mwv.mystic Profile picture
Feb 26, 2021 107 tweets 15 min read Read on X
Jika tidak ada yang menyewa, Villa itu tidak ada bedanya dgn sebuah rumah kosong tanpa aktivitas.. Bahkan saking lamanya, penunggu disana merasa merekalah penghuni villa tersebut, dan penyewanya adalah para pengganggu..

TEROR VILA BERHANTU, PUNCAK BOGOR

a thread Image
Teror Villa Berhantu, Puncak Bogor
Narsum : DBA19 via Email

Halo semua, gue DBA19, maaf kalau gue harus pake inisial aja..disini gue mau berbagi salah satu cerita yang gue lihat dan alami langsung, kebetulan memang gue beberapa kali ada di situasi yang berkaitan dgn hal2 mistis.
Tapi dari semua ini, yang gue pelajari adalah kita harus menerima bahwa mereka adalah nyata senyata diri kita sendiri. Kita harus bisa menghargai keberadaan mereka, dimanapun kita berada...
Cerita ini terjadi pada tahun 2017, jauh sebelum pandemi menyerang dan kata liburan dihapus dari KBBI. Orang tua gue dan teman-teman SMAnya dulu, saat itu masih sering melakukan Family gathering event setiap jadwal libur sekolah anak-anak mereka.
Memang kebanyakan dari anak mereka seumuran gue, rata2 masih kuliah atau lebih muda. Karena gue salah satu yg paling tua dan bisa nyetir mobil, tugas survey villa di Puncak jatuh ke gue dan beberapa teman nyokap yaitu (bukan nama sebenarnya) tante Nina, tante Mer, tante Iva,--
--om Odi, om Ilham, dan pacar kakak gue mas Farhan (sekarang sudah jadi abang ipar gue).
Kita menjadwalkan beberapa survey dalam 2 hari, Jumat dan Sabtu, satu bulan sebelum acara dilaksanakan. Sebelumnya kami sudah membuat janji dengan beberapa penjaga villa dan mengatur jam kedatangan kami.
Pada hari pertama, kami berangkat pukul 5 pagi supaya bisa paling tidak survey dua villa sebelum waktu shalat jumat tiba, setelah melaksanakan shalat jumat dan survey dua villa, sebelum juga sesudahnya tidak ada yang aneh dan semua berjalan lancar..
Tapi di tengah perjalanan sekitar pukul 4 sore, kami mendapat kabar dari salah satu villa yang masuk jadwal survey besok untuk menyuruh kami datang survey sebelum pukul 6 sore.
Kami pikir hal ini hal bagus, lumayan untuk menghemat waktu, kami memutuskan untuk bergegas menuju villa tersebut hari itu juga..
Gue gak begitu ingat villa tersebut ada di sekitar kilometer berapa. Kami tiba di villa itu, sebut aja Villa X, kami tiba disana sekitar jam 5 sore dan hari mulai gelap..
Saat sampai di gerbang villa X, kami disambut oleh kang Asep dan diantarkan langsung ke dalam villa untuk survey dan mengambil foto. Teman-teman nyokap masuk terlebih dahulu dan gue memarkirkan mobil.
Sejujurnya semenjak masuk ke kawasan villa itu, perasaan gue mulai gak enak. Tapi hal tersebut gak gue hiraukan, mungkin gue cuma capek aja.

Saat gue masuk ke villa utama, ga ada yang aneh dan semua terasa nyaman, dan homey juga.
Ukurannya pun dapat mengakomodasi semua partisipan acara kami. Layout Villa tersebut memiliki 3 rumah berbeda dan 1 taman besar yang ada di tengah, 1 kolam renang besar berada di belakang villa utama yang memiliki ruang keluarga terbesar.
Kita berpencar untuk mengambil foto ke semua area dan setidaknya melihat satu kamar dari setiap villa. Namun karena waktu yang kami miliki tidak cukup kami hanya sempat survey ke 1 rumah dari 3 rumah di villa tersebut.
Akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan sisa waktu kami untuk negosiasi harga untuk acara 4 hari 3 malam ke kang Asep, lalu langsung pergi ke villa berikutnya.
Singkatnya kami menyelesaikan semua survei kami dan nyokap mengadakan meeting pada hari minggu untuk memutuskan villa mana yang akan kami booking.
Tanpa terkejut Villa X masuk ke 3 besar kandidat villa yang akan kami pilih. Dan karena konsiderasi harga dan fasilitas yang tersedia, keputusan komite jatuh ke Villa B, bukan villa X. Pada hari tersebut juga Tante Meri langsung melakukan booking.
Namun terjadi hal diluar rencana, karena jika Villa B menjadi venue kami mungkin cerita ini tidak akan terjadi. 1 minggu sebelum hari H, Villa B mengabarkan Tante Meri bahwa pemilik Villa akan menggunakan Villa B untuk acara pribadi dan mengembalikan uang kami.
Karena tidak ada waktu negosiasi atau lainnya, Komite memutuskan untuk menghubungi dua villa lainnya. Namun karena hanya tersisa waktu 1 minggu sebelum acara, hanya Villa X yang belum terbooking oleh orang lain.
Tanpa berpikir panjang sebelum kesalip orang lain, kami langsung melakukan booking dan memastikan supaya tidak akan ada pembatalan sepihak lagi. Setelah permasalahan venue teratasi, kami kembali merencanakan hal lainnya tanpa ada kendala sama sekali.
Hari H pun tiba dan kami berangkat pukul 5 pagi untuk menghindari kemacetan pada arah atas. Lokasi Villa ini masih diatas lagi setelah melewati masjid besar yang ada di Puncak.

Kami tiba pukul 8 pagi lalu bergegas membagikan kamar untuk setiap keluarga.
Beberapa keluarga panitia di tempatkan di villa utama untuk mempermudah persiapan acara bersama. Tentunya bagi anak-anak seumuran gue tingkat SMA - Kuliah, kami mendapatkan giliran keliling malam.
Mulai hari kedua inilah kejadian aneh terjadi. Seperti yang gue bilang sebelumnya tim survey tidak sempat melihat dan cek semua kamar dari tiga rumah di villa X. Ternyata disana ada salah satu kamar yang tidak tersedia bagi penyewa, kamar ini terletak di lantai 3 dan memiliki--
--balkon yang menghadap langsung ke kolam renang. Mengetahui tersebut gue dan yang lain tidak pikir panjang karena banyak Villa yang mengkhususkan kamar pemilik untuk tidak di sewakan dan itu lumrah.
Sore hari saat sedang menyiapkan acara api unggun dan banyak peserta acara sedang berkumpul di kolam renang, gue memutuskan untuk mengambil foto dan melihat balkon lantai 3 tersebut karena memiliki angle yang bagus.
Saat tiba di balkon, gue mulai merasa seperti ada yang memperhatikan gue, dan saat kembali masuk gue disambut oleh seorang ibu-ibu yang gue tahu bukan bagian dari rombongan kami. Karena terburu-buru turun, gue salam dan permisi kepada ibu itu namun tidak ada respon sama sekali..
ibu itu terlihat seperti orang biasa namun hanya tidak memiliki ekspresi sama sekali, pandangannya hanya terpaku pada balkon tersebut. Entah karena terburu-buru atau lainnya, gue gak sadar sama sekali bahwa owner atau penjaga villa gak seharusnya ada di lantai 3 itu.
Dan setahu gue cuma ada 2 penjaga villa perempuan dan 1 laki-laki disini mereka pun satu keluarga dan tinggal di rumah kecil belakang villa.
Malam hari saat kegiatan keliling villa, kami berpencar menjadi dua grup A dan B, Grup A yang termasuk gue sudah menyelesaikan rute kami dan berkumpul di ruang utama untuk bermain Uno, tapi tidak lama kemudian Grup B berlari ke dalam dengan muka pucat..
Tante Meri dan Tante Nina yang kebetulan belum tidur karena masih menyelesaikan parsel hadiah untuk kegiatan besok, langsung menghampiri kami dan menanyakan kepada mereka apa yang terjadi.
Mas Farhan yang ada di grup B menceritakan bahwa saat berkeliling di area kolam renang, mereka melihat ada seseorang yang duduk di balkon lantai 3, namun dengan kondisi lampu balkon tersebut mati.
Dian, salah satu anggota gathering ini langsung beranjak masuk dengan alasan takut bahwa itu adalahnsalah satu anak kecil masuk ke area balkon saat orang tuanya tidur.

Mas Farhan dan satu orang lainnya, menunggu di bawah sambil mengawasi balkon.
Namun orang tersebut sudah tidak ada saat Dian tiba di balkon. Dian melambaikan tangan ke mas Farhan mengisyaratkan bahwa tidak ada orang di lantai tersebut dan kembali masuk untuk turun.
Namun mas Farhan heran setelah 10 menit lebih, Dian tidak juga keluar, karena jam sudah hampir menunjukan pukul 1 dini hari, mas Farhan dan satu anggota lain memutuskan untuk masuk dan memanggil Dian.
Mas Farhan bercerita bahwa peserta yang ada di villa itu semua sudah tertidur di kamar masing-masing dan Dian tidak terlihat di lantai 1 maupun 2..

Saat tiba di lantai 3 Mas Farhan melihat Dian sedang berbicara sendirian di lantai tersebut..
Sementara lantai 3 hanya memiliki satu kamar dan ruang tv di luarnya. Mas Farhan memanggil Dian dan bertanya kenapa dia berbicara pada dirinya sendiri? Namun Dian mengelak dan bilang bahwa dirinya sedang berbicara pada seorang wanita yang mengaku sebagai pemilik villa ini.
Namun saat Dian berbalik, wanita tersebut sudah tidak ada. DEG! jantung mas Farhan, Dian dan satu anggota yg ikut dgn mas Farhan mulai berdegup saat mereka merasakan bahwa ada yang memperhatikan mereka dari balkon.
Namun tidak ada apapun disana, saat mereka memutuskan untuk turun, wanita yang mereka lihat dari balkon dan yang Dian ceritakan adalah pemilik Villa sudah berada di anak tangga. Berdiri diam, hanya diam dan tidak mengatakan apapun...
*note : "Dian" adalah pria ya, bukan wanita. Jangan salah paham*

Mas Farhan berinisiatif menyapa wanita tersebut namun wanita itu hanya berjalan masuk ke kamar.. Tubuhnya menembus pintu kamar yang masih tertutup..
Tanpa menunggu lama, mereka bertiga langsung berlari turun namun Dian merasakan ada yang menamparnya hingga terjatuh. Dibantu oleh mas Farhan dan satu anggota lain, mereka membawa Dian ke villa utama dimana kami berada.
Dian mengatakan bahwa pipi yg ditampar terasa sangat panas dan kami menyadari bahwa pipi Dian semakin menghitam. Tante Nina yg memang memiliki kekurangan dan bisa melihat hal gaib menyuruh Dian untuk segera berwudhu karena dia melihat ada yang mengikuti Dian.
Gue yang memang memiliki keturunan sensitif terhadap hal gaib tidak melihat apa-apa namun merasakan hawa yang sangat panas dari Dian.
Dian pun bergegas untuk berwudhu dan kami semua memutuskan untuk beranjak tidur.
Pada pagi harinya, saat acara, kami menyadari bahwa wajah Dian semakin memucat seperti sakit dan kami meminta Dian untuk beristirahat saja. Tapi ini menjadi salah satu kesalahan kami, meninggalkan Dian sendiran..
Setelah kegiatan acara hari itu kami selesaikan, Tante Nina pergi untuk melihat Dian, namun kamar yg ditempati Dian kosong! Tante Nina berpikiran bahwa Dian hanya keluar atau ke toilet, namun hingga sore tiba tidak ada satupun dari kami yang melihat Dian.
Kami akhirnya melakukan pencarian di area villa. Kami mencari Dian hingga hari semakin gelap. Cukup lama kami mencari hingga pada akhirnya yg menemukan Dian adalah mas Farhan. Saat ditemukan, Dian lg duduk bersandar di pintu luar kamar pemilik villa.
(berdasarkan cerita mas Farhan)
Mas Farhan (F): Dian! lo dicariin sama semua orang! Ngapain disini??

Dian (D): Ini lagi ngobrol sama yang punya Villa.

Mas F: Ngobrol? Ngobrol sama siapa?

D: ....Bicara sama saya mas... (Dgn suara yg lebih halus dan lambat)
Mas F: Maksudnya gimana? (Mas F ini memang bukan orang yang peka maupun suka menanggapi hal ghaib, dan belum pernah sama sekali melihat langsung orang kesurupan)

D: Ini mas sama si Ibu, dari tadi gue minum teh katanya biar badan gue enakan. (dgn suara normal)
Mas F: Ngaco lo, ayo balik ke kamar aja ngeri gue disini gara-gara kejadian kemaren, ini lagi lo ngomong gajelas gini. Badan lo panas nih.

Mas Farhan menarik tangan Dian namun Dian tidak bergeming, badannya sangat berat dan hawa ruangan lantai 3 tersebut mulai panas.
Saat sedang menarik Dian, mas Farhan melihat ada seorang wanita yang berdiri menatap ke mereka berdua dari balkon. (pintu balkon memiliki jendela dari atas sampai bawah, jadi balkon dapat terlihat jelas). Diposisi itu tiba-tiba Dian mulai tertawa kecil...
D: Mau di ajak kemana?.. Anak ini lagi menemani saya loh.. kenapa kamu malah mengganggu.. kami? (Suara Dian jadi lebih lembut & lambat)

Mas F: Dian! lu jangan bercanda gitu gak lucu, udah mau isya juga ini!!

D: Yasudah kamu ikut ngorbol saja disini, saya buatkan teh juga..
Mas F: gak.. gak.. Gak beres nih!

Lalu mas Farhan menelpon gue.

Gue: Kenapa mas? Lo udah ketemu Dian?

Mas F: udah. Gue di lantai 3 nih di deket balkon kemarin. Boleh tolong kesini gak bantuin gue angkat Dian. dia lemes nih ada disini.

Gue: Lah kok bisa ada disana dia?
Mas F: Gatau, anaknya halu, badannya panas banget juga nih. Cepet dong.

Gue: oke, gue kesana.

Disini gue gak tahu apa yang terjadi pada Dian dan Mas Farhan, kecurigaan gue juga gak ada karena gue berpikir Dian cuma bosen aja dan mau lihat pemandangan dari balkon atas.
Gue, Om Odi, dan bokap lah yang berangkat menjemput mas Farhan dan Dian. posisinya semua orang di villa lagi kumpul di villa utama, jadi di tempat lain kosong semua. Pada saat kita masuk, udaranya terasa pengap dan panas.
Jujur gue gak kaget karena gue sudah beberapa kali ada di tempat dengan aura seperti ini, tapi yang gue tau pasti terjadi sesuatu pada Dian dan Mas Farhan.

Gue: Dian kenapa mas?

Bokap: Iya Farhan, ada apa?
Mas F: Kayaknya mungkin kesurupan deh, itu dari tadi cekikikan sendiri, bilangnya lagi ngobrol sama yang punya Villa.
.
Bokap: Dian kamu kenapa? Ayok turun yok istirahat aja.
.
D: .... (berhenti cekikikan lalu menatap ke bokap)
Gue: Ya Sudahlah ayo angkat aja, diajak ngobrolnya di villa utama aja, disini gak enak banget itu di balkon ada yang ngeliatin kita terus.
Mas F: kalo bisa ayok, gue daritadi coba narik Dian berat banget terus malah dia ngomong aneh abis itu, bilang ke gue kalo dia lagi nemenin yang punya villa tapi bilangnya dia sendiri yang punya villa.

Bokap: yaudah ayo angkat baca doa dulu sama minta izin permisi.
Saat kami berempat mencoba mengangkat Dian, om Odi yang daritadi hanya diam pun angkat bicara..

Om Odi(O): bentar-bentar itu kayaknya bener deh ini Dian kesurupan cuma bukan yang ngamuk gitu. Om liat itu emang dia lagi ngobrol sama penunggu disini.
Mas F: Penunggu disini yang katanya Dian pemilik Villa om?

Om O: iya mungkin ya, om kurang tahu juga sih. Tapi om lihatnya itu yg di balkon emg lagi ngobrol sama Dian sampai sekarang.

Gue: maksudnya gimana om? Saya sih lihat yg di balkon, cuma itu lg ngelihatin Dian aja bukan?
Om O: Iya benar yang itu sepengelihatan om ya.

Bokap: Lalu gimana nih Odi? Angkat aja gak apa kan?

Om O: Iya mungkin gak apa ya, coba minta izin dulu permisi biar di lepasin dulu deh.

Lalu om Odi berdiam dan menggumam sendiri, katanya lg berkomunikasi dgn sosok yg dimaksud.
memang om Odi ini lumrah dengan hal-hal seperti ini, sejauh apa yang dia pelajari dan ketahui, gue sendiri gak tahu dan memang gak pernah tanya ke beliau.

Om O: Kalian.. kemarin pernah ngapain emang di atas sini??
Mas F: Maksudnya om? Kita sih cuma ke atas sini ngecek kenapa Dian lama banget, sebelumnya kita cuma di bawah ngeliat ada orang di balkon dan Dian yang nyamperin ke sini.

Om O: Jadi yang pertama kesini cuma Dian aja? Terus dia gak cerita apa-apa?
Mas F: Enggak ada om, tapi emang agak lama sih dia. Emang ada apa ?

Om O: iya om disampaikan kalau penunggu yang mengaku pemilik villa ini, dia suka sama Dian semenjak kemarin ketemu di sini... tapi dia gak bilang apa yg Dian lakuin sampai dia suka..
...Ya tapi om kurang tahu ya karena kan mahluk begitu memang hobinya berbohong... Tapi sekarang kita harus bawa dulu Dian.
Akhirnya kita pun menggotong Dian ke villa utama dan yang gue sadari adalah Perempuan yang gue lihat di balkon muncul kembali di samping kolam renang seakan mengikuti kami ke villa utama..
Sejujurnya gue gak takut maupun kaget lagi dengan penampakan ataupun hal gaib, namun gue takut apa yang akan terjadi sama Dian nantinya. Karena setiap orang punya ketahanan yang berbeda pada hal seperti ini, ada yang mungkin tidak akan terpengaruh--
--ada juga yang akan menjadi gampang sakit setelah melalui hal seperti ini. Selain itu gue khawatir karena di rombongan ini ada anak kecil dan perempuan yang masuk kategori penakut jika berkaitan dengan hal seperti ini.
Akhirnya kami memutuskan untuk tidak menggunakan gedung dengan balkon itu dan merelokasi peserta ke dua gedung lainnya. Untungnya, malam ini adalah acara api unggun sehingga peserta yang lain akan beraktivitas di taman luar dan beberapa dari kami bisa mengurus Dian.
Om Odi berusaha membantu Dian dengan mengeluarkan apapun yang ada merasuki Dian, namun ternyata tidak semudah itu jika makhluk gaib sudah menyukai seseorang.
Om Odi akhirnya menyerah karena ini diluar kemampuan nya. Untungnya Adik nyokap, Om Andi adalah seseorang yang memperdalam hal gaib seperti ini, selain memang sudah keturunan, beliau memang mendedikasikan hidupnya untuk memperdalam ilmu ini.
Nyokap pun menelpon om Andj dan menceritakan kondisi saat ini dan kronologinya. Saat sedang berbicara, Dian yang tadinya hanya tertidur, tiba-tiba duduk dan tertawa cekikian dengan nada yang tinggi, seperti wanita dan bukan suara Dian yg kami kenal.
Perangai nya pun berbeda, mulai dari bahasa tubuhnya dan caranya duduk. Dian duduk bersimpuh seperti sinden dan mulai bergerak seperti sedang menuang minuman ke cangkir.. Nyokap langsung mengubah mode telepon menjadi video call memperlihatkan ke om Andi yang sedang terjadi...
Nyokap: Dek lihat nih sekarang malah bertingkah aneh!
.
Om Andi(A): Oalah dia tau Andi lagi ngecek kesana, dia mau nunjukin diri aja sama kendali dia ke anak itu.
(Om Andi memang bisa melakukan hal tersebut dan gue sendiri pun pernah merasakan bantuan beliau langsung saat nyokap kesurupan di Dieng di tahun 2019, kapan-kapan gue share)

Gue: Terus gimana om, kita bisa bantu apa?
Om a: Sebentar Om berdoa dulu buat amanin daerah disitu soalnya itu udah banyak yang antri mau ikutan.

Om Andi mulai berdoa, disaat itu juga gue dan beberapa orang yang ada disitu jelas-jelas mendengar ada suara auman berat dan pintu kamar tiba2 aja kebanting dgn sangat keras--
--dan aura berubah menjadi panas dan kembali normal dalam waktu yang singkat. Aneh, tapi memang seringkali hal gaib semudah itu untuk terlihat oleh kita.

Om A: Sudah untuk sementara aman, nanti jam 8an aku berangkat kesana, mungkin sampai jam 10an lah kalau gak macet ya.
Nyokap: Barusan kenapa itu ndi? Mba takut ah!

Om A: Gak papa mba, itu Andi minta tolong disana diberi penjagaan aja dulu supaya penunggu situ yang lain gak ganggu dan memperkeruh suasana aja. Biar Dian juga gak kecapek an nanti malah sakit.
Nyokap: Yasudah hati-hati dijalan ya nanti langsung masuk aja, mbak kabarin ke penjaga villa supaya dibukakan gerbang.

Dian sekarang sudah kembali tertidur, namun masih dalam posisi bersimpuh. Mas Farhan lalu menceritakan ke gue kalau tadi waktu dia menemukan Dian di lantai 3--
--Dian bilang kalau dia sedang minum teh sambil ngobrol bareng ibu pemilik villa ini. Mas Farhan menebak bahwa yang Dian barusan lakukan mungkin sedang menuang teh dan menyuguhkan teh tersebut.
Saat ini Dian sama sekali gakbbisa diajak ngobrol dan kami juga tidak bisa merubah posisi Dian untuk rebahan, badannya kaku dalam posisi duduk bersimpuh dan tidak bergeming saat kami dorong.
Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan selain berdoa untuk Dian sambil menunggu om Andi tiba, kami harus menemaninya supaya kejadian Dian kabur dan menghilang tidak terulang...
Akhirnya kurang lebih jam setengah sebelas malam om Andi tiba dan langsung menemui Dian. Peserta lain sudah kembali ke kamar masing-masing dan disarankan untuk tidak mendekati ruangan tempat Dian terlebih dahulu apalagi bagi yang penakut dan pikirannya kosong..
Om A: Assalamualaikum, saya Andi, saya kesini cuma mau ngobrol aja sama sampeyan. Kenapa ada disini?

D: Hihi... selamat malam...

Percaya atau tidak percakapan yang kami dengar hanya sampai disitu saja. Yang kami lihat berikutnya hanya om Andi bersalaman dengan Dian-
dan Dian mulai mengerang kesakitan. Lalu mereka kembali diam, setelah itu Dian menggeram seperti marah dan berteriak-teriak. Lalu Dian mulai membuat gestur menuangkan minuman (hanya gerakan saja) dan Om Andi "menerima" suguhan tersebut, seakan mengambil cangkir dan meminum dari--
--cangkir tersebut. Proses nya juga memakan waktu yang lumayan lama, sekitar satu jam kurang lebih.. Setelah suasana hening tanpa percakapan selama satu jam itu, Dian kemudian mengangguk-anggukan kepalanya dan langsung tertidur lemas, tidak lagi dalam posisi bersimpuh.
Lalu om Andi pun menceritakan inti percakapan dan apa yang terjadi dalam komunikasi antara om Andi dan makhluk-makhluk (kita singkat "M" untuk makhluk yang tidak dispesifikasikan oleh om Andi, tapi ada sosok teridentifikasi yg dipanggil "Ibu")
juga alasan kenapa kejadian ini bisa menimpa Dian. Di dunia kita, durasi dialog antara om Andi dengan mereka hanya satu jam, namun di dalam sana waktu sudah berlalu jauh lebih lama...

Om A: Kenapa kamu mengikuti anak ini?

M: Saya hanya mengikuti karena anak ini sedang lemah.
Om A: jadi bukan kamu yang memulai ini?

M: Bukan kami, tapi Ibu...

Om A: Yasudah kalau begitu kamu pergi saja kembali ke asalmu.

M: Kami mau pergi kalau dikasih kopi hitam dan diantarkan.
Om A: Alasan saja kamu, jin memang suka berdusta, sudah pergi pulang sana atau mau di pulangkan oleh pasukan saya??! (Jin yg meminta hal2 seperti sajen ini hanya alasan saja dan sebenarnya tidak butuh, selain juga itu berkaitan dg tingkat ilmu yg dimiliki orang yg berkomunikasi)
M: Baik, kami pergi. (saat ini lah Dian berteriak dan marah-marah)

Om A: Assalamualaikum, ini dengan siapa kok tidak ikut keluar dengan yang lain?

Ibu: Malam mas, saya suka dengan anak ini..

Om a: Namanya siapa?

Ibu: Ibu. Saya ibu..

Om A: ibu siapa?
Ibu: Ibu saja. Silahkan diminum tehnya mumpung hangat. (disini Dian menyuguhkan teh ke Om Andi)

Om A: Terima kasih. “Ibu” kenapa masuk ke anak ini? Apa anak ini ada salahnya?

Ibu: Saya suka saja. Saya mau bawa anak ini supaya jadi pendamping saya.
Om A: Ibu jangan ikutan bohong ya, terlebih dunia Ibu dan anak ini kan berbeda, jangan dicampurkan. Memang kenapa dengan anak ini?
Ibu: iya.. baik.., saya suka anak ini karena saya lihat anak ini kemarin mendatangi tempat saya, karena sepi anak ini berbuat tidak senonoh di sofa saya (Onani dan menonton video porno) dan saya lihat, lalu saya menyukainya... Saya mau bawa anak ini bersama saya..
Om A: Ibu, kan saya sudah sampaikan ya tadi bahwa dunia kita tidak sama, mohon dimaafkan anak ini.

Ibu: Tidak, saya akan lepas anak ini tapi saya mau punya anak dulu sama dia (Jin memang bisa beranak pinak kata om Andi)
Om A: Maaf ibu ini sudah keterlaluan namanya, saya sudah mendoakan ibu, dengan ini ibu saya keluarkan langsung saja dengan izin Allah ta'ala! (om Andi mulai berdoa.. gue gak dikasih tahu doa nya apa dan setelah doa ini lah Dian terjatuh dan tertidur)
Om Andi lalu meminta segelas air dan oleh om Andi didoakan. Dian pun dibangunkan dan disuruh meminum air tersebut dan disuruh mandi wajib lalu shalat tobat sekaligus shalat isya..
Sambil menunggu Dian selesai, kami diceritakan bahwa Ibu telah direlokasi sementara ke tempat lain dan akan dikembalikan setelah acara kami selesai..
Kami tidak berniat mengusirnya karena daerah ini memang sudah jadi tempat tinggal Ibu jauh sebelum tempat ini disinggahi oleh manusia, jadi memang tidak salah ketika Ibu bilang bahwa dirinya adalah pemilik Villa ini..
Penjaga Villa yang saat itu ada bersama kami menceritakan bahwa owner villa yg sebenarnya memang sering menyiapkan sesajen untuk “ibu” tapi tidak mengetahui bahwa "ibu" yang dimaksudkan adalah untuk makhluk halus penunggu Villa ini..
Setelah Dian kembali bergabung dengan kami, Dian menceritakan bahwa hal yang terakhir dia ingat adalah saat ia berada di kamar, saat akan tidur dia datangi oleh wanita berpakaian kebaya dan memakai sanggul, mukanya terlihat muda dan cantik namun kulitnya pucat pasi..
Ketika dia datang, ia menghampiri Dian dan menawarkan utk dibuatkan teh supaya cepat sembuh. Dian hanya mengiyakan dan mencoba duduk utk meminum teh tersebut.. lalu tak lama, penglihatan Dian menghitam dan tidak ada lagi yang Dian ingat sampai barusan gue bangunkan utk minum air.
Setelah mengetahui alasan kenapa dia yang menjadi target sosok Ibu, Dian pun meminta maaf kepada kami semua karena sudah berbuat yang tidak baik di tempat yang kami datangi sebagai tamu dan berakhir merepotkan banyak orang di acara yg seharusnya diisi dengan suka ria.
Akhirnya om Andi mengikuti kegiatan acara kami (anak-anak om Andi memang ikut bersama kami sejak awal) ia mengikuti kegiatan ini sampai acara selesai untuk menghindari supaya tidak ada gangguan lagi.
Karena menurut Om Andi, karena kejadian sebelumnya, banyak mahluk yang ingin masuk ke daerah ini terutama dengan kondisi Dian yang masih rawan menjadi "wadah" bagi mereka.
Beruntungnya, sisa acara kami berjalan lancar.. meskipun setelah banyak anggota yang tahu peristiwa malam itu, tidak ada lagi peserta lain yang mau tidur di gedung villa yang ada balkonnya tersebut. Alahasil kami yang masih muda kebagian tidur di sofa atau di karpet luar.
Nyokap pun menyampaikan kepada semua peserta untuk tetap sopan dimanapun dan dalam acara apapun.

Meskipun... di luar villa, malam itu gue masih bisa melihat "ibu" berdiri di sana dari jendela. Ya.. Bagaimanapun kami memanglah tamu, dan dialah penghuni lamanya..

Tamat

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with mwv.mystic

mwv.mystic Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @mwv_mystic

Apr 22
Terlihat menangisi jenazah mertuanya di rumah sakit yang dibu*nuh begal, Novi ternyata adalah otak rencana pembu*nuhan itu sendiri.

Kendari, 7 April 2024

a thread Image
Minggu, 7 April 2024, dalam suasana jelang hari raya Idul Fitri. Masyarakat Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari digegerkan dengan kasus begal yang memb*nuh korbannya a.n Mirna, 53 tahun.
Korban meninggal dunia akibat dijerat menggunakan tambang di bagian leher, serta 10 luka tusuk menggunakan senjata tajam yang juga terdapat pada bagian leher. Image
Read 14 tweets
Apr 21
PART 5
SENGKETA TANAH BERDARAH

"Tumbangnya Partner"

Kisah nyata dari seorang kuasa hukum persidangan sengketa tanah di Jakarta.

a thread Image
Ini adalah kelanjutan dari 4 part sebelumnya. Buat yang baru bergabung, bisa baca dulu part 1-4 lewat utas dibawah ini :

“Den! Kasih airnya sekarang!” perintah saya dengan nada sedikit membentak.

Deni yang semula terlihat bingung mulai kembali kesadarannya dan segera merogoh satu botol air mineral kemasan berisi air yang sudah dibacakan Mak Enim di dalam tasnya.
Read 308 tweets
Apr 13
SENGKETA TANAH BERDARAH
PART 4

"Mulut yang Dijahit"

Sebuah kisah nyata dari sudut pandang seorang pengacara kasus sengketa

a thread Image
Cerita ini adalah kelanjutan dari 3 Part sebelumnya. Untuk yang baru bergabung, Part 1-3 bisa dibaca pada utas dibawah (part 1 dan 2 tertera juga di utas part 3)

..

“saya khawatir, orang ini akan terus mengirimkan hal hal buruk pada kalian selama kalian menganggu urusannya..dan ini saja, dia sampai mengirim lima media sekaligus” jelas Kyai Hanif.

“Jadi kami harus terus kesini secara rutin Bah?..” tanya Sandra lemas.
Read 282 tweets
Feb 28
Mengingat SONDANG HUTAGALUNG,
Mahasiswa Universitas Bung Karno yang melakukan aksi bakar diri di depan Istana Merdeka Jakarta, 7 Desember 2011

a thread Image
Sondang Hutagalung adalah seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Karno Jakarta angkatan 2007. Selama menjadi mahasiswa, menurut penuturan rekannya, ia dikenal sebagai pribadi yang lebih aktif dibidang aktivis ketimbang di bangku perkuliahan. Image
Orang orang memandangnya sebagai seseorang yang santai dan kreatif, namun disisi lain dia juga kritis terdahap pemerintahan presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono.

📸Sesawi. net Image
Read 22 tweets
Feb 25
SENGKETA TANAH BERDARAH

Sebuah catatan seorang lawyer ketika berhadapan dengan lawan hukum yang menghalalkan segala cara demi menang...

PART 2
"Wanita Berbaju Merah"

a thread Image
Cerita ini adalah kelanjutan dari Part 1 "Klien Baru". Bagi yang baru bergabung, Part 1 bisa dibaca pada utas dibawah terlebih dahulu:

Disclaimer : cerita ini didasari oleh pengalaman nyata narasumber. Namun seluruh nama orang dalam cerita ini bukanlah nama sebenarnya. Terdapat beberapa penyesuaian atas dasar privasi narasumber dari kejadian aslinya demi kebaikan banyak pihak.
Read 294 tweets
Feb 17
Pak Beni yang seharusnya bersaksi pada persidangan besok tiba tiba ditemukan pingsan. Bibirnya terkatup dan tidak bisa terbuka.. dan ternyata mulut beliau "dijahit" oleh lawannya..

Diangkat dari kisah nyata seorang kuasa hukum di Jakarta

SENGKETA TANAH BERDARAH

a thread Image
Ketika manusia memiliki keinginan untuk menguasai sesuatu, bukan tidak mungkin ia menggunakan beragam cara. Entah dgn cara cerdas penuh perhitungan, atau menggunakan cara pintas diluar dari norma sosial.
Hal yang sama terjadi dalam dunia hukum di tanah air ini. Walaupun terdengar tabu, nyatanya hal hal klenik beberapa kali mewarnai proses persidangan yang berlangsung. Peristiwa aneh ini bukan terjadi pada lawannya saja, bahkan kepada kuasa hukum orang yg menjadi lawannya itu.
Read 294 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(