#dirgahayuindonesia
Lebih dekat dengan Istana-istana Kepresidenan Indonesia.
—a thread—
Prolog: istana merupakan kediaman sekaligus kantor bagi seorang penguasa untuk menjalankan pemerintahannya.
Udah tahu belom? Indonesia memiliki enam Istana Kepresidenan yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali.
Ayo kenalan satu-satu dan intip gimana detail dan interiornya!
1. ISTANA MERDEKA JAKARTA
Dibangun pada 1873, dirancang oleh Ir. Couvee Djen, dilanjutkan Ir. H.M.Debette, dan dilaksanakan oleh J.B. Drossaers.
Istana Merdeka merupakan lokasi penyelenggaraan upacara tahunan. Sisi depannya menghadap Monumen Nasional.
Dulu disebut sebagai Koningsplein Paleis (Istana Koningsplein, nama jadulnya Gambir). Menjadi istana bagi Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia.
Kemunculannya di sebuah litografi 1880-an:
Koningsplein Paleis awal abad ke-20.
Simetri bilateral, menggunakan kolom berjumlah genap khas aturan arsitektur Eropa.
(Hanya saja gue nggak berani nge-state ini gaya/langgam apa).
Koningsplein Paleis dari udara. Di awal abad ke-20, lapangan Monas nggak kosong melompong seperti sekarang. Ada beberapa bangunan pemerintahan yang berdiri di tengah-tengahnya.
Ketara kan, istana-nya yang mana?
Luar dan dalam Koningsplein Paleis sebelum Indonesia merdeka.
Istana pada masa awal-awal Indonesia merdeka.
Istana Merdeka dalam foto berwarna, era 1960-1970-an.
Tiang lampu depannya lucu banget ya?
Kalo dari udara sih sebetulnya Istana Merdeka ini sederhana banget tampilannya.
Fasadnya Eropa banget, atap dan bukaan-bukaannya menyesuaikan iklim tropis. Isinya gimana ya, kira-kira?
Gambar ini diambil dari buku Istana-istana Kepresidenan di Indonesia.
Memang sih ini istana, tapi sayang banget nggak banyak yang tahu betapa detail dan cakepnya bangunan sederhana ini.
Gue secara tidak sengaja pernah masuk sini 2014. Setengah jam bengong ngeliatin plafon...
Lorong masuk menuju Ruang Resepsi. Beberapa tahun ke belakang, artis-artis yang diundang ke Istana pasti spot foto favoritnya ada di sini.
Yang ditulis Kleinsteuber di buku itu menarik: setiap presiden punya selera.
Bung Karno mengisi istana dengan lukisan dan patung.
Bu Tien Soeharto meng"Indonesia"kan Istana dengan menambah ukir-ukir Jepara di mana-mana.
Di masa Pak Habibie, ditambah relief arab pada dinding...
...yang memiliki arti "Damailah Mereka yang Berkunjung ke Tempat ini"
Era Gus Dur, gorden diubah menjadi warna biru.
Era Bu Mega, interior Istana diubah. Ukir-ukir Jepara banyak yang dicopot (kecuali di Ruang Jepara).
Era Pak SBY, Istana sempat terbuka untuk umum tiap weekend.
2. ISTANA NEGARA JAKARTA
Dibangun pada 1796 di daerah Rijswijk.
Banyak yang sering ketuker penyebutan namanya dengan Istana Merdeka. Fasad bangunan ini menghadap Jalan Veteran, memunggungi Istana Merdeka.
Semula adalah rumah keluarga milik J.A. van Braam di kawasan elite Rijswijk.
Kemudian, menjadi kediaman Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia pada 1820.
"Hotel van den Gouverneur-General" cenah.
Luar dan dalam Istana Negara di masa sebelum Indonesia merdeka.
Sama dengan Istana Merdeka, meski dari luar bangunan ini "biasa aja", isinya justru megah banget (terutama detail profil di bagian plafon).
Kapan ya... Istana dibuka untuk umum lagi...
Sudut paling khas di sini.
Before After
==== sebentar napas dulu ===
APaaann neh??? Konser 17-an tapi MC-nya kok Jirayut??? TKA dong???
~
3. ISTANA BOGOR
Awalnya banget dibangun pada 1745—1750, namun beberapa kali bongkar bangun gedung, salah satunya karena gempa besar.
Bangunan yang kita kenal sekarang itu didirikan pada 1850, seabad setelah bangunan pertama.
Menurut buku yang tadi, Istana Bogor mengalami gempa bumi hebat pasca letusan Gunung Salak pada 1834.
Akhirnya, bangunan lama dihancurkan dan dibuat dengan desain satu lantai saja.
From this To this
Luar dalam Istana Bogor.
Pohon di sekitar Istana belum serimbun sekarang. Gunungnya keliatan jelas banget.
Istana Bogor dalam warna.
Terlihat bahasa kolom bangunannya beragam, ionic dan corinthian.
Yang paling megah di Istana Bogor: Ruang Garuda. Ampun detailnya...
Apa gue bikin video tentang covid kayak seleb itu aja ya? Kali aja bisa diundang ke sini....
4. ISTANA CIPANAS
Dibangun pada 1742 sebagai tempat peristirahatan Van Imhoff, Gubjen Hindia Belanda.
Dibangun lantaran di lokasi tersebut ada sumber air panas. Maka, jadilah doi menggambar sketsa untuk dibangun sebagai vila dan selesai pada 1746.
Istana Cipanas awal abad ke-20.
Keseluruhan rangka dan penutup bangunan terbuat dari kayu jati dan besi cor (kemudian digantikan batako di beberapa bagian).
Sisi luar Istana Cipanas.
Bagian dalam Istana Cipanas.
Lantai tegel mozaik masih dipertahankan hingga sekarang.
Teras belakang Istana Cipanas.
Atap dan kemuncaknya cantik banget keliatannya.
Salah satu istana terfavorit: mungil tapi isinya menter.
Sesuai dengan namanya, di kompleks ini juga terdapat pemandian air panas khusus untuk kepala negara dan tamu-tamu negara.
Kaget banget nggak sih, haduh detailnya..........
==== sebentar napas dulu ===
5. GEDUNG AGUNG YOGYAKARTA
Mulanya dibangun 1755, bersamaan dengan dibangunnya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Pembangunan sempat berhenti lantaran kepotong Perang Diponegoro dan baru selesai 1832. Arsiteknya A.A.J. Payen, guru lukisnya Raden Saleh.
Pada 1867, terjadi gempa yang meruntuhkan bangunan tersebut. Kemudian, dibangunlah gedung pengganti yang selesai dua tahun berikutnya.
Gedung Agung, dulu dan sekarang
Teras depan yang tampilannya sangat Eropa, tapi pintu utama dimundurkan supaya membentuk serambi untuk menahan sinar matahari. Strategi khas iklim tropis.
Gedung Agung dalam ulasan buku.
Ruang Garuda Gedung Agung Yogyakarta.
Salah satu pendopo di kompleks istana.
Silaturahmi di Gedung Agung.
Hiya-hiya-hiya.
6. ISTANA TAMPAKSIRING
Istana satu-satunya yang dibangun Pemerintah Indonesia setelah merdeka.
Dibangun pada 1957 atas perintah Bung Karno, arsiteknya R.M. Soedarsono.
Eits, jangan salah gedung. Yang bawah adalah Pura Tirta Empul. Istananya adalah bangunan paviliun yang ada di atasnya.
Ada dua massa bangunan utama: Wisma Merdeka dan Wisma Negara.
Wisma Merdeka dipakai oleh presiden dan keluarga. Wisma negara dipakai oleh tamu negara.
Antara dua wisma dihubungkan jembatan, namanya Jembatan Persahabatan.
Jembatan Persahabatan.
Penuh ukiran setempat, berbeda dengan istana bergaya Eropa yang dibahas sebelumnya.
Begitu pula dengan gerbang masuk kawasan ini. Coba bandingin dengan lima istana sebelumnya.
Wisma: luar dan dalam.
Holding room
Bagian dalam pendopo yang ada di kompleks istana.
Nah, itulah enam Istana Kepresidenan yang dimiliki Indonesia hingga 75 tahun merdeka.
Kalo kita jadi pindah ibu kota, bakal nambah satu lagi Istana Kepresidenan, namanya Astana Indonesia Raya.
BANDING-BANDINGKE CAPRES 2024
based on dokumen visi-misi
per 21 Oktober 2023
dari sudut pandang:
warga Bekasi anker Depok, single, under 30, ngeriset & ngajar, durung nduwe omah
-ulasan sekilas-
1. Tentang Perjabodetabekan
Visi-misi Anies-Imin nggak ada kata IKN, tapi nyebutin in general Jabodetabek mau diapain.
Visi-misi Ganjar-Mahfud nyebut IKN, tapi nggak disebut Jabodetabek setelahnya mau diapain.
Nggak ada yang bikin Provinsi Jabodetabek gitu? 🤔
2. Soal Perkotaan
Dua-duanya sensitif soal transit oriented development dan transportasi publik. Sayangnya kagak ada yang nulis "ESKALATOR DAN LIFT YANG TANGGUH, SELALU NYALA, DAN MEREK INTERNESYENEL"
Medan Merdeka emang ditetapkan sebagai cagar budaya. Tapi, apakah cobblestone-nya juga? Eits tunggu dulu.
Cobblestone Monas baru dipasang tahun 2000-an di era Bang Yos. Penggantian aspal jadi cobblestone ini justru nunjukin kalo perubahan di kawasan ini bisa dilakukan.
Apakah kalo udah jadi cagar budaya, lantas udah nggak bisa diapa-apain? Tetot kurang tepat.
Menjadikan sesuatu sebagai cagar budaya bukan berarti kita nge-freeze objek itu dan nggak boleh diapa-apain. Perubahan bisa dilakukan secara terbatas asal tidak merusak apa yang esensial.
Di UU No. 11 tahun 2010 ttg Cagar Budaya juga dibahas soal apa aja yang bisa dilakukan untuk melestarikan: 1. Pelindungan (Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi, Pemeliharaan, Pemugaran) 2. Pengembangan (Penelitian, Revitalisasi, Adaptasi) 3. Pemanfaatan
Bukan cuma melihat Jakarta sebagai kota tunggal, 1965 bahkan udah dipikirin kalo Jakarta "bengkak", nanti ngembangnya ke mana.
Ada poros Timur-Barat, ada juga ke selatan. Titik pancarnya 15 km dari Monas.
Namanya "Jakarta Metropolitan", tahun 72-73, barulah muncul Jabotabek.
Masterplannya diambil dari buku, masterplan keluaran Direktorat Tata Kota & Daerah 1965, yang mana nggak mungkin banget kalo BK nggak terlibat di dalamnya.