Semalem gue ngopi-ngopi sama senior. Di situ gue baru tau, klu Kakak Pembina itu blangsaknya nggak Cuma sekarang aja. Udah dari dulu cuy. Udah mendarah daging.
Gue mo cerita nih, dengerin ya
Senior gue itu cerita. Jadi dulu, seorang Jenderal bintang 1 (GN) prihatin melihat nasib M. Di mata GN, si M ini cukup punya prestasi yang baik. Tapi, karirnya mentok jadi Wagub Lemhanas yang cuma ngurusin kertas karya perorangan.
Berangkat dari situ, GN memberi saran M agar karirnya kembali pada jalurnya. GN memberi ide agar Lemhanas membuat semacam seminar.
Di situ, disetting M nantinya akan memberi paparan dan saran Lemhanas terhadap Situasi Nasional kepada presiden.
Untuk budget acara, GN berani garansi kalau dirinya yang akan mengusakan sepenuhnya.
Cita-cita mulia GN ini pun akhirnya sukses terlaksana. Pasca acara, M yang merasa karirnya akan kembali menanjak berucap terimakasih pada GN.
Si M kala itu berjanji pada GN kalau nanti dirinya menjadi Kasad, dirinya tidak akan melupakan jasa2 GN & akan memperhatikan karir GN kedepan.
Pasca seminar itu, karir M melejit menjadi Wakil Staf AD. Di tahun yang sama, M melesat menjadi Kasad dan akhirnya menjadi panglima.
Bagaimana dengan janji M sebelumnya yang akan memperhatikan karir GN? Jawabannya seperti di awal. Blangsak. M kacang lupa sama kulitnya.
Tapi GN bukan orang yang gampang patah semangat. Dia tak mengemis untuk apa yang diraihnya. GN survive mencari jalannya sendiri.
Pada akhirnya, ia pun menjadi Kasad dan panglima tanpa sedikitpun sentuhan M.
Saat GN menjadi panglima, semua orang M disingkirkan.
Termasuk besan M yang seorang panglima kodam juga ikut dicopot dari jabatannya dan tak selang berapa waktu akhirnya meninggal dunia.
M pun marah besar. Saat upacara pemakaman besannya yang ikut dihadiri GN, M tak sedikitpun menyapa GN. #PerangBintang
Dari cerita ini, jika ambisi M menjadi presiden tetap menguap, ingat, ada dendam yang tidak berkesudahan. Darah itu merah Jenderal.
Oiya, sedikit intermezo dari senior yang mengajak kopdar semalam, katanya M punya mobil hitam yang platnya bisa berubah-ubah.
Mobil yang sama digunakan M saat melangsungkan pertemuan yang ingin melakukan kudeta terhadap salah satu parpol.
Satu lagi bocoran. Tipis-tipis aja dulu. Kasus jiwasraya yang hilang 40T konon melibatkan M.
Cuan-cuan itu konon disimpan di Jl Jenderal Soedirman.
Yang mau berburu harta karun, nyok sisiri jalan ini. Mana tau hoki.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Netizen pikir keinginan Jokowi revisi UU ITE cuma basa-basi saja?? dia serius. Namun untuk melindungi BuzzeRp2 binaan Kakak Pembina
BuzeRp sudah prediksi, kalau Jokowi tidak lagi berkuasa, Denny Siregar, Abu Janda dan lainya pasti sulit selamat dari jerat hukum dengan revisi UU ITE.
Lagi ribut2 soal penghapusan Pilkada 2022 & 2023 ya?
Sudah tahu kenapa Pak Lurah ngotot Pilkada ditunda 2024?
Terus kenapa Golkar dan Nasdem yg semula nolak sekarang manut bae?
simak bocoran dari istana
Di atas kertas Pak Lurah pengen Pilkada ditunda 2024 karena dia capek ngurusin ABW, RK, GP, KI & para Kada ogah nurut kebijakan penanganan Covid-19 dari Pemerintah Pusat.
Istilah hukum tajam ke semua bajingan di Indonesia cuma bulshit! Kalau sudah menyangkut penguasa apalagi petinggi PDIP, hukum bakalan bengkok juga. Saat ini sedang dijalankan skenario buat menyelamatkan Madam Bansos.
Skenario ini melibatkan 3 Jendral yaitu TitoK, menteri berlatarbelakang polisi, dan BudiWan, kepala telik sandi negara, plus komisioner KPK Komjen FirBah.
“Artinya, kalau berkesempatan memegang Demokrat dan target kita tiga besar, insyaallah tercapai,” kata Moeldoko.
sudah ada yang baca story ini dari detik? kalo belum saya ceritakan?
oke saya ceritain disini yah.. ini mirip dengan info ayy, tapi kalo saya sengaja tidak lengkap
Kamar 2801 Hotel Aston Rasuna, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu, 27 Januari 2021, malam itu terisi belasan orang. Di dalamnya, sembilan ketua dewan pimpinan cabang Partai Demokrat Kalimantan Selatan dikumpulkan & diajak bicara oleh Kepala KSP Jenderal (Purnawirawan) Moeldoko
Divide et impera! Pecah belah lalui kuasai adalah siasat terhebat dan terjahat untuk mengekalkan penjajahan di Nusantara. Ketika Belanda terusir dari Indonesia, siasat ini diadopsi oleh elit penguasa di tanah air.
Pada era Jokowi, elite penguasa kompak menghalalkan penerapan siasat ini untuk menumpas kelompok oposisi. Pasti Jokowi sudah membacanya. Namun, karena menguntungkan posisi politiknya, Jokowi memilih tutup mata.