PSBB di Jakarta kembali diperketat, malam ini Mata Najwa juga kembali memperketat protokol kesehatan dengan membatasi kehadiran narasumber di studio. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Dua hari setelah PSBB kembali diperketat di ibukota, kemarin viral video antrean ambulans di rumah sakit darurat Wisma Atlet, Jakarta. Ini menyusul pelarangan pasien positif Covid menjalani isolasi mandiri di rumah. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Seperti apa situasi di Wisma Atlet saat ini, benarkah ada lonjakan pasien sejak diberlakukannya aturan karantina terpusat? Sudah terhubung dengan #MataNajwa, salah satu pasien positif yang menjalani karantina di sana, Galih Wicaksono. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Saya pasien dengan gejala, awalnya sakit. Tapi orang tua saya OTG (Orang Tanpa Gejala). (Di Wisma Atlet) kami bertiga di satu ruangan dengan dua kamar,” kata Galih. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Saya dan orang tua diantar dari kecamatan ke Wisma Atlet. Awalnya saya yang dites dan hasilnya positif. Lalu orang tua saya juga diperiksa dan positif,” kata Galih. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Ketika saya sampai di Wisma Atlet jam dua siang, saya baru dapat kamar sekitar jam tujuh malam. Ada antrian di bagian administrasi dan IGD-nya,” kata Galih. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Ketika saya masuk, (suasananya) masih agak sepi. Sekitar 5--10 menit sekali ada ambulans yang datang membawa sekitar lima pasien dari kecamatan,” kata Galih. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Saya pribadi lebih setuju untuk diisolasi di Wisma Atlet karena lebih terjamin untuk fasilitasnya, pengobatannya, dan supaya orang terdekat kita juga enggak tertular. Orang tua tapi sempat agak takut,” kata Galih. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Di sini makan tiga kali sehari. Menu makan di sini beragam, ganti-ganti. Sayur dan daging pasti (disediakan),” kata Galih. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Pemprov DKI memutuskan untuk mewajibkan pasien positif corona dikarantina terpusat. Apa implikasi kebijakan ini? Terhubungan dengan #MataNajwa, Wagub DKI Jakarta, Riza Patria, dan juga ekonom Faisal Basri. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
"Pertimbangan kami yaitu ternyata ditemukan cluster baru di pemukiman sehingga Pak Gubernur mengambil kebijakan (pasien OTG) ditempatkan di tempat terpusat," kata Riza Patria. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Pak presiden setuju dan merespon dengan menyediakan tempat di Wisma Atlet," kata Riza Patria. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Kami juga mempersiapkan tempat yang awalnya di wisma, Balai Diklat, namun setelah Pak Gubernur bertemu Pak Presiden, beliau merespon usulan kami diterima dan menjadikan wisma atlet sebagai isolasi pusat," kata Riza Patria. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Petugas akan jemput yang bersangkutan kalau ada yang terpapar. Di kantor, sekarang apabila dalam satu gedung(ada yang terkena COVID-19), maka kebijakan kami menutup gedung tersebut," kata Riza Patria. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Semuanya fasilitas ditanggung pemerintah dari obat medis, dokter, dan lain-lain ditanggung pemerintah," kata Riza Patria. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Sementara ini kami ambil kebijakan semua (pasien OTG) masuk ruang isolasi terkendali," kata Riza Patria. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
"Ini yang dilakukan maksimal pemda karena pemda enggak punya kemewahan untuk memaksimumkan apa yang seharusnya dimaksimumkan," kata Faisal Basri. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Dulu saya orang yang menyepelekan, setelah saya kena COVID-19, saya menyesal karena orang tua jadi kena juga," kata Galih Wicaksono. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Pesan saya, lebih peduli lagi protokol kesehatan harus jaga kesehatan meningkatkan imun tubuh supaya kita dan orang terdekat kita gak terkena COVID-19," kata Galih Wicaksono. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Realita tingginya kasus COVID-19 di lapangan dirasakan langsung oleh petugas pemakaman. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Pada masa awal PSBB DKI, kami juga sempat mewawancarai salah satu petugas sopir ambulans. Bagaimana kondisinya saat ini? Kembali terhubung dengan #MataNajwa, Muhammad Nursyamsurya, sopir ambulans Pemprov DKI Jakarta. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Situasinya tambah berat, tambah banyak (yang dimakamkan). Tapi karena kami pengalaman saat Maret- April, kami bisa melayani lebih cepat lagi," kata Pak Syam. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Saat Maret--April ada 40--50 jenazah dalam sehari. Ketika September ada 50--60-an dalam sehari. Kami kerja dari subuh sampai subuh lagi," kata Pak Syam. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Saat Maret--April, Pak Gubernur langsung PSBB. Mei--Juni alhamdulillah jumlah (pemakaman) menurun belasan sampai duapuluhan. Saat (PSBB) dilonggarkan, meningkat lagi di bulan Agustus--September ini," kata Pak Syam. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Kami minta maaf kepada warga di jalan kalau (ambulance) kami agak ngebut dan sirine nyala terus. Tolong beri kami jalan, karena jalan menuju TPU Pondok Ranggon itu padat sekali saat sore," kata Pak Syam. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Kalau sekarang masyarakat nggak ada takutnya. Mungkin karena sudah ada new normal, jadi mereka terbiasa. Jalana juga masih (ramai). Virus ini masih ada," kata Pak Syam. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Yang paling sedih kalau sudah jemput di satu RS, (jenazah) suami istri. Ada satu hari yang meninggal suami istri. Yang satu keluarga juga ada. Dokter dengan perawat juga ada," kata Pak Syam. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Kita mau dengar kesaksian langsung dari salah satu petugas pemakaman, terkait lonjakan kasus kematian ini. Seperti apa situasi yang dihadapi para petugas di lapangan? Kita sudah terhubung dengan Junaedi, petugas pemakaman Pemprov DKI. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Kadang bisa sampai jam 10--11 malam memakamkan jenazah. Paling banyak ada 40 jenazah yang pernah kami makamkan," kata Junaedi. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Saya bekerja di TPU Pondok Ranggon sejak 1997. Memang saat ini cukup berat, karena jumlah pemakaman makin bertambah," kata Junaedi. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Ketersediaan (jumlah) lahan saya tidak tahu persis. Yang saya lihat di lapangan, masih bisa memenuhi kebutuhan pemakaman," kata Junaedi. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Sebelumnya, saat tragedi 1998 saya (pernah) harus memakamkan 135 jenazah dalam waktu dua hari," kata Junaedi. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Saat memasuki musim hujan, makin menyulitkan pemakaman. Dengan kondisi tanah yang basah, jarak ambulance akan semakin jauh dari liang lahat," kata Junaedi. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Sejak pelonggaran PSBB, kami beri masukan ke Pemprov DKI, kalau terjadi kenaikan," kata Pandu Riono. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Saya ingatkan Pak Anies untuk siapkan RS baru karena akan terjadi lonjakan. Saya menduga itu karena ada libur panjang yang menambah resiko penularan," kata Pandu Riono. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Kami ajukan saran supaya melakukan pengetatan (PSBB) agar penularan cepat diturunkan. Kalau tidak kematian akan terus meningkat. Sementara kapasitas kesehatan kita terbatas meski sudah ditingkatkan," kata Pandu Riono. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Memang untuk menekan penularan ini, (kebijakan) tidak didukung sepenuhnya. (Pemerintah) lebih agar pemulihan ekonomi lebih besar. Pengetatan di jakarta ini sebagai warning kita semua pandemi ini belum usai," kata Pandu Riono. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Ini masalah kita bersama. Bukan cuma satgas, pemda, pemprov," kata Pandu Riono. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Masih ada yang menganggap enteng Covid dan PSBB, itu semua bohong katanya. Sekarang saya mau ajak kalian yang tidak percaya, semua ikut saya sehari saja jadi kenek mobil pengantar jenazah," kata Pak Syam. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Gimana rasanya memakamkan orang satu keluarga dalam sehari. Bisa puluhan. Saya nggak ngerti, yang jelas dalam surat kematian itu jenazah (memiliki) penyakit menular," kata Pak Syam. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Ini masalah nyawa orang. Ini kemanusiaan, Saya minta tolong jangan anggap enteng. Stop yang lain-lain. Ini masalah nyawa manusia," kata Pak Syam. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Saat kebijakan PSBB terasa kompromistis atas aktivitas perkantoran, klaster perkantoran justru menjadi penyumbang kasus yang cukup besar. Seperti apa lika-liku persoalan di sektor ini? #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Sudah terhubung dengan #MataNajwa, salah satu pasien positif COVID-19 dari klaster perkantoran di Jakarta. Identitasnya kami samarkan untuk menjaga kemurnian informasi. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
"Semenjak ada COVID-19 saya sama sekali tidak pernah aktivitas di luar, nongkrong main tidak pernah. emenjak di kantor mulai ada (yang positif), beberapa minggu saya tes dan hasilnya positif. Dipastikan saya kena di kantor," kata narasumber. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
"Sekarang jumlahnya di kantor lebih dari 80 orang (yang positif COVID-19). Sejak awal corona masuk Indonesia dan Jakarta menerapkan PSBB sempat ada WFH. Ketika PSBB transisi sampai sekarang sama sekali tidak ada WFH," kata narasumber. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
"Secara normatif sebetulnya ada pengecekan suhu, tempat cuci tangan, hand sanitizer di tiap lantai ada, namun seperti pembatasan area itu kurang," kata narasumber. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
"Sejak pertama ada kasus positif di kantor itu enggak ada lockdown bahkan saya dengar ada yang meninggal. Tapi enggak ada lockdown juga," kata narasumber. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
"Sampai sekarang WFH belum diterapkan. Kami sering sekali protes dan keberatan tapi pihak manajemen enggak ada tanggapan yang positif hanya himbauan saja," kata narasumber. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
"Pengawasan dari kami dan pengelola gedung kami minta buat satgas pengawasan dan kami minta setiap kantor menunjuk kader COVID-19 dan pengawas internal," kata Riza Patria. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Semua pelaporan diteruskan ke kami, berbagai upaya kami lakukan beberapa di Jakarta ada masalah yaitu kantor di Jakarta umumnya sempit dan enggak semua punya jendela yang memadai," kata Riza Patria. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
"Protokol ini sulit, karena yang melanggar orang-orang kuat. Yang melanggar kementerian, BUMN, perusahaan swasta besar yang punya backup politik. Inilah realitanya. oleh karena itu tolong pemda di backup pemerintah pusat," ," kata Faisal Basri. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
"Menteri nanti bikin disposisi tolong pabrik ini dibolehkan. Kalau ada disposisi dia minta pengecualian, semua akan minta pengecualian. Pengganggunya adalah pemerintah pusat," kata Faisal Basri. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Meski kasus COVID-19 sudah sangat mengkhawatirkan, namun keputusan DKI Jakarta untuk menarik “rem darurat” menuai banyak kritik. Kritik cukup kencang datang dari para pembantu presiden. Apa yang melatarbelakangi hal ini? #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Koordinasi sudah dilakukan dan disepakati, tinggal implementasinya, Dan akan di back-up full oleh pemerintah pusat," kata Doni Garhal. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Presiden sudah meminta agar sembilan provinsi dengan tingkat kasus tertinggi, untuk sama-sama menurunkan mortality rate. Tidak ada kubu ekonomi dan kesehatan. Semua dalam semangat yang sama," kata Doni Garhal. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Harus diakui, ada sejumlah menteri yang bicara asal jeplak. Katanya, gara-gara PSBB (negara) kehilangan 200 triliun dan di-recover Pemerintah Pusat," kata Faisal Basri. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Serahkan penanganan COVID-19 pada ahlinya. Ini anggaran infrastruktur naik, tapi anggaran kesehatan turun. Seolah virus sudah selesai tahun depan. Pilihan politiknya seperti itu," kata Faisal Basri. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Kita tidak mengutamakan ekonomi. Betul kesehatan itu prioritas, dengan begitu ekonomi akan pulih. Tapi tentu kebijakan menginjak rem ini, kalau terlalu dalam, ada yang akan terdampak. Bagaimana mengatasi dampak ini?" kata Faisal Basri. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Tak hanya di ibu kota, lonjakan kasus corona juga terjadi di sejumlah kota penyangganya. Jika Jakarta menarik rem darurat lewat pngetatan PSBB, apa langkah yang diambil pemerintah kota penyangga? #MataNajwaPSBBRasaKompromi
"Kita dari awal perlu melaksanakan PSBB cuma dengan kelonggaran sejak Agustus seiring peningkatan akses kita mulai melakukan pengetatan di area kerumunan," kata Arif Wismansyah. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Ada titik keramaian kita batasi jamnya kita lakukan pemetaan pusat pertokoan. Yang ramai kita batasi," kata Arif Wismansyah. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Pandemi COVID-19 ini penyakit kerumunan, kegiatan seperti hajatan kita kurangi, hajatan kita batasi, silahkan lakukan akad nikah di KUA jumlahnya terbatas 10 orang," kata Arif Wismansyah. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Perkantoran di Kota Tangerang hampir sama, DKI kita dorong membuat gugus tugas, saya bikin edaran supaya pegawai kantoran tidak makan di tempat makan. Kami belajar ada klaster industri itu mereka terpapar di tempat makan," kata Arif Wismansyah. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Kami terus berupaya seoptimal mungkin setiap minggu kita lakukan operasi dan sosialisasi," kata Arif Wismansyah. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
"Jabodetabek itu satu kesatuan wilayah yang tidak terpisahkan. Mau tidak mau ini jadi satu kesatuan masyarakat, kalau ada PSBB harusnya sama iramanya," kata Pandu Riono. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
"Kelihatannya enggak harmonis masih ada masalah yang perlu disinergikan, di Bogor RS penuh jadi tidak mungkin Jakarta saja yang RS-nya penuh, Depok saja sudah penuh," kata Pandu Riono. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Kami dalam mengambil kebijakan selalu berkoordinasi dengan internal, pakar-pakar, pangdam, satgas, bahkan dengan pemerintah pusat. Itu rutin sejak Maret," kata Riza Patria. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Semua tahu ada peningkatan kasus berdasarkan data-data. Hari itu juga Gubernur DKI menghubungi pemerintah pusat soal situasi itu dan kami akan berlakukan PSBB," kata Riza Patria. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Mungkin karena hari berikutnya ada masalah sedikit soal IHSG, namun bersyukur setelah hari Minggu sudah kembali normal," kata Riza Patria. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Kami sejak awal tidak pernah menyebut PSBB total. Itu persepsi media dan publik. Sebetulnya kami mengerem darurat secara bertahap dan ada pengetatatan," kata Riza Patria. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Sudah tentu ada tarik ulur (PSBB). Logika publik, kalau tanaman dan GOR yang ruang terbuka ditutup, tapi mal yang ruang tertutup boleh (beroperasi), ini berarti kan ada kekuatan yang mempengaruhi," kata Faisal Basri. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Mumpung belum telat, bikinlah guideline, indikator-indikator. Di sini pentingnya pusat untuk mengharmoniskan daerah-daerah agar seiya sekata. Ayo bimbing daerah agar sepemahaman untuk gunakan indikator yang sama," kata Faisal Basri. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Istilah gas-rem itu kan juga dari presiden. Saya tidak setuju soal (istilah) gas-rem. Ini soal (nyawa) manusia. Pakailah istilah yang dipakai di kedokteran," kata Faisal Basri. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
“Jangan Luhut dan Airlangga terus yang banyak bicara. Yang bicara itu harusnya Anthony Fauci-nya," kata Faisal Basri. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Sempat viral video antrean ambulans mengantar pasien COVID-19 ke Wisma Atlet. Galih Wicaksono, salah satu pasien di sana, bercerita pengalamannya. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Galih Wicaksono, pasien positif COVID-19 yang diisolasi di Wisma Atlet bersama kedua orang tuanya, mengajak kita melihat-lihat kamar isolasinya. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Nursyamsurya, sopir ambulans DKI Jakarta bercerita lagi di Mata Najwa. Kali ini dia mengantar sampai 60 jenazah sehari. Dia punya pesan untuk yang masih menganggap remeh corona. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Seorang karyawan yang kantornya masih juga beroperasi meskipun sudah lebih dari 80 orang positif corona buka-bukaan di Mata Najwa. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Komentar tak senada muncul dari pemerintah pusat soal PSBB DKI Jakarta. Benarkah ada tarik ulur aturan PSBB? Ini kata perwakilan istana. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Jakarta memperketat PSBB. Menurut epidemiolog FKM UI Pandu Riono, seharusnya kota penyangga seirama agar efektif meredam laju penyebaran COVID-19. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
Setelah DKI mengumumkan PSBB akan diperketat kembali, suara berbeda datang dari pemerintah pusat. Ada tarik ulur aturan PSBB? Wagub DKI Riza Patria buka-bukaan di Mata Najwa. #MataNajwaPSBBRasaKompromi
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
MATA NAJWA "MENEMUKAN" DADANG
Banyak yang bertanya siapa Dadang Indarto? Berikut ceritanya:
sebuah utas | MATA NAJWA
1. Aremania bukan organisasi. Tak ada pengurus. Tak ada ketua atau jubir. Cukup tricky untuk mencari perwakilan resmi, apalagi situasi tribun itu dinamis dan kadang beragam.
2. Pilihannya Sam Yuli Sumpil. Bukan semata ukuran popularitas, tapi juga karena ia dirijen. Di stadion, dirijen bisa berpengaruh menentukan ritme tribun. Tapi Sam Yuli tak bisa ke Jakarta. Ia mengaku masih terpukul, dan masih perlu banyak takziah.
Kawan-kawan mari bergabung di Live Streaming Mata Najwa. Sila klik link berikut. | Mata Najwa
Saat ini Najwa Shihab tengah berbincang dengan Menkopolhukam, Mahfud MD, terkait aturan gas air mata dalam gelaran sepak bola. #UsutsampaiTuntas
Yohanes Prasetyo, saksi tragedi Kanjuruhan memaparkan bagaimana situasi pada 1 Oktober 2022, “Kami Aremania satu jiwa, teman-teman sakit saya juga merasakan sakit.”
Cerita tentang kasus-kasus yang telantar di kepolisian tak pernah ada habisnya.
Dari penanganan kasus pemerkosaan anak yang menyisakan banyak masalah, kekerasan aparat dalam pemeriksaan maupun di jalanan, hingga tebang pilih yang condong kepada pejabat dan mereka yang punya kuasa ketimbang jelata.