mwv.mystic Profile picture
Oct 2, 2020 174 tweets 24 min read Read on X
"Erza"

based on true story

a thread Image
Narasumber : Lina, via DM

Kisah pribadi saya ini cukup panjang dan kalau saya tdk menceritakan lengkap akan bingung menjelaskannya. Jd ini sy ceritakan dr awal, agar pembaca paham. Maaf jika nantinya terasa terlalu berbelit belit..
Sebut saja saya Lina (nama samaran). Saya akan bercerita dr awal penyebab semua kejadian mengerikan ini terjadi. Fyi, saat itu, di tahun 2015, saya msh jd mahasiswa smester 5 di salah satu univ negeri dikota Malang.
Saya punya pacar, sebut saja "Erza". Kami sudah berhubungan lebih dr 4 tahun (sejak SMA) dan kebetulan sekarang kami satu fakultas juga.

Erza memiliki background keluarga yg kurang harmonis, namun sejak berpacaran dgn saya dia sangat terbuka dgn kondisi keluarganya.
Orang tua Erza sudah lama bercerai dan sejak kecil dia dirawat saudaranya yg kejam, karena ibunya kerja di luar negeri. Saat masuk SMP ibunya pulang dan akhirnya menikah dgn bule..

Oh iya, Erza punya adik sebut saja namanya Dini.
Meski dari keluarga yg kurang harmonis, Erza memiliki kepribadian yg sangat baik, bertanggung jawab dan berprestasi, hal ini sangat berbanding terbalik dengan adiknya, Dini.
Singkat cerita, masalah ini datang saat Dini, adiknya Erza, kuliah di univ yg sama dengan saya, dia masuk per- September 2015, dia juga satu kosan dengan saya.. Hal ini karena mamanya, sebut saja tante Sarah, sangat percaya pada saya sehingga menitipkan Dini..
Tapi justru dari sini aku tau sifat Dini yg liar dan tidak bisa diatur. Hingga akhirnya, baru beberapa bulan kuliah... Dini hamil.
Akhirnya dia memutuskan untuk berhenti kuliah. Keadaan saat itu sangat kacau, pacar Dini sempat kabur dari tanggung jawab.. selain itu mereka juga berbeda keyakinan, dan tante Sarah sempat hampir gelap mata untuk menggugurkan kandungan Dini karena bingung harus berbuat apa.
Erza itu kakak yg sangat menyayangi adiknya. Melihat keadaan adiknya waktu itu, Erza sangat down dan terpuruk. Dia terus menerus menyalahkan dirinya sendiri karena ga bisa ngejaga adiknya. Erza bahkan sempat berkelahi dengan Boy (pacar Dini) saat itu.
Singkat cerita, setelah melewati beberapa masa pelik.. Dini akhirnya menikah dengan Boy, seingat saya pada Januari 2016. Dini langsung hidup dengan Boy, berdua di sebuah rumah kontrakan kecil. Namun masalah lain datang...
Ketika saya dan Erza mengunjungi Dini pada pertengahan 2016 lalu (saat dia hamil besar) dia terlihat sangat kurus.. Gak cuma itu, kami bahkan mendapati beberapa tanda bahwa Dini telah mengalami kekerasan dari suaminya sendiri..
Disaat yg bersamaan, muncul seorang wanita sebut saja tante Ine yg datang memberitahu bahwa suaminya telah berselingkuh dengan tante Sarah, ibunya Erza.

Erza diancam oleh wanita ini untuk mengadukan perbuatan tante Sarah pada ayah tirinya tapi Erza menolak,
dan akhirnya selang beberapa minggu tante Ine menelpon Erza memberitau bahwa dia telah bercerai dgn suaminya dan tante Ine terus menyalahkan Erza yg tidak mengatakan apapun pada ayah tirinya hingga tante Sarah berhasil merusak rumah tangganya.
Kian hari, masalah ini semakin memburuk, Erza terus jatuh dan depresi. Saat kehamilan Dini menginjak 8 bulan, dia dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak napas (mungkin karena stress dan KDRT dr Boy) setelah itu tante Sarah membawa Dini pulang.
beberapa bulan setelah anaknya lahir, Dini resmi bercerai dari Boy. Alasannya apalagi kalau bukan kehidupan rumah tangga yg tidak harmonis.

Masalah berat yg Erza alami saat itu berdampak pada kuliah dan hubungan kami...
Erza mulai berubah, dia menjadi sosok yg kasar dan mudah marah, diotaknya hanya ada Dini, dia selalu menganggap Dini segalanya dan terus menerus menyalahkan diri sendiri atas kejadian yg menimpa Dini, belum lg masalah yg sempat menimpa tante Sarah, ibunya.
Sejak itu Erza menutup diri bahkan hampir putus kuliah karena merasa dikucilkan (menurut saya ini hanya perasaan dia), dia juga tdk pernah mau masuk ke rumah saya apalagi bertemu orang tua saya, pdhl dulunya Erza dekat dengan keluarga saya, begitu jg saya dekat dgn keluarga Erza.
Jujur, menurut saya alasan dia menjauhi keluarga saya itu karna dia malu kalau sampai kluarga saya tau bahwa Dini hamil diluar nikah.

Beberapa bulan berlalu dan sikap Erza semakin parah, setiap bertemu sy dia selalu menyalahkan saya dengan alasan apapun,
dia menuduh saya suka menjelek2an dia, suka ngata2in dia, selain itu setiap bertemu lelaki lain di jalan, dia selalu menuduh saya menyukai lelaki itu.

*sekedar bercerita, saat itu kmi sedang di MOG dan saya berselisih jalan dengan seorang satpam,
Erza tiba2 mendorong saya ke arah satpam sambil menyuruh saya memilih satpam itu saja daripada dirinya. Hal ini ga cuma sekali dua kali, bahkan pernah melakukan hal yang sama saat saya berjalan dekat tukang parkir.
Selain itu, Erza mulai sering berhalusinasi, dia selalu merasa orang2 disekitarnya mengolok-olok dia dan sebagian menantangnya.. alhasil, dia selalu marah2 dan berteriak2 setiap bertemu orang dan dia selalu menantang orang tsb, entah dijalan, ditempat makan atau dimanapun..
Saya sangat stress dengan tingkah Erza yg berlangsung selama lebih dr 6 bulan itu. Teman2 kos bahkan sempat menanyakan perubahan sikap Erza. Kebetulan, salah satu teman kos saya ini anak psikolog, saya sempat bercerita ke dia tentang kondisi Erza ini,
dia bilang, Erza mengalami halusinasi yaitu gangguan yg levelnya diatas depresi dan bisa berakibat gila. Dia menyarankan saya untuk membawa Erza ke psikolog.

Saya tdk langsung mengatakan hal tsb pada Erza, tp sy melakukan pendekatan dulu, sy coba browsing seputar psikologi, dll
Lalu hasil pencarian saya itu syaa tunjukkan pd Erza, responnya cukup baik namun berubah dalam sekejap (saya rasa dia berkepribadian ganda, kadang baik kadang meluap2).

Saya juga memintanya untuk curhat ke psikolog atau ke tante saya (tante saya ini punya 'kelebihan' khusus dan-
--biasa ngobati orang seperti ini) tapi Erza tdk pernah mau.

Sampai akhirnya saya tiba diujung kesabaran saya, saya lelah karena Erza terus menekan saya, ditambah beban kuliah dan skripsi.. terlebih saya berasal dr jurusan eksak dimana harus melakukan penelitian mandiri.
Kesabaran saya habis ketika Erza menuduh saya menjadi penyebab dia dikucilkan teman teman kuliahnya, dan menuduh saya menyebarkan kabar kehamilan Dini dulu (pdhl saat itu Dini bhkan sdh melahirkan), jujur sy tdk pernah memberi tau siapapun tentang kehamilan Dini termasuk keluarga
ataupun teman2 saya. Yg mengetahuinya hanya anak kos karena Dini sendiri yg menyebar kehamilannya lewat media sosial miliknya. Dan setelah saya cek, ternyata di akun medsosnya, Dini berteman dengan bbrp teman SMP dan SMA Erza dimana salah satunya skrg juga jd teman kuliah Erza.
Menginjak awal tahun 2017 saya akhirnya mengambil keputusan berat untuk berpisah dgn Erza. Saat itu hubungan kami sudah sangat buruk, kami jarang bertemu dan berkomunikasi lg. Ketika bertemupun, dia akan selalu mencari2 kesalahan saya dan tdk berhenti marah2.
Bahkan ketika saya minta putus, dia msh sempat menuduh saya menyukai laki2 di tempat parkir yg saya sendiri tdk mengenal lelaki itu.

Namun setelah putus, kami masih bberapa kali berkomunikasi. Bahkan menurut saya, hubungan saya dgn dia malah membaik--
--karena dia tdk punya hak lagi untuk marah2 ataupun menuduh2 saya melakukan hal hal apapun dibelakang dia..

Hingga akhirnya, sebuah tragedi pun terjadi...
-DAY-1- .

Cerita ini berdasarkan hari pertama sy mendapat kabar buruk itu.. saya ingatkan tidak ada nama sebenarnya yg saya cantumkan disini karena memang sangat sensitif dan berhubungan langsung dengan keluarga kami..
Kurang lebih 2 bulan setelah saya putus, pagi itu ada sebuah pesan wa masuk , ternyata dr tante Sarah, pesan itu dikirim pkl 00.15 dan baru saya buka esok paginya.

Kira2 begini isinya :
"Selamat malam mbak Lina, maaf tante ganggu mbak Lina malam2, sebenernya tante jg ragu mau mengirim pesan ini pada mbak Lina. Tp tante sdh tdk punya pilihan lain lg, sebelumnya tante mohon maaf yg sebesar2nya mewakili Erza kalo dia pernah berbuat salah sama mbak Lina, atau--
--menyakiti hati mbak Lina.. Saat ini kondisi Erza sangat terpuruk, dia selalu melamun dan menangis, dia juga sering kerasukan, sudah seminggu ini tante tdk bisa tidur dan bingung hrs berbuat apa.. Kalo mbak Lina berkenan, mari jenguk Erza sama tante, mungkin kehadiran mbak Lina-
-bisa membatu menyembuhkan Erza."

DEG.

Saya baca pesan itu berkali2 dan jantung saya berdetak kencang. Saya shock, gugup, bingung, dan sedih.. sedih yg amat mendalam. Seketika saya menangis, saya merasa diri saya sangat berkontribusi pada keadaan Erza saat itu.
saya jg membayangkan hal yg aneh2, saat itu baru ada berita tentang guru teman sy di daerah Batu yg mati gantung diri karena kesurupan yg tak kunjung sembuh... Membayangkan hal itu, saya langsung beranjak pulang pdhl posisi saya saat itu berada di Malang.
Sesampainya di rumah, saya ceritakan semua kejadian mulai dr kehamilan Dini hingga kondisi saat ini kepada Ibu saya. Terus terang, saya sudah tdk sanggup untuk menyimpan rahasia yg sudah jd konsumsi publik ini.
Ibu saya kaget mendengar cerita saya ,beliau juga kaget mengetahui saya putus dengan Erza, karena selama ini saya memang tdk pernah memberi tahu ortu saya tentang ini.
Singkat cerita, saya dijemput tante Sarah dan dibawa ke tempat Erza (Erza ada dirumah saudaranya bersama Dini).

Di perjalanan, saya bercerita tentang perubahan sikap dan sifat Erza semenjak Dini hamil kepada tante Sarah.
"Kenapa mbak Lina tdk pernah memberitau tante ???"

"Maaf tante, saya gak mau terkesan memojokkan Dini, terlebih Erza sangat membela Dini, saya takut malah saya yg kena nanti tante, maafkan saya.." Jawab saya.
***

Sesampainya disana, Erza ada di depan rumah, kini dia terlihat sangat kurus, dia tersenyum aneh seperti senyum orang hahong (orang linglung) sambil terus menunduk.

Saat saya sapa, dia hanya menjawab dgn bahasa jawa kromo alus "nggeh/mboten" pdhl selama ini Erza tdk pernah-
-bs berbahasa jawa halus. Saat saya ajak bicara pun, dia selalu menunduk dan menjawab "nggeh" atau "mboten".

Selepas maghrib, tante Sarah meminta saya ngajak Erza jalan.
Erza kemudian membonceng saya, disepanjang jalan dia hanya diam.. Tidak seperti Erza yang saya kenal.
Akhirnya saya coba mengajaknya ngobrol, ngobrol tentang apapun, karna saya memang dasarnya orang yg cerewet. Namun respon Erza hanya "nggeh/mboten" sambil sesekali dia menunduk melihat bawah kakinya (kami naik motor matic).
Tujuan kami adalah mall. Disana kami berjalan2 sambil memesan makanan utk dibawa pulang. Namun ketika turun dari eskalator, tiba2 dia jadi pincang, saya sempat heran, kemudian saya tanya dia.

"Za, kakimu kenapa ? Kok jd pincang gitu?"

"Jatuh di eskalator", jawab Erza.
Saya bingung, semenjak tadi saya selalu menggandeng dia dan tdk pernah melihat dia jatuh.

" yg mana yg sakit ? Coba aku lihat", saya berkata sambil membungkuk ingin memegang kaki kirinya yg pincang, tp dengan cepat dia menutup kakinya.
"Mboten, mboten, gapapa", jawab dia.

"Beneran gpapa?"

"Enggeh"

Setelah memesan nasgor, kami pulang karena sudah pukul 20.30.. Namun di tempat parkir tiba tiba saja Erza mengeluh..
"Panas!, panas!! dadaku panas bgt!!", kata Erza sambil memegang dada kirinya.

Saya otomatis langsung panik, saya tdk pernah mendapati org kesurupan atau linglung seperti Erza, saya bahkan msh tdk phm apakah Erza terkena gangguan jiwa atau gangguan jin????
" Ayo Za kita pulang, kamu sabar, kamu baca doa ya"

Kami lalu bergerak pulang, namun belum smpai loket karcis, Erza mendadak mengerem mtor.

"Kenapa Za ????"

"Ada yg ilang" , jawab dia sambil menunduk melihat bawah kakinya, melihat atas, melihat samping (mencari2 sesuatu).
Saya langsung menebak yg ilang itu HP sama dompet dia, soalnya dulu Erza emang suka ceroboh, hp sm dompetnya udah sering ilang, dan saya panik kalo smpe terulang lg.

Saya langsung bongkar tas saya. Tapi HP sm dompetnya ga ada, setelah itu mencari di saku celananya.. dan ada!
"Itu hp sama dompet kmu ada dikantong celana Za" Kata saya.

namun ketika saya melihat wajah Erza, saya rasa yang hilang bukanlah dompet atau handphonenya..
Dia tetap menunduk menatap nanar kearah bawah kakinya.

Disini sy mulai merinding
"Za, jgn bikin takut dong!!!! Jd yg ilang apaan ???!"

"Udah kok..udah ketemu..." jawab dia lalu ngegas motor.

Sepanjang jalan pulang, feeling saya udah gaenak. Mana dia malah lewat jalan sawah yg gelap bgt, trus clingukan kearah bawah mulu.. seperti ada yg dia cari.
Saking keselnya karna mulai takut, saya omelin dia.

"Za, kamu jgn becanda dong, emang dibawah jok itu ada siapa sih ? Ada tuyul emang??!!!" Kata saya setengah bercanda.

Namun Erza hanya diam.
Sampai rumah, saya tdk bercerita apa2 pada tante Sarah, tp Erza kembali mengeluh dadanya panas, sambil menggaruk2 kasar rambutnya dan wajahnya mulai terlihat marah dan matanya smpai memerah.
Tante Sarah panik, dia lalu menelpon seseorang.

"Mbak Lina, lbh baik kita bawa Erza ke Bu Sri ya.. Bu Sri ini yg bantu tante nangani Erza, mbak Lina ikut ya, temani tante, nanti tante minta ijinkan ke ortunya mba Lina".
Saya nurut saja, dan malam itu kmi berangkat ke rumah Bu Sri sekitar pukul 21.50.

Di perjalan dengan mobil, saya merasa Erza mulai sadar, tdk linglung seperti tadi. Dia lalu cerita ke tante Sarah..

"Mah, yg kemarin serem banget ya, sapa namanya? Mira ya ?"
"Udah mas jangan diinget2 ya, yg udah ya biar udah, pesan dari pak Mudin dan bu Sri kan gitu"

Hah?? Saya jujur ga paham arah pembicaraan ini kemana? Siapa Mira ? Serem gimana???
Tiba2 Erza berteriak sambil menutup matanya, "AAAAAAAA!!!!!"

"Kenapa mas ????"

"Ma, mama ga liat td ada kera besar matanya merah didepan mobil ma?!! Dia sampe nabrak kaca!!!"

"Mas istigfar dulu mas, baca doa mas, jangan dilihat ya" , tante Sarah yg saat itu nyetir jd panik.
saya pun ikut panik sekaligus takut krna posisi saya duduk di bangku belakang dan sendirian.

"Dadaku panas mah", Erza memegangi dadanya kembali smbil sesekali menggaruk rambutnya dengan kasar.
Setibanya di tempat Bu Sri, beliau menyalami saya, saat mata kami bertemu pandang, saya seketika yakin ini orang pasti lg nerawang saya.

"Ini mbak Lina" ujar tante Sarah mengenalkan saya pd Bu Sri,

"O.. Ini anaknya" balas Bu sri. saya hnya tersenyum.
Singkat cerita, tante Sarah menceritakan kejadian saat di mobil, dan dada Erza yg masih panas hingga kini.

Bu sri lalu memanggil seseorang dgn sebutan Bapa, katanya Bapa ini ilmunya lebih tinggi dibanding Bu Sri, awalnya sy kira si Bapa ini suami Bu Sri, tp ternyata
Bapa adalah ayah dr anak ghaib yg dikandung Bu Sri (disebut hamil ghaib), saya bingung juga dengan istilah ini dan sempat tdk memahaminya.
Bapa meminta Erza meminum air putih yg sudah dibacakan doa.. sejujurnya saya yakin itu mantra mantra, bukan doa. karena dari awal ketemu feeling saya udah gaenak dgn orang ini..

Setelah minum, Erza perlahan sadar dan disitu Bapa menanyakan beberapa hal.
"Dulu pernah ikut ilmu apa saja mas ?"

"Pencak silat" jwb Erza

"Aliran apa ? Sudah smpai tahap mana ?"

"Aliran SH, cuma sampai sabuk pink"

"Selain SH ???"

"Se........se co ,eh sakti, aduh saya lupa"

"Kera sakti?? Pasti kera sakti!", ujar bu Sri dengan sangat yakin.
Disini saya langsung masuk percakapan..

"Za emang kapan kamu ikut kera sakti ???? Kok aku ga pernah tau?? Bukannya cuma SH? Itupun jaman SMA dulu dan gak smpai pengesahan kan, bukannya yg ikut kera sakti itu Dini???"
Erza tdk menjawab wajahnya kelihatan bingung dan berusaha mengingat. Tp Bapa dan bu Sri langsung menyimpulkan..

"Ini anak ibu kena benturan 2 ilmu Bu, SH sama Kera Sakti, harusnya tdk boleh dicampur, makanya dia akan terus lihat penampakan Kera.. itu adalah leluhur Kera Sakti..
Selain itu lihat dia jd garuk2 terus karena kera ini pingin masuk ke tubuh anak ibu", ujar Bapa menerangkan pd tante Sarah.

"lalu baiknya gimana Bapa ? Saya ingin anak saya sembuh" Ujar tante sarah
"Harus dikembalikan bu, ibaratnya kita sudah bikin janji dengan pengesahan, maka pembubaran jg dr pengesahan,.. mas dulu kera sakti sudah sampai pengesahan? Dimana?"

"Sudah.. di kali lereng Gunung Klotok" Erza akhirnya mengaku.
Pernah dibawain apa aja ?" Tanya bapa

"Eemmm, saya tdk ingat" Jawab Erza.

"Udeng2? Mori? Lemah kuburan?" Tanya bapa lagi

"Kain Mori"

"Dimana sekarang?"

"Di lemari, dalam kresek belang"
Setelah percakapan tsb, malam itu juga sekitar tengah malam, Erza harus dimandikan di sungai yg sama saat dia melakukan pengesahan. Saat itu seluruh barang yg berkaitan dengan SH dan kera sakti harus dihanyutkan juga.
Saya dan tante Sarah langsung meluncur ke rumah untuk mencari seragam dan kain mori.
Namun yg ada dirumah hnya seragam SH, seragam kera sakti dan mori tdk ditemukan, kami lalu menduga benda benda itu disimpan di kos di Malang.
Walaupun barang2nya belum ditemukan semua, namun pembersihan tetap dilakukan malam itu.

Tepat pukul 11.30 kami berangkat ke kali di lereng Gunung Klotok, untung saja disekitar kali msh trdapat rumah penduduk sehingga suasana tdk terlalu mencekam.
Erza dimandikan di kali itu dan harus telanjang. Sy dan tante Sarah menunggu dipinggir kali smbil membalikkan badan. Namun tiba2, ranting pohon bambu didepan saya bergetar2 dengan tidak wajar, jaraknya hanya sekitar 30cm dari mata saya.
Tante Sarah lalu memegangi tangan saya. kami berdua langsung komat kamit baca doa. Setelah selesai, Bapa menjelaskan pada kami bahwa makhluk diranting itu adalah sundel bolong. Dan aktivitas itu terjadi karena dia tertarik melihat Erza mandi.. ha??
Setelah mandi di kali, kondisi Erza mulai membaik, dia mulai bisa tertawa dan bercerita, namun ketika dibawa ke rumah Bu Sri, saya merasa ada yg aneh.

"Jadi siapa yg masuk ?" tanya Bu Sri ke Bapa.

"Orang yg halus, pakai udeng2, mirip wajahnya sm2 ganteng cuma lebih tinggi"
"Penjaga pusaka ? Raden Panjaluh ?" Tanya Bu Sri.

Bapa lalu mengangguk.. lalu saat itu jg Erza berubah kembali dia mulai berbicara "enggeh, mboten" dan dia kembali merubah cara duduknya.

"Maaf, ini maksudnya bagaimana Bu ?" Timpal tante sarah.
"Nda apa2 Bu, ini sebagai benteng aja, besok karakter anak ibu malah jd lebih sopan, lebih baik lagi, ini bagus kok yg masuk."

Sy dan tante Sarah saling pandang, "maksudnya apa?? Saya pingin anak saya sembuh aja Bu, gausah ditambahin yg lain2" Kata tante sarah.
"Ini hanya sebagai benteng saja, nanti kalo sudah slesai jg saya ambil lg."
Bu Sri bilang besok keadaan Erza akan pulih total dgn syarat dia tdk dibawa atau diberi minuman dr pengobatan lain, termasuk dari Dini.
*****

Hari ini saya berencana pergi menjenguk Erza setelah dzuhur, tapi Dini menelpon saya pagi itu.. "Mbak, ini kmarin mas Erza dikasih apasih?? Kok jd gini???"

"Gini gimna Din ? Bukannya jd lebih baik ??"
"Baik gimana??, dia tmbah linglung mbak, tambah parah, kesini deh mbak liat sendiri keadaannya, soalnya aku jg mau kerja."

"Okeee aku kesana sekarang", setelah dapat info dr Dini, saya lgsg ke tempat Erza (dirumah saudaranya) , Fyi Dini saat itu sudah bekerja sbg SPG.
Sampai disana, Erza tdk ada, kata tante Sarah, ia sedang main PS sm Pak Rudi (pacar baru Dini yg jg atasannya).

Tante lalu menelpon Pak Rudi dan memintanya pulang. Sesampainya di rumah, saya melihat Erza.. pandangannya kosong, linglung lebih linglung dr kemarin saya lihat..
Dia bahkan tiba2 menangis, saya ga tega lihatnya, sungguh hti saya remuk, saya seperti melihat pasien rumah sakit jiwa ditv2, pdhl kemarin malam dia sempat kembali jd Erza yg sehat seperti dulu.
Pak Rudi berbisik pd saya, katanya Erza sempat cerita dia menyimpan beban krn merasa bersalah pd saya. Seketika itu juga saya langsung berkata pd Erza untuk melupakan semua yg terjadi dan memulai semua dr awal. Dia tmpak lebih senang mendengar kata2 itu dr saya, dia sesekali
memegang tangan saya, tp dlm sekejap langsung membuang tangan saya dgn kasar. Saya bingung, tapi mungkin dia masih linglung di awal, tp hal itu terus terjadi berulang kali.
Menjelang siang, Pak Rudi membawa Erza ke masjid di samping rumah. Disana, dia ditemani wiridan sm Pak Rudi, lalu Pak Rudi meninggalkan dia agar lbh fokus. Sementara itu kmi menunggu Erza di teras masjid.
Namun hampir 1 jam disana, saya melihat Erza tidak bergerak atau sekedar bergeser sedikitpun.

Menyadari hal itu membuat kami khawatir.. Dan benar saja, ketika kami datangi, dia tdk mengaji, tapi melamun! Benar2 seperti patung, Erza bahkan tidak berkedip sama sekali..
Saya hancur melihat keadaan dia. Lebih parahnya lg, ketika itu badannya kaku, tdk bs menoleh, kalaupun menoleh, dia akan menoleh bersama seluruh badannya sekaligus, dan dia semakin pincang, hingga kaki kirinya diangkat ketika berjalan...
Dini benar... Erza tidak sama sekali membaik.. bahkan ini lebih buruk dari sebelumnya...
Selepas maghrib Pak Rudi meminta Erza untk tidur. Fyi, sejak kejadian kesurupan pertama, Erza tdk pernah tidur, kalaupun tidur hnya 10-15 menit selama 8 hari.

Saat dikamar, Erza tiba2 teriak "PANAASSSSS!" sambil memegang dadanya dan mendelik kearah plavon kamar.
Saya ikut merinding dan membawanya keluar kamar. Diluar kamar, dia mulai menggaruk2 kepalanya kembali, tanda dia blm normal..

Saya dan tante Sarah berdiskusi,
"Jd gimana ini mbak Lina ? Apa dibawa ke Bu Sri lg aja ya??"
"Tp tante, setelah ritual kamrin itu gak memberikan hasil apapun.. malah Erza tambah parah seperti ini, masak kita bawa kesana lg? Saya takut tante, takut nanti makin parah lg"

"Tante jg bingung mbk Lina, Pak Mudin dan kyai di masjid ini jg tdk bsa ngobati"
Ditengah kepanikan kami, tiba2 hp tante berdering, yg ternyata dr Bu Sri.. Dari ujung telpon, Bliau seperti mengancam dengan mewanti wanti tante Sarah supaya jgn berani mencampur2 pengobatan Erza karena bs berakibat kematian Erza!
Sontak saya dan tante Sarah kaget dan ketakutan karena telpon itu. Saya lantas menelpon Ibu saya, menurut Ibu saya lbh baik kami kembali ke Bu Sri untuk terakhir kli, jika malam ini masih tdk sembuh besok lgsg dibwa ke org lain.
Menuruti saran ibu, Akhirnya pukul 21.00 saya, ibu saya, tante Sarah, Erza dan mas Faiz (ponakan tante Sarah) pergi ke tmpt Bu Sri dengan terpaksa.

Awalnya kami kira ini baik, tapi justru disinilah semua menjadi semakin rumit...
Ibu saya terus berusaha berkomunikasi dgn Erza.

"Dia ikut mandi kemarin", bisik Erza pada Ibu.

"Siapa mas Erza?" Erza tdk menjawab. Dia malah melotot ke arah sy, jd posisi duduk kmi membentuk lingkaran, ibu sy dan Erza ada didepan saya, saya duduk diantara Bu Sri dan tante.
"Kamu kenapa Za?Marah sm aku?" "Mboten" jawabnya ketus smbil memalingkan muka, tp sebentar kemudian dia melototi saya lg, dan pandangannya ini benar2 mengerikan hingga saya ketakutan dan memegangi lengan tante Sarah.

"Mas, kmu kenapa ? Marah sm mama?", tanya tante Sarah.
" Mboten", kali ini dia terus melototi sy tanpa kedip sedikitpun, saya memilih menunduk.

Sedangkan disebelah saya, Bu Sri, menukar2 gelas minuman dlm nampan yg berisi teh dan kopi secara acak, kemudian tangannya seperti bermain gerakan tari lalu tiba2 kepala Bu Sri bergoyang2--
--dan suaranya berubah dgn suara anak kecil.

"Kowe sopo!?Hayo ngaku!!" Bu Sri tiba2 membentak seperti itu dengan suara anak kecil..
Walaupun begitu, Erza tdk menjawab dan malah terus melototi saya.

"Ngakuo, sopo kowe?" Tanya bu Sri lagi, masih dgn suara anak2.

Erza hanya geleng2, posisi duduk Erza bersila dengan kepala yg terus nergoyang2 dan mata melotot.
Tiba2, tante Sarah bediri dan memaki Erza.

"Iki Mira iki!!!! Iyo??!! Janjimu opo wingi?!!!!!" (ini mira pasti, iya kan ? Janjimu apa kemarin?!)

Saya sontak kaget, ternyata sejak td Erza telah kesurupan, dan dia masih melototi saya.
Bu Sri yg juga kesurupan anak ghaibnya meminta saya bersembunyi dibalik punggungya. Dan si Mira ini terus melototi saya kemanapun saya pergi. Dia terus melototi saya yg bersembunyi dibalik punggung Bu Sri.
Saat saya menatapnya, badan saya langsung kaku, rasanya dingin sekali menusuk dr ujung kaki hingga kepala sampai gigi2 saya bergemeratak. Bu Sri kmdian mlakukan mediasi.

"Kamu ini minta apa ? Kemarin minta tawasuli sdh dituruti, knapa masih ganggu?"

"Mboten"
"Kenapa ngikut mas Erza trus??"

"Suka"

"Suka? Mas Erza mana mau sama kamu, km jelek, mas Erza sdh pnya pacar, dia cantik."

"Ayu kulo." (cantikan saya) smbil melototi sayq dan tatapannya semakin terlihat marah.

"Jd kmu yg bikin pincang mas Erza?"

"Enggeh..."
"Kenapa kamu bkin pincang???".
Dia tdk menjawab tp sibuk mengintip sy smbil melotot.

"Cemburu sm mbak Lina?"

"Enggeh, kulo riyen." (iya saya duluan yg deket sm Erza).

"Dari kapan kmu ikut mas Erza?"

"Saking awal." (dr awal ketemu)
"Jd kmu ngikut dr awal mas Erza nempati rumah itu??Iya!? MAKAMMU BENAR DI DAPUR??"

"Enggeh."

"Kenapa kmu mati? Dibunuh apa gimana? Kenapa makam mu disitu?"

"Jantung" (sakit jantung)

"Mati saat umur berapa kmu? tahun berapa?"

"20.. 92..."
"Ada saudara yg masih hidup ?"

"Enggeh"

"Siapa?"

"Mbah Paeran, mbah Sugih, klentang, wage,mbah.."

"Heh, yg saya tanyakan saudaramu yg masih hidup bukan sudara dr alammu sekarang!"

"Mbah Sinem.."

"Ini yg ikut ke kali kemarin, kamu ini ?"

"Enggeh"
"Kenapa ikut kmu? Liat orang mandi kamu?"

"Enggeh, suka" (iya, suka lihat Erza mandi)

"Kalo masih ganggu mas Erza, saya akan rajam kamu"

Dia tdk menjawab tp pandangannya mulai menunduk, tidak lg melototi saya, tapi masih goyang2 posisi tubuhnya.

"Saya rajam mau!? Jawaben!"
"Mboten..."

"Ini terakhir ya, apa mintamu?"

"Kembang telon"

Setelah itu bu Sri melakukan gerakan tangan lg lalu menyentil pelipis Erza.. seketika dia pingsan dan langsung ditahan ibu saya.
Demi Allah ini cerita nyata, saya tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Bahkan adegan sepeti ditv2 ini yg saya kira hanya settingan, tp semenjak hari itu pandangan saya berubah karna saya sudah menyaksikan sendiri. .
Setelah itu, Bapa dan tante Sarah, Erza dan mas Faiz pergi membeli kembang telon untuk ditaruh dimakan Mira yg ada di dapur bagian belakang rumah Erza.

Setelah mendengar dan menyaksikan mediasi dr Mira dan Bu Sri, saya sedikit paham bhwa Mira ini penunggu rumah belakang Erza yg-
menyukai Erza sejak pertama kali Erza pindah kerumah itu (kelas 2 SMP), dan Mira selalu nguntit kemanapun Erza pergi, jd selama ini yg membisikkan Erza sehingga Erza selalu marah2 bahkan berujung putus dgn saya adalah Mira... Mira ingin Erza benar benar hanya menjadi miliknya..
Mira baru bisa berinteraksi setelah Erza depresi karena kehamilan Dini. Ditambah lg setelah saya putus dr Erza karna ketika depresi Erza selalu melamun. Lalu apakah semua ini telah selesai ? Sayangnya belum... Ini justru awal mula kerumitan yang saya sebutkan diawal..
Saat menunggu yg lain kembali, saya, ibu dan bu Sri bercerit.. ibu menanyakan perihal ilmu yg didapat dr bu Sri serta siapa yg td merasuki bu Sri.

Menurut bu Sri, ilmu tsb disebut ilmu perewangan, ilmu yg datang ketika beliau sholat tertentu ujarnya,
soal sosok yg merasuki bu Sri itu sendiri adalah anak gaibnya yg sekarang msh dikandungnya (saya tdk tau apakah bs dilahirkan atau tdk) Bapa adalah ayah dr bayi gaib Bu Sri...

Aneh sekali pikir saya.. karena saya sendiri kurang begitu memahami ilmu perewangan ini apa,
dan kurang tertarik pula saat membicarakannya krna saya masih kepikiran sama keadaan Erza.
Setelah mereka kembali, saya melihat mas Faiz menggendong Erza karna kondisinya masih drop setelah dirasuki Mira. Setelah itu kami menunggu Erza tidur, baru kali ini dia bisa tidur setelah selama 1 minggu dia selalu terjaga.
Bu Sri mngatakan, sebaiknya besok Erza disucikan di petilasan Eyang Ngliman, Nganjuk, alasannya untuk membersihkan hati dan jiwa Erza. kmi cm bs menurut saja.

Setelah adzan subuh kmi pulang kerumah masing2 dan istirahat sebentar krna pkl 09.00 pagi kami akan ke Nganjuk..
Saat perjalanan pulang, didalam mobil tante Sarah menceritakan awal mula bertemu dengan bu Sri..

**FLASHBACK**

Hari itu Erza bercerita semalam dadanya panas dan ia pulang esoknya.
Saat Erza pulang ke rumah, diperjalanan di daerah Batu, ada penilangan kendaraan bermotor..
disini polisi yg menilang Erza berkata kalimat yg aneh..

"Mas, awas.. mas nya nggendong 3 lo itu, hati2 nanti ga kuat, bnyak doa mas"

Awalnya Erza tidak memahaminya, namun saat sampai dirumah Erza mengeluh punggungnya sangat berat dan menceritakan kejadian itu pada tante Sarah.
Lalu dengan sigap tante Sarah membwa Erza ke Bu Sri, tante Sarah mengenal Bu Sri ternayata dr Dini, sedangkan Dini tau dari teman sesama SPG nya.
Saat dibawa ke tmpt bu Sri semua makhluk itu dikembalikan ke asalnya. Karna berhasil membuang makhluk2 itu, tante Sarah jd percaya pd Bu Sri.
Tapi, esoknya Erza justru berteriak2 di kamarnya.. dia marah2, memaki satpam depan rumahny, kemudian dia jg keluar dan menantang satpam2
Tante Sarah bingung dan mengejarnya.. alhasil tante Sarah juga kena makian Erza (sama seperti kasus ketika dia memaki2 saya dlu), stelah itu pukul 21.00 saat menonton tv, tiba2 Erza melotot smbil ngowoh (membuka mulut), tante Sarah langsung terkejut dan sempat berkomunikasi.
Itulah pertama kali Mira merasuki Erza dan memperkenalkan diri, dan langsung dibawa ke tempat Pak Mudin yg kebetulan tetangga saudaranya..
Setelah dikeluarkan, tiba2 sesampainya rumah, Mira masuk lagi.. begitu seterusnya smpai akhirnya dia meminta ditawasuli dan selamatan (membagikan makanan). Setelah dituruti pengajian dan selamatan, tetap saja setiap jam 21.00 keatas Mira selalu masuk ke tubuh Erza...
Karena Pak Mudin tidak bisa lagi mengobati Erza, tante Sarah akhirnya menghubungi Bu Sri lagi, saat mengeluarkan Mira, bu Sri menyarankan agar Erza diungsikan dirumah saudaranya agar tdk berhubungan dgn Mira.. namun justru Manusia Kera itu muncul..
****

Hari ini terhitung sudah hari ke 4 sejak tante Sarah mengabarkan tentang kondisi Erza.. Saya berinisiatif mengusut apa yang sebenarnya terjadi, ke kontrakan Erza di Malang.

Pagi2 saya langsung meluncur ke Malang dan langsung menuju kontrakan Erza.
Kontrakan Erza terdiri dr 3 kamar, kamar pertama dia, kedua Chiko dan ketiga Raka, mereka semua satu SMA dan satu kmpus dengan saya dan Erza, meski jurusannya beda2.

Saat itu Chiko sedang mengerjakan proyek dosen di Kalimantan, sehingga saya janjian dgn Raka.
Setelah terlbh dulu meminta ijin pd ibu kontrakan yg rumahnya bersebelahan dgn kontrakan ini, saya lalu mncari barang yg saya cari. Disini sy meminta bantuan Raka yg notabene mengetahui seluk beluk yg terjadi.
Dan ketika misi pencarian itu, Raka cerita kejadian awal bgt sekitar seminggu lebih yg lalu...

"Jd dia itu pas maleman jam 9 triak2 bilang dadanya panas, trus dia juga garuk2 smbil marah2 gitu, mondar mandir, dia jg sempet nyebut2 kmu tuh Lin."

"Nyebut gmna ????"
"Sambil teriak2, dia bilang ini semua ulah dia, makane km sm Erza jd putus. Dia yg dimaksud disini aku jg gatau siapa, trus aku udah ngerasa ga beres kan, aku dudukin dia, aku kasih minyak angin dadanya yg panas itu, trus aku bilng dia lg masuk angin paling,-
-aku suruh dia tidur dan besoknya dia langsung pulang, smpai kemarin kamu bilang mau kesini, sebenernya feelingku udah mnuju ke hal "itu" deh (mistis)"..
"Gatau nih Ka, aku jg bingung, ini katanya dia itu nyimpen Mori dr kera sakti, cuma setau aku dia tu ga pernah ikut kera sakti kan."

"Eh mori apaan emang?" Tanya Raka

"Kain kafan."

"Ha?! Jd selama ini ada barang gituan di kontrakan?!!!"
Raka sangat terkejut, sekaligus saya lihat dia jd pucet, soalnya lg sendirian juga.

Setelah ngubek2 lemari yg isinya campur bawur, akhirnya saya menemukan sebuah bingkisan tebal ukuran 3x5cm.
awalnya saya fikir kain morinya adalah kain baru yg warnanya msh putih, tp setelah saya buka kreseknya..ternyata kain itu sudah bau uzur, bekas tanah!! Bahkan ada bintik2 seperti jamuran!
Sontak saya terkejut dan langsung tutup lagi kreseknya, Raka langsung mundur beberapa langkah smbil ngomel2... Dia tidak pernah menyangka, Erza telah melakukan hal diluar batas nalar seperti ini..
Karna waktu saya singkat, saya langsung cus ke sungai.. untungnya deket kontrakan mereka ada jembatan dgn kali yg lumayan gede.. disitu kain morinya saya lempar ke sungai sesuai kata bu Sri, smbil saya baca2in ayat kursi sama al fatihah.
Saya msh pensaran dgn ilmu yg dianut Erza, krna dlm hati saya yakin banget itu bukan Kera Sakti... Dan Erza juga tdk menyebut Kera Sakti, saat itu dia cm menyebut "seeee.. sakti" tapi tante Sarah yang tiba2 menimpal dan mengatakan bahwa yg dimaksud adalah Kera Sakti..
Tiba2 tante Sarah wa sy.

"Gimana mbak Lina sdh dibuang morinya? Oh iya, ini tiba2 Erza ingat, ilmu yg dia pelajari bukan Kera Sakti, tp Sec*sakti ???? Ilmu tenaga dalam di pondok G******, latihannya setiap sore di lapangan pondok tanpa seragam" jelas tante Sarah
Hah?? Saya kaget, baru aja mikir itu,dan langsung dpet jawabannya dari tante Sarah. Berati sesuai dugaan saya, bukan kera sakti.. tapi disini yg saya heran ilmu dr pondok knpa bs bikin smpai gini?? Mana dikasih kain mori bekas mayat pula!
Mungkin di point ini bisa untuk pelajaran bagian pembaca utk hati2 kalo mau ikut perguruan semacam itu dengan tenaga dalam dan sebagainya. dipikir2 dan telaah dulu bagaimana ajaran yg mereka bawa dalam bela dirinya..
Malam harinya tante Sarah menelpon saya, beliau bingung sekali krna kondisi Erza kembali drop, sekitar pkul 21.00 dadanya panas , dia garuk2 dan sekarang malah bertambah teriak2, tp kali ini tante Sarah sdh tdk mau pergi ke tmpat Bu Sri, ia pergi ke daerah Pare, tempat Pak Sony..
Saya rasa Tante Sarah mulai merasa tidak srek dengan metode Bu Sri yang sangat aneh..

Saya tidak ikut mengantarkan Erza malam itu. namun berdasarkan cerita dr tante Sarah katanya di tempat Pak Sony ini, hanya dikasih bawang dan cabai sebagai tolak bala sperti orang jaman dulu.
Dan ga ada ritual aneh ky Bu Sri.. menurut terawangan Pak Sony yg bisa mengobati baru datang sabtu besok, atau lusa dari hari itu

Hari ke 5

Setelah misi pemusnahan mori selesai, saya pergi dari malang dan kembali pulang ke rumah krna saya tdk tega meninggalkan Erza.
Untungnya saya memang sdh tdk ada kuliah tnggal penelitian sja saat itu. .

Namun hr itu saya tdk bs bertemu Erza krna sampai rumah sdh malam. Saya hanya bsa telponan dg tante Sarah, menanyakan perihal kondisi Erza.
Hari ini kondisi Erza tdk ada perkembangan, seperti biasa jika pagi-sore Erza ini cenderung diam, linglung, namun selepas maghrib dia selalu mengeluh dadanya panas dan mulai garuk2 bahkan teriak2.
Tambahan lainnya, sekarang Erza jalannya seperti kayu, tangannya sigap menempel dikedua sisi badannya dan bergerak kaku, cerita tante Sarah.

Tante juga cerita dialognya dengan Erza saat menyuruh erza makan siang itu

"Mas, makan dulu ya, 1 atau 2 sendok yg pnting ada yg masuk."
"Ngapunten niki sanes maeman kulo (maaf ini bukan makanan sy)"

fyi tante menyediakan nasi sayur asem dan lauk ikan.

"Trus njenengan purune nopo? (Trus kamu maunya apa ?)" jawab tante
"Pisang dibakar kulite" Jawab Erza.

Drpd Erza tdk makan, tante Sarah terpaksa membawakan pesanan itu, kami curiga saat itu yg masuk ke tubuh Erza masih berwujud kera krna minta pisang..
Hari ke 6

Besoknya pagi2, ibu saya menelpon saya,

"Lin, ini Ibuk di rumah Erza sama mas Slamet"

"Ngapain buk ?"

"Ngobatin mas Erza, kmu cepet kesini." Perintah ibu.
Saya langsung mandi dan berangkat kerumah Erza (Erza sdh dibawa pulang kerumahnya sendiri, tdk ditempat saudaranya setelah dr petilasan Nganjuk).

Saat smpai disana, saya melihat mas Slamet, auranya sangat berbeda dengan Bu Sri.
Beliau ini pake metode lain yakni dgn media telur , saat itu ada sekitar lebih dr 10 makhluk yg bersangkar ditubuh Erza. Sayangnya mas Slamet ini tdk mau mnjelaskan apapun, baginya yg penting sembuh.
Selain itu beliau juga membuang semua sesajen yg diberikan bu Sri, mulai dr kain kafan, kembang, lemah kuburan, dan air... Semua dibuang.. semua yang selama ini dijadikan media bu Sri yg aneh itu..
Setelah pengobatan dr mas Slamet kondisi Erza alhamdulilah bisa pulih perlahan2. Malam itu mas Slamet juga 'membersihkan' rumah Erza dan memindahkan semua makhluk halus dr rumah Erza.

Saat itu saya sempat melihat prosesnya, mas Slamet ini sempat kewalahan saat mengambil Mira,
beliau bhkan sampai terjatuh, namun menurut beliau kondisi rumah sudah bersih dan segera dipagari.

Mas Slamet berasal dr Magetan, jd untk pengobatan Erza tdk bs dilakukan sekali (mengingat yg merasuki cukup banyak), sehingga 2 minggu sekali kami berniat ke Magetan..
Selama menunggu pengobatan itu, kondisi Erza sudah lbh baik namun msh sering mendengar bisikan dan sesekali dadanya masih panas. Fyi, sejak Mira 'dibuang' saya dan tante Sarah beberapa kali memimpikannya..m dan mimpi saya cukup seram,
di mimpi saya dia tdk pernah menampakkan wajahnya, hanya berupa suara yg mengancam saya untk tidak mengambil Erza...

Saat bangun, saya selalu berdoa dan ngos2an lalu saat mencoba tdur kembali.. Sayangnya saya selalu kembali meneruskan mimpi Mira itu,
Mimpi itu baru usai saat adzan subuh berkumandang, baru mimpi itu berganti dengan mimpi lain Hal ini terjadi 3-4 kali, dan ternyata tante Sarah juga mengalami hal yg sama.

-2 MINGGU KEMUDIAN-

Tante Sarah sudah menyelidiki siapa Mira sebenarnya lewat tetangganya,
namun tdk ada yg mengenal Mira. Tetangga tante sarah memang ada keluarga dr mbah Sinem (yg disebut Mira saat mediasi) tp setelah dikroscek tdk ada dr keluarganya yg meninggal karna penyakit jantung terutama ditahun 1992 itu.
Petunjuknya hanya dr Bu Sri, bahwa Mira berwajah cantik dan msh muda, begitu pula menurut gurunya Dini. Tp saya curiga karna tahun yg sebutkan hanya 2 angka belakang 92 sedangkan 2 angka depan tdk disebut (bisa aja 1992 atau 1892 atau bahkan 1792) .
Selain itu, beberapa waktu kemudian, teman kakak ipar saya yg indigo main kerumah, jd saya tanyakan perihal foto nenek2 dirumah Erza, menurut beliau nenek itu adalah Mira, dia itu ilmunya tinggi semacam sesepuh dan bisa menjelma jd siapa saja.. --
--bahkan tdk ada yg bsa memindahkan dia dr lokasinya. Saya tdk percaya perkataan ini karna menurut mas Slamet, Mira sdah dipindahkan. Tp teman kakak saya ini bersikukuh Mira masih bersemayam ditempatnya semula, didapur rumah belakang..
Beberapa hari kmudian saat kmi melakukan pengobatan di Magetan, tepatnya dirumah mas Slamet , tante Sarah bercerita ke mas slamet..

"Mas maaf sebelumnya, kemarin itu, ada teman lama saya main kerumah, kebetulan indigo, dia bilang dibelakang ada nenek kuku panjang hitam,..
..nah itu siapa lg ya mas? Bukannya rumah sy sudah dibersihkan dan sudah dibuang semua?? Krna terus terang, saya ini emang masih sering dengar ada yg nyapu halaman tiap jm 4-5 pagi..."
Deg.

Saya menatap mas Slamet dgn curiga, jgn2 yg dibilang teman kakak ipar saya itu benar..
Pak Slamet menatap saya dan tante sarah beberapa detik lalu dia berkata..

"ebelumnya maaf ya Bu, ya.. itu..masih sosok yg sama Bu.."

"Mira!!???" kami semua terlonjak kaget.

"Iya Bu.. Mohon maaf, ini karena memang tdk bsa dipindah Bu, sulit nyari tempat yg sesuai.."
"Saya sendiri jg kasihan karna dia nangis2 dulu itu, tp saya jamin InsyaAllah sudah tdk bsa menyentuh mas Erza dr jarak 2 meter sj tdk mampu" Jelas mas Slamet.

"Loh mas tp kata bu Sri, Mira ini masih muda, cantik, bukan nenek2, dulu pas mediasi jg ngakunya usia 20th pas thun 92"
"Nah itulah Bu kelebihan jin bisa menjelma jd apa saja, itu udah dr jaman sebelum belanda sudah ada Bu.. Bukan 1992, dia ini berasal dari sekitar tahun 1000an, ya tempatnya memang tetap disitu didapur rumah belakang."
Deg! jantung saya berasa ngilu karena kaget. Jadi.. bener dong kata teman kakak ipar saya?? jd mimpi saya itu emang ada artinya jg dong?? Bhwa Mira emang masih ada ditempat itu, tidak bisa dipindah kemana2...
Setelah itu mas Slamet agak berbisik kepada kami. Ia mengatakan sebenarnya kondisi Erza ini diakibatkan dia stres berat sehingga kesadarannya menurun dan dimanfaatkan makhluk2 itu, karena dia sudah 'terbuka' yg masuk jd semakin banyak,
karena mereka itu adalah energi negatif menarik energi2 negatif lainnya. Untuk membentengi hal tsb kita cukup beribadah rutin, tdk boleh melamun dan tdk boleh terlalu setres sehingga meskipun rumah kita angker atau ada penunggunya, dia tdk akan bs merasuki kita..
Setelah itu mas Slamet memberikan bacaan doa ayat2 suci pada Erza supaya Erza bs memagari dirinya sendiri.

Akhir dr semua ini adalah tante Sarah menjual rumah tsb, karena trauma dan memang sdh tdk nyaman dengan keberadaan Mira di belakang..
Saat saya menulis ceritan ini, kondisi Erza sudah normal dan baik, tp dia kehilangan 80% memory ingatannya dan jd agak lemot (bukan linglung ya semacam telmi), namun kepribadiannya sedikit berbeda dia jd rajin beribadah, sangat sopan dan ramah.
Meskipun terkadang saya sgt rindu Erza yg dulu (ktika masih SMA dia orang yg gentle, rame bgt, dan suka becanda) tp saya juga sangat bersyukur atas kondisi Erza saat ini setidaknya melihat dia sehat dan kmbali normal itu sudah cukup...
Satu lagi yg bisa sy ambil, sebuah kekuatan jin tidak bisa dilawan dengan sesuatu yg syirik, maka hasilnya akan semakin buruk.. seperti yg dilakukan Bu Sri pada Erza.. selektif dalam memilih praktisi pengobatan dan membentengi diri dengan kehidupan yg positif adalah kuncinya..
"Erza"

-Tamat-

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with mwv.mystic

mwv.mystic Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @mwv_mystic

May 23
TEKA TEKI MUT1L4SI DAN PEMBAKARAN ASN BAPENDA SEMARANG, IWAN BUDI PAULUS.

Direncanakan menjadi saksi kasus korupsi sertifikat lahan, Iwan menghilang 1 hari sebelum memberi kesaksian dan ditemukan dalam keadaan hangus tanpa kepala.

utas Image
Iwan Budi Prasetijo Paulus merupakan seorang PNS Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Pemerintahan Kota Semarang yang akan menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus dugaan korupsi sertifikasi lahan pada 2010.
Rencananya, Iwan Budi akan bersaksi untuk kali kedua di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng pada hari Kamis, tanggal 25 Agustus 2022.
Read 13 tweets
Apr 22
Terlihat menangisi jenazah mertuanya di rumah sakit yang dibu*nuh begal, Novi ternyata adalah otak rencana pembu*nuhan itu sendiri.

Kendari, 7 April 2024

a thread Image
Minggu, 7 April 2024, dalam suasana jelang hari raya Idul Fitri. Masyarakat Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari digegerkan dengan kasus begal yang memb*nuh korbannya a.n Mirna, 53 tahun.
Korban meninggal dunia akibat dijerat menggunakan tambang di bagian leher, serta 10 luka tusuk menggunakan senjata tajam yang juga terdapat pada bagian leher. Image
Read 14 tweets
Apr 21
PART 5
SENGKETA TANAH BERDARAH

"Tumbangnya Partner"

Kisah nyata dari seorang kuasa hukum persidangan sengketa tanah di Jakarta.

a thread Image
Ini adalah kelanjutan dari 4 part sebelumnya. Buat yang baru bergabung, bisa baca dulu part 1-4 lewat utas dibawah ini :

“Den! Kasih airnya sekarang!” perintah saya dengan nada sedikit membentak.

Deni yang semula terlihat bingung mulai kembali kesadarannya dan segera merogoh satu botol air mineral kemasan berisi air yang sudah dibacakan Mak Enim di dalam tasnya.
Read 308 tweets
Apr 13
SENGKETA TANAH BERDARAH
PART 4

"Mulut yang Dijahit"

Sebuah kisah nyata dari sudut pandang seorang pengacara kasus sengketa

a thread Image
Cerita ini adalah kelanjutan dari 3 Part sebelumnya. Untuk yang baru bergabung, Part 1-3 bisa dibaca pada utas dibawah (part 1 dan 2 tertera juga di utas part 3)

..

“saya khawatir, orang ini akan terus mengirimkan hal hal buruk pada kalian selama kalian menganggu urusannya..dan ini saja, dia sampai mengirim lima media sekaligus” jelas Kyai Hanif.

“Jadi kami harus terus kesini secara rutin Bah?..” tanya Sandra lemas.
Read 282 tweets
Feb 28
Mengingat SONDANG HUTAGALUNG,
Mahasiswa Universitas Bung Karno yang melakukan aksi bakar diri di depan Istana Merdeka Jakarta, 7 Desember 2011

a thread Image
Sondang Hutagalung adalah seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Karno Jakarta angkatan 2007. Selama menjadi mahasiswa, menurut penuturan rekannya, ia dikenal sebagai pribadi yang lebih aktif dibidang aktivis ketimbang di bangku perkuliahan. Image
Orang orang memandangnya sebagai seseorang yang santai dan kreatif, namun disisi lain dia juga kritis terdahap pemerintahan presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono.

📸Sesawi. net Image
Read 22 tweets
Feb 25
SENGKETA TANAH BERDARAH

Sebuah catatan seorang lawyer ketika berhadapan dengan lawan hukum yang menghalalkan segala cara demi menang...

PART 2
"Wanita Berbaju Merah"

a thread Image
Cerita ini adalah kelanjutan dari Part 1 "Klien Baru". Bagi yang baru bergabung, Part 1 bisa dibaca pada utas dibawah terlebih dahulu:

Disclaimer : cerita ini didasari oleh pengalaman nyata narasumber. Namun seluruh nama orang dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Terdapat beberapa penyesuaian atas dasar privasi narasumber dari kejadian aslinya demi kebaikan banyak pihak.
Read 294 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(