AYAH PENYAYANG Profile picture
Apr 17, 2021 190 tweets 32 min read Read on X
𝐀𝐊𝐔 𝐌𝐄𝐑𝐈𝐍𝐃𝐔𝐊𝐀𝐍 𝐅𝐈𝐆𝐔𝐑 𝐏𝐀𝐏𝐀

[Sebuah utas]
.
.

(1) Sejak kecil aku gak dapat kasih sayang dan perhatian dari Ayahku. Dia mendidikku terlalu keras. Hampir setiap hari aku dibentak dan dipukuli. Aku melihat Ayahku bak melihat hantu yg menakutkan. Image
(2) Menurut hematku, sejak kecil aku blm prnh punya kenangan indah dgn Ayahku. Biasanya di-mana2 anak kecil pasti akrab dgn Ayahnya, tapi aku gak. Walau waktu kecilpun, Ayah gak prnh meng-gendong2ku atau me-mangku2ku. Itu semua cuma Mama yg memerankannya.
(3) Gak tau kenapa Ayah gak pernah perhatian samaku. Bukan samaku aja sih, tp kami semua anak2nya. Gak taulah, apa Ayah gak sayang sama sekali ke anak2nya. Tapi taunya cuma marah2 aja dan menuntut harus spt yg dia inginkan. Kulihat Ayah orang gak sperti itu ke anak2nya.
(4) Kami di didik sangat disiplin dan teratur. Bahkan mungkin melebihi disipilinnya tentara. Main2 aja kami dgn anak2 tetangga sangat dibatasi. Bahkan kami dipingit sejak kecil sehingga kurang bergaul dgn teman2 sebaya. Dirumah aja trus gak pernah liat apa2 diluar sana.
(5) Fyi, kami tinggal dikampung. Kehidupan kami bisa dibilang kekurangan. Karna Ayah orangnya pemalas kerja. Dia seringan dirumah aja baca2 buku dan kitab suci. Sedangkan Mama sibuk bekerja diladang. Bisa dibilang kebanyakan tenaga Mama-lah yg mengerjakan semua, Ayah santai2 aja.
(6) Jadi sejak SD aja kami udah rutin bantu Orangtua diladang. Biasalah anak kampung memang gitu. Pulang sekolah lgsg keladang. Hari Minggunya jg dirumah, gak boleh main2 dgn teman2 diluar sana. Kalau kami pergi main2, siap2lah rotan atau seikat lidi lidi hancur dipunggung kami.
(7) Bagiku Ayah adalah orang lain, orang yg terasa asing. Bukan seseorang yg melindungi dan menjaga kita dari bahaya apapun, bukan orang yg memberikan rasa aman dan tentram di hidup kita. Tapi dia adalah orang yg kejam dan jahat, yg taunya cuma menghukum aja.
(8) Gak taulah apa Ayah balas dendam ke kami anak2nya ini. Konon, Kakek kami juga orangnya sngt keras mendidik mereka. Blm ada apa2nya katanya yg dilakukan Ayah itu dibanding yg dilakukan Kakek ke mereka dulu. Aneh ya. Punya anak kok utk di siksa2, bukan utk di sayang2.
(9) Aku jg msh sempat melihat kekejaman Kakek. Karna sejak aku umur TK sampai msk SD, Kakek tinggal sama kami. Dia orangnya sangat kasar walaupun ke kami cucunya. Kalau misalnya aku coret2 dinding atau lantai yg terbuat dr papan, dia lgsg menghapus pake kakinya dan bilang kotor!
(10) Aku memang hobi me-lukis2 sejak kecil. Itu kutuang ke lantai rumah panggung kami pake arang atau kapur tulis, kalau ada dibawa Kakak tertuaku dr sekolahnya. Walau gampang dibersihkan, namun Kakek marah habis2an tuh dan ngomel2 trus. Katanya aku bikin jorok rumah.
(11) Mungkin yg kalian tau, seorang Kakek di-mana2 sngt syg ke cucunya, lbh dr Ayah anak tsb. Tp bagi kami, kenyataannya beda. Kakek aja demikian kejamnya, apalagi Ayahku. Dan mungkin menurut kalian, kalau ada hobby atau bakat itu didukung atau dikembangkan, bukan di larang2.
(12) Kalau aku nangis waktu kecil, Kakekku yg paling benci dan marah2 samaku. Katanya kalau nangis suaraku kuat. Dan kalau aku main kejar2an dgn Abangku sambil ketawa2, Kakek akan melarang, katanya bising. Lalu dia akan ngomel2 mem-buruk2kan Mama kami. Aku ingat betul itu semua.
(13) Betul2 kau anak si anu, katanya sambil nyebut nama Mamaku. Sama aja kalian dgn Mama kalian itu, katanya lagi. Stlh aku dewasa, barulah aku tau ternyata Kakek Nenekku dulu gak prnh suka ke Mamaku. Mereka selalu menyalahkan, membenci, dan membully Mamaku saban hari.
(14) Anehnya Bapakku jg gak membela Mamaku dihadapan orangtuanya. Dia diam2 aja dan menurut2 aja apa dibilang ortunya. Aneh ya. Ada pula suami macam itu. Suami taik nampaknya itu. Sejak nikah, Ayahku tinggal serumah dgn Kakekku. Dan suka2 Nenekkulah terus ke Mamaku.
(15) Kata Mamaku tiada hari tanpa nangis dibuat Nenekku. Dia selalu di-bentak2 dan di kata2in. Walau Mamaku gak punya salah apa2 dan beres semua kerjaannya. Tapi Nenek selalu aja merepet ke Mama. Ibaratnya, Mamaku dirumah itu berdiri salah, duduk salah.
(16) Saudara2 Bapakku semuanya merantau dan tinggal dikota. Mereka pada sukses dikota. Cuma Ayah yg tinggal menjaga kampung yg tdk seberapa itu. Cuma kami yg hidup miskin dikampung. Udah gitu Ayah pemalas pula kerja. Cukup baca2 kitab suci tiap hari, gak perlu dikerjakan.
(17) Jadi walau Ayah udah nikah, tp sepertinya yg punya kuasa adalah Nenek. Ayah gak bs berkutik jg utk membela istrinya. Atau emang dasar gak punya hati juga gak taulah. Yang jelas, dia msh di perintah2 Nenek mau begini begitu. Padahal udah membina rumah tangga baru.
(18) Tapi sejak aku lahir, Nenek udah meninggal, tinggal Kakek seorang. Dan Kakek gak lg tinggal sama kami. Melainkan pindah2 dirumah anak2nya. Makanya yg kuingat dia giliran ke rumah kami pas aku umur TK sampai msk SD. Sebelumnya di rumah saudara2 Ayahku, dan jg sesudahnya.
(19) Tapi anehnya, Ayahku ini kok sok2an bikin disiplin yg ketat gak menentu. Menurutku disiplin taik kucinglah itu. Entah utk apa mesti spt itu. Pokoknya semua anak2nya takut liat dia, kayak liat setan. Gak ada anak2nya yg dekat atau kompak ke dia. Semua berjarak.
(20) Beda dgn Mama, kami semua bs dekat dan kompak. Tapi ke Ayah sama sekali gak bs. Bukan salah kami ya, itu semua salah Ayah. Gimana dia memperlakukan anak2nya. Jadinya kami menganggap dia sbg musuh, bukan teman. Itulah makanya aku gak pernah rindu ke Ayah.
(21) Ayah prnh ada urusan ke rmh saudaranya dikota, sampai hitungan bulan dia disana. Aku justru merasa lbh tentram dan tenang, serta lbh merdeka. Gak ada yg mem-bentak2 serta memukuli aku lg. Pulang dari sana, dia bukannya lgsg menggendong kami atau memeluk mencium kami.
(22) Dia cuek aja persis kyk org baru pulang dr ladang. Sama sekali gak ada nanya kabar atau gimana sekolahnya. Tapi ke Mama jg gitu, gak ada kuingat org tuh salaman begitu Ayah sampai. Jangankan cipika cipiki ya. Emang kaku kali gaya hidup dikampung ini, apalagi jaman dulu.
(23) Jadi waktu Ayah pulang itu, kami gak ada melompat mengejar dia dan berlomba memeluk menciumnya. Maaf ya. Kami gak kenal tradisi spt itu. Salah siapa dulu? Salah kami? Taik kucinglah kalian! Artinya kami gak ada rindu sama sekali meski Ayah udah berbulan lamanya dikota.
(24) Begitulah terus tahun berganti tahun. Aku gak pernah merasakan kasih sayang dan perhatian seorang Ayah meski aku punya Ayah. Yang kudapatkan hanya siksaan yg begitu kejam dari seorang Ayah. Aku gak tau gimana enaknya punya Ayah. Kata orang enak ya punya Ayah? 😭😭
(25) Apalagi ke aku, Ayah terlalu benci dan kejam. Msh beda perlakuan Ayah ke Abangku. Kalau aku bersalah, sampai di ikat dan digantung aku di atas konsen pintu atau di dahan pohon samping rumah. Lalu aku dicambuki dgn lidi atau apalah. Aku sangat tersiksa lahir bathin oleh Ayah.
(26) Kalau misalnya aku berantam dgn Abangku, dan aku nangis, Ayah akan menyiksaku. Sekalipun Abangku yg cari gara2 atau yg bersalah. Tapi Ayah gak akan tanya siapa yg salah. Lgsg aja aku di siksa. Aku dicap anak bandel ke orang2, pdhl menurutku aku gak bandel. Ya olloh. 😭
(27) Gak tau kenapa Ayah bisa pilih kasih ke kami. Apa karna aku adalah anak paling mirip ke Ayah ya? Aku prnh dgr, seorang Ayah susah bs kompak ke anak yg paling mirip dengannya. Tapi gak taulah apa itu fakta atau cuma mitos. Abangku memang miripnya ke Mama aku.
(28) Bayangin, kentut bersuara aja kami gak boleh lho. Beda sama anak2 lain diluar sana. Apalagi kalau anak2 kan maklum. Prnh aku gak sengaja kentut bersuara jarak 3 mtr dari Ayah. Aku lgsg ditendang dgn kuat sekali. Katanya aku anak kurang ajar yg gak tau sopan.
(29) Ayah pernah menyiksaku dgn cara mengurungku dikamar gelap. Setelah sblmnya dicambuki dgn beberapa ranting kayu sampai patah2. Sehingga punggung, pinggang, dan betisku bentol2 bahkan luka mengeluarkan darah segar. Ada gak kalian yg mengalami seperti yg kualami ini?
(30) Ayah prnh menghukumku dgn cara melempariku dgn jengkol satu2 tangkai yg baru aja dipanen. Aku dihujani dgn jengkol ber-tubi2. Akupun hanya bs nangis menahan rasa sakit di sekujur tubuhku tanpa berani pindah atau berlari jauh menghindar. Aku takut dia makin brutal nanti.
(31) Ayahkulah yg gak prnh sejarahnya beliin sesuatu buatku. Entah beli baju, sepatu, sendal, atau sekedar buku atau pena. Semua Mama yg beli. Katanya mereka 1 duit. Duit Mama adalah duit Ayah juga. Tapi paling gak, milihin utk kita, tp gak prnh. Pergi blanja bareng aja gak prnh.
(32) Jadi kalau ditanya apa kebaikan Ayah, aku gak tau menjawab apa. Apa kenangan indah dgn Ayah, aku gak tau yg mana. Karna blm prnh aku mengalami hal itu selama hidupku. Jadi gimana caranya aku bs rindu dan sayang ke Ayahku sendiri? Emang bs di-buat2 ya?
(33) Aku prnh jg diangkat Ayah dan mau di masukkan kedpn bara api kukusan besar, yg bertungkukan 3 buah batu besar. Pokoknya Ayahmu adalah Ayah yg kejam, yg sadis, yg gak punya rasa sayang sama sekali ke aku anaknya. Dan entah mengapa aku gak bs lupain kisah masa lalu kelam itu.
(34) Setelah aku SMP, aku merasa ada sesuatu yg aneh di diriku. Dimana aku spt memiliki rasa suka dgn Bpk2 seumuran Ayahku. Awalnya aku gak tau rasa suka itu spt apa dan mengarah kemana. Yg jelas suka aja liat mereka2. Khususnya yg ganteng2 ya.
(35) Di sekolah misalnya, banyak guru2ku yg ganteng2 dan berpakaian rapi dan bersih. Aku kok sor ya melihatnya. Aku suka memperhatikan gerak gerik mereka di dlm ruangan maupun dilapangan. Kok pengen rasanya bs dekat dgn mereka dan bs cerita2 ke mereka. Waktu itu aneh menurutku.
(36) Bahkan dgr suara mereka aja aku spt merasa damai dan teduh. Makin lama makin suka aku liat gerakan mulutnya ketika bicara dan ketawa. Aku makin mengagumi kumis mereka. Kok larinya jd ke kumis ya? Iya, aku jd sngt menyukai Bpk2 berkumis gitu. Itu membuatku nyaman mandanginya.
(37) Lalu lama2 rasa sukaku ke Bpk2 ganteng terutama yg berkumis makin kuat dan besar. Aku jadi sadar skrg udah mengarah ke seks. Soalnya aku jd nafsu kalau melihat mereka. Aku suka memandangi ke arah selangkangannya, dan bayangin kontol mereka. Iya, aku penasaran dgn kontolnya.
(38) Aku jd suka grogi sendiri kalau berhadapan dgn Bpk guru yg kusukai. Aku bahkan jd salah tingkah dibuatnya. Aku gak sanggup mandangi wajah dan kumis mereka dr dekat. Aku jd gemetaran dan keringat dingin. Dan jujur aja, rasa itu menyiksaku. Benar2 menyiksaku.
(39) Aku sering menghayalkan bs mengintip Bpk guruku mandi. Tapi dimana, aku gak tau. Kadang aku menghayalkan bs mandi bareng, biar aku bs liat kontolnya. Tp lagi2 dimana. Slnjtnya aku menghayal bs isap kontolnya. Tp gimana caranya. Dia yg mengodorkan atau aku yg minta.
(40) Padahal wkt itu aku blm tau kontol itu emang bs di isap. Namun naluri kehomoanku-lah yg membuatnya demikian. Aku blm prnh dgr cerita kontol bs di isap, blm prnh liat gmbr atau video kontol di isap, tp bs aja aku menghayal ngisap kontol. Aneh ya, tp nyata sih.
(41) Aku suka pratiin jendolan Bpk2 guru ketika berjalan. Kontolnya suka menyamping dan nonjol pas jalan. Apalagi ada beberapa org guruku yg keliatan emang gede kontolnya, sehingga bs nampak jelas jendolannya. Kalau udah gitu akupun lgsg horni dan bakal coli dirumah nanti.
(42) Aku sering menghayalkan kontol guru2ku ketika tidur di mlm hari. Aku bayangin, pada menit ini Bpk itu lg ngapain ya? Lg tdr pulas atau lg ngentot. Ngentot ronde brp ya, pikirku. Akupun coli ke coli aja bayangin guru2ku. Begitulah aku sampai SMA. Aku makin suka ke Bpk2.
(43) Tapi sampai aku tamat SMA, gak prnh kesampaian bs sekedar liat kontol guruku. Apalagi ngisapnya. Aku gak tau emang ada yg spt itu. Aku kira cuma aku aja yg memiliki rasa pengen ngisap kontol. Jd aku pikir akan aneh apabila aku utarakan niatku ke seseorang guru.
(44) Aku bayangin bakal spt ini percakapannya. Pak, boleh gak aku isap kontol Bpk? Apa nak, isap kontol mksdnya gimana ya? Ya di isap Pak, aku pengen isap kontol Bpk. Benaran aku gak faham mksdnya diapain. Diisap itu diapain ya, coba jelaskan! Ku masukin ke mulutku Pak..
(45) Lho knapa itu dimasukkan ke mulut? Apa gunanya? Ya tp mau kuisap Pak. Ya tp apa tujuannya kalau itu udah dimasukin mulut? Ya enak Pak. Masa' sih enak, kok bs enak, dr mana dtgnya kok bs enak? Bpk blm tau ya ttg yg spt itu? Blm! Br kali ini aku prnh dgr ttg begituan.
(46) Wkwkwk.. ribet kan kalau msh sngt polos gt. Nah, gitulah bayanganku dulu. Karna kirain gak ada pekerjaan isap kontol itu. Itu cm ada di dlm khayalanku aja. Jd aku msh sngt pnasaran apa sih rasanya ketika kita jilat kontol. Apa sensasinya bagi kita yg menjilat.
(47) Oya, jgnkan utk berhasil isap kontol guru, utk bs kompak dan dekat ke mereka aja aku gak berhasil. Aku orgnya pemalu. Jd gak punya mentallah utk nyapa2 guru dan utk PDKT. Sampailah aku merantau, disanalah aku terjun ke dunia homo. Disitulah terjawab segala penasaranku.
(48) Gak usah ku jelasin lg pertama kali gimana dpt kontol. Aku cuma mau berbagi ttg pencapaianku di dunia homo aja. Stlh ber-tahun2 penasaran, akhirnya akupun kesampaian isap kontol Bpk2 ganteng dikota. Rasanya? Mengecewakan? Ya enggaklah. Ngangenin tau gak sih.
(49) Oya, sejak kecil aku suka men-cium2 aroma kontolku atau sela2 pahaku. Misalnya lg garuk2 atau apalah, auto dicium tuh tangan. Ada yg spt itu disini? Apa benar itu cikal bakal homo? Bahkan sampai skrg aku msh gitu lho. Sadar sih itu kebiasaan jelek, namun aku sengaja aja.
(50) Bahkan gak ada gatal gak ada apa, udah suka colek2 sela2 paha aja hanya utk di cium2. Colek cium colek cium tanpa bosan. Suka aja dgn aroma khas sela pahaku. Emang wangi sih. Wangi khas yg ngangenin. Apalagi sela2 pahanya agak2 lembab, kuat tuh aroma sedapnya.
(51) Begitulah ketika aku jg ML dgn Bpk2 ganteng skrg ini. Aku paling suka dgn yg udah 6 jam lbh mandinya. Jd udah berasa keringatnya ditubuhnya. Sehingga aroma khas salak matang tercium kuat di sela2 pahanya. Tapi ingat, hrs Bpk putih bersih dan ganteng ya. Itu baru mantul.
(52) Kalau Bpk2 hitam aku gak suka, maaf aja, agak2 bau gak sedap tuh kulit. Tp kalau orgnya putih, gak bau, tp harum. Makanya aku lbh suka yg udah lama mandinya drpd yg barusan mandi. Yg barusan mandi jd wangi sabun kan. Udah ilang aroma khas kontolnya. Itu yg bangkitkan selera.
(53) Sejak aku merantau, udah gak terhitung kontol yg masuk ke mulutku. Udah banyak kali. Dan aku menikmati aja perjalan hdpku yg spt ini. Buat apa disesali. Emang keginilah mungkin suratan tanganku. Mungkin aku ditakdirkan utk jd seorang homo yg menyenangkan teman2 homo lainnya.
(54) Dan seorang homo yg cari kesenangan ke teman homo yg lain. Aku sudah tau nikmatnya ngisap kontol, di isap kontolku, nusuk lobang taik, dan ditusuk lobang taikku. Semuanya terlalu sayang utk ditinggalkan. Dan emang gak bs lg di tinggalkan. Udah terpatri di dlm diri.
(55) Sekarang usiaku 55th. Persis dgn bab thread ini. Tp aku msh lajang. Aku gak tau apa aku msh nikah sama cewek. Rasanya gak mungkin lg. Udah setua ini, siapa yg mau lg. Kecuali aku pengusaha sukses. Ini aku orang biasa aja. Tapi aku gak pernah pusingin itu. Gak nikahpun gpp.
(56) Toh aku udah merasakan kenikmatan yg warbiasah kok dlm kehidupan seksual. Rocky Gerung aja org ternama gak nikah jg gpp. Kita yg jalani, gak usah dgr kata org. Dan jujur aja yg kualami, gak ada sih yg bully aku lajang tua, yg gak laku, homo, gak suka cewek, gak ada tuh.
(57) Aku udah ngentot dgn Bpk2 dari berbagai profesi. Ada guru, dosen, tentara, polisi, penguasaha, anggota dprd, pns, dokter, pegawai bank, security, tukang sayur, tukang parkir, tukang bakso, tukang bangunan, tukang buah, tukang jait, petani, pemulung, peternak, dlsbg.
(58) Dulu sejak muda seleraku hanya Bpk2 berumur 50 keatas. Dan setelah aku berumur 50-an juga, seleraku tetap ke umur segitu. Tp sekarang jd ke seumuran namanya. Ya gitulah kalau selera, dtg sendiri, muncul sendiri, bukan di-buat2 atau di-atur2 apalagi di-paksa2. Semua natural.
(59) Aku gak bs nafsu sama anak2 muda, gimanapun gantengnya itu. Mau kyk si Ariel Noah, Boy William, Baim Wong, Raffi Ahmad, no way! Aku suka yg kyk Dwi Yan, August Melasz, Sofyan Djalil, Fauzi Bowo, Gamawan Fauzi, Badrodin Haiti, Hotma Sitompoel, LBP, YHL, yg kek gitu2lah.
(60) Wajahku termasuk oval, kulit putih, kumis tebal, hidung mancung, 165cm/70kg, 15cm/3cm
Rambut ketiakku lurus2, jembutku jg lurus2, ada bulu di perutku dan didadaku dikit, kepala kontolku besar, batangnya rata dr pangkal ke leher, spermaku kental, putih, bau rebung.
(61) Jujur aku gak merasa diriku benar dgn pilihan hidupku skrg. Aku bukan sdg membela diri dgn penyebab aku jd homo gini. Aku gak serta merta menyalahkan Ayahku yg dulu sngt kejam dan gak ada kasih sayangnya ke aku, sehingga aku merasa aku gak salah jika jadi homo.
(62) Kalau ditanya sbnrnya aku jg bukan sudah menetapkan agar jd homo tulen aja. Gak ada keputusan di dlm diriku utk tdk menikah sampai ajal menjemput. Tp ya memang begitulah kenyataannya, aku menjalani hidupku bagai air mengalir. Biarlah berjalan begitu aja mengikuti arusnya.
(63) Kujalani sampai kemana aku dibawanya, sampai dimana berhenti. Gak menutup kemungkinan jg aku bakal nikah di kemudian hari, entah setaun lagi, dua taun lagi, atau kapan. Semua tergantung yg diatas yg mengatur langkah hidup umatNya. Nikah dgn siapa jg aku blm ada bayangan.
(64) Aku pernah sharing kerohanian dgn seorang pemimpin spiritual. Dia gak mau aku merasa layak jd homo karna cerita masa laluku dgn Ayah. Dia gak mau aku menyalahkan Ayah yg kejam. Dia mau aku keluar dr lumpur dosa ini, jgn beralasan karna Ayah dulu kejam dsb.
(65) Beliau menyarankan agar aku melupakan kisah kelam, masa lalu hitam, dan segala kepedihannya. Dia mau aku fokus menatap ke depan tanpa menoleh lg ke blkg. Dia mau aku menyongsong masa dpn yg happy ending tanpa dihantui bayangan masa lalu suram. Tapi sulit bagiku melakukannya.
(66) Tutup lembaran lama buka lembaran baru, katanya. Tapi bukan gampang bagiku utk mengerjakan itu. Aku jg heran, kenapa semua ini bermuara ke orientasi seksual. Taruhlah Ayahku emang kejam, gak sayang samaku, tp kenapa jd ke arah kehausan seksual larinya.
(67) Padahal aku haus kasih sayang tulus seorang Papa dari kecil. Kenapa stlh besar, implementasinya ke cinta dan nafsu? Kenapa aku hrs merindukan belaian Bapak² lain? Belaian diatas ranjang tanpa mengenakan pakaian. Aneh memang tapi nyata. Dan aku tau bukan aku aja yg begitu.
(68) Dari cerita dan pengalaman org lain, bnyk yg jadi homo itu karna kayak aku ini. Karna gak mendapat kasih sayang dari Ayahnya, sehingga dia merindukan figur Papa yg bisa memberikan sentuhan kasih sayang serta perhatian yg bs meneduhkan jiwa raga. Kenapa hrs ke seks coba?
(69) Padahal yg kita gak dapatin itu adalah kasih agape, lha kok malah pelariannya ke kasih eros. Ada yg salah gak dgn dunia ini? Jujur aku sering menagis di usiaku skrg ini bila aku merenungi nasib dan perjalanan hidupku. Gak tau hrs menyalahkan siapa, gak tau hrs menyesali apa.
(70) Apalagi Ayahku udah lama tiada. Apakah Ayahku tau anaknya begini? Jadi lajang tua hingga usia kepala 5? Sering kucoba utk menghilangkan rasa suka ke Bapak² ini. Berbagai upaya udah kulakukan. Pernah mendatangi pimpinan spiritual dgn bertekad dr dlm hati yg terdalam.
(71) Semuanya sia². Gak berhasil membuatku sembuh. Malah bikin aku makin frustrasi. Aku udah pernah di level dimana aku sngt² benci dgn diriku sendiri. Benci ke diriku kenapa menyukai Bapak². Kumaki diriku sendiri dan kuteriak sekuatnya. Aku mau rasa ini dicabut dr otakku.
(72) Aku muak dgn diriku ketika hrs nafsu melihat Bapak² ganteng. Setiap melihat Bapak² yg ganteng² detakan jantungku makin kencang, grogian dgn nafas memburu. Ya Tuhan perasaan macam apa yg ada di dlm diriku ini. Sehingga ku mulailah membenci semua Bapak² yg ganteng yg kuliat.
(73) Asal ketemu Bapak² ganteng dan dadaku berdebar, aku tanamkan kebencian ke dia. Aku berusaha menjauhkan mataku dari dia, kalau ada yg menyapaku, aku berusaha mencueki dan gak meladeninya. Kupasanglah muka masam dan sngt² tdk bersahabat. Itulah yg sempat kulakukan.
(74) Berhasil memang. Aku sempat berhasil membenci semua Bapak² ganteng seleraku. Aku menganggap mereka musuh, setan, atau neraka. Menatapnya aja aku gak sudi lagi. Tp kondisi itu bukan membuat aku lbh nyaman atau tenang. Malah makin stress. Aku sngt² tertekan, terhimpit.
(75) Gairah seksualku mungkin agak berkurang ke mereka disebabkan gak prnh lg aku menatap mereka. Awalnya aku kira inilah yg akan membuatku sembuh. Dgn cara ini, dgn jalan ini, aku bakal keluar dr gairah homoseks ini. Tp kenyataannya gak. Kebencianku makin menjadi ke mereka.
(76) Aku bahkan udah pengen membunuh semua Bapak² yg kuliat. Itulah saking bencinya. Jujur, aku udah prnh mau nekat bunuh Bapak² yg teramat ganteng yg mau meruntuhkan imanku. Dia sngt mengganggu konsentrasiku, dia bikin aku gak fokus meski ada Aqua. Kegantengannya menyilaukan.
(77) Makanya aku pengen membunuhnya, drpd aku jd jatuh lagi ke praktek dosa itu. Mending ku bunuh penyebabnya atau penghalang aku utk sembuh. Perasaanku berkecamuk, aku jd lbh jahat dan sadis rasanya. Aku makin bingung dan frustasi. Aku sendirian, gak ada yg bisa kasih solusi.
(78) Akhirnya drpd gila, akupun menyerah dgn keadaan. Aku pun diam tanpa aksi. Ku tinggalkan semua cara²ku yg membenci Bapak² tsb. Skrg aku kembali spt biasa, memandang mereka dgn biasa, tanpa memendam benci. Anehnya aku lbh nyaman begini, stressku bs berkurang.
(79) Hatiku bs lbh plong dan lbh damai tanpa diracuni kebencian. Aku sadar jika aku membunuh mereka yg gak bersalah ke aku, jelas² aku makin berdosa. Ini gak benar! Makanya aku buang benci itu, biarlah spt biasa aku menghadapi mereka. Tapi lama² aku jadi tertarik lagi ke mereka.
(80) Namanya aja sdg berdamai dgn diri sendiri dlm menghadapi pesona Bapak². Yg jelas ada rasa tertarik, timbul rasa suka, yg menggetarkan dada, yg mengacengkan batang. Akupun kembali membiarkan pikiranku mengkhayal dan berimajinasi ke Bapak². Ini membuatku lbh nyaman.
(81) Lama² aku membuka hati lagi utk para Bapak². Aku kenalan lagi, aku mencari lagi, aku nongkrong lagi, aku mangkal lagi. Aku berpikir ini yg terbaik. Aku udah coba melepas tp gak bisa. Yang ada aku hampir gila. Jadinya aku ML lg dgn Bapak². Ya, kembali ke kebiasaan lama.
(82) Kucoba memiliki rasa ketertarikan spt itu ke perempuan, tp gak bisa. Gak ada nafsuku ke perempuan. Kucoba nonton film bokep melihat body² mulus cewek² luar dan lokal, tp gak bs membuatku nganceng. Yg bikin ngaceng malah laki²nya, tp dgn catatan hrs Bapak² ganteng.
(83) Akhirnya akupun nonton² film gay aja, aku cari yg love older, older4me, mature, maduros, dsb. Mungkin gimmickku kesini, yaudah nikmati aja, pikirku. Badanku laki² tp jiwaku kok perempuan. Sukanya ke laki² juga. Perempuan aja gak segila ini ke laki², serius!
(84) Perempuan normal aja gak hobi banget ngisap² kontol, tp kok aku bisa gila banget ke kontol. Rasa ketertarikanku ke laki² melebihi nafsu seorang perempuan normal. Ada² aja dunia ini dgn segala keanehannya. Tapi judulnya emang udah ada yg salah dgn diri ini.
(85) Kayak kemarin, tanpa sengaja papasan di jln dgn seseorang. Aku melihat dr blkg dia udah tua, aku dahului dan kutoleh ke kiri melihat wajahnya. Astaga Bapak² seleraku, jantungku berdebar, dan ku lambatin kendaraan. Ku sapa dia dgn ramah tamah, eh gayung bersambut.
(86) Dia senyum dan menjawab dgn baik, akhirnya kami berjalan beriringan dgn lambat². Awalnya tanya dr mana mau kemana, akhirnya menepi dan berhenti. Aku udah lgsg tau kalau dia jg begitu, dia jg pasti manduga aku kegitu. Tanpa bnyk basa basi akhirnya lgsg menjurus ke arah itu.
(87) Akhirnya kami sepakat nyari tempat mojok. Jatuhnya ke semak². Sebuah bekas pengambilan tanah timbun yg msh bersih gak berumput di tngh. Sedang jln masuknya yg seluas truck melintas udah agak ditumbuhi rerumputan di sisi kiri kanannya. Kami berpelukan dan berciuman.
(88) Namanya Pak Tio. Usianya lbh tua 2 th dr aku. Kumisnya jg tebal. Sambil cipokan dia memelintir kedua putingku. Lalu dia ngisap putingku dgn sngt paten. Tangan kami saling meraba burung. Duluan aku mengeluarkan burungnya dr celananya. Kuliat imbang besar punya kami.
(89) Ketika aku hendak jongkok utk mengisapnya, dia lbh duluan jongkok dan bukain resliting celanaku. Di lahapnya batangku dgn buas sampai pangkal. Enak kali Pak, erangku. Mendengar itu, dia mendongakkan kepalanya ke atas menatap wajahki. Dia makin beringas mengisapinya.
(90) Pak Tio gak mau berhenti ngisap punyaku. Pak, gantianlah! Tapi Pak Tio tetap meneruskan isapannya. Pak, gantian. Aku yg isap Bapak. Akhirnya diapun berdiri, dan aku yg jongkok. Kuisapinlah batang Pak Tio dgn kemampuan yg ku miliki. Diapun meringis. Enak Pak... Oh... Enak!
(91) Aku lagi, kata Pak Tio. Dia ngisap batangku lagi. Lalu.. Belakangi bentar Pak, katanya. Akupun nurut. Agak nungging Pak, katanya. Lalu dia menjilati lobang anusku. Jilatannya jg imbang dgn jilatanku. Wah ketemu jodoh yg tepat nih, gumanku. Pahaku udah kulebarkan dr tadi.
(92) Kusibakkan belahan pantatku dgn kedua tangan. Pak Tio pun bs menggapai lobangku dgn leluasa. Disapu bersihnya lobangku itu dgn lidahnya. Bisa dimasukin gak nih Pak, tanyanya. Bisa Pak, kataku. Tp gak usahlah skrg ya, bsk²lah. Katanya. Baguslah pikirku. Tp gak ku jawab dia.
(93) Karna aku gak jwb, Pak Tio bilang, skrg aja kita masukin Pak? Gak usah Pak, jwbku. Aku jg bs dimasukin Pak, katanya. Oh iya ya, kataku. Lalu akupun mau nembak, Pak berhenti dulu, udah mau keluar, kataku. Lalu dia menghentikan isapannya. Kini dia yg kuisap sampai nembak.
(94) Enak kali Pak, jd pengen keluar jg, katanya. Keluarin aja gak Pak, kataku yg jg sambil ngocokin punyaku. Okelah kalau gitu, jwbnya. Lalu aku mempercepat isapanku sambil agak ku rapatin mulutku. Dia mendesah. Ohh... ohhh... Spermanya pun menyembur ke dlm rongga mulutku.
(95) Aku udah biasa menampung sperma di mulutku sampai habis hingga tetes terakhir. Minum sperma aja aku udah biasa. Namun karna baru kenal, aku gak mau minum sperma Pak Tio. Aku buang semua keatas tanah. Lalu aku berdiri ngocokin kontolku. Tanpa kusuruh Pak Tio jongkok lagi.
(96) Dia menjilati kepala punyaku yg sdg ku kocok. Udah mau nembak Pak, kataku. Lepas! katanya. Aku melepas kocpkanku, diganti dgn sepongan mulut Pak Tio. Lalu spermaku pun menyembur di dlm rongga mulutnya. Sama dgn aku dia gak gelabakan menampung semua hingga kering.
(97) Baru sesudah itu dia membuang ke rerumputan di sampingnya. Minta nmrnya Pak, katanya. Baru aja aku mau minta no Bpk, kataku. Kamipun tukaran nmr hape. Lalu jalan ke tujuan msg². 3 hari lagi Pak Tio nelpon aku minta ketemuan, aku lgsg menyanggupinya. Kami ketemuan di jalan.
(98) Kami pergi ke rmh kawannya yg duda, kawannya itu begitu juga. Kami ML dikamar, dan kawannya itu nungguin di ruang tamu. Cukup nyaman kami bergulat di kasir empuk milik kawannya. Dgn cahaya lampu kami bisa saling melihat rupa kontol masing². Ada kurap atau gak, jelas semua.
(99) Ternyata jembut Pak Tio udah lbh bnyk ubannya dr jembutku. Aku menciumi jembut itu dan mengulum batangnya hingga menyedot telornya. Kali ini aku mau merimming anus Pak Tio. Kubuka pantatnya, penuh bulu lebat yg jg udah beruban. Kuliat dan kucium, oh bersih.
(100) Lalu kusapukan lidahku ber-kali² di lobangnya. Itu membuat Pak Tio menggelinjang hebat. Jadi pengen dimasukin, katanya. Lalu akupun meng-gesek²kan batangku ke lobangnya dan mencucukkan kepala anuku ke lobangnya. Dia lgsg bersiap menerima terjangan batangku.
(101) Tapi gak ku masukin. Lalu dia yg kini menjilati burungku hingga lobang ekorku. Sambil di rimming, dia jg masukin jari telunjuknya. Stlh itu kembali di rimming. Pak, siapa yg masukin duluan, tanyanya. Terserahlah Pak, jwbku. Diapun mengarahkan batangnya ke lobangku.
(102) Lalu disorongnya hingga masuk semua. Enak sekali! Enak Pak, tanyaku. Iya enak. Gimana dgn Bpk, enak jg? tanyanya. Iya Pak, jwbku. Blm 5 menit dia mencabutnya. Knapa Pak, udah mau nembak? Tanyaku. Bukan, gantian dulu. Ganti²an kita, gak usah lama². katanya.
(103) Lalu aku pun memasukkan batangku ke lobangnya. Kusorong terus sampai kira2 5 menit, lalu dia minta gantian. Gitu² lah terus selama masing² 3 kali per lima² menit. Pak, keluar yok, katanya. Boleh, kataku. Lalu dihajarnyalah terus lobangku sampai Pak Tio nembak di dlm.
(104) Bapak skrg, katanya dgn cpt ambil posisi ngangkang. Akupun menancapkan batangku dan ku genjot terus. Ohh... Akupun nembak juga dilobangnya. Satu ronde aja kami ML dan lgsg mandi serta duduk cerita² dgn yg punya rmh di ruang tamu. 3 hari lagi kesini kami ya, kata Pak Tio.
(105) Datang aja, gpp. Kata kawannya itu. Aku jg sor liat kawannya itu. Orgnya kurus, bersih, gak ada kumisnya, tp ganteng. Boleh nanya gak Pak, kataku ke Pak Yudho, kawannya itu. Silakan Pak, katanya. Kalian sbg kawan prnh gak ML, tanyaku. Ya prnhlah Pak, sering malahan. Jwbnya.
(106) Kadang kami 3 some disini, kata Pak Tio. Oh gitu, jwbku. Bpk mau kita 3 some besok²? Tanya Pak Tio. Aku ketawa. Gak suka Bapak ini kurasa samaku, kata Pak Yudho. Maulah Pak, jwbku. Kalau mau 3 somelah kita bsk², kata Pak Tio. Kirain Bpk gak selera samaku, kata Pak Yudho.
(107) Seleralah Pak, pokoknya asal yg ganteng² pasti selera. Haha. Kataku.
Gak jd 3 hari lagi, tp 4 hari lg kami 3 some disana. Kami membentuk lingkaran saling ngisap. Itu ganti²an sampai kena semua saling ngisap. Ternyata burung Pak Yudho sngt besar panjang. Sadis!
(108) Setelah isap²an, kami tusuk²an. Semua kena tusuk dan nusuk. Aku nusuk Pak Tio, aku nusuk Pak Yudho, aku ditusuk Pak Tio, aku ditusuk Pak Yudho. Semua dpt jatah jd top dan bot. Asiklah pokoknya kami main 3 some dirumah itu. Tapi seronde aja, besok² diulang lagi dan lagi.
(109) Seminggu lagi, aku lagi dijalan, ada mobil yg melambat dan membuka kaca jendela kirinya. Dia nanya² alamat. Akupun meladeninya dgn baik. Tapi bathinku berkata dia sakit, jgn² cuma modus pura² nanya alamat, pikirku. Tapi karna aku suka dgn dia, gak mslh, malah mantaplah.
(110) Banyak kali cerita org itu, dia sengaja melama²kan agar bs bicara lama² dgnku. Dari sorot matanya aku bs tau dia homo jg. Orgnya putih bersih, berkumis, dan berpakaian rapi. Senyum dan auranya sngt bersahabat. Aku jg gitu ke dia. Sehingga dia bisa santuy ketika itu.
(111) Lalu Bapak itu pake acara turun pula dr mobilnya dan menyalakan rokok diluar. Makin jls bagiku dia sambil menyelam. Akupun yg dr td liat jendolan dia pas duduk di mobil, kini bs liat posisi dia berdiri utuh di dpnku. Sesekali mataku menyapu ke arah jendolannya, dia jg gitu.
(112) Tapi gak ada yg berani mengawali diantara kami. Aku udah horni sih, tp kok gak kumulai aja ya. Dia menggaruk anunya, dan kuliatin. Selagi menggaruk, mata dia melihat ke aku. Jadi dia tau aku liatin itunya terus. Lalu dia melihat ke anuku. Wah, makin jelaslah, pikirku.
(113) Kugaruklah bijiku di dpn dia, ternyata dia liatin terus. Lalu mata kami saling melihat. Udah jelas di raut wajah kami msg², kami saling tertarik. Lalu kami saling senyum yg ketahan dgn perasaan gugup berdua. Lalu akupun lgsg meraba anunya, terasa besar isi celananya itu.
(114) Besar kali ya Pak, kataku sambil terus meremas anunya. Gak juga, biasa aja ukurannya, jwbnya.
Lalu dia meraba punyaku dan meremasnya. Punya Bpk yg besar nih, katanya. Lumayanlah Pak, jwbku. Gak tahan lg saya nih, katanya. Dimana kita, tanyaku. Kerumah saya aja yok, katanya.
(115) Gak ada keluarganya, tanyaku. Ke rmh kosong Pak, di perumahan. Jwbnya. Lalu kami masuk ke perumahan yg ada pos security itu, kami ML disana. Aku sngt mendambakan tipikal kayak dia itu. Aku merasa wajahnya bodynya sempurna dimataku. Dia sngt wangi dgn parfum yg pasti mahal.
(116) Mandi dulu yok biar bersih, katanya yg udah bukain pakaiannya. Kini tinggal CD yg lengket ditubuhnya. Lagi² Bapak² dgn CD merek Hings putih. Gak usah mandilah Pak, kataku sambil meremas anunya dan lgsg menciumi dgn mulutku. Aku lgsg jongkok di hadapannya.
(117) Gak mandi dulu, tanyanya. Aku gak suka mandi dulu, nanti bau sabun Pak. Aku suka aroma keringat Bapak itu, jwbku. Yaudah kalau gt, ktnya. Tp kalau Bpk jijik dgn aroma keringatku, biar aku cuci dulu burungku, kataku. Gak suah gak usah, saya suka jg aroma khasnya itu, jwbnya.
(118) Kini aku udah menurunkan CD-nya. Ku jilati kepala anunya dan ku sepongi batangnya. Namanya Pak Ilham. Lalu aku suruh dia telentang di atas springbed dan ku rimming anusnya. Meronta dia dgn suara kuat². Suaranya Pak, segan didengar tetangga Bpk, kataku. Gak tahan aku, ktnya.
(119) Iya tp pelaninlah Pak, nanti ketauan kita kegini, kataku. Kosong kok tuh kiri kanan, ktnya. Dia kembali me-ronta² dgn suara² yg ckp kuat, rumah dan pekarangannya sih cukup luas. Dan aku jd cuek aja, karna aku pendatang, hrsnya dia yg lbh menjaga sikap, karna ini rmhnya.
(120) Gak kedengaran tuh ke rmh dpn, katanya. Gak biasa di rimming Pak, tanyaku. Gak! Biasanya cm batang sama telornya aja, jwbnya. Pantaslah Pak, jwbku. Berarti Bpk gak mau menggitukan aku, tanyaku lg. Gak bisa Pak, gak biasa, jwbnya. Dicoba dulu dong Pak, biar jd biasa, kataku.
(121) Lalu Pak Ilham kini yg mengisapi batangku. Isapannya sngt jago, tp gak jugalah ngalahin isapanku. Gak ada lg yg bs ngalahin isapanku, yg ngimbangi mungkin bnyk 😀. Dia jg hobi sedot telor tp lobang pantat gak berani. Aku angkat pantatku dan kuarahin lobangku ke mulutnya.
(122) Ayo Pak dicoba, pasti nanti ketagihan, kataku. Maaf Pak gak sanggup, jwbnya. Setiap dia jilat telorku, aku bergeser, sengaja biar kena lobangku ke mulutnya, tp dia menghindar terus. Udahlah ckp batang sm telornya aja klu gt, gumanku. Mau jg ditusuk Pak, tanyanya. Aku boong.
(123) Gak bisa Pak, tp kalau nusuk bisa. Jwbku. Paslah Pak, aku suka ditusuk, jwbnya. Pdhl aku jg suka hehe. Jd ditusuk nih skrg, tanyaku. Terserah Bpklah, mau skrg atau bsk² tergantung Bpk. Aku cuma terima siap aja, jwbnya. Bsk² kita ML lg ya Pak, jgn cm sekali nih aja, kataku.
(124) Pasti Pak, itu tergantung Bpk jg, msh mau apa gak. Kalau aku mau terus sampai kpnpun, katanya wah, apalagi aku Pak, aku pasti mau jd pasangan tetap Bpk, kataku dgn keceplosan. Lalu aku sadar dgn ucapanku, kok kyk rendah kali aku jadinya ya. Hmm.. Siap Pak, jwbnya.
(125) Aku suka nelan Pak, gimana dgn Bpk? Pak Ilham bertanya. Oh, aku jg suka nelan Pak, tp tergantung orgnya jg, gak semua di telan. Jwbku. Iyalah. Kalau dgn saya mau Pak? Tanyanya. Jelas mau bangetlah Pak. Kataku dgn semangat. Upss.. lagi2 aku keceplosan, jd malu dgn ucapanku.
(126) Kenapa sanggup nelan punyaku Pak, pdhl aku kan.jelek, katanya. Jelek dr hongkong Pak kataku. Seriuslah Pak! Katanya. Iya Pak biarpun Bpk jelek tp aku mau nelen sperma Bpk. Titik! Kataku. Lalu dia ketawa. Hehehe.... Bapak ini, katanya.
Kamipun asik 69-an dgn sngt lama.
(127) Pak kita tembakkan aja, kataku. Lalu kami sama² mengusahakan biar sperma kami keluar. Sedikit dipaksa dgn mengecilkan lobang anus. Pak, usahakan kita bs barengan, katanya. Iya Pak, ksh aja aba² kalai udah dekat, jwbku. Pak aku udah dekat, ktnya. Aku juga sama Pak, kataku.
(128) Nembak yok Pak, aku mau nembak Pak.. Iya Pak, aku jg mau nembak. Paakkk... Ahhh... Oh... Akhirnya kami berhasil nembak bareng. Dan semua sperma Pak Ilham kutelan ke dlm perutku. Yummy sekali, dgn aroma khas yg menggiurkan. Ku sedot hingga tetes terakhir.
(129) Pak Ilham jg menelan semua spermaku tanpa bersisa. Untunglah barengan ya Pak, kalau udah duluan aku, agak payah jg nelannya. Jdnya terpaksa dibuang. Kata Pak Ilham. Kenikmatannya memang ketika bs nembak bareng itu Pak di mulut, dan lgsg ditelan semua. Tambahnya.
(130) Begitulah kami jd langganan main terus. Kedua kali main, aku nusuk lobang Pak Ilham, aku gak ksh lobangku karna dia bot. Lobang Pak Ilham msh lumayan mengigit. Msh enak ngentot dgn dia, apalagi dia memiliki wajah yg sempurna menurutku kan.
(131) Tapi stlh 5 bln kami berhubungan, dan gak terhitung lg brp kali kami ML, akhirnya aku pengen merasakan batangnya memasuki lobangku. Aku pinta dia menusukku, tp payah kali dia mau. Butuh 3 bln lg baru dia mau nusuk aku. Dasar botty ya. Hehe.
(132) Kok jd pengen ditusuk sih Pak, tanyanya. Iya gpp, biar dirasain semua. Jwbku. Ah kirain Bpk pure top, ktnya. Knp, jd ilfeel pula Bpk? Tanyaku. Bukan sih, ktnya. Bilang aja iya Pak gpp, aku maklum kg. Botty biasanya nyari yg Toppy (istilahku sendiri), bukan yg vers, kataku.
(133) Kalau gegara itu Bpk jd pengen udahan gpp, kuterima aja. Aku memang bukan pure top Pak, aku jg vers. Kalau Bpk mau pergi gegara itu, ya monggo. Kataku. Gak lah, jwbnya. Tp stlh itu jd ada yg aneh di diri Pak Ilham. Dia jd krg hot samaku, bahkan sering beralasan ini itu.
(134) Kalau kuajak ML sering bilang gak bs, lg sibuk, lg ada urusan, lg sm keluarga. Pdhl sblm2nya gak gt. Aku muak dgn sikap Pak Ilham. Segitunya seorang botty. Tp aku gak menyesali perbuatanku yg membuka ke dia aku vers dgn nyuruhnya nusuk aku. Biarlah itu jd pengalaman.
(135) Benaran, Pak Ilham jd menghilang jg dr kehidupanku. Awalnya kami jarang jumpa, jarang ML, akhirnya gak prnh sm sekali ketemu lagi. Akupun membiarkannya aja pergi nyari yg sesuai kebutuhannya. Aku gak prnh nahan²in dia apalagi mohon². Sori²lah dulu pemirsah. 🙄
(136) Tapi aneh aja, bukannya kurang jatah dia kutusuk. Kecuali karna ku daulat menusuk jd gak kutusuk dia barulah msk akal. Tp au ah. Biarin aja situ, bukan dia aja laki² di dunia ini. Bukan Pak Ilham aja Bapak² di negri ini. Syukur banget, habis Pak Ilham terbitlah Pak Bincar.
(137) Pak Bincar orgnya gak sunatan, burungnya lumayan jg besar dan panjang. Jika dibukakan kulupnya warnanya pink. Tapi Pak Bincar orgnya bersih, jd meski gak sunatan, kepalanya gak bau dan gak nemu daki² putih kayak bedak kena air. Maklumlah Pak Bincar org kej*ksaan.
(138) Pak Bincar jg pure bot, tp gak mslh baginya kalau ML dgn yg sesama bot. Apalagi yg vers. Baginya ML gak hrs tusuk menusuk. Isap²an aja bs bikin dia puas, sam persis dgn aku. Aku ceritain ke Pak Bincar ttg Pak Ilham, mati dia ketawa². Pak Bincar jg sempurna dimataku.
(139) Orangnya tinggi, gak kurus gak gemuk, perutnya gak buncit, kepalanya agak oval, hidung runcing, kumis tebal, bibirnya tipis, suaranya besar ngebass, rambutnya lurus, rambut ketiaknya lurus, jembutnya jg lurus, lebat bulu tangan dan pahanya, dada dan perutnya jg berbulu.
(140) Enak sekali isap burung Pak Bincar yg berkulup. Maklumlah selama ini aku banyakan dapat yg sunatan. Akupun beringas sekali isapin batang Pak Bincar, hingga telornya, dan tak lupa anusnya. Pak Bincar jg melakukan hal yg sama dgn aku. Dia sngt doyan berkutat di lobang anus.
(141) Sehingga kami bs saling memuaskan karna adanya balancing diantara kami. Drpd dpt yg pure top memang aku lbh suka dpt yg pure bot. Karna meski aku vers, aku lbh dominan ke top. Pak Bincar mempersilakan aku meng-obok² lobangnya pake batangku. Akupun menikamnya ber-kali².
(142) Pak,aku sngt puas dgn terjangan batang Bpk, enak sekali goyangan Bpk. Puji Pak Bincar. Ukuran punya Bpk yg besar sngt² memuaskan lobangku ini, tandasnya. Akhirnya stngh tahun sudah aku berhubungan intim dgn Pak Bincar. Msh ingat aku pertanyaan Pak Bincar ketika isapin aku.
(143) Pak, boleh gak kutelan sperma Bpk? Aku suka nelan ini, ktnya. Hehe, ya bolehlah Bpk sayang, masa' gak boleh. Kataku. Setiap nembak dimulutku aku minum ya Pak, pintanya. Gak usah pake permisi segala Pak, hajar aja! Kataku. Aku gak peduli Bpk mau nelan punyaku apa gak, ktnya.
(144) Tanpa merasa super atau special, aku lgsg jujur jg ke Pak Bincar kalau aku jg sama dgn dia, suka nelan sperma. Sperma Bpk jg gak akan kubiarin lolos ke sprei, ke lantai, ke tanah, ke rumput, atau kemana aj, hrs mendarat mulus di perutku, kataku. Oh iya Pak ya, katanya.
(145) Orang seganteng Bpk masa' di sia²in pula spermanya, wajib di minumlah Pak, kataku. Gak ada cerita terbuang, hrs dipergunakan sebaik mungkin, itu berharga buatku. Tambahku. Samalah kita Pak, katanya sambil mencipoki bibirku. I love you Pak, katanya dgn wajah yg terharu.
(146) Nampaknya kita cocok Pak, bnyk kesamaan diantara kita, baiknya kita saling melengkapi. Kataku. Setuju Pak, katanya. Lalu kamipun pacaran, dan udah 2 tahun kami pacaran. Kualitas serta kuantitas ML kami jg tetap tinggi. Aku sngt beruntung dapatin Pak Bincar.
(147) Kalau pikir² blm ada apa²nya lagi Pak Ilham yg dulu. Wajah sih boleh imbang, tp servicenya beda bung! Hatinya jg beda, lbh baik hatinya Pak Bincar. Stlh 2 tahun pacaran dgn Pak Bincar, akupun minta di tusuknya, meski dia bot dia mau menusukku. Dan dia gak jd ilfeel.
(148) Dia tetap mencintaiku spt awal² dulu. Gak ada berubah sedikitpun rasa syg dan nafsunya ke aku. Begitulah hari²ku makin bersemangat kujalani dgn Pak Bincar kekasih gayku. Dia udah punya 1 org cucu, aku blm nikah². Dialah ku anggap sbg istriku sekaligus suamiku.
(149) Udah 2 tahun hbngnku dgn Pak Bincar, hadir Pak Remon. Aku ketemu dia secara gak sengaja di taman luar sebuah mal subuh², udah jam 6 pagi wkt itu. Aku menepi di bwh sawit dan pohon trembesi utk utak atik hape. Kuliat ada mobil jazz hitam terparkir di dpnku dgn jarak 10 mtr.
(150) Aku gak tau apa ada org di dlm mobil itu. Yg kuliat mesinnya mati. Lalu gak lama kemudian, pintupun dibuka, keluarlah sosok gagah dr dlm, seorang Bapak² Po*isi dgn pangkat seorang perwira menengah, membawa botol air mineral, lalu pergi ke sisi kiri mobilnya.
(151) Aku bs liat wajahnya ganteng pake kumis, dan umurnya pasti udah 50 tuh. Dia melihat aku ketika keluar pintu mobil dan berjalan dr arah blkg mobilnya hingga menuju sisi kiri. Aku blm ngeh mau ngapain Bpk itu. Mataku mengawasi gerak gerik Pak Po*isi tsb. Dia jalan terus.
(152) Kebetulan disana ada parit besar diantara pagar mal dan taman luar yg ditepi jln itu. Dia pergi ke balik pohon sawit yg di kelilingi bunga taman setinggi pinggang org dewasa. Sumpah aku gak ngeh ngapain dia. Perlahan aku majuin kendaraanku hingga berjarak 5 mtr dr mobilnya.
(153) Astaga naga, ternyata Bpk itu pipis. Dan dia gak tau kalau aku lg merhatiin dia dr blkgnya. Jantungku berdegup, pengen sekali lgsg mendekatinya, siapa tau bs liat anunya. Lalu ku beranikan diri melangkah mendekatinya. Aku pura² batuk, lalu dia menoleh ke blkg.
(154) Maaf Pak, lg ngapain? Tanyaku. Pipis Pak, jwbnya sambil terus mengeluarkan kencingnya. Oya maaf Pak, kataku sambil terus mendekat hingga berdiri sejajar dgn dia di sblh kirinya. Lalu dia liat ke arahku, aku agak gugup tp tetap ku ukir senyum di bibirku.
(155) Ngapain Pak, mau liat? Tanyanya. Hehe gak Pak, kataku. Tapi aku udah gemetaran. Trus ngapain Pak, katanya sambil terus kencing. Kalau di izinkan Pak, kataku dgn beraninya. Di izinkan ngapain, tanyanya. Di izinkan liat, hehe. Kataku. Untuk apa, kan punya Bpk jg ada, katanya.
(156) Kalau mau liat, liat aja Pak. Jgn nanti jd mimpi². Katanya. Lalu aku maju ke dpn ke tepi parit dan menoleh ke arah anunya. Diapun selesai pipis. Kuliatin dia menggoyang batangnya biar tetesan akhir pipisnya jatuh, lalu dia mencucinya dgn aQua tadi. Cukup lama dia nyucinya.
(157) Disekanya kepala anunya dgn tisu yg udah ada di genggaman kirinya. Puas kali aku liatin prosesnya sampai akhirnya batang itu di masukin ke dlm CD biru dongker merek durbannya, dan lipatnya ke bawah lalu dia memasang CD-nya. Dari mana Pak, tanyanya. Gak ada Pak, kataku.
(158) Kuliatin sampai dia naikin reslitingnya dan mengancing celana coklatnya. Dia berbalik arah dan berjalan perlahan menuju mobilnya. Dari mana Pak, tanyanya lagi. Jalan² Pak, nih mau pulang, kataku. Dari td mlm? Tanyanya. Iya Pak, kataku. Pulang subuh ya, katanya.
(159) Iya Pak, tp aku keluar udah jam 2 td, kataku. Oh jd bnyk dpt Pak, tanyanya. Dapat apa Pak, tanyaku balik. Yg Bpk carilah, katanya. Aku mikir apa dia tau aku nyari apa, oh taulah kurasa krn tadi tuh liat dia pipis, pasti dia tau aku homo. Apa jgn² dia homo jg?
(160) Brapa org dpt Pak, tanyanya. Gak ada Pak, udah telat keluar, kataku. Aku merasa dia pasti mancing² nih, jgn² dia suka samaku, mantap kalilah kalau bisa dapatin dia. Si seragam coklat² jgn sampai lepas nih pikirku. Pagipun makin terang, udah makin bnyk org yg lewat.
(161) Kebetulan waktu itu memang mlm minggu, jd aku pulang subuh ceritanya nih. Kalau mlm minggu bnyk kali org kegitu ya, katanya. Kubaca namanya Multazam. Pak Mul tau ya org² kegitu, tanyaku. Ya taulah, apa yg gak saya tau kehidupan mlm dikota ini, katanya. Masuk yok, katanya.
(162) Dia membuka pintu mobilnya lebar² kiri kanan, dan kami masuk duduk ngobrol. Meski udah liat aslinya td, tp aku msh senang liatin jendolannya. Ngapa di-liat² terus, katanya sambil liatin anuku. Karna sukalah Pak, jwbku. Suka, mau diapain Pak, tanyanya. Semuanya, jwbku.
(163) Semuanya gimana nih, tanyanya. Pengen isapin, kataku dgn beraninya. Dimana ya udah terang pula nih, katanya. Terserah Bpklah, kataku. Besar punya Bpk, coba liat!, katanya sambil memegang anuku. Aku kaget kok mau dia megang ituku. Lalu aku keluarin batangku di dpnnya.
(164) Astaghfirullah, gede amat tuh Pak, katanya kaget. Lalu dgn cepat dia me-megang². Kesana yok, ikutin aja mobilku dr blkg, katanya. Nampaknya dia udah gak sabar stlh liat burungku. Waktu itu aku manfaatin jg utk megang punyanya dr balik celananya. Udah nanti aja, katanya.
(165) Lalu kami pergi ke arah pinggiran kota, dekat terminal, lagi² dibawah pohon trembesi dan pohon ketapang kencana, kami berhenti dan aku msk mobilnya. Disanalah kami buka²an lagi. Punyaku udah ngaceng. Begitu ku keluarin punyaku, dia lgsg menunduk dan ngisapin.
(166) Enak sekali isapannya, nampak dia udah biasa sampai piawai gitu. Lalu aku gak sabar lagi pengen isap punya dia. Aku lagi Pak, kataku. Lalu ku isapinlah burungnya yg jg udah ngaceng itu. Alamak, kok enak kali ya, terasa beda aja dgn yg lain. Mungkin efek seragam itu kali ya.
(167) Begitulah kami ganti²an isap²an sebentar². Karna kami takut diliat org. Makanya ala kadarnya aja, gak bs terlalu di resapi. Setelah dia celingak celinguk, dia bilang, dekatin sini bentar Pak, lalu aku merapat ke dia, lalu dia mendekatkan kepalanya ke kepalaku.
(168) Lalu dia nyium pipi kananku, lalu menjauh. Cium lagi dan lepasin. Gitulah dgn cara yg takut² diliat org yg melintas. Stlh meliat gak ada kendaraan dr blkg, dia lgsg mencipokku. Waduh enak kali Pak. Sayangnya gak bisa lama, tp aku udah merasakan nikmatnya bibir dan lidahnya.
(169) Kembali dia menunduk buat ngisapin punyaku. Besok²lah kita lanjut ya Pak, takut ketauan, save aja nmrku, katanya. Akupun nyimpan nmrnya, dan minta isap sebentar lg punyanya. Lalu kamipun pulang ke rmh msg². Aku gak sabar kapan melanjutkan main dgn Pak Po**si itu.
(170) Tiga hari lagi dia nelpon aku nyuruh ke slh satu hotel. Katanya dia udah di dlm, jd aku nyusul. Bapak pake seragam gak, tanyaku. Iya, knapa, katanya. Lbh greget aja Pak kalau Bpk pake seragam, biar aku yg bukain nanti, jwbku. Oke cptlah Pak, jwbnya. Akupun melaju kesana.
(171) Aku naik aja ke lift tanpa ada di-tanya² kemana oleh receptionist hotel atau housekeepingnya. Sampai di dpn pintu kmr, lgsg ku buka pintunya, gak dikunci, kuliat Pak Mul udah rebahan tp msh pake seragam lengkap, cuma jaket kulitnya yg udah dilepas dan juga sepatunya.
(172) Disitulah ku gulatkan dia. Kugerayangi seluruh tubuhnya dan ku ciumi. Ngacenglah kami berdua. Perlahan ku copotin bajinya satu², hingga kubiarin cuma pake singlet dan CD. Pakaianku jg di lucutinya. Kami pelukan, ciuman, bergulat, bercipok, sampai basah CD kami msg².
(173) Ku lucutilah singlet dan CD-nya hingga tak sehelai benangpun melilit di tubuhnya. Waduh, hrs mulai dr mana nih, pikirku. Aku kagum memandangi tubuh gagah dan seksi Pak Mul. Dia gempal namun gak gembrot, kulitnya putih bersih, bnyk bulu² di tubuhnya. Mukanya bulat embem.
(174) Kumisnya begitu cocok menempel di bagian atas bibirnya. Akupun mengecup kumisnya ber-kali². Lalu ku kecup keningnya, ku ciumi kedua pipinya yg embem.
Lalu ku ciumi dadanya, dan kuisap teteknya. Sampai disitu dulu, aku lagi, katanya. Lalu Pak Mul mengecup keningku.
(175) Di cumbuinya aku dgn waktu yg lama, di gosokinya kumisnya ke kumisku, ke bibirku, dan ke leherku. Lalu di olesinnya muka serta kumisnya ke dadaku dan di gigitnya putingku. Kami duduk saling merangkul dan tangan meraba burung. Pak Mul menjatuhkan badannya kearah anuku.
(176) Di tumpukannya berat badannya pada siku tangan kanan. Lalu dia menyedot batang kemaluanku. Oh... oh... ah... erangnya sambil menikmati sosisku. Sesekali dia menjilati batang²ku hingga telorku. Telungkup dulu Pak, katanya. Akupun telungkup. Lalu dia menciumi pantatku.
(177) Di cium lalu di-jilat²nya kedua buah pantatku itu. Kurasakan kedua tangannya membukakan lipatan belahan itu bak sedang belah duren. Kurasakan kumisnya beradu ke belahan pantatku. Aku rasakan terus apa yg mau dia lakukan. Ternyata oh ternyata, dia menjulurkan lidahnya.
(178) Jilatan demi jilatan dilancarkan Pak Mul di sekujur belahan pantatku dan mendarat di lobang pantatku. Aku merem melek dibuatnya. Aku sngt2 tersanjung, karna Pak Mul sanggup melakukan itu padaku. Berarti dia suka kali samaku. Dia terus berusaha melebarkan pahaku.
(179) Nungging dulu, katanya. Lalu dia kembali menjilati lobangku. Udah Pak, aku lagi. Kataku. Tunggu dulu Pak, aku blm puas. Jwbnya. Lalu dia membolak balik tubuhku guna menjilati anusku dgn posisi ber-beda². Ketika aku telentang, dan dia mengangkat kedua pahaku keatas.
(180) Di gulungnya badanku melipat keatas agar lobangku tersibak dan mudah di jilati. Benar² edan jilatan Pak Mul. Sumpah!! Akupun gak mau kalah, aku berusaha mengerahkan seluruh kemampuanku merimming anusnya. Ku imbangi kepiawaiannya tadi agar dia senang dan puas jg.
(181) Pak Mul mengaku sngt² sula dgn permainan lidahku yg begitu mahir memberikan sentuhan² yg menggairahkan. Eranganpun gak terhindarkan dr mulut seksinya, suara besarnya membuat aku makin horni. Jilatanku makin membabi buta di selangkangan dan di lobang pembuangannya.
(182) Bebagai posisi kami cobai dlm isap²an batang. Hingga kami bermandikan keringat di ruangan ber AC tsb. Saya cucuk ya Pak, pinta Pak Mul. Aku lgsg pasrah aja. Pak Mul sngt jago menerjang dan menyerang. Dia sngt menikmati kelegitan lobangku. Pak, Bpk mau jg di tusuk? Tanyaku.
(183) Gak bisa Pak, jwbnya. Oh iyalah, kataku. Napa Pak, pengen nusuk jg? Tanyanya. Iya Pak, kataku. Gak bisa Pak, gpp ya Pak, katanya. Iya gpp Pak, jwbku. Nafsu Pak Mul sngt kuat dan tinggi, sementara tenaganya udah kurang. Dia pun berhenti dan rebah di kasur.
(184) Dia ngos²an sekali, aku kocok² burungnya, gak kuisap lagi, soalnya udah masuk lobangku. Lalu dia ngisapin burungku, sampai aku nyaris nembak. Pak, aku udah mau nembak lho, kataku. Gpplah gak? Tembakin aja gak, hbs tuh lgsg ku masukin nanti. Ktnya. O iyalah kalau gt, jwbku.
(185) Lalu akupun siap² ngeluarin airku. Pak Mul terus mengisapinya. Pak... Ah... akupun crot dimulutnya. Semua disikat habis sama dia, diminum mksdnya. Lalu dia lgsg ambil posisi nyucuk lobangku. Disuruhnya aku nyamping lalu dihajar dgn senjata biologisnya. Oh... Ahh... Owwhh..
(186) Lalu. Ya owloh... ya olloh... ya awloh... ya alloh... Pak Mul gak hebti²nya berucap sambil mengeluarkan airnya. Permainanpun selesai. Segala kenikmatan udah kami rasakan berdua. Oh indahnya. Usai mandi kami merokok dan cerita². Lalu Pak Mul ngorder GoFood utk kami.
(187) Begitulah akhirnya akupun jadi sering² main dgn Pak Mul. Selagi dia msh mau dan blm bosan, kugas aja terus. Sementara dgn Pak Bincar tetap lancar terus. Dgn Pak Bincar memang status kami udah naik jadi pacaran. Tp dgn Pak Mul msh sebatas teman ML. Tapi mereka sama² kusukai.
(188) Kalau disuruh milih, aku bingung sih milih slh satu dr mereka. Keduanya sama² tipeku banget. Makanya aku main dua kaki kini. Begitulah aku menjalani dunia homoseks ini penuh warna yg beraneka ragam dan rupa, dan semuanya indah bagaikan pelangi sehabis hujan.
(189) Berawal dari aku merindukan figur Papa. Hingga aku berumur Papa, aku msh selalu merindukan belaian seorang Papa. Tapi gak jadi² naik statusku jd benaran Papa. Sebab aku gak pernah nyari seorang Mama, sehingga gak ada yg manggil aku Papa.
(190) Bahkan dari umurku bukan lagi hanya layak menyandang status seorang Ayah, bercucu aja udah bisa. Teman² sebayaku udh pada bercucu. Tapi aku msh terlena mencari kehangatan dari para Ayah atau para Bapak².
Aku sendiri gak tau bagaimana akhir kisahku nanti.
.
.
.

[Selesai]

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with AYAH PENYAYANG

AYAH PENYAYANG Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @ayahpenyayang

Mar 3, 2023
𝐊𝐀𝐓𝐀 𝐃𝐔𝐊𝐔𝐍 𝐓𝐇𝐄 𝐏𝐎𝐖𝐄𝐑 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐕𝐄

[Sebuah utas]
.
.
.

(1) Waktu itu aku umur 33 th. Aku pacaran dgn Pak Yamin (51 th). Pak Yamin tiba2 diserang penyakit aneh yg begitu parah, yg membuatnya hanya terbaring lemah dirumah dan bolak balik RS.

#fotohanyapemanis Image
(2) Saat itu usia pacaran kami baru jalan 2 th. Aku udah dikenal baik oleh anak istrinya dan sering datang main2 kerumah itu. Aku bahkan sering nginap dirumah mereka karna kami udah kayak keluarga.

Aku sangat sedih dan terpukul dgn penyakit yg menimpa Pak Yamin.
(3) Udah ber-bulan2 Pak Yamin gak pernah bisa bekerja, sehingga uang jajanku jadi stop. Padahal sebelumnya selalu lancar karna Pak Yamin emang sangat baik dan gak pelit samaku.

Selain itu kami tentunya udah gak pernah ML lagi. Ya gimana caranya, Pak Yamin aja lagi sakit kan.
Read 61 tweets
Jun 2, 2022
𝐃𝐀𝐅𝐓𝐀𝐑 𝐓𝐇𝐑𝐄𝐀𝐃 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐀𝐊𝐀𝐍 𝐒𝐄𝐆𝐄𝐑𝐀 𝐑𝐈𝐋𝐈𝐒 :

1. Modusin Supir Truck Part 1
2. Modusin Supir Truck Part 2
3. Modusin Supir Truck Part 3
4. Ustadz Yang Tega
5. Main Dengan Polisi Di Ruangannya
6. Main Dengan Polisi Di Toilet Kantornya Image
7. Main Dengan Polisi Di Kost-an
8. Main Dengan Polisi Di Kost Temannya
9. Jumpain Polisi Ke Luar Daerah
10. Dokter Yang Profesional
11. Di Tangkap Warga Ciuman Di Toilet Plaza
12. Bertemu Polisi Saat Pergi Healing
13. Main Tiga Dengan Polisi
14. Main Dengan Kepsek SMA Di Kost
15. Main Dengan Dosen Di Semak
16. Main Dengan Guru SD Di Kebun
17. Main Dengan Guru SD Di Rumahnya
18. Main Dengan Pendeta Di Hotel Part 1
19. Main Dengan Pendeta Di Hotel Part 2
20. Main Dengan Pendeta Di Kost
21. Main Dengan Pendeta Di Rumah Kosong
Read 12 tweets
Jun 2, 2022
𝐍𝐆𝐄𝐑𝐉𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐑𝐀𝐍𝐆 𝐌𝐀𝐁𝐔𝐊

[Sebuah utas]
.
.
.

(1) Waktu itu jam 02.⁰⁰ WIB aku melintas di sebuah jalanan.

Ku lihat bapack² berjalan sempoyongan.

Ketika mau papasan, tercium aroma alkohol yang menyengat dari mulutnya.
.
.

#gambarhanyapemanis Image
(2) Aku pun niat nolongin. Ku mundurkan motorku dan ku sapa dia.

Gak ada respon darinya. Dia terus berusaha berjalan ke depan.
Bahkan di lihatpun aku gak.

Aku turun dari motorku dan ku raih tangannya.

"Hati² Pak!", ucapku memapahnya.

Lalu dia akhirnya ambruk.
(3) Aku berusaha sekuat tenaga menahannya agar gak imutan ambruk dengan dia.

Aku meng-usap² dadanya, punggungnya, pantatnya, dan pahanya hampir kena ke burungnya.

Sesekali ku pencet kepalanya dan ku usap² wajah serta pipinya.

Aku pun gak sanggup memapahnya.
Read 58 tweets
Jun 2, 2022
𝐃𝐈 𝐋𝐄𝐂𝐄𝐇𝐊𝐀𝐍 𝐎𝐌 𝐒𝐄𝐍𝐃𝐈𝐑𝐈

[Sebuah utas]
.
.
.

(1) Aku lahir di kampung.
Waktu aku kuliah, aku nompang di rumah Bibi, adek perempuannya bapackku, di ibukota provinsi.

Omku, suami bibiku itu seorang polisi biasa berpangkat bripka.

#gambarhanyapemanis
(2) Postur Omku tinggi besar, berisi, kulit kuning langsat, kumis tebal, suara ngebass, tangannya penuh bulu lebat, kaki sampai paha juga, perut berbulu, tapi dada gak.

Aku bisa rasakan punya Omku pasti gede. Karna sering nampak ngejendol ketika duduk di sofa atau di lantai.
(3) Di rumah Omku selalu pakai celana pendek. Dan rata² yang ukurannya separoh paha. Jadi kelihatan terus bulu² pahanya.

Ada satu celananya yang sangat menggetarkan dadaku.
Celana motif bunga² yang sangat minim plus agak tipis.
Kalau itu dipakai aku jadi deg²an terus.
Read 100 tweets
Jun 1, 2022
𝐀𝐊𝐔 𝐒𝐄𝐑𝐈𝐍𝐆 𝐌𝐄𝐍𝐆𝐈𝐍𝐓𝐈𝐏 𝐀𝐘𝐀𝐇𝐊𝐔

[Sebuah utas]
.
.
.

(1) Adakah kalian sebodoh dan sejahat aku?

Aku sering mengintip Ayahku mandi, tidur, dan kencing.

Anak macam apa sih aku ini, suka ke Ayah sendiri?
Masih wajarkah atau udah keterlaluan? Image
(2) Aku memang mengidap rasa suka ke bapack² sejak dini.

Tapi kondisi di kampung gak mendukung penyimpangan ini langsung berkembang di diriku.

Maklumlah kampung aku masih kolot, jauh dari kemajuan.
Dan kisah ini merupakan kisah di tahun 1995 yang lalu.
(3) Jujur waktu itu aku belum tau sedikit pun tentang dunia homo.
Tapi aku suka aja lihat bapack² ganteng dan mengkhayalkannya.

Di kampung aku sering melihat burung bapack² waktu mandi.
Karna kami mandi ramai² di sungai berbatu atau di pancuran yang airnya berasal dari bebatuan.
Read 70 tweets
Jun 1, 2022
𝐀𝐊𝐔 𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐒𝐀𝐋 𝐌𝐄𝐍𝐔𝐑𝐔𝐓𝐈 𝐍𝐀𝐅𝐒𝐔 𝐀𝐍𝐀𝐊𝐊𝐔

[Sebuah utas]
.
.
.

(1) Umurku saat ini udah 78 th.
Anakku ada 3 orang, 2 perempuan 1 laki².
Yang laki² belum nikah² sampai saat ini. Padahal umurnya udah 43 th.

#gambarhanyapemanis
(2) Aku memang biseks. Tapi aku gak lupa nikah.
Tapi yg membuatku sedih, anak laki²ku satu²nya, mewarisi gen homoku.

Memang gayanya gak ngondek, namun dia menyukai bapack² sama persis dengan aku, bapacknya.

Aku juga sejak muda sangat menyukai bapack².
(3) Aku selalu memperhatikan perkembangan anak laki²ku sejak dulu.

Aku selalu berharap agar anakku jangan mewarisi sifat² dan karakter burukku.
Aku pengen anakku normal, jangan kayak aku, bapacknya ini.

Dia ganteng dan selalu juara di sekolah.
Read 56 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(