"Tembang asmoro lan kuciwo ku marang desoku, patiku dudu pati, nanging patiku amargo loro atiku marang desoku. Kowe kabeh kudu ngerasakke loro sak jeroning atiku lan soroku. KABEH KUDU MATI!!!"
Mari ramaikan dulu, silahkan retwet jika berkenan. Maaf jika saya terlalu lama menunda. Cerita ini cukup gila dan banyak ketidakwarasan ketika saya datang ke tempatnya langsung bahkan saat mencoba menulisnya semua terasa dipersulit.
Semoga hasrat penasaran kalian segera terpenuhi dan terpuaskan akan cerita ini.
Mari kembali menyelami lebih dalam cerita gila dan tak nalar #aksorojiwo
Sebelum beranjak ke tembang ke 2. Silahkan baca tembang pertama.
Sembari menunggu. Saya sedang PO merchandise #diarySteve jika berminat.
Di merch ini ada 14 surat cinta dan kasih saya pada pembaca yang memesan pertama. Disana juga ada bocoran dan curhatan cerita apa saja yang akan saya up nantinya.
Jika saya lalai menyebutkan nama asli mohon diam saja, skip saja dan jangan sesekali menyebut namanya dengan keras, apalagi sendirian di ruang gelap. Berdoa dan jangan pernah membaca cerita ini sendirian.
***
Jika terjadi efek :
-mual
-pusing/pandangan kunang2
-tengkuk berat
-punggung panas
Lakukan :
- Tutup hp
- Wudhu/minum air putih
- Al-fatihah 7x
- An-naas 7x
- Al-falq 7x
- Al-ikhlas 7x
- Ayat kursi 7x
Baca juga "siro ora ganggu balio asale panggonmu"
Utk nonis baca doa sendiri
Saya persiapan dulu.
Mari ramaikan, saya akan lanjut karena waktu ini memang pas dengan suasana kala itu ketika hujan rintik, cahaya remang dan sunyi.
Perpaduan yang sangat cocok bagi kita untuk mengundang sesuatu yang tidak biasa.
Selamat menunggu.
Sugeng rahayu 🙏
Bismillahirohmanirrohim.
Demit ora ndulit setan ora doyan.
Suryo mancer ing sak ubenge pager
Getih ireng ing sak ubenge peteng
Pupusing nyowo ing sasonoloyo
Soko lemah bali dadi lemah
Gemah ripah loh jinawi
Terlihat sosok tersenyum menyeringai diatasnya, terlihat pula gadis kecil muk dibawahnya sedang tersenyum juga ke arah mbah sambung dan mbok darsinah.
“nduk rene..” (nak sini..)
ucap mbok darsinah pada siska kecil.
Hanya diam, hanya diam dan masih tersenyum percis dengan senyum menyeringai sosok diatasnya.
“Nduk! Reneo!” (Nak! Sini!)
ucap mbok darsinah dengan sedikit membentak pada siska.
Namun lagi-lagi siska hanya tersenyum memandangi mereka dengan senyum masih menyeringai. Mbok darsinah pun cemas, mbok darsinah langsung mendekati siska dan menariknya.
namun.. Wustttt… sosok itu langsung turun dan menarik siska, terlihat mbok darsinah dan sosok itu saling Tarik-menarik tangan siska.
“demit ora dugo, culne putuku!”
(demit tidak punya sopan santun, lepaskan cucuku!)
ucap mbok darsinah sambil melotot ke arah sosok itu. Sosok itu malah melepaskan tangannya siska dan mencengkeram kepala mbok darsinah...
Mbah sambung pun terkejut karena sosok itu mencekeram kepala mbok darsinah seperti akan mematahkannya.
dengan sigap mah sambung langsung mengeruangkan kerisnya dan berjalan menuju sosok itu...
hendak di hunuskan kerisnya sosok itu melepaskan cengkeramannya dan terbang ke atas pohon asem lagi.
sosok itu dan mbah sambung hanya beradu tatapan mata, saling melotot. bahkan kedua seakan berinteraksi seolah sedang bertarung batin...
mbah sambung pun meninggalkan sosok itu dan menuntun mbok darsinah. "Ayo nyai" ucap mbah sambung, tak lupa juga menggendong siska. Mbah sambung menuntun menuju ke dalam gubuk.
Hari-hari pun berlalu dengan cepat, Siska masih suka bermain di bawah pohon asem besar itu. Masih asyik dengan temannya sosok wujud santet brojo.
Sampai-sampai wujud itu dinamai atau diberi nama oleh siska dengan nama mbak ayu. Digambarkan cerita oleh siska mbak ayu ini cantik dan murah senyum, selalu mengajari siska tentang hal-hal yang membuat siska lebih mengenal dunia itu sangat kejam.
Manusia itu adalah makhluk paling berbahaya karena mempunyai nafsu yang terkadang tidak bisa dikendalikan dan tidak puas dengan segala bentuk pencapaian.
Di bulan suro kembali terjadi perdebatan yang sangat serius di keluarga muk. “kang iki kepiye yo kang, siska soyo suwe soyo aneh, medeni nek tak sawang-sawang” (kang ini kenapa ya kang, siska semakin lama semakin aneh, menakutkan kalau aku lihat-lihat) ucap mbok darsinah panik.
Matanya melihat ke penjuru arah entah memastikan Sesuatu entah…
Mata muk pun mengikuti mbok darsinah melihat juga ke segala penjuru arah…
Dari luar terdengar suara gemuruh orang berbincang...
Di gunung yang sama. Namun, bedanya yang satu cari konten dan yang satunya lagi karena ot. Tapi mungkin ada persamaan yaitu egoisme diri dan sama-sama suka julid.
Sebenarnya cukup kemarin saja saya angkat bicara dan julidin orang. Kesal kadang setelah julidin orang.
Cukup masalah trabas sumbing saja saya sampai jadi akun julid. Tapi lihatlah kawan makin lama public figure yang katanya jadi panutanmu malah meresahkan. Suka menyalahkan jika ada yang salah malah di buat ramai dan bertebaran bullyan seolah membuat panggung.
Tapi...
Jika terserempet kesalahan/scandal langsung buang muka, diam, menghindar jika terdesak lalu muncul klarifikasi, selesai.
Mudah kan jadi public figure?
Jika ada masalah "klarifikasi=selesai"
Coba kalau kita orang biasa yang terkena masalah apakah diperlakukan sama?
"Den mau iku opo?!" (Den tadi itu apa?!) Tanyaku pada deno. Sontak saja ku ucapkan pertanyaan itu, karena benar saja wujud itu begitu mengerikan terlihat di bekas tulisan yang wujud itu buat dengan kata "DARSINAH"
Deno hanya diam, kulihat wajah lusuh ketakutan diraut wajahnya.
"Baji**** ngomongo, ojo koyo pas wingi mung mbisu wae jan***!" (Baji**** bicaralah, jangan seperti waktu kemarin cuma membisu saja jan***!) Spontan kata umpatku karena ketidakwarasan yang terjadi lagi pada deno.
Sambil melihat siska tapi bukan siskae namun siska nama pacar deno yang terbujur lagi di rumah sakit, jelas kemarin sudah dibersihkan oleh beberapa kyai yang kami temui kemarin.
"Jika suatu saat ada pemuda yang naik lewat jalur terpanjang gunung ini, dimana ragaku mungkin sudah lebur dan tak mungkin di ketemukan, aku ingin sampaikan pesanku padanya" - ucap pendaki wanita bermuka pucat pasi.