Hari ini saya mengantar anak masuk sekolah utk pertama kalinya setelah lebih dari 6 bulan belajar dr rumah. Ehh katanya jadi anak diplomat itu enak, bisa pindah2 sekolah internasional di LN, bener ga sih? #ceritadiplomat
Klo sekolah di LN nya mungkin bener ya. Tapi klo sekolah internasional, belum tentu. Kenapa? Karena tidak semua anak2 diplomat bersekolah di Sekolah Internasional. #ceritadiplomat
Beberapa teman yg ditugaskan di tempat2 yg memiliki Sekolah Indonesia seperti Kuala Lumpur, Bangkok, Singapura atau Den Haag, ada yg memilih menyekolahkan anaknya di Sekolah Indonesia tsb. Mengapa? #ceritadiplomat
Selain krn faktor biaya, alasan lain adalah karena kurikulum Sekolah Indonesia yang sdh sesuai dgn aturan dari Kemendikbud. Sehingga tdk menyulitkan ketika anak2 itu nantinya pindah ke Indonesia.
Kenapa faktor biaya jadi itung2an? Apa kantor ga menanggung? Ada bantuan dari kantor. Kita menyebutnya bantuan biaya pendidikan anak (bbpa). Namun, karena sifatnya 'bantuan' maka alokasi anggarannya tdk se-pasti dan se-permanen seperti gaji.
Plus lagi, bbpa tersebut juga ada batas atasnya (pagu), yaitu sesuai SBM yang ditetapkan oleh Kemenkeu. Jadi tetap kita ga bisa semaunya memilih sekolah internasional yg elit, kecuali kita mau nombok sendiri.
Di Qatar misalnya, dengan pagu yang ada, kita cukup kesulitan menemukan sekolah internasional yg katakan unggulan. Biaya pendidikan disini sgt mahal. Hampir semua diplomat Indo yg menyekolahkan anaknya di Sekolah Internasional 'biasa' saja harus nombok dari gaji.
Beruntung juga bagi teman2 yg ditugaskan di english speaking countries, karena umumnya mereka bs menyekolahkan anak2nya di sekolah2 publik (pemerintah) yg biayanya relatif terjangkau. #ceritadiplomat
Saya sempat kepikiran juga sih menyekolahkan anak di sekolah lokal disini yg berbahasa arab. Tapi setelah berdiskusi dg byk pihak, trnyata ga mudah bersekolah di sekolah lokal. Adaptasinya jauh lebih berat. #ceritadiplomat
Ehh soal penyesuaian/adaptasi ini penting banget. Mungkin inilah tantangan terbesar bagi anak2 diplomat. Mereka dituntut cepat beradaptasi di lingkungan baru. Beberapa ada yg kesulitan dan bahkan ada yg harus pergi ke psikiater di bulan2 pertama.
Anak saya, sekalipun bersekolah di sekolah internasional, tapi tetap mayoritas teman2nya adalah anak2 arab. Pasti ga mudah bergaul dan beradaptasi dg anak2 dg latar belakang berbeda tsb. #ceritadiplomat
Oiya agak melenceng dikit, kebijakan masuk sekolah hari ini, ada kaitannya dg kebijakan pemerintah qatar dalam menangani covid-19. Jadi per tanggal 1 Sept, pemerintah Qatar telah menerapkan fase ke-4 relaksasi dimana sekolah mulai dibuka scr terbatas.
Selama periode 1-3 sept, pemerintah hanya mengizinkan sepertiga (bergiliran) murid mengikuti pertemuan tatap muka. Itupun cm 3 jam, dan hanya sehari dalam seminggu serta dg protokol kesehatan yg sangat ketat.
Mulai tanggal 6 Sept nanti sekolah mulai dibuka utk 50% siswa. Sebagian lainnya msh melalui pertemuan online. Pemerintah Qatar mengambil kebijakan ini setelah melalui kajian ketat. Antara lain dg temuan klinis bahwa 98% tenaga pendidikan di Qatar sudah bebas covid.
Terhadap peserta didik juga dilakukan pemeriksaan berlapis. Anak2 wajib mengenakan masker, tdk boleh bertukar barang/makanan dan jaga jarak yg ketat. Selain itu semuanya wajib menunjukan apa yg disebut aplikasi Ehteraz.
Aplikasi ehteraz ini dpt menunjukan barcode dg warna tertentu. Hanya mereka yg memiliki barcode dg warna hijau (terbukti secara klinis tdk tertinfeksi covid) yang dapat memasuki area sekolah.
Meskipun sudah menerapkan aturan yg sgt ketat, kebijakan masuk sekolah bertahap ini tetap dievaluasi setiap minggu. Pemerintah kapanpun dapat menutup kembali sekolah2, jika ditemukan indikasi bertambahnya kasus Covid.
Sekian dulu ya, mudah2an ada manfaatnya. Bagi yg bercita2 ingin jadi diplomat, siapkan diri, paling ga, ada gambaran utk pendidikan anak2nya nanti.
Ehh tapi jangan serius2 juga nyiapinya. Apalagi buat yg masih jomblo. SEMANGAT 🙃
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
1. Ini cerita ttg pershabatan, dan barangkali jg ttg harapan.
Namanya Muhammad Taufan. Saya mngenalnya di tahun 2007, atau tepatnya ketika kami sama2 ikut test CPNS Kemenlu.
Baru2 ini Taufan (36th), trpilih sbgai Vice President (VP) SPLOS di PBB, New York. Mungkin VP trmuda..
2. SPLOS atau State Parties to the Law of the Sea adalah "muktamar" nya negara-negara pihak UNCLOS 1982. Kita tahu, Indonesia adlah salahsatu arsitek utama pmbentukan UNCLOS 1982 yg oleh para diplomat dan ahli hukum intrnasional disebut2 sbg konstitusi-nya hukum laut dunia.
3. Setiap tahun negara2 pihak dari UNCLOS bersidang dalam forum SPLOS. Salahsatunya utk mengukur dan mengevaluasi ketaatan negara2 pihak kpd UNCLOS. Meski Indonesia adalah negara utama dalam UNCLOS namun untuk duduk sebagai presiden atau wakil presiden SPLOS tidaklah mudah.
Boleh jadi saya bukan sahabatnya yang terdekat. Tapi setidaknya saya mengenalnya cukup lama, 18 tahun. Ini cerita tentang Si Bung. Tentu akan subyektif. Tapi inilah Bung @febridiansyah yang saya kenal. #CeritaSiBung
Saya mengenal si Bung ketika kami sama-sama masuk @law_ugm tahun 2002. Kami sama2 nge-kos di Sagan. Kos2annya dulu adalah yang paling sederhana bahkan mungkin paling ‘memprihatinkan’ di Sagan. Tapi dari keprihatinan itu, sepertinya dia belajar memimpin. #CeritaSiBung
Kebiasaannya yg selalu sy ingat adlah datang ke kampus dgn sepeda ontel, kaos oblong dan tas selempang mirip kantong terigu, yg ia isi dgn satu-dua buku. Saya tak seberapa ingat buku hukum apa yg dia bawa. Tapi sy ingat tetralogi-nya Pram selalu mengisi tas kantong terigunya itu.
Qatar mungkin tdk mmiliki warisan sejarah yg segemerlap negara2 lain. Tp perhatian negara ini pada benda sejarah/seni patut diacungi jempol. Museum dan galeri-galeri indah dibangun. Salahsatunya adalah Museum of Islamic Art (MIA).
Akhir pekan ini saya sempat mengunjungi MIA, museum yg berlokasi di pinggir pantai dg pmandangan menakjubkan. Meski koleksinya masih terbatas, tapi kliatan Pem. Qatar tdk maen2 mmbangun museum ini. Bukan hny arsitekturnya yg nyeni, tp juga teknologi di museum ini sgt modern.
Ini adalah salah satu koleksi MIA. Lembaran mushaf al quran yang berasal dari abad ke-7 M (generasi khalifatur rasyidin). Ditulis di atas kulit hewan. Tentu perlu kehati2an ekstra utk menjaga koleksi ini tetap bs dinikmati hingga skarang.
Dulu waktu saya tugas di Kuala Lumpur, ust Ali Jaber beberapa kali mampir. Dia suka sekali makan di restoran Hadramaut yg ada di samping KBRI. Beberapa kali saya menemaninya makan. Kita ngobrol tntang banyak hal.
Dalam obrolan, tidak seluruhnya kita bersepakat. Tapi, seingat saya dulu, dia orang yg bs menerima perbedaan, asalkan kita mau trus belajar. Tutur katanya juga lembut dan jarang bahkan tidak pernah mau membahas politik. Oiya dia pengagum Jusuf Kalla.
Keinginannya yg terbesar adalah agar al Quran bisa dibaca oleh banyak orang. Saya ingat, stiap kali dia datang, dia selalu bersemangat brcerita ttg proyeknya utk mencetak alQuran dalam huruf braille. Dia ingin alQuran tsb bs disebar kpd para tunanetra scra gratis.
Mumpung lagi selow, ada yg ingin sy tambahkan nih di thread 'perempuan dan profesi diplomat' kmaren. Mudah2an bs melengkapi. #ceritadiplomat
Kmaren sy menyebut diplomat perempuan akan dihindarkan utk ditugaskan di tempat rawan dan brbahaya. Tapi kenyataanya ada lho, teman2 yg atas kemauannya sendiri memilih penempatan di lokasi rawan dn berbahaya. Jadi soal keberanian, mereka sama militanya dg diplomat laki2👍👍
Makanya ga heran jika makin byk diplomat perempuan di @Kemlu_RI yg dipercaya untuk menangani isu2 yang dianggap berat, atau secara tradisional dianggap "manly". Direktur Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata, misalnya, saat ini dipegang diplomat perempuan.
Pengen bikin utas singkat soal perempuan dan profesi diplomat. Tapi mohon maaf ya klo nanti bahasa dan susunannya agak kacau. Lagi nyambi jaga anak, hehe🙏
Jadi wktu saya test masuk @Kemlu_RI tahun 2008, ada 100 orang yg dtrima. Seratus orang ini bner2 bragam background-nya, dr mulai asal daerah, smpai asal Universitas (jgn dibayangkan smua dr Univ 'mainstream'). Dari Aceh sampe Papua. Persis miniatur Indonesia. #ceritadiplomat
Tpi yg mmbuat sy surprise, trnyata lebih dr separuh yg dtrima tsb adlh perempuan. Ini luar biasa, karena dlm bayangn awal sya diplomat itu krjanya 'mobile' dan dtuntut siap 24 jam (ini bener sih). Dgan ritme kerja sprti itu (ga brmaksud sexist) psti akan sgt mnantang bg prempuan.