M U N A R B O Y ??
.
.
.
Ini Kakap, Bung…!!
.
.
.
Siapa tak kenal Hotman Paris seorang lawyer yang bergerak di bidang hukum bisnis internasional. Dia juga dijuluki sebagai “Raja Pailit” dan pengacara selebritis Indonesia.
Dia mendapatkan julukan The Most Dangerous Lawyer’ oleh majalah SWA.
Kurang lebih, pekerjaannya adalah bertanya, dan mendengar. Dia selalu menggali pertanyaan dan kemudian mendapat info luar biasa banyak dari semua clientnya dan dia menjadi semakin menguasai banyak masalah.
Dia luar biasa pintar dan hal paling penting, dia kenal dengan banyak sekali orang penting.
MUNARBOY, DALAM KAPASITASNYA SEBAGAI LAWYER tak berlebihan kiranya bila kita sandingkan dengan HEBAT seorang Bung Hotman Paris. Hanya berbeda pada ladang yang digarapnya.
Munarboy terlihat selalu hadir pada pembelaan peristiwa terories seperti bom Bali, ABB, peristiwa Ambon hingga Poso.
Apa yang dia dapat atas pekerjaan bertanya dan mendengar pada perkara ini? Dia tahu lebih banyak dibanding para tersangka ketika berdiri tunggal.
Dia juga tahu sekaligus kenal dengan pemilik simpul atas jaringan super rumit itu.
Lebih hebat dari sekedar lawyer, sosok ini jauh lebih lebar tempat bermain-mainnya. Tidak hanya hadir sebagai pembela, dia sering hadir dalam peran penting yang lain.
Dia juga adalah seorang pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) sekaligus juga pernah memimpin Kontras dan LBHI.
Dia pernah aktif dan bahkan menjadi orang sangat penting di MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan memiliki jaringan super luas
pada daerah konflik di seluruh dunia sekaligus partner penting bagi pendirinya Jozerizal.
.
.
Dengan jaringan luar biasa dan kapasitas dirinya sebagai seorang lawyer yang banyak menangani teroris dia tumbuh menjadi sosok yang sangat dibutuhkan oleh banyak pemilik kepentingan.
Efpei dan Hatei hanya sangat sebagian ormas yang butuh kehadirannya.
Kelompok apapun yang tiba-tiba muncul di daerah konflik seperti Maluku, Poso hingga Papua dengan mudah kita identifikasi ada nama itu dibaliknya. Kadang dalam wajah HAM, medis, kadang pula pasukan.
Itu gambaran singkat sosok dibalik siapa yang kemarin baru saja ditangkap oleh Densus.
Jadi tahu kan kenapa untuk menangkapnya saja polisi butuh waktu panjang dan lama? Jadi tahu juga kan kenapa tangan harus diborgol dan mata ditutup kain hitam saat dia dibawa masuk ke Polda?
Dia salah satu tokoh puncak multitalenta yang bisa menghubungkan siapa-siapa terlibat dalam banyak peristiwa rusuh negeri ini. Tak sepadan seorang rijik dibanding dengan pintar serta luas jaringan sosok ini.
Rijik hanya pintar memainkan drum atau perkusi tapi berdiri sebagai conductor. Sosok ini memainkan dawai, alat tiup kayu, tiup logam, perkusi, piano kadang vokal hingga membuat aransemen pada sebuah orkes simfoni,
namun tak terlihat pernah menjadi dirigen atau conductor dan maka kita tak tahu banyak.
.
.
Keterangannya pada penyidik akan membuat siapa yang biasa menyewa jasanya terkencing di celana.
Apresiasi tinggi pada kinerja Polri atas penangkapannya. Ini pasti proses amat sangat panjang dan ketika eksekusi pada akhirnya dilakukan, pasti karena bukti telah terkumpul sempurna.
.
.
.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
SRI MULYANI DAN BASUKI HADI MEMANG DUA TANDUK JOKOWI
.
.
.
Basuki Hadimuljono dan Sri Mulyani sepakat untuk menunda waktu pemberlakuan Tapera.
“Dari kapan ke kapan?”
Dari tahun 2027 ke waktu yang belum beliau sebut.
“Emang pak Jokowi ingin Tapera itu diberlakukan lebih cepat?”
Dalam PP terbaru, PP Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas PP Nomor 25 Tahun 2020, beliau bicara terkait iuran wajib. Jokowi memberlakukan iuran wajib Tapera bagi pegawai negeri maupun pegawai swasta.
Harus diingat, PP itu lahir karena perintah konstitusi. Presiden wajib mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) setelah DPR mengesahkan sebuah UU, dalam hal ini UU No 4 tahun 2016 Tentang Tabungan Perumahan Rakyat.
Para wakil rakyatlah yang menggagas, mendiskusikan, mengesahkan UU itu dan lalu konstitusi mengharuskan Presiden membuat PP nya.
Dan Jokowi melalui PP terbaru tersebut tidak bicara atau merubah jangka waktu. Itu masih sama dengan isi PP lama, PP Nomor 21 tahun 2020 yakni 7 tahun atau tahun 2027.
Bantèng perkasa jelas adalah Jokowi. Dia memporak porandakan kemapanan tanpa teriak jumawa. Konon hanya dengan kerja, kerja dan kerja, tiba - tiba dia melampaui ekspektasi banyak pihak.
Sama seperti bantèng seharusnya, Jokowi pun bersenjatakan dua tanduknya, BASUKI dan Sri Mulyani.
Ketika kita bicara duet dua orang ini, ribuan kilometer jalan sebagai urat nadi sebuah bangunan ekonomi negara dengan puluhan bandara serta puluhan pelabuhan dan ribuan infrastruktur dalam bentuk lain terbangun melayani publik plus dengan fiskal terjaga adalah bukti tak terbantahkan.
Luar biasanya, sebagai orang yang sudah dianggap pahlawan, keduanya tak bicara politik, pun posisi. Tak bicara pilkada apalagi pilpres untuk karir dirinya. Berdua, mereka bekerja profesional hanya pada tupoksinya saja. Basuki bertempur di ranah eksekusi, Sri Mulyani menyediakan semua pelurunya sambil tetap menjaga ruang fiskal yang ada.
Sebagian besar dari kita pernah sangat berharap bahwa UU Perampasan Aset Koruptor benar bisa diberlakukan. Tapi harapan itu pupus saat hampir semua fraksi di DPR tak beranjak ingin membuat tuntas RUU tersebut.
Kita marah pada perilaku banyak pejabat negara ini yang tanpa malu - malu maling duit negara. Lebih lagi, kita muak dengan aturan hukum yang ada manakala si pejabat divonis penjara tapi justru masih dapat perlakuan istimewa di penjara.
Mereka seolah adalah adalah kaum istimewa negeri ini. Mereka jelas bukan bagian dari kita manakala diksi rakyat kita gunakan. Mereka bukan kita dan maka kita sepakat bila RUU Perampasan Aset Koruptor itu diundangkan.
Namun ketika kita bicara tentang sibuk aparat bea cukai yang belakangan ini rajin pungut pajak atas barang bawaan kita dari luar negeri, kita marah. Kita tak sepakat dengan perlakuan mereka pada banyak saudara kita. Kita marah karena bisa jadi kitalah suatu saat nanti adalah si korban.
“Tapi bukankah aparat itu belakangan ini benar keterlaluan?”
Sesekali kita pantas menggunakan angle berbeda. Kita lihat dari sudut yang tak banyak dibicarakan orang terutama sudut pandang orang - orang yang sedang merasa dirugikan.
Tak ada salahnya sesekali kita sedikit melambung dan melihat dari sudut yang sulit dimana justru keributan belakangan ini adalah bias perlawanan para pengemplang pajak yang selama ini sukses bermain dengan oknum bea cukai itu sendiri. Para pelaku jastip misalnya.
JANGANKAN INDONESIA YANG SANGAT KAYA DENGAN RAGAM BUDAYANYA| bahkan Arab Saudi negeri berlimpah minyak saja kini melirik industri pariwisata. Ada potensi devisa sangat besar yang sedang ingin mereka rebut.
Ga tanggung - tanggung, pada sektor ini mereka mentargetkan kontribusi sekitar 10 persen dari GDP pada tahun 2030 dan menerima 100 juta wisatawan per tahun dan menyediakan satu juta pekerjaan.
Tak seperti bangsa kita yang sangat kaya dengan budayanya, mereka membangun konsep wisata mewah.
Beberapa proyek pariwisata ambisius itu diantaranya adalah kota futuristik Neom di Provinsi Tabuk, barat laut negara yang menghadap Mesir di seberang Laut Merah.
BUDIMAN SUDJATMIKO, DIA PASTI ADALAH SIAPA - SIAPA
.
.
.
Kalau saat ini dia benderang berada di sisi sebelah Ganjar misalnya, 100 persen pasti gak ada kisah bulian padanya. Seratus persen ga ada ungkit mengungkit dosa - dosanya yang benar - benar sangat sulit dicari.
Budiman terlalu lurus. Bisa dibilang dia satu dari sejuta politisi kita yang idealis dan maka tetap miskin tanpa data deretan mobil mewah di garasinya.
Dan lalu, ketika korupsi sebagai penyakit paling lumrah yang selalu diidap oleh banyak politisi kita tak pernah bisa menjangkitinya, dia dikuliti soal kemiskinannya. Hutang - hutang pribadinya menarik hati dan minat para pencari dan pencatat dosa.
Berharap Budiman playing victim terhadap pemecatannya, percayalah itu tidak akan pernah terjadi. Budiman jauh dari sifat itu. Sejarah mencatatnya..
Berbeda dengan banyak politisi yang langsung berungkap marah ketika dipecat, dia justru dengan santun mengucapkan terimakasih telah bersama partai sekian puluh tahun.
Terhadap pemecatannya, Budiman hanya akan menjadi semakin besar. Sejarah juga sudah mencatatnya.
Ingat heroik kisah kudatuli 1996 di markas PDI Diponegoro 56? Dia dihabisi oleh rezim Orde Baru karena cita - citanya akan demokrasi. Butuh Jakarta harus dibakar oleh penguasa hanya untuk menghentikan langkahnya menuntut demokrasi itu.