Rahasia Semerbak Bau Harum dari Kubur Imam Bukhory
Setelah jasad Imam Bukhory dikebumikan, tiba tiba keluarlah bau harum dari kubur beliau, semerbak bau harum tersebut berlangsung berhari hari dan dicium oleh banyak orang.
orang orang kemudian merasa heran sekaligus takjub melihat fenomena itu, maka mereka pun silih berganti mendatangi kubur sang Imam dan membawa sedikit dari tanah tersebut tabarukkan dengan keberkahan Imam Bukhory r.a.
Karena khawatir akan kubur beliau disalahgunakan oleh byk orang, maka ditumpuk kembali kubur tersebut dg tanah baru di atasnya, tapi tetap saja tanah tersebut mengeluarkan bau yg harum, sehingga tdk ada cara lain kecuali dibuatkan di atas kubur beliau semacam jalinan kayu yg kuat
Suatu malam, seorang sahabat beliau bermimpi berjumpa dgn Imam Bukhory, kemudian bertanya, "apa rahasia dari semerbak harum ini?", Imam Bukhory kemudian menjawab,
"بكثرة الصيام و عدم الوقيعة في الناس"
"Dgn banyak berpuasa dan menjaga diri dari mencela dan merendahkan org lain".
Dan masyhur, bahwa Imam Bukhari sangat jarang berbicara atau mengeluarkan pendapat yg menjurus ke dalam celaan atau hinaan pada seseorang, bahkan dalam penilaian Jarh kepada seorang rowi, sehingga lafadz terberat yg mungkin dilontarkan sang Imam ketika menjarh adalah "فيه نظر"..
~Disampaikan oleh guru kita Syeikh Hisyam al Murshofi ketika mengampu dars kitab (اختصار علوم الحديث) di ruwaq Indonesia.
______
Bisa dilihat di kitab Siyar a'lam an Nubala.
Semoga kita bisa mencontoh sang Imam dalam menjaga hati dan lisan dari mencela, menghujat, merendahkan, dan menghina seseorang, walaupun itu dalam bingkai menasehati.
Ditulis oleh Amru Hamdany, salah satu kontributor @sanad__media
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Dalam bidang akidah, mengapa Ahlus Sunnah diwakili oleh dua kelompok besar: Asy’ariyah dan Maturidiyyah?
A THREAD
1. Kedua mazhab akidah ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hanya perbedaan ringan yang mudah
ditakwil untuk dipertemukan.
2. Imam Abul Hasan al-Asy’ari giat membela akidah. Pengikutnya sangat banyak. Penerusnya secara bersambung meneruskan dan mengembangkan mazhab asy’ari, seperti Ibnu Mujahid.
“Pakaian perempuan apapun bentuknya,” tulis koran media cetak Al-Azhar itu, “tidak bisa menjadi justifikasi atau pembenaran dari pelecehan seksual.”
(((Utas)))
1. Mendukung kaum perempuan dalam menuntut hak-hak mereka terhadap pelaku yang mencederai kehormatan mereka, bukan justru menghakimi mereka atau menganggap ringan luka perasaan mereka.
2. Setiap individu hrs bersikap proaktif dg apa yg terjadi di lingkungannya. Bersikap diam & tutup mulut pd pelaku pelecehan seksual adl tindakan yg dimurkai. Yang wajib dilakukan adl mencegah pelaku berbuat & bahkan menyerahkannya ke pihak yg berwenang agar diproses sesuai hukum
Alasan Kenapa Berdiri Ketika Mahallul Qiyam Dianjurkan
Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki menyebutkan bahwa ada beberapa aspek mengapa berdiri ketika pembacaan maulid sangatlah disukai dan dianjurkan oleh para ulama:
(((Utas)))
- Berdiri ketika maulid telah banyak dilakukan oleh khalayak dan disukai oleh para ulama timur dan barat. Apa yang disukai oleh muslimin maka di sisi Allah adalah baik dan apa yang dianggap buruk oleh muslimin maka di sisi Allah adalah buruk.
- Berdiri untuk orang yang memiliki keutamaan sangatlah disyariatkan dan telah ditetapkan oleh dalil-dalil yang banyak. Seperti contohnya ialah kitab yang disusun oleh Imam Nawawi yang diberi nama Raf'ul Malam ‘anil Qoil bi Istihsanil Qiyam.
Nabi Nuh melewati seorang nenek yang sedang meratapi anaknya yang mati.
"Apa yang terjadi?," Nabi Nuh bertanya
"Anakku mati, dan umurnya belum 300 tahun," jawabnya sambil terisak
Nabi Nuh menghibur, "Tak usah menangis.
(((Utas))))
Aku sesungguhnya diberitahu, akan ada sekelompok kaum yang umurnya hanya sampai 60 atau 70 tahun. Bayangkan jika kamu dan anakmu di antara mereka. 300 tahun menjadi umur yang cukup panjang."
Si nenek kaget.
"Jika aku bagian dari mereka, maka aku akan habiskan hidupku untuk bersujud pada Allah."
Belajar Menghargai Waktu dari para Ulama Terdahulu
Para ulama terdahulu mengerti betul arti waktu & merasa rugi bila terlewat dalam amal & karya. Ada yg sampai tidak ikut menguburkan jenazah anaknya & ada pula yg sampai terjungkal menemui ajalnya.
Simak kisah menariknya di sini
Waktu merupakan satu dari sekian banyak nikmat agung yang diberikan Allah swt kepada manusia. Menurut Syekh Abdul Fattah Abu Ghudah, waktu atau zaman termasuk salah satu jenis nikmat pokok seperti halnya nikmat sehat dan nikmat ilmu.
Begitu istimewanya, Allah swt berulang kali menegaskan arti penting kedudukan waktu dalam Al-Quran. Tidak sedikit pula Allah swt mengambil sumpah dengan waktu. Hal ini tiada lain hanya untuk menjelaskan keagungan dan kedahsyatannya.
Di antara sifat-sifat khusus Kanjeng Nabi SAW yg disebutkan oleh Syeikh Nawawi al-Bantani dlm Syarah Bidayatul Hidayah:
Kanjeng Nabi SAW sama sekali tidak pernah mimpi basah. Beliau juga tidak pernah menguap (angop, dlm bahasa jawa).
Hewan-hewan tidak pernah berlari jika didekati beliau, alias semuanya tunduk.
Tubuh beliau tidak pernah dihinggapi lalat. Semua yang ada di belakang beliau jelas terlihat layaknya yang ada di hadapan beliau.
Bekas air kencing beliau tidak pernah terlihat, alias langsung terserap ke dalam tanah. Hati beliau tidak pernah tertidur meskipun mata terpejam layaknya orang yang sedang tidur. Beliau tidak pernah terlihat bayangannya di bawah sinar matahari.