“Dokter Tifa, saya Dokter XXX di wilayah YYY, sudah mendapat undangan untuk menjalankan vaksin. Seperti sudah disampaikan Menkes, kloter pertama penyuntikan vaksin kan menggunakan vaksin Sinovac, Dok.
“Dokter, saya seorang Ibu dengan dua anak saya Dokter, yang sekarang sedang jadi Residen (Peserta Program Spesialis) dan tugas di Rumah Sakit ZZZ. Kedua anak saya sudah dapat panggilan untuk suntik Vaksin, Dok
Terus terang saya tidak ikhlas anak saya mendapat vaksin Sinovac. Kalaupun anak-anak saya harus divaksin, saya mau anak-anak saya dapat vaksin dengan kualitas lebih baik, setidaknya yang dari Pfizer.
“Dokter, saya Perawat di kota AAA, sudah dapat notifikasi untuk divaksin. Bisa ngga sih Dok menghindari divaksin? Apa saya pura-pura suntik saja dengan teman-teman sesama Nakes, tapi vaksinnya saya buang saja?
Pertanyaan-pertanyaan seperti di atas,jumlahnya ribuan.Bayangkan saja apa tidak pecah kepala saya harus melayani ribuan pertanyaan seperti ini, #TolakDiVaksinSinovac #TolakDiVaksinSinovac
,yang saya yakin Dokter Tedros Adanom Gebreyessus Dirjen WHO saja pasti tidak bisa jawab dengan mudah.
"Kalau seandainya saya mengalami efek samping ringan, sedang, atau berat, atau sampai mati sekalipun, saya lebih baik mengalaminya karena Vaksin Merah Putih, bukan karena Vaksin yang lain.
Seandainya saya mati karena Vaksin Merah Putih, setidaknya kematian saya berjasa, untuk membuat Peneliti Vaksin Merah Putih, memperbaiki kualitas Vaksin tersebut, agar tidak terjadi lagi pada diri orang lain”
“Tentu saja sebelum saya disuntik dengan Vaksin Merah Putih, saya akan mempersiapkan segala sesuatunya, sehingga ketika penyuntikan itu terjadi, #TolakDiVaksinSinovac #TolakDiVaksinSinovac
sehingga ketika penyuntikan itu terjadi, maka pencegahan terjadinya Adverse Effect sampai pada syok anafilaksi yang berpotensi menyebabkan kematian, bisa terhindarkan.
Karena itu, saya akan menunggu dengan sabar, dengan Protokol Super Ketat, dengan kehati-hatian tingkat tinggi, sampai Vaksin Merah Putih jadi, dan siap diedarkan, dan siap digunakan.
Tidak ada satupun negara di kolong bumi ini, boleh melakukan program penyuntikan Vaksinasi, dalam situasi emergency sekalipun, dengan ancaman kepada rakyatnya.