Di dalam kitab Fatawa Wa Ara-u 'Ulama-il 'Alamil Islami fil Ghazwil 'Iraqi lil Kuwait wa Atsarihi al Mudammirah, disebutkan beberapa fakta dari berbagai macam kejahatan Saddam dan partai Ba'atsnya yg berideologi Sekuler. Diantaranya :
Saddam mengerahkan tentaranya untuk mencaplok negara kecil Kuwait dengan mengerahkan pasukannya sampai pada perbatasan Arab Saudi, untuk menetor kaum muslimin dan pemerintahannya. Bahkan mereka telah memasuki sebagian wilayah Saudi dengan meluncurkan rudal2nya-
...ke pusat pemerintahan Riyadh. Betapa banyak kaum muslimin yg tidak mengerti apa2 ikut terbunuh dan dibantai.
Yg tak kalah kejam adalah perbuatan mereka di daerah Kurdistan yg merupakan salah satu daerah dari Provinsi Kurkuk.
Lagi2 tentara Saddam yg kejam, dibawah pimpinan salah seorang komandannya bernama Al Husain Madjid mengumpulkan para bayi2 yg tidak berdosa dan mmbenturkan kepala2 mrk diatas tank2 tentara. Adapun laki2 dewasa yg berjumlah sekitar 1500 orang digiring menuju Tikrit utk dihabisi.
Apakah kekejaman dan perbuatan seperti ini yg dianggap sikap pahlawan dari seorang mu'min?
Salahkan jika Saudi berIsti'anah dengan tentara kafir ketika menghadapi serbuan dan kekejaman dari tentara2 kafir sekular yg berlindung dibalik panji2 yg berlafadzkan Allah?
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Nasihat Imam Asy-Syafi’iy rahimahullah kepada Muridnya, Imam Al-Muzany rahimahullah.
Imam Al-Muzany rahimahullah bercerita:
“Aku menemui Imam Asy-Syafi’iy menjelang beliau wafat, lalu kubertanya ;
“Bagaimana keadaanmu pada pagi ini, wahai Ustadzku?”
Beliau menjawab ;
“Pagi ini aku akan melakukan perjalanan meninggalkan dunia, akan berpisah dengan kawan-kawanku, akan meneguk gelas kematian, akan menghadap kepada Allah dan akan menjumpai kejelekan amalanku.
Aku tidak tahu: apakah diriku berjalan ke surga sehingga aku memberinya ucapan kegembiraan, atau berjalan ke neraka sehingga aku menghibur kesedihannya.”
Dengan mngharap taufiq dan hidayahnya, saya mencoba memberanikan diri untuk menulis dikolom ini.
Perkenalkan, Bang.
Nama saya, Ibnu. Saat ini saya mukim di Kota Manado dalam rangka tugas kerja yg Alhamdulillah udah mau hampir setahun saya di kota ini.
Adapun maksud tulisan ini, sekedar untuk menjelaskan kesalah pahaman yg pada akhirnya berujung pada fitnah saat ini.
Thayyib...
Langsung saja 🙏
Saya pertama kenal Mba Na kira2 tahun 2019 awal. Waktu itu dengan akun lain yg saat ini telah di suspend.
Wallahi..
Awalnya ane mengira bahwa Na seorang ikhwah, karena dari foto profil yg dipajang adalah Batman(perkiraan saya). Beliau pun tak pernah bilang kalau dia seorang akhwat , makanya setiap kali interaksi baik di TL ataupun di DM, ane panggil Na dengan sebutan "Akhi".
“Karena pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjadi rakyatnya adalah aku dan sahabat lainnya. Sedangkan pada zamanku yang menjadi rakyatnya adalah kalian.”
Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah mengatakan ;
“Sesungguhnya di antara hikmah Allah Ta’ala dalam keputusan-Nya memilih para raja, pemimpin dan pelindung umat manusia adalah sama dengan amalan rakyatnya bahkan perbuatan rakyat seakan-akan adalah cerminan dari pemimpin
1. Fitnah terhadap Salafi bahwa partai An-Nur Mesir adalah Partainya para salafiyyun. Padahal jika sedikit saja mereka mau mencari kebenarannya, maka niscaya akan mrka dapati bahwa para Ulama Sunni Salafi mengharamkan demokrasi dan terlibat dlm kepartaian, sebab bagian dari hizb.
Pengakuan tidaklah bermanfaat jika tidak dibarengi oleh lisan dan perbuatan. Sama halnya di Indonesia, banyak kita jumpai pondok yg menamakan Pondok Salafi, tetapi metode pengajarannya ala shufiyah dan materinya syarat dengan penyimpangan2 khususnya dalam hal tawasul.
2. Fitnah Ulama Salafi Saudi mendukung penggulingan Mursi. Ini merupakan fitnah yg keji, yg kelak akan mereka pertanggung jawabkan dihadapan Allah jalla jalaluhu. Padahal kbrnarannya justru ulama salafi mengutuk petbuatan tersebut.
💎Ketika kami menyerukan ummat untuk mentha'ati penguasa sekalipun zhalim dalam hal ma'ruf, dan mengingkari mereka pada perkara2 yg bathil, itu bukan berarti kami pada posisi membela.
Justru kami mengingatkan ummat agar tdk terjatuh pada kemudharatan yg lebih besar, yg disebabkan sikap bengis dari kezhaliman penguasa. Kami mengetahui dgn ilmu, baik hadits maupun atsar tentang haramnya seorang mu'min membela kezhaliman, yg pada hukumnya dia dlm kemurkaan Allah.
Tetapi menyikapi perbuatan zhalim dengan sebuah kezhaliman hingga menimbulkan mudharat yg lebih besar, hukumnya juga haram. Sebagaimana perkataan Imam Ibnu Qayyim rahimahullah dalam kitab I’lamul Muwaqqi’in ‘An Robbil ‘Alamin 3/12
Pemimpin yg tidak menegakkan kitabullah, tidak lantas diabaikan statusnya sebagai pemimpin. Sebab menegakkan Kitabullah pun sifatnya nisbi, Al Ma’mun, Al Mu’tashim, dan Al Watsiq pernah melakukan dan memaksakan sesuatu yang diyakini oleh Ahlussunnah sebagai kekafiran,
yg konsekuensinya mrka telah mengganti ajaran Kitabullah dgn ajaran bid’ah/kufur. Dan ini menjadi aqidah resmi dari negara, artinya merupakan bagian kekafiran yg dilakukan oleh negara dengan perundang-undangannya.
Makanya ane tanya di kutipan awal tadi. Adakah pencabutan bai'at Imam Ahmad terhadap Al-Ma'mun disebabkan kekafiran yg dia lakukan dengan mengingkari hukum paling asas dalam timbangan syari'at bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah yg qadim ?