Pada tahun 1949, dunia arkeologi digemparkan oleh penemuan situs Kapal Nabi Nuh di atas pegunungan Ararat - Turki, yang diperkirakan panjangnya mencapai 150 meter.
Sebagai perbandingan, kapal induk AS Gerald R. Ford yang adalah kapal induk terbesar di dunia dan panjangnya adalah 337 meter. Kapal induk terkecil dimiliki oleh Thailand dengan panjang 182 meter.
Artinya, dari ukuran kapal yang tersangkut di Ararat Turki itu sudah mendekati ukuran sebuah kapal induk. Dengan ukuran seperti itu pula pesawat terbang sejenis Sea Harrier yang bisa mendarat secara vertikal atau helikopter dapat berfungsi dengan baik di sana.
Itu adalah kapal yang sangat besar dan mustahil telah pernah dibangun oleh sebuah generasi sebelum abad pertengahan.
Flor de La Mar kapal terbesar Portugis yang tercatat dalam sejarah pada tahun 1500-an saja mampu mengangkut 500 orang dan panjangnya adalah 36 meter, bagaimana dengan kapal itu?
Artinya, kapal itu amat sangat besar bila sudah terbangun sebelum tahun 1500.
Bagaimana tanggapan kita bila kapal tersebut ternyata sudah berumur ribuan tahun sebelum masehi?
Tahun 2000 satelit observasi AS, Ikonos, berhasil melakukan seri pemotretan yang memperlihatkan adanya kapal purba tersebut di gunung Ararat yang tertutup salju.
Dan belum lama ini, gabungan peneliti yang terdiri dari para arkeolog dan antropolog China dan Turki yang beranggotakan 15 orang ternyata telah menemukan bukti baru yang mencengangkan.
Setelah mengumpulkan artefak dan fosil berupa serpihan kayu kapal dan tali tambang disusul kemudian dengan serangkaian uji materi fosil kayu tersebut oleh tim ahli tanaman purba, maka didapatlah bukti mengejutkan.
Data karbon kayu tersebut menunjukkan umur 4.800 tahun. Bukan umur kapal tersebut akan membuat kita warga Indonesia terkejut tetapi KAYU JATI.
YA, BAHAN KAPAL ITU TERBUAT DARI KAYU JATI DAN JENIS KAYU ITU HANYA TUMBUH DI INDONESIA.
"Jangan-jangan Nabi Nuh berasal dari Indonesia ya?"
Yeung Wing pembuat film dokumenter dalam konferensi pers yang digelarnya di Hongkong memastikan bahwa kayu jati yang berasal dari tanah Jawa, tepatnya Jawa Timur dan Jawa Tengah, ternyata 100 persen cocok dengan sampel fosil kayu dari Kapal tersebut.
Dari umur dan letak terdamparnya kapal tersebut memang membuat kita mudah menarik kesimpulan bahwa ini terkait dengan riwayat nabi Nuh dengan bahteranya. Umur Nuh diperkirakan mendekati angka tersebut.
Kapal yang seharusnya ada di air, kini tergolek di dataran dengan ketinggian hampir 4000 meter.
Kapal itu dengan mudah diterjemahkan sebagai kapal nabi Nuh karena tak ada nalar dapat berbicara tentang sebuah kapal yang dapat terdampar pada ketinggian hampir 4000 meter di atas permukaan laut kecuali merujuk pada kejadian atau peristiwa air bah dalam kitab suci.
Tak mungkin orang akan membangun kapal di gunung kecuali karena terdampar. Tak mungkin kapal itu terdampar pada ketinggian itu tanpa adanya banjir yang menenggelamkan gunung dan itu sekali lagi hanya ada pada kisah nabi Nuh.
"Berarti bener dong nabi Nuh adalah orang Indonesia?"
Borobudur sebagai peninggalan nabi Sulaiman pun pernah coba kita akui menjadi kebenaran hanya gara-gara ilmu gotak gatik gatuk versi Sami bin Abdullah al-Maghluts, dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Nabi Sulaiman.
Nabi Sulaiman yang dalam paparannya mampu menaklukkan seluruh makhluk ciptaan Tuhan termasuk di dalamnya angin yang tunduk di bawah kekuasaannya bahkan, burung dan jin pun selalu mematuhi perintahnya adalah alasan itu mungkin.
Entahlah..!!🙄
Kadang, bukan karena kita kurang pintar maka hal konyol kita banggakan. Kurang percaya diri dan kemudian mimpi berlebihan untuk sekedar menutupi rasa tak percaya dirinya sepertinya adalah alasan masuk akal.
Tak penting kita keturunan nabi atau orang terpilih. Bukan karena rasa itu kita pernah dan akan menjadi maju. Bukan karena yakin bahwa Tuhan sudah menetapkan dan maka itu terjadi harus kita maknai. Seharusnya ini tentang tekad dan usaha kita ingin menjadi.
Tak penting Nuh adalah moyang kita karena itu pun hanya hasil spekulasi atas suka kita pada ilmu gotak, gatik, gatuk.
Penting bagi kita mencari tahu kenapa bahan kapal terdampar itu terbuat dari kayu jati yang notabene adalah sejenis pohon yang hanya tumbuh di Indonesia.
Itulah asa kita. Itu juga tentang tekad sekaligus usaha yang harus keluar dari diri kita. Bukan tiba-tiba muncul dalam bentuk mengakuinya sebagai bukti bahwa kita trah unggul.
Carilah, maka kamu akan menemukan..!
Dan benar, dalam remang dan gelap sejarah kita yang lama sudah terpendam, di sana ada lirih suara tentang siapa kita dulu. kita adalah bangsa bahari. Bangsa yang pernah menjadi besar bahkan terbesar di dunia karena perdagangan lintas lautnya.
Dan di laut, jejak kita tercécér dalam banyak catatan bangsa asing berusaha ingin tetap menyembunyikannya. Untuk itulah kita harus mencari tahu.
Dan benar bahwa kapal terbesar di dunia yang pernah dibangun adalah kapal buatan kita.
Itu pernah dicatat oleh Ahli astronomi Yunani dari Alexandria, Claudius Ptolemaeus, pada sekitar tahun 100 masehi dalam karyanya Geography.
Itu juga pernah dicatat oleh seorang penulis buku dari China bernama Wan Chen pada abad 3 yakni saat dinasi Han.
Karya tulisannya berjudul "Hal-Hal Aneh dari Selatan" mendeskripsikan adanya kapal yang mampu membawa 600-700 orang bersama dengan lebih dari 10.000 hu atau 1000 ton barang dan berasal dari K'un lun po, atau orang orang berkulit hitam dari selatan.
ITU CERITA TENTANG BANGSA KITA. Bangsa yang sudah berkeliling dunia dan menjangkau sudut jauh bumi, sementara bangsa yang lain masih berkutat pada makna terbelakang.
Itu adalah cerita tentang "JUNG" sebagai kapal milik asli kita di mana bahkan bangsa & raja lautan pada abad 15 yakni Portugis pun menjulukinya sebagai kapal sangat besar & dapat disetarakan dengan kapal induk terbesar yg pernah ada. Itu akan menjadi tulisan saya berikutnya.
"Bagaimana dengan Bahtera Nuh tadi?"
Biarkan mereka terus mencari tahu. Intervensi kita hanya akan semakin membuat buram apa yang sebenarnya masih sangat tak jelas. Ada unsur kayu milik kita & ada unsur manusia kita terlibat, sangat mungkin ini adalah tentang gelap tersingkap.
Bukan tentang nabi Nuh dan kita adalah sebagai keturunannya, ini tentang pencapaian atas usaha dan tekad kita pernah wujudkan dan maka tak ada alasan bagi kita saat ini untuk tak mampu mengulang prestasi nenek kita dahulu.
Akankah abad ini akan menjadi milik kita,
Jalesveva Jayamahe sudah menjadi bagian melekat angkatan laut kita. Justru di laut kita jaya sebagai arti dari motto itu, sepertinya juga sangat tepat kita jadikan rujukan bagi kita bersama sebagai penyemangat menuju arah kejayaan itu.
Bukankah tanda-tandanya sangat jelas? 70% wilayah negeri ini berupa lautan. Sriwijaya dan Majapahit mendapatkan julukan sebagai kerajaan maritim terbesar di dunia pun karena kebesarannya adalah jaya di laut.
SRI MULYANI DAN BASUKI HADI MEMANG DUA TANDUK JOKOWI
.
.
.
Basuki Hadimuljono dan Sri Mulyani sepakat untuk menunda waktu pemberlakuan Tapera.
“Dari kapan ke kapan?”
Dari tahun 2027 ke waktu yang belum beliau sebut.
“Emang pak Jokowi ingin Tapera itu diberlakukan lebih cepat?”
Dalam PP terbaru, PP Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas PP Nomor 25 Tahun 2020, beliau bicara terkait iuran wajib. Jokowi memberlakukan iuran wajib Tapera bagi pegawai negeri maupun pegawai swasta.
Harus diingat, PP itu lahir karena perintah konstitusi. Presiden wajib mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) setelah DPR mengesahkan sebuah UU, dalam hal ini UU No 4 tahun 2016 Tentang Tabungan Perumahan Rakyat.
Para wakil rakyatlah yang menggagas, mendiskusikan, mengesahkan UU itu dan lalu konstitusi mengharuskan Presiden membuat PP nya.
Dan Jokowi melalui PP terbaru tersebut tidak bicara atau merubah jangka waktu. Itu masih sama dengan isi PP lama, PP Nomor 21 tahun 2020 yakni 7 tahun atau tahun 2027.
Bantèng perkasa jelas adalah Jokowi. Dia memporak porandakan kemapanan tanpa teriak jumawa. Konon hanya dengan kerja, kerja dan kerja, tiba - tiba dia melampaui ekspektasi banyak pihak.
Sama seperti bantèng seharusnya, Jokowi pun bersenjatakan dua tanduknya, BASUKI dan Sri Mulyani.
Ketika kita bicara duet dua orang ini, ribuan kilometer jalan sebagai urat nadi sebuah bangunan ekonomi negara dengan puluhan bandara serta puluhan pelabuhan dan ribuan infrastruktur dalam bentuk lain terbangun melayani publik plus dengan fiskal terjaga adalah bukti tak terbantahkan.
Luar biasanya, sebagai orang yang sudah dianggap pahlawan, keduanya tak bicara politik, pun posisi. Tak bicara pilkada apalagi pilpres untuk karir dirinya. Berdua, mereka bekerja profesional hanya pada tupoksinya saja. Basuki bertempur di ranah eksekusi, Sri Mulyani menyediakan semua pelurunya sambil tetap menjaga ruang fiskal yang ada.
Sebagian besar dari kita pernah sangat berharap bahwa UU Perampasan Aset Koruptor benar bisa diberlakukan. Tapi harapan itu pupus saat hampir semua fraksi di DPR tak beranjak ingin membuat tuntas RUU tersebut.
Kita marah pada perilaku banyak pejabat negara ini yang tanpa malu - malu maling duit negara. Lebih lagi, kita muak dengan aturan hukum yang ada manakala si pejabat divonis penjara tapi justru masih dapat perlakuan istimewa di penjara.
Mereka seolah adalah adalah kaum istimewa negeri ini. Mereka jelas bukan bagian dari kita manakala diksi rakyat kita gunakan. Mereka bukan kita dan maka kita sepakat bila RUU Perampasan Aset Koruptor itu diundangkan.
Namun ketika kita bicara tentang sibuk aparat bea cukai yang belakangan ini rajin pungut pajak atas barang bawaan kita dari luar negeri, kita marah. Kita tak sepakat dengan perlakuan mereka pada banyak saudara kita. Kita marah karena bisa jadi kitalah suatu saat nanti adalah si korban.
“Tapi bukankah aparat itu belakangan ini benar keterlaluan?”
Sesekali kita pantas menggunakan angle berbeda. Kita lihat dari sudut yang tak banyak dibicarakan orang terutama sudut pandang orang - orang yang sedang merasa dirugikan.
Tak ada salahnya sesekali kita sedikit melambung dan melihat dari sudut yang sulit dimana justru keributan belakangan ini adalah bias perlawanan para pengemplang pajak yang selama ini sukses bermain dengan oknum bea cukai itu sendiri. Para pelaku jastip misalnya.
JANGANKAN INDONESIA YANG SANGAT KAYA DENGAN RAGAM BUDAYANYA| bahkan Arab Saudi negeri berlimpah minyak saja kini melirik industri pariwisata. Ada potensi devisa sangat besar yang sedang ingin mereka rebut.
Ga tanggung - tanggung, pada sektor ini mereka mentargetkan kontribusi sekitar 10 persen dari GDP pada tahun 2030 dan menerima 100 juta wisatawan per tahun dan menyediakan satu juta pekerjaan.
Tak seperti bangsa kita yang sangat kaya dengan budayanya, mereka membangun konsep wisata mewah.
Beberapa proyek pariwisata ambisius itu diantaranya adalah kota futuristik Neom di Provinsi Tabuk, barat laut negara yang menghadap Mesir di seberang Laut Merah.
BUDIMAN SUDJATMIKO, DIA PASTI ADALAH SIAPA - SIAPA
.
.
.
Kalau saat ini dia benderang berada di sisi sebelah Ganjar misalnya, 100 persen pasti gak ada kisah bulian padanya. Seratus persen ga ada ungkit mengungkit dosa - dosanya yang benar - benar sangat sulit dicari.
Budiman terlalu lurus. Bisa dibilang dia satu dari sejuta politisi kita yang idealis dan maka tetap miskin tanpa data deretan mobil mewah di garasinya.
Dan lalu, ketika korupsi sebagai penyakit paling lumrah yang selalu diidap oleh banyak politisi kita tak pernah bisa menjangkitinya, dia dikuliti soal kemiskinannya. Hutang - hutang pribadinya menarik hati dan minat para pencari dan pencatat dosa.
Berharap Budiman playing victim terhadap pemecatannya, percayalah itu tidak akan pernah terjadi. Budiman jauh dari sifat itu. Sejarah mencatatnya..
Berbeda dengan banyak politisi yang langsung berungkap marah ketika dipecat, dia justru dengan santun mengucapkan terimakasih telah bersama partai sekian puluh tahun.
Terhadap pemecatannya, Budiman hanya akan menjadi semakin besar. Sejarah juga sudah mencatatnya.
Ingat heroik kisah kudatuli 1996 di markas PDI Diponegoro 56? Dia dihabisi oleh rezim Orde Baru karena cita - citanya akan demokrasi. Butuh Jakarta harus dibakar oleh penguasa hanya untuk menghentikan langkahnya menuntut demokrasi itu.