Minimnya pupuk karakter pada anak-anak dalam dunia pendidikan saat ini.
Sebagian besar pendidikan yang notabene terlembagakan lebih mengusung bahkan melangitkan metode memintarkan anak-anak dari pada memupukkan karakter beradab.
Pendidikan memintarkan memang sangatlah penting guna menghadapi era modern seperti sekarang bahkan tantangan zaman dimasa yang akan datang, tetapi pendidikan karakter tidak kalah pentingnya bahkan lebih.
Seperti unggah ungguh dan memperhatikan cara bersalaman kepada guru.
Betapapun berkarakter mulia sangatlah prinsip dalam segala hal, baik dalam hal keagamaan maupun kemanusiaan. dikatakan bahwa “al-Adab fauqol ilmi” adab itu kedudukannya diatas ilmu.
Memang betul apa yang terjadi pada anak-anak masa kini tidaklah mutlak kesalahan para pengajar, hanya saja pola didiknya perlu dikoreksi ulang.
Andai saja nilai-nilai rohaniyyah diperhatikan, memberikan teladan, dan selalu mendoakan anak didik kita kepada Tuhan, maka insya Allah mereka akan tumbuh dan berkembang dengan adab yang sudah tertanam.
Bisa dipaham?
Sayangnya, tidak semua tempat anak-anak belajar menyisihkan waktu untuk mendidik karakter keluhuran seperti diatas.
Kita lebih sibuk kejar jam tayang menjalankan program kepintaran dari pada program karakter, misalnya sesekali kita menanyakan ibadahnya, sikapnya pada orang tua, pada gurunya, dan pada orang-orang sekitarnya.
Para ulama salaf sudah mewanti-wanti
Sejak zaman dahulu kala dengan kalam-kalamnya, mereka berkata :
من فرّط في تأديب أولاده وتعليمهم، ثم حصل منهم عقوق، وتهاون بالحقوق فلا يلومنّ إلا نفسه!!
تذكير المصطفي ص٨٢
Bagi siapapun yang tidak serius dalam mendidik karakter dan mengajar anak-anaknya, kemudian suatu saat nanti mereka merasa tersakiti oleh perilaku anak-anaknya yang lalai dengan segala haknya,
Maka yang paling pantas disalahkan adalah diri mereka sendiri, sebagai orang tua, sebagai guru yang telah lalai mendidik karakter anak-anaknya!
ingatlah! “Kepintaran tanpa kesopanan adalah anjloknya moral keluhuran.”
semoga tidak terlambat, semoga bermanfaat. amiin. 🙏🏽
Sebagai calon bapak, gapapa lah malam minggunya di isi dengan belajar membahas pandangan dalam mendidik anak.
Ahmad (Bangbrew)
Hadramawt 26 September 2020
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Agar ngopimu lebih berkualitas dan tercatat sebagai amal ibadah.
A thread… ☕️
Ayo ngumpul sini para kopiholic, tak ceritakno keutamaan e ngopa ngopi. 😀
Bismillahirrahmanirrahim.
Sayyid nahlawi bin sayyid kholil nahlawi bercerita padaku, dari guruku syeikh Salim sammarah, beliau diceritakan seorang lelaki yang berasal dari Maroko.
Bahwasannya ia pernah bertemu Kanjeng nabi Muhammad SAW dalam keadaan terjaga, kemudian lelaki tersebut Matur pada Kanjeng nabi :
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan keharibaan baginda nabi Agung Muhammad SAW.
Hari ini begitu cerah, meski hati ini merasa sepi setelah ditinggal pergi mbah yai Zainuddin Djazuli. 🥺
Pagi ini aku memberanikan diri untuk sowan kepada habib umar bin hafidz, meminta keridloan nya beliau untuk mendoakan dan membacakan ratib fatihah atas wafatnya mbah yai Zainuddin Djazuli. 🤲🏼
Masyarakat hadramaut memiliki tradisi ziarah bersama-sama ke makam nabiyullah Hud As setiap tahunnya, yaitu pada tanggal 7-10 bulan sya’ban.
Tak terasa, besok akan dimulai kegiatan ziarah tahunan tersebut, masyarakat hadramaut berbondong-bondong merias unta nya masing-masing, untuk memeriahkan dan melestarikan tradisi yang turun temurun diwariskan oleh para leluhurnya.
Suatu hari nabi Muhammad SAW berkata pada sahabat abbas bin Abdul muttholib :
ada suatu amalan ketika kamu melakukannya maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang,
yang berlalu, dan juga yang belum dilakukan, kesalahanmu, kelalaianmu, kesengajaanmu, dosa kecilmu dan dosa besarmu, kesalahan yang tidak tampak bahkan yang tampak.
"Mad, beritahukan pada para santri, kalau hari ini ngajinya libur, awakku gak penak, masuk angin." perintah Gus Fu' (KH Fuad Djazuli) kepada Ahmad Khudhori, abdi dalemnya.
"Nggih, gus".
Bergegaslah Pak Mad Khudhori menuju madrasah. Namun sebelum sampai ke ruang kelas, Pak Mad berpapasan dengan Mbah Nyai Rodhiyah Djazuli (Ibu Gus Fu').
"Gus-mu mana, Mad? Nggak ngaji?" sapa mbah nyai pada Pak Mad.
"Wonten kamar, Mbah. Nembe gerah". (Dikamar, mbah. Sedang sakit).