Awalnya wilayah Kota Bandung kecil banget ya. Cuma di sekitar kawasan yang dilalui Jalan Raya Pos.
Makin lama, kota ini tumbuh ke utara, meluas ke berbagai arah, hingga di tahun 80-an, wilayahnya membengkak sampe Ujungberung-Cibiru sana-sana.
Titik nol Kota Bandung sendiri bukanlah di Gedung Sate atau Tegallega, melainkan di depan Gedung Bina Marga Jawa Barat, seberang Savoy Homann.
Di tugu ini terdapat stoomwals, mesin giling aspal yang didedikasikan untuk mengenang korban kerja paksa pembangunan Jalan Raya Pos.
Pada awal 1800-an, Daendels merupakan orang yang berambisi menyambung penjuru Jawa lewat Jalan Raya Pos. Proyek ini pun melintasi Priangan, tepatnya antara Cianjur dan Cirebon.
Daerah ini masuk ke wilayah Kabupaten Bandung dan Parakanmuncang.
Begitu selesai, Daendels ujug2 mengirim surat ke Bupati Bandung. Nahloh adaapaneh???
Katanya:
"Ibu kota kowe orang jauh pisan dari Jalan Pos, shay! Dipindah atuh! which is kowe orang bisa deket ama kita
Batavia, 25 May 1810.
Sincerely, Sir Daendy."
Ternyata disuruh pindahan...
Benerannya:
“Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd! (Usahakan bila aku datang lagi ke sini, telah dibangun sebuah kota!)" — Daendels kepada Bupati Wiranatakusumah II.
Empat bulan kemudian, pusat pemerintahan Bandung resmi pindah dari DaKol ke Alun-alun sekarang.
25 September 1810.
Peristiwa di tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai lahirnya Kota Bandung hingga sekarang.
Kitu cenah.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
BANDING-BANDINGKE CAPRES 2024
based on dokumen visi-misi
per 21 Oktober 2023
dari sudut pandang:
warga Bekasi anker Depok, single, under 30, ngeriset & ngajar, durung nduwe omah
-ulasan sekilas-
1. Tentang Perjabodetabekan
Visi-misi Anies-Imin nggak ada kata IKN, tapi nyebutin in general Jabodetabek mau diapain.
Visi-misi Ganjar-Mahfud nyebut IKN, tapi nggak disebut Jabodetabek setelahnya mau diapain.
Nggak ada yang bikin Provinsi Jabodetabek gitu? 🤔
2. Soal Perkotaan
Dua-duanya sensitif soal transit oriented development dan transportasi publik. Sayangnya kagak ada yang nulis "ESKALATOR DAN LIFT YANG TANGGUH, SELALU NYALA, DAN MEREK INTERNESYENEL"
Medan Merdeka emang ditetapkan sebagai cagar budaya. Tapi, apakah cobblestone-nya juga? Eits tunggu dulu.
Cobblestone Monas baru dipasang tahun 2000-an di era Bang Yos. Penggantian aspal jadi cobblestone ini justru nunjukin kalo perubahan di kawasan ini bisa dilakukan.
Apakah kalo udah jadi cagar budaya, lantas udah nggak bisa diapa-apain? Tetot kurang tepat.
Menjadikan sesuatu sebagai cagar budaya bukan berarti kita nge-freeze objek itu dan nggak boleh diapa-apain. Perubahan bisa dilakukan secara terbatas asal tidak merusak apa yang esensial.
Di UU No. 11 tahun 2010 ttg Cagar Budaya juga dibahas soal apa aja yang bisa dilakukan untuk melestarikan: 1. Pelindungan (Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi, Pemeliharaan, Pemugaran) 2. Pengembangan (Penelitian, Revitalisasi, Adaptasi) 3. Pemanfaatan
Bukan cuma melihat Jakarta sebagai kota tunggal, 1965 bahkan udah dipikirin kalo Jakarta "bengkak", nanti ngembangnya ke mana.
Ada poros Timur-Barat, ada juga ke selatan. Titik pancarnya 15 km dari Monas.
Namanya "Jakarta Metropolitan", tahun 72-73, barulah muncul Jabotabek.
Masterplannya diambil dari buku, masterplan keluaran Direktorat Tata Kota & Daerah 1965, yang mana nggak mungkin banget kalo BK nggak terlibat di dalamnya.