih memakai jas hujan. Ternyata pakaian kami sudah basah juga akibat keringat dan resapan air hujan di jas hujan yang kami pakai.
Tak jauh ari pos akar saya menemukan tumbuhan aneh yang saya sendiri tak tau apa namanya dan hanya tumbuh di gunung Kembang, kenapa aneh ? karena tumbuhan ini bisa bergerak-gerak seperti tertiup angin, padahal di sekitar sedang tidak ada angin yang menerpa.
Tumbuhan lain disekitarnya hanya diam, daun-daun disebelahnya diam tapi hanya tumbuhan itu yang terus bergerak seperti ada yang sengaja memainkannya. Saat pertama kali ke gunung kembang dan menemukan tumbuhan itu saya sempat parno karena tumbuhan itu bisa bergerak-gerak sendiri.
Tapi setelah saya perhatikan hampir semua tumbuhan yang sejenis itu semuanya bergerak-gerak seperti itu.
Saat itu saya sempat mengambil video tumbuhan itu saat bergerak-gerak sendiri tapi entah saat turun gunung saya cari videonya sudah tidak ada
Entah hp saya yg eror atau karena apa saya tidak paham. Saya yakin hampir semua pendaki yang datang kemari pasti akan menemukan tumbuhan misterius itu. Setelah selesai memperatikan tumbuhan itu kami berjalan lagi hingga sampai pos sabana,
Tandanya kami tinggal melewati Tanjakan Mesra sebelum akhirnya tiba di puncak. Disini jalur mulai terbuka dan trek semakin curam. Pos sabana dan tanjakan mesra adalah pos terakhir dan jalur penghabisan, jangan berharap trek datar karena tiba di pos sabana.
kami tiba di puncak pukul 20.30. Setibanya di puncak kabut datang seakan menyambut, kami berempat langsung mendirikan tenda dan membuat pagar dari ranting pohon mengelilingi tenda untuk melindungi dari serangan babi hutan.
Tenda bagian luar saya semprot dengan parfum dan minyak kayu putih sesuai arahan petugas basecamp. Katanya sibabi gak suka bau-bau seperti itu. Singkat cerita pukul 22.00 kami berempat selesai makan dan saya berpesan kepada semua kawan saya agar membersihkan semua sisa makanan
dan jangan sampai ada yang tersisa, jangan taruh logistik yang masih tersisa di pojokan tapi taruh ditengah diantara kami saat tidur dan tutup rapat dengan kain agar tidak ada bau yang dikeluarkan.
Sampah kami kumpulkan didepan tenda dan semua carier juga kami taruh didepan tenda
Saya kembali keluar tenda memastikan lagi semuanya aman agar terlindung dari serangan babi hutan. Etdah gue berasa lagi perang wkwk. 22.30 kami mulai tidur dengan keadaan dalam tenda yang terang dengan lampu (anjuran petugas basecamp). Saat tidur Dwi dan Ari di pojok kanan kiri
sementara saya dan Ahmad berada di tengah. Baru 1 jam tidur saya bangun karena ada suara krusek-krusek plastik didepan tenda. Tapi tak lama suaranya hilang, ”oh mungkin itu angin aja” pikirku karena suaranya hanya sebentar dan setelahnya saya kembali tidur, saya lihat Dwi, Ahmad
Ari sudah hanyut dalam tidur mereka masing-masing. Anggapan saya tentang angin salah, ternyata petaka terjadi setelah itu.

Pukul 23.30 kami dikagetkan dengan suara keras, kami berempat bangun dengan terkejut. Saya sudah yakin kalau barusan ada tenda yang dirusak babi
Saya yang sudah mulai was-was meminta semuanya cek semua sudut tenda dari dalam ”Weh bolong jancuk, tendane dewe sing dirusak celeng (Wah bolong, tenda kita yang dirusak celeng” ucap Dwi saat menemukan lubang sobekan tepat dibawah kepalanya saat tidur.
Saat dilihat dari lubang itu terlihat jelas ada 3 Celeng dengan ukuran besar, sedang dan kecil sedang mengelilingi tenda kami mencari makanan. Saya langsung minta Dwi tutupi lubang itu dengan 2 matras. Ketiga celeng itu masih berkeliaran di tenda kami,
kami berempat sontak mengusirnya dari dalam dengan senter dan menggunakan suara kami, entah bagaimanapun caranya dengan sebisa kami, kami usir bani itu dari dalam, karena kami mau keluar juga tidak ada yang berani.
Takutnya baru membuka resleting tenda tiba-tiba celeng langsung menyerang kami. Kan gak lucu kalau babi masuk ke dalam tenda kami :(
Agak lama akhirnya celengnya pergi, tapi saya yakin mereka pergi belum jauh dari tenda karena suara mereka masih terdengar.
Saya mulai inisiatif mengecek carier didepan, oiya carier kami taruh diluar karena bentuk tenda yang kami bawa ada terasnya dibagian depannya.
Saat saya cek satu-satu carier dan barang didepan saya menyadari carier Ahmad tidak ada disana.
Mengetahui itu saya pun mengajak semuanya keluar mencarinya bersama, kenapa bersama ? Karena mau keluar sendiri atu berdua saja kami tidak ada yang berani karena ada gerombolan babi yang berkeliaran diluar. Saat kami berempat keluar, kami mendapati carier Ahmad tergeletak
agak jauh di belakang tenda dengan keadaan terbuka dan ada plastik diacak-acak. Tapi ada yg lucu disini, setelah dicek ternyata isi plastiknya adalah pakaian kotor Ahmad bekas mendaki tadi dan saat dicek lagi, sempak Ahmad robek dicabik-cabik babi
"Babinya suka bau busukmu bro"ucap saya ke ahmad dgn tertawa wkwk."Doyan aja tuh babi sama gituan"ucap dwi.Tak jauh dari carier Ahmad, saya dan Dwi menemukan bungkusan mie instan dengan sisa mie nya yg berserakan.”Wah brarti iki sebabe, kowe kelewatan nyingkirke mie 1 ng pojokan"
(wah brarti ini sebabnya, kamu kelupaan nyingkirin mie 1 di pojokan tenda)” ucap saya ke Dwi. Dwi pun hanya menjawab jika ia lupa. Saat kami membereskan carier Ahmad, tiba-tiba celeng itu datang lagi dan jumlahnya masih sama 3. ”Mas, mas ada babi hati-hati didekat tenda hijau”
seru saya memperingatkan tenda didekat kami. Seisi tenda itu bangun dan saya lihat mereka semua tegang didalam. Saya dan Ahmad berusaha mengusirnya dari kejauhan, karena kami tidak berani jika mendekat. Tak lama celeng itu berpindah ke tenda sebelahnya,kami pun melakukan hal yang
sama hingga akhirnya mereka pergi agak jauh. Disini kami baru sadar jika salah 1 babinya berukuan sangat besar dan sangat gemuk. "Gila tuh babi seukuran bagong" seru saya. Ahmad sempat lari kedalam tenda saat melihat babi yg berukuran besar itu.
Setelahnya ada beberapa pendaki keluar tenda dan menghampiri kami, mereka cerita kalau tenda mereka sudah disambangi celeng sebelum kami tiba di puncak, hingga salah satu diantara mereka saat tidur merasakan gerak-geriknya karena menyentuh kaki orang tsb dari dalam tenda
Malam itu terasa sangat panjang dan mencekam, bukan karena ada setan. Tapi karena ulah babi hutan yang sangat meresahkan. Saat kami ngobrol tiba-tiba gerombolan celeng datang lagi dari arah belakang. ”Woy babi sialan” ucap salah 1 pendaki dan kami bebarengan mengejar mengusirnya
Hingga ada salah satu pendaki lagi keluar namanya Gio, ia muncak sendirian dan camp sendiri di tenda. Ia cerita jika ia dari kalimantan dan tanya babi disini boleh dibunuh apa tidak? Karena jika dikalimantan katanya boleh dibunuh bila mengganggu pendaki
”Itu babinya woy”seru Gio
dan dia mengejarnya seorang diri dengan membawa sangkur yang ia bawa. Gerombolan celengnya kabur semua. ”Gila nih orang” ucapku dalam hati wkwk. Saat kondisi sudah agak kondusif kami berempat melanjutkan tidur dan pendaki yang lain juga masuk ke dalam tenda mereka masing-masing.
Kami kembali tidur dgn perasaan was-was. Jam menunjukan pukul 02.00, lagi-lagi kami kembali bangun dikagetkan dengan suara keras sobekan tenda. ”babi jancuk sialan" umpat Ari karena saking kesalnya, saat kami cek tenda kami ternyata tidak ada yang rusak.
Tak lama ada suara ramai diluar, ternyata tenda didepan kami yang dirusak. Kami keluar
Padahal tendanya sudah dipagari sangat rapat bisa-bisanya babi masih bisa masuk. Saya lihat tendanya rusak lebih parah dari kami, tenda bagian belakangnya robek hingga membentuk seperti pintu
”Wah parah nih babi kalau dibiarin” ucap Gio yg kembali keluar dan menghampiri. Setelah merusak tenda didepan tenda kami, kami tak melihat keberadaan gerombolan babi itu. Semenjak kerusakan tenda yg kedua akibat celeng, semua pendaki bergantian berjaga diluar tenda mengawasi
Malam semakin mencekam dengan rasa was-was. Dari arah turun kami kembali melihat gerombolan celeng itu, jumlahnya semakin banyak ada 6 kalau tidak salah. Namun terkejutnya kami, salah satu diantara mereka membawa carier pendaki yang entah milik siapa
Gerombolan pendaki pun mengejar gerombolan babi itu sembari teriak ”Yang cariernya ilang siapa warnanya biru dibawa babi” ada juga yg teriak mengumpat "Babi sialan sini lu kalau berani" .Saat itu saya dkk sudah tak menghiraukan ketakutan kami saat bertemu babi pertama tadi
ketakutan kami sudah terganti dengan amarah yg kesal dgn gerombolan babi yang se enaknya merusak tenda pendaki. Disini kami sudah seperti tawuran diatas puncak gunung, tawuran gerombolan pendaki Vs gerombolan babi. Tapi sialnya babi itu kabur dengan melepaskan carier yg dibawanya
tepat dibibir jurang dan babi itu turun ke kaldera. Pasca itu keadaan normal dan kami semua melanjutkan tidur kami
Akhirnya pagi datang tanpa melihat babi sialan itu lagi. Saya dan Ahmad keluar tenda menikmati sunrise sementara Dwi dan Ari masih melanjutkan tidurnya
Saat saya dan Ahmad menikmati sunrise, kami mendapat kabar ternyata tenda yang baru datang jam 4 tadi juga rusak disambangi celeng. Saya terheran-heran, ganas sekali babi disini. Singkat cerita Dwi dan Ari bangun dan kami berempat masak untuk kami sarapan pagi.
Disitu kami ngobrol tentang nasib tenda kami yang rusak padahal ini adalah tenda rental, ah sudahlah yang penting kami turun dulu. Setelah sarapan kami packing dan turun. Tepat selepas dzuhur kami tiba di basecamp dan berpapasan dengan hujan yang turun lagi.
Setiba di basecamp sampah yang kami bawa dicek petugas basecamp, dihitung apakah sesuai dengan list yang dihitung sebelum kami memulai pendakian. Disitu bungkus bumbu mie instan kami hilang 1 karena ulah babi dan kami menjelaskannya ke petugas basecamp agar tidak dikenai sanksi
Saat di basecamp Ahmad membuang sempak bekasnya yg rusak dicabik-cabik babi. "Lah, ngga kamu pake lagi di rumah bro ?" tanya saya. "Buat apaan orang udah najis gini dan gak bisa dipake lagi" jawab Ahmad. Saya hanya tertawa bila mengingat kejadian itu
Jam 16.00 kami pulang dari basecamp, jam 19.00 kami tiba di Semarang dan langsung menuju ke tempat dimana kami menyewa tenda. Disitu saya dan Dwi menjelaskan soal kerusakan tenda akibat ulah celeng. Bersyukurnya kami, yang punya rental sudah mengenal kami
karena kami sudah biasa menyewa alat disana,saat kami tanya berapa biaya yang perlu kami ganti pemilik rental bingung.Akhirnya beliau meminta kami menggantinya 150rb saja, kami bersyukur saat itu.Karena kami pikir,kami diminta menggantinya dgn yg baru yg harganya lebih dari 500rb
Sepulang dari tempat penyewaan tenda Dwi dan Ari langsung pamit pulang ke Rembang.

Tamat.
Pelajaran yg bisa saya ambil disini adalah mental adalah hal yg utama selain fisik yg perlu dipersiapkan. Karena dengan mental yg cukup, kita jadi semakin siap dengan segala halang rintang yg ada selama di perjalanan.
Dan hati-hati dengan hewan buas selama kita mendaki.

#Kembang #Wonosobo #temanggung #Semarang

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with w a h .

w a h . Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @wahyuariyantn_

Nov 9, 2023
"RUMAH PENGANTAR KEMATIAN"

Part 3 - Kematian Pertama

Dia terduduk ketakutan sambil menangis di depan kamarnya, ia mencoba menutupi wajahnya dengan lutut dan kedua tangannya. Dalam takutnya, ia terus berkata "Aku tidak mau Mati"

@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht Image
Selamat malam! Setelah 3 minggu, akhirnya saya bisa kembali menulis lagi 😁 Mohon maaf ya
Untuk part-part sebelumnya bisa lebih dulu dibaca di sini.

Part 1
Read 97 tweets
Oct 19, 2023
"RUMAH PENGANTAR KEMATIAN"

Part 2 - Bayangan Di Dalam Kegelapan

Sesuatu bersembunyi diantara gelap malam itu. Meski samar, semakin lama bayangan sosok itu semakin tinggi dengan buntalan ikatan di ujung kepalanya

@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht Image
Update pelan-pelan, karena sedang dalam perjalanan. Jika yg ingin langsung baca tanpa jeda, part 2 dan 3 sudah tersedia di platform sebelah ya

Part 2 : karyakarsa.com/wahyuariyantn/…
Part 3 - Kematian Pertama : karyakarsa.com/wahyuariyantn/…
Read 83 tweets
Oct 12, 2023
"RUMAH PENGANTAR KEMATIAN"

Diantara gelap, dia mencari mangsa, menghabisi satu-persatu penghuni di sana, seolah kematian sudah melekat kepada siapa saja yang memilih tinggal.

- a thread

@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht @P_C_HORROR #bacahorror Image
“Hallo, Mas Wahyu! Aku ada cerita, yang mungkin bisa untuk diceritakan. Cerita kelam, yang mungkin akan terus teringat entah sampai kapan, karena saat itu aku hampir mati” Ucap seseorang pria yang aku kenal melalui seorang kawan.
Saya menyebut pria ini dengan nama “Santo” . Usianya sekarang baru menginjak kepala tiga, dan saat kejadian kelam ini terjadi, Santo masih berusia 21 tahun dan sedang menjalani semester akhirnya sebagai seorang mahasiswa.
Read 61 tweets
Sep 2, 2023
"NANDUR NYAWA"

Part 2 - Mulai Terlihat

Sosok dibalik tanah ini mulai memperlihatkan eksistensinya. Tubuhnya setinggi langit-langit rumah, wajahnya mengerikan dengan empat taring yang tumbuh di dua rahang mulutnya.

@bacahorror @IDN_Horor @P_C_HORROR @Penikmathorror Image
Ini merupakan lanjutan dari cerita Nandur Nyawa di part pertama
Untuk part pertama, silakan bisa dibaca disini ya
Read 14 tweets
Aug 26, 2023
"NANDUR NYAWA"

Apa jadinya jika tanah subur yang kamu ketahui selama ini ternyata rahasianya adalah nyawa manusia yang ditanam di dalam tanahnya?

@bacahorror @IDN_Horor @P_C_HORROR @Penikmathorror #threadhorror #ceritahorror Image
“Akhirnya sampai juga.” ucap pama Sanjaya.

“Paman Sapto, Na. Panggil saja pamanku dengan itu.”

“Di mana tempat tinggal, Paman? Kami sudah kedinginan.” Tanya Sanjaya.
“Di sana, tapi, rumah yang akan kalian tempati nanti tidak di rumah paman. Tempat untuk kalian sudah disediakan oleh juragan.” Tutur paman Sapto sebelum menuntun sepeda untanya mengarahkan Sanjaya dan Kelana.
Read 9 tweets
Jun 15, 2023
"BELENGGU SUKMA"

Mereka ada dimana-mana, mengintai hampir setiap malam. Pengabdian KKN yg diperkirakan lancar, ternyata malah akan merenggut nyawa mereka satu-persatu setelah kutukan desa tempatnya KKN kembali muncul setelah puluhan tahun menghilang

@bacahorror @IDN_Horor Image
Detik demi detik berputar, tanpa terasa satu persatu dari mereka datang lalu memperkenalkan dirinya masing-masing. Pertemuan itu, akan mereka gunakan untuk membahas susunan tugas serta program bersama yang akan mereka bawa saat terjun di desa.
Namun, sudah tiga puluh menit berlalu sejak orang terakhir datang, ada satu orang yang belum juga terlihat wujudnya. Dia adalah Maya. Bahkan, sejak komunikasi melalui grup whatsapp, Maya pun belum sama sekali merespon.
Read 99 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(