Apa yang kalian bayangkan dari pekerjaan seorang diplomat? Sebuah utas singkat.
Sejak kecil saya tidak pernah bercita-cita menjadi diplomat. Waktu kecil cita-cita saya malah ingin jadi guru/dosen. Tapi jalan Tuhan membawa saya ke profesi ini. Tidak ada yang disesali. Semua saya syukuri.
Lantas apa itu diplomat? Arti asalnya diplomat sebenernya pembawa pesan. Makanya klo teman2 lihat di logo @Kemlu_RI ada tulisan 'Caraka Bhuwana' yang artinya kurang lebih pembawa pesan untuk dunia.
Dari pengertian ini mungkin ada yang membayangkan kerjaan diplomat itu enak, bisa jalan-jalan keliling dunia. Kesan ini nggak salah, meski ga 100% benar juga 🙃
Kenapa? Karena tidak semua pos penugasan diplomat itu seindah Paris atau semetropolis New York. Banyak diplomat kita yang harus bertugas di pos-pos rawan dan berbahaya. Ada ga diantara teman2 yang pernah membayangkan ditugaskan di Damaskus atau Baghdad?
Di tempat-tempat seperti itu ancamannya benar-benar nyawa. Desingan peluru atau ledakan mortir/bom bisa kapan saja terjadi. Begitupun dengan mereka yang ditugaskan di negara-negara yg blm memiliki fasilitas baik. Hidupnya benar2 tdk mudah.
Lantas kenapa Pemerintah masih membuka perwakilan di tempat2 berbahaya? Banyak alasannya, selain karena simbol kedekatan dg negara tersebut, juga yang paling penting, Pemerintah perlu memastikan perlindungan thdp warga negara dan aset2 kita di negara tsb.
Indonesia termasuk negara yang berani dalam urusan membuka perwakilan diplomatik. Di saat negara-negara lain udah cabut dari Baghdad atau Damaskus, misalnya, Indonesia tetap membuka perwakilannya disana.
Nahh diplomat Indonesia yang bertugas disana biasanya diberikan 'reward'. Klo umumnya diplomat itu bertugas 3-4 tahun, khusus mereka yg tugas di perwakilan berbahaya, mereka cukup bertugas 2 tahun. Setelahnya ditransfer ke perwakilan lain yang lebih aman.
Kebijakan ini bukan hanya karena faktor keamanan, tetapi juga utk memastikan kesehatan fisik dan psikis diplomat ybs. Oiya utk mereka yg ditempatkan di perwakilan berbahaya biasanya juga dapat kesempatan cuti ke Indo setiap 6 bulan.
So, bayangan bahwa kerja diplomat hanya berkisar dari ruang sidang ke ruang sidang yang lain, yang dipenuhi parfum mahal 😆 ga sepenuhnya benar. Ada memang beberapa teman yg memiliki kesempatan tsb. Tapi kebanyakan dari kita bertugas tidak dengan segala kemewahan tersebut.
Mereka yang ditugaska di Malaysia misalnya, banyak yang harus keluar masuk ladang sawit guna memastikan perlindungan terhadap para pekerja migran dsana. Begitupun kawan2 diplomat yang ditugaskan di Saudi, harus rajin2 ke penjara utk memastikan keselamatan para TKI yg ditahan.
Ketika pulang dari penugasan di LN, jangan juga dibayangkan semua diplomat selalu mengenakan jas dan dasi. Sepulang dari LN, beberapa diplomat ada yang ditugaskan untuk mengurus perlengkapan, kepegawaian bahkan keuangan kantor.
Atau ada juga yang ditugaskan di bagian perlindungan warga. Pernah denger kan proses pemulangan WNI kita yang di Wuhan? Teman2 di bagian perlindungan WNI adalah salah satu yang pertama menginjakan kaki disana utk membantu proses pemulangan.
Satu lagi yang mungkin sering dilupakan adalah diplomat2 kita yang ditugaskan untuk mengurus perbatasan (nanti saya akan bikin threads khusus soal diplomat perbatasan).
Mereka bertugas memastikan simpul-simpul kedaulatan kita di pulau-pulau terluar tetap terjaga. Tak jarang mereka harus keluar masuk hutan untuk mengecek dan memastikan patok-patok batas kita tetap terjaga.
Saya beruntung, selama penugasan saya di Kemenlu saya pernah bertugas di Kuala Lumpur dimana isu Pekerja Migran sangat dominan, dan lama ditugaskan di direktorat yang mengurus masalah perbatasan.
Lantas bagaimana dengan penghasilan seorang diplomat? Agak sensitif sih tapi karena banyak yang nanya, nggak apa2 dikasih bocoran. 🙃😉
Jadi status kepegawaian diplomat itu sebenarnya PNS biasa. Namun dia memiliki jabatan fungsional Diplomat. Jadi ketika dia penugasan di DN, mereka terima gaji sesuai standar PNS pada umumnya (bisa di search di google 😁).
Nahh ketika dia penugasan di LN, mereka akan terima Tunjangan Penghasilan Luar Negeri (TPLN) yang jumlahnya berbeda di tiap negara. Tergantung di negara mana dia ditempatkan.
Mereka yang ditempatkan di Tokyo misalnya mendapat TPLN yang berbeda dengan mereka yang ditempatkan di Delhi atau Kuala Lumpur. Karena kan biaya hidup di kota-kota tersebut berbeda.
Cukup ga sih TPLN yang kita terima? Tergantung sih ya. Tergantung gaya hidup kita. Tapi InshaAllah cukup. Beberapa kota seperti Doha (tempat sekarang saya bertugas) lumayan mahal utk biaya hidup, sewa rumah dan pendidikan anak.
Jadi, bagi kalian yang membayangkan menjadi diplomat akan hidup mewah, kayaknya harus mulai menghapus bayangan itu deh. Menjadi diplomat seharusnya tidak miskin, tapi pasti tidak akan kaya raya. 😄
Makanya klo teman2 pernah denger nama Ali Alatas, diplomat hebat yang sangat saya kagumi, tidak memiliki rumah hingga akhir karirnya di Kemenlu, itu hal yang bisa saja terjadi. Karena memang dari sisi penghasilan diplomat itu bukan profesi yang wah.
Tapi hidup bukan hanya untuk sepotong roti, bukan? Pengabdian kepada rakyat, dan memastikan bangsa kita dihormati oleh bangsa-bangsa lain adalah yang terpenting. Sekian semoga ada manfaatnya 🙏
Terimakasih atas sambutan yg mengejutkan dr utas di atas. Kapan2 kita ngobrol lagi dalam #ceritaDiplomat ya.
Oiya, mohon maaf belum semua pertanyaan sempat dijawab. Tapi insha Allah akan saya respon. Sekali lagi terima kasih 🙏🙏
1. Ini cerita ttg pershabatan, dan barangkali jg ttg harapan.
Namanya Muhammad Taufan. Saya mngenalnya di tahun 2007, atau tepatnya ketika kami sama2 ikut test CPNS Kemenlu.
Baru2 ini Taufan (36th), trpilih sbgai Vice President (VP) SPLOS di PBB, New York. Mungkin VP trmuda..
2. SPLOS atau State Parties to the Law of the Sea adalah "muktamar" nya negara-negara pihak UNCLOS 1982. Kita tahu, Indonesia adlah salahsatu arsitek utama pmbentukan UNCLOS 1982 yg oleh para diplomat dan ahli hukum intrnasional disebut2 sbg konstitusi-nya hukum laut dunia.
3. Setiap tahun negara2 pihak dari UNCLOS bersidang dalam forum SPLOS. Salahsatunya utk mengukur dan mengevaluasi ketaatan negara2 pihak kpd UNCLOS. Meski Indonesia adalah negara utama dalam UNCLOS namun untuk duduk sebagai presiden atau wakil presiden SPLOS tidaklah mudah.
Boleh jadi saya bukan sahabatnya yang terdekat. Tapi setidaknya saya mengenalnya cukup lama, 18 tahun. Ini cerita tentang Si Bung. Tentu akan subyektif. Tapi inilah Bung @febridiansyah yang saya kenal. #CeritaSiBung
Saya mengenal si Bung ketika kami sama-sama masuk @law_ugm tahun 2002. Kami sama2 nge-kos di Sagan. Kos2annya dulu adalah yang paling sederhana bahkan mungkin paling ‘memprihatinkan’ di Sagan. Tapi dari keprihatinan itu, sepertinya dia belajar memimpin. #CeritaSiBung
Kebiasaannya yg selalu sy ingat adlah datang ke kampus dgn sepeda ontel, kaos oblong dan tas selempang mirip kantong terigu, yg ia isi dgn satu-dua buku. Saya tak seberapa ingat buku hukum apa yg dia bawa. Tapi sy ingat tetralogi-nya Pram selalu mengisi tas kantong terigunya itu.
Qatar mungkin tdk mmiliki warisan sejarah yg segemerlap negara2 lain. Tp perhatian negara ini pada benda sejarah/seni patut diacungi jempol. Museum dan galeri-galeri indah dibangun. Salahsatunya adalah Museum of Islamic Art (MIA).
Akhir pekan ini saya sempat mengunjungi MIA, museum yg berlokasi di pinggir pantai dg pmandangan menakjubkan. Meski koleksinya masih terbatas, tapi kliatan Pem. Qatar tdk maen2 mmbangun museum ini. Bukan hny arsitekturnya yg nyeni, tp juga teknologi di museum ini sgt modern.
Ini adalah salah satu koleksi MIA. Lembaran mushaf al quran yang berasal dari abad ke-7 M (generasi khalifatur rasyidin). Ditulis di atas kulit hewan. Tentu perlu kehati2an ekstra utk menjaga koleksi ini tetap bs dinikmati hingga skarang.
Dulu waktu saya tugas di Kuala Lumpur, ust Ali Jaber beberapa kali mampir. Dia suka sekali makan di restoran Hadramaut yg ada di samping KBRI. Beberapa kali saya menemaninya makan. Kita ngobrol tntang banyak hal.
Dalam obrolan, tidak seluruhnya kita bersepakat. Tapi, seingat saya dulu, dia orang yg bs menerima perbedaan, asalkan kita mau trus belajar. Tutur katanya juga lembut dan jarang bahkan tidak pernah mau membahas politik. Oiya dia pengagum Jusuf Kalla.
Keinginannya yg terbesar adalah agar al Quran bisa dibaca oleh banyak orang. Saya ingat, stiap kali dia datang, dia selalu bersemangat brcerita ttg proyeknya utk mencetak alQuran dalam huruf braille. Dia ingin alQuran tsb bs disebar kpd para tunanetra scra gratis.
Mumpung lagi selow, ada yg ingin sy tambahkan nih di thread 'perempuan dan profesi diplomat' kmaren. Mudah2an bs melengkapi. #ceritadiplomat
Kmaren sy menyebut diplomat perempuan akan dihindarkan utk ditugaskan di tempat rawan dan brbahaya. Tapi kenyataanya ada lho, teman2 yg atas kemauannya sendiri memilih penempatan di lokasi rawan dn berbahaya. Jadi soal keberanian, mereka sama militanya dg diplomat laki2👍👍
Makanya ga heran jika makin byk diplomat perempuan di @Kemlu_RI yg dipercaya untuk menangani isu2 yang dianggap berat, atau secara tradisional dianggap "manly". Direktur Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata, misalnya, saat ini dipegang diplomat perempuan.
Pengen bikin utas singkat soal perempuan dan profesi diplomat. Tapi mohon maaf ya klo nanti bahasa dan susunannya agak kacau. Lagi nyambi jaga anak, hehe🙏
Jadi wktu saya test masuk @Kemlu_RI tahun 2008, ada 100 orang yg dtrima. Seratus orang ini bner2 bragam background-nya, dr mulai asal daerah, smpai asal Universitas (jgn dibayangkan smua dr Univ 'mainstream'). Dari Aceh sampe Papua. Persis miniatur Indonesia. #ceritadiplomat
Tpi yg mmbuat sy surprise, trnyata lebih dr separuh yg dtrima tsb adlh perempuan. Ini luar biasa, karena dlm bayangn awal sya diplomat itu krjanya 'mobile' dan dtuntut siap 24 jam (ini bener sih). Dgan ritme kerja sprti itu (ga brmaksud sexist) psti akan sgt mnantang bg prempuan.