FYI, prinsip gangguan mental/kejiwaan sama aja, meski belum ada diagnosa resmi: 1. tampak hendaya dalam aktifitas sehari2 atau produktifitas 2. masalah dengan keluarga, teman2 atau lingkungan sosial
CWS bisa jadi langkah pertama untuk memasukkan kasus2 stan stan ini sebage~
gangguan mental. berikutnya bisa jadi stan2 toksik ni sebagai bentuk adiksi, setelah medsos dan gaming addiction
kalau ada yang marah2 di bawah sini, w merasa wajar juga. karena orang dengan gangguan kejiwaan ya kebanyakan tilikan rendah alias ga terima kalo dibilang sakit 👊👀
kenapa tiba2 masuk ke gangguan mental? ga tiba2. karena ni artikel magdalen permisif apologis terhadap perilaku2 berisiko yang bisa jadi penanda gangguan kejiwaan. stan2 toksik mustinya diajak buat cek kejiwaan, bukan dimasukin narasi feminisme tai babi
histeria ini apapulak dimasukin jadi ranah opresi. jelas2 histeria jaman dulu itu dasar dari diagnosis2 kejiwaan modern jaman sekarang: skizofrenia, borderline personality disorder (perilaku ambang), serangan ansietas dan yang laen2
udah ada pergeseran makna yang jauh banget
ini malah dimasukin ranah opresi. ya memek. ya kontol.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
ke mana saya, sebagai warga kelas menengah kebawah, mencari kontraktor yang faham dan bisa membangun bangunan tahan gempa dengan harga yang terjangkau?
banyak bat akademia komentar fafifu, emang enak dari menara gading nyuruh google lah nyuruh baca buku lah ga sekalian nyuruh kuliah ? 🤭🤭🤭
gw sangat mendukung yang namanya "edukasi", tapi perlu diakui, materi "edukasi" dari pemerintah, atau bahkan dari sebagian besar lembaga apapun di Indonesia, ga menarik buat target pasarnya
jadi percuma bikin edukasi juga kalo ga nyangkut di kepala, ga efektif, ga efisien, cuma buat ngabisin dana kegiatan, laporan "wah sudah kami edukasi tapi rakyatnya bebal"
ngentotla, lu gagal mengedukasi tanggung jawab moral di edukator.
"edukasi" uda banyak bat berkeliaran di media sosial. ntah edukasi seks, keamanan, kesehatan, moral, ekonomi
blah blah blah
jujur, konten "edukasi" yang menarik dan nempel justru punyanya penipu, propagandis, konspirasi atau penjual konten
gw masih geli ama orang2 yang butthurt ama Elon ngebandrol twitter 8 dolar. orang2 yang marah2, kalau bercentang biru sebelummya, okelah, mereka marah karena bubble elitism mereka dipecah, not a special snowflake anymore
lah ini orang2 yang bukan siapa2, marah2 karena berified account 8 dolar? shiiieeeddd. lu bisa dapet privilej yang selama ini hampir mustahil lu dapet, apalagi kalau lu akun awanama, seharga 8 dolar?
yang gw liat, Elon justru membawa kesetaraan dengan agensi verified accountnya. semua orang bisa jadi snowflake, with a price tag
merasa dicintai itu hasil olahan otak sendiri. wajar kalau lagi sedih apalagi depresi, tidak mudah untuk berpikir demikian. tapi pertanyaan yang palong menyebalkan: mau sampai kapan?
terkadang sudah mencoba untuk berpikir positif, namun ketika ada hal yang kurang mengenakkan terjadi (dan itu wajar, namanya juga hidup), buyar semua itu positif thinking. kontol memang
wajar juga kurasa, orang-orang dalam kondisi seperti itu berusaha mencari cara agar dia nyaman, namanya juga strategi coping kan, mulai dari yang positif, tapi ada juga yang negatif. baiknya yang positif ya. cuma ya itu, kadang sulit untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang ada
10 must-know Javanese concepts that will improve your life:
#1: Matane
Means "The watchful gaze", this reminds you to always be mindful and observant, be in tune with your surrounding but not aggresively so
#2: Tresno Jalaran Soko Kulino
This olden adage warns individuals that their partner will always at risk of infidelity as long as they spend times, both in frequency,duration and quality, with other person
alih-alih menyalahkan rumah sakit, seorang influenser menyalahkan sistem asuransi yang merupakan salah satu sistem asuransi dengan coverage terbaik dan harga termurah di dunia
tunjukkan pada saya sistem asuransi yang lebih murah namun dengan coverage lebih baik daripada BPJS