Teringat konpers Rem Darurat Rabu pekan lalu, Gub Anies mengumumkan keterisian tempat tidur utk ICU akan PENUH per 15 Sept 2020 dan ruang isolasi akan PENUH pada 17 Sept 2020
Lalu bagaimana keadaannya skrng? Benarkah klaim tsb?
{UTAS}
Berdasarkan data per Rabu (9/9), Pemprov DKI Jakarta mencatat kapasitas maksimal tempat tidur di 67 RS Rujukan (di luar Wisma Atlet) sebesar
- 4053 tempat tidur untuk isolasi (gejala sedang/menengah)
- 528 tempat tidur ICU (gejala berat)
Lalu...Berdasarkan data saat konferensi pers hari Minggu (13/9) lalu, terdapat informasi menarik yang sebenarnya kurang disorot banyak orang
Garis orange menandakan kapasitas maksimal tempat tidur. Adapun grafik batang menandakan keterisian absolutnya.
Menariknya, keduanya naik
Artinya? Ada usaha penambahan kapasitas maksimal di ruang rawat inap (isolasi) dan ICU khusus COVID-19 sejak Rabu hingga Minggu pekan lalu
Kembali ke pertanyan awal. Berapa jumlah yang dirawat saat ini, berapa persentasenya, dan benarkah klaim akan penuh tersebut?
Berdasarkan cuitan resmi dari akun Pemprov DKI Jakarta 2 hari lalu, kita bisa mencatat memang ada upaya penambahan kapasitas itu per Minggu (13 Sept) sehari sblm PSBB
Adapun kita lihat tingkat keterisian (persentase) dari ruang rawat inap isolasi per Minggu (13/9) adalah 75% dari 4254 atau sekitar 3190 bed yg terpakai
Di sisi lain, ruang ICU telah terpakai 83% dari kapasitas maksimal 594 tempat tidur atau sebanyak 493 bed
Data pada Minggu (13/9) itu sejatinya menunjukkan penurunan utk isolasi dan kenaikan utk ICU pada angka absolutnya
Tapi tingkat keterisiannya tetap/menurun jika dibandingkan pekan sebelumnya
Isolasi: 3431/4456 (77%) mjd 3190/4254 (75%)
ICU: 400/483 (83%) mjd 493/594 (83%)
Dari perbandingan kedua data tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa
- kasus gejala sedang/menengah di ruang isolasi (rawat inap) cenderung menurun secara persentase maupun angka absolutnya
- kasus gejala berat meningkat signifikan shingga ruang ICU harus ditambah kapasitasnya
Ok. Fokus. Lalu bagaimana dengan angka per (17/9) kemarin?
Berdasarkan situs resmi Pemprov DKI Jakarta, terdapat data utk dirawat di RS
Sehingga total yg menjalani treatment: 7.125 kasus
Eh banyak amat yak 😭
Katakanlah kita mengeluarkan data kasus probable maupun suspek yg dirawat di RS. Maka kita mendapatkan angka 4.739 dirawat utk kasus positif per 17/9
Angka tsb tnyata MELEBIHI prediksi (>100%) dari data konferensi pers rem darurat yaitu 4.581 tempat tidur (4053 isolasi+528 ICU)
Agaknya... upaya penambahan tidur di RS Rujukan COVID-19 dan koordinasi dg pemerintah pusat (agar mengisi RS Darurat Wisma Atlet) menjadikan tingkat keterisian utk pasien COVID-19 itu terjaga
Dan tdk sepenuhnya salah juga prediksi yg dipakai Gubernur bhw RS akan penuh per (17/9)
Artinya memang model proyeksi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta sudah TEPAT, dan kini saatnya upaya utk melandaikan kurva keterisian itu dilakukan sesegera mungkin
Dan itu dilaksanakan dengan memutus mata rantai penularan. Karena itu, PSBB kali ini diharapkan mjd jawaban.
Kita bisa melihat keterisian RS di DKI Jakarta yang mulai terlihat kecenderungan pola stabil, melandai, atau menurun beberapa hari terakhir
Tapi kecenderungan pola tsb bisa berbeda 180 derajat jika masa PSBB kali ini gagal
Perlu diingatkan kembali, ada proyeksi keterisian tempat tidur RS yg kembali penuh di pekan awal Oktober—dg asumsi terdapat intervensi kebijakan penambahan kapasitas maksimal (spt dlakukan skrng)
Dari data yang ada selama ini, Tingkat keterisian RS terlihat mulai menurun bahkan bergerak stabil memang saat dan setelah pemberlakuan PSBB
Jadi sekarang sejatinya seluruh elemen di DKI Jakarta punya target baru: agar proyeksi RS penuh di awal Oktober itu tidak tercapai
Perlu diingat, dampak dari PSBB baru akan terlihat dengan indikator pekanan bukan harian karena
- mengikuti masa inkubasi virus untuk bergejala
- melihat tingkat penularan di suatu masyarakat
Jadi jangan memaksa hasil signifikan dari PSBB bisa cepat keluar dlm hitungan hari
Apalagi perlu dipahami bahwa memang COVID-19 sebagai penyakit menular itu akan menunjukkan grafik eksponensial
Sebaliknya penambahan kapasitas RS dan tenaga medis itu hanya bergerak dalam grafik linear
Apa maksudnya?
Begini...
Penambahan kasus itu misalnya dari 1 menjadi 2 menjadi 4 menjadi 8 menjadi 16 menjadi 32 dst.
Penambahan kapasitas itu misalnya dari 2 menjadi 4 menjadi 6 menjadi 8 menjadi 10 dst
Anak SD sekalipun paham kalau perkalian akan lebih besar dibandingkan pertambahan kan?
Melalui infografis ini, kita memahami dampak dari pembatasan interaksi dalam memutus mata rantai penularan.
Perlu diketahui, COVID-19 itu memiliki angka reproduksi 1,5-4. Artinya 1 orang positif bisa berpotensi menularkan ke 1,5-4 orang. Infografis tadi hanya mengasumsikan titik tengahnya yaitu 2,5
Melalui pembatasan sosial, potensi mata rantai penularan lebih besar sejatinya diputus
Akan tetapi, seperti tergambar dari infografis tersebut, pembatasan yang setengah-setengah hanya akan memperlambat penularan
Artinya penularan tetap terjadi namun tidak akan melandaikan kurva temuan angka positif secara signifikan
Tapi itu tentu jauh lebih baik dibandingkan tidak ada pembatasan sosial sama sekali spt saat Masa Transisi lalu.
Ingat, penyakit menular itu fokus pada penularannya—bukan pada penyakitnya (yg dikatakan bisa sembuh sendiri misalnya)
Kalau mata rantai penularan tdk terputus dg baik, sistem kesehatan akan kolaps saat mnghadapi lonjakan besar kasus positif
Dan lonjakan kasus yg secara eksponensial tsb tdk akan mampu diimbangi dg peningkatan jumlah tempat tidur, fasilitas maupun tenaga medis sebanyak apapun itu
Baiklah. Demikian utas singkat mengenai uji proyeksi yg diklaim oleh Gub Anies dan fakta yg terjadi terkait Keterisian Tempat Tidur di 67 RS Rujukan DKI Jakarta
Mari kita disiplin melaksanakan 3M. Pemerintah hayo atuh meningkatkan 3T-nya
Akhirul Kalam
Wallahu A’lam
Kita lihat saja dampak PSBB ini setidak-tidaknya 2 pekan setelah berakhirnya
Berharapnya sih tingkat keterisian benar-benar turun. 🙇🏻
Iklan judi online ini sebelumnya marak di YouTube khususnya pemain game yang bermain secara live dan membuka donasi/saweran.
Sempat juga hadir sebagai iklan video di beberapa platform. Sekarang masuk ke TikTok, whatsapp, dsb.
Harusnya bisa pakai metode “follow the money” untuk mengetahui dari manakah uang itu semua bermuara dan siapa orang di baliknya.
Saya khawatir Judi Online ini dianggap sebagai masalah individu aja. Masalah personal yg tdk menjadi political will secara struktural.
Padahal dampak dari Judi Online ini kan bisa jadi ke perekonomian nasional. Uang yg harusnya berputar di tengah masyarakat, justru lari ke luar
Dan kita tahu sendiri bahwa penopang paling besar pertumbuhan ekonomi kita adalah konsumsi rumah tangga. Yes, uang yang biasa kita pakai buat jajan sehari-hari.
Sebagian gaji kita itu bisa jadi sumber penghidupan bagi keluarga sebangsa.
Kalian tahu tidak sih...
Sejarah kata "santai" yg akhirnya jamak kita ucapkan hari ini?
Semua itu tdk terlepas dari peran jurnalis @tempodotco untuk mencari padanan kata "relax". Ternyata, santai diserap dari bahasa Komering di Sumatera Selatan
Jadi gini, pada tahun 1971, para penulis maupun wartawan kesulitan untuk mencari padanan kata "relax" dalam bahasa Indonesia.
Cara paling mudah memang cukup menuliskan "rileks". Sayangnya, tidak semua orang saat itu memahami maknanya sekaligus dirasa sulit dalam pengucapannya.
Nah...
Bur Rasuanto, novelis dan wartawan Tempo, memperkenalkan kata santai melalui artikelnya sebagai padanan kata Inggris 'relax' pada 1971.
Ah ya.. Bur Rasuanto juga merupakan penanggung jawab rubrik ekonomi majalah Tempo ketika itu
Kasih sayang dan kehangatan yang ia sulit dapatkan di rumah, justru ditemukan dengan teman-temannya.
Mereka kerap nongkrong hingga berganti hari, tanpa pengawasan orang tua.
Bagaimana ceritanya?
Saat saya mewawancarainya di Kepolisian... Anak ini mengaku kurang dekat dengan ayahnya. Orang tuanya kerap bertengkar hingga bercerai hingga Anak tidak fokus belajar dan akhirnya tidak menamatkan SD.
Sejak itu, Anak itu tinggal bersama ibu dan saudara-saudara kandungnya.
Remisi adalah pengurangan masa menjalani pidana yg diberikan kepada Narapidana yg memenuhi syarat-syarat yg ditentukan dlm peraturan perundang-undangan
UPDATE KASUS DUGAAN BAHAN PENGAWET BERBAHAYA DI ROTI
Selasa kemarin (23/7), BPOM akhirnya merilis hasil uji lab terkait kandungan Natrium Dehidroasetat pada produk roti dua merek berbeda, yaitu Okko dan Aoka.
Jadi benarkah ada kandungan berbahaya tersebut?
UTAS
HASIL UJI LAB ROTI AOKA
28 Juni 2024, BPOM mengambil sampel produk roti Aoka dari peredaran dan melakukan pengujian.
Hasil pengujian menunjukkan produk tidak mengandung natrium dehidroasetat.
Nah, hasil uji tersebut sejalan dengan hasil inspeksi BPOM ke sarana produksi roti Aoka pada 1 Juli 2024.
Inspeksi menunjukkan tidak ditemukannya natrium dehidroasetat di sarana produksi.