Menjelang tanggal 30 September, waktu saya duduk di bangku SMP, saya diwajibkan nonton Film G 30S/PKI sebagai bagian dari pelajaran PMP. Harga tiket masuknya Rp250, tiket yang cukup mahal ukuran saya waktu itu. Untuk mendapatkan Rp250 saya harus ngirit uang jajan selama 5 hari.
Uang jajan saya saat itu Rp50 per hari. Itu pun dapat saya peroleh karena saya pergi ke sekolah menggunakan sepeda dengan jarak 20 KM bolak balik. Uang Rp50 itu adalah pengganti ongkos angkutan umum.
Saya nonton di ‘Misbar’ (Girimis Bubar), sebuah bioskop terbuka yang ditutup bambu beralaskan tikar. Makanan paling tinggi kualitasnya adalah sangray suuk. Pada tahun berikutnya, film tersebut selalu diputar setiap tanggal 30 September di TVRI.
Saya sering mendapatkan cerita pemberontakan G 30S/PKI dari bapak saya yang tentara, yang pernah mempertahankan negara dari pemberontakan DI/TII dan pemberontakan PRRI/Permesta.
Kata bapak saya, sifat PKI itu adalah selalu mengadu domba, menebarkan fitnah, kebencian dan permusuhan. Itulah sifat-sifat yang tidak berperikemanusiaan. Membunuh adalah hal biasa ketika menghadapi orang yang berbeda pandangan politik.
Sifat meniadakan Tuhan membuatnya menjadi serasa tidak berdosa melakukan seluruh perbuatan itu. Kata bapak saya, mereka yang menjadi anggota PKI itu ada yang memang menjadi kader, ada juga yang sekedar ‘tulis tonggong’,
yaitu mereka yang sekedar ikut pawai kemudian dicatatkan sebagai kader. Padahal, bisa jadi mereka yang dicatatkan itu tidak mengetahui.
Seiring perjalanan reformasi, film ini jarang diputar. Seolah ada rekonsiliasi dalam politik nasional. Bahkan yang paling menarik, Pak Prabowo berpasangan dengan Ibu Megawati saat Pilpres 2009 lalu.
Setelah itu, Pak Jokowi dan Pak Ahok dicalonkan oleh Pak Prabowo sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Di berbagai daerah, ada koalisi lintas partai tanpa terhalang latar belakang pendirian partai. Karena itu, seluruh masalah ini sudah selesai, seluruh pandangan politik ini sudah selesai.
Maka saya menganggap, yang nonton dan yang tidak nonton Film G 30S/PKI tidak menjadi masalah apa-apa.
Kalau saya sih akan nonton, tetapi saya tidak akan mempermasalahkan yang tidak nonton.
Karena sikap anti PKI bagi saya bukan diukur dari nonton atau tidak nonton film itu.
Tetapi, dengan berbuat keadilan, kebaikan dan kecintaan kepada negara dengan sepenuh hati, tidak menebar hoax, tidak memfitnah, tidak mencaci maki, tidak menghujat bagi saya merupakan sikap anti komunis.
1. mythomania adalah kecenderungan berbohong yang dimaksudkan bukan untuk menipu/mengelabuhi orang lain, tetapi justru untuk membantu dirinya sendiri mempercayai/meyakini kebohongannya sendiri.
2* berbeda dengan seorang pembohong biasa yang sadar bahwa ia tengah berbohong dan mampu membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan, seorang mythomaniac tidak sepenuhnya menyadari bahwa ia sedang berbohong.
Kain gringsing adalah satu-satunya kain tenun tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik teknik dobel ikat dan memerlukan waktu 2-5 tahun. Kain ini berasal dari Desa Tenganan, Bali
Sejarah;
~Berdasarkan mitos, adanya kain tenun gringsing berawal dari Dewa Indra, pelindung dan guru kehidupan bagi masyarakat Tenganan. Dewa Indra kagum dengan keindahan langit di malam hari dan dia memaparkan keindahan tersebut melalui motif tenunan kepada rakyat pilihannya,
~yaitu rakyat Tenganan. Dewa itu mengajarkan para wanita untuk menguasai teknik menenun kain gringsing yang melukiskan dan mengabadikan keindahan bintang, bulan, matahari, dan hamparan langit lainnya.
Ku ambil pelajaran dan pungut dari kependetaan model Nasrani, dari kebrahmanaan model agama Hindu, peribadatan model Yahudi dan kezuhudan model agama Budha.
1.* sehingga orang-orang awam yang cenderung kepada akhirat tertarik kepada mereka karena mereka menampakkan sifat zuhud, dan orang-orang yang cinta dunia pun tertarik kepada mereka karena melihat gaya hidup yang suka bersenang-senang dan bermain pada diri mereka.
slogan mereka itu ) adalah kalimat (yang nampaknya) benar tetapi dimaksudkan untuk kebatilan.”
penilaian benar atau tidaknya suatu pemahaman bukan cuma dilihat dari pengakuan lisan atau penampilan lahir semata, akan tetapi yang menjadi barometer adalah sesuai tidaknya pemahaman.
Kelompok teroris di sigi Ali Ahmad, yang lebih dikenal dengan nama Ali Kalora, adalah seorang militan Islam Indonesia dan merupakan pemimpin Mujahidin Indonesia Timur menggantikan Santoso.
-A THREAD-
1. Ia diduga bersembunyi di hutan belantara di sekitar Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah bersama dengan sisa kelompok MIT.
2. Setelah Santoso tewas pada tanggal 18 Juli 2016, dirinya diduga menggantikan posisi Santoso sebagai pemimpin di kelompok MIT bersama dengan Basri. Setelah Basri ditangkap oleh Satgas Tinombala, menetapkan Ali Kalora sebagai target utama.
Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi.
Pemerintah ketika membentuk MUI menyatakan tiga tujuan umum MUI: Memperkuat agama dengan cara yang dijelaskan Pancasila untuk memastikan ketahanan nasional. Partisipasi Ulama dalam pembangunan nasional. Mempertahankan keharmonisan antar umat beragama di Indonesia.
Sekilas MUI
UI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia.
1. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta, Indonesia.