Bagaimana jika #BukitAlgoritma dibahas dr filsafatnya Isaiah Berlin ttg kebebasan, pandangan sejarahnya @harari_yuval ttg individualitas & egoisme gen dr biologis evolusioner @RichardDawkins?
Pasti seru diskusi dgn filosof & neurosaintis o/ GMNI Manado ini
Manusia merancang masa depannya. Ia satu2nya spesies yg punya rancangan masa depan bersama.
Modalnya?
Imajinasi.
Masalahnya cuma segelintir orang yg betah berimajinasi. Sbg warga Indonesia kita hidup dlm imajinasi Soekarno muda, Hatta muda, Kartini muda dll
Imajinasi adalah thinking the unthinkable..
Inovasi adalah making something out of the box
Salah satunya adalah dengan menciptakan alat2 kerja...
Masalahnya alat2 kerja sebelum ini adalah makin lama dipakai akan makin aus/rusak. Sementara alat2 teknologi kerja sekarang, makin lama dipakai makin pintar.
24 tahun lagi diperkirakan kepintarannya bakal melampaui kepintaran total umat manusia.
Nah lho!
Kalau sudah kaya' gitu, sistem sosial macam apa ya yg akan lahir? Ya tugas anak2 muda sekarang utk mengimajinasikannya krn banyak yg bakal terjadi sudah di luar semesta berpikirnya pendahulu2 kita
Serba mengejutkan..Kira2 apa batas2 ketakterdugaan dr masa depan yg bakal kita hadapi? #BukitAlgoritma mencoba u/ menampilkan apa yg bakal terjadi & apa yg harus kita siapkan u/ masa depan dunia & Indonesia 24 tahun lagi (dan setelahnya yg penuh misteri)
Besok saya lanjutkan posting dgn presentasi 2 penanggap (seorang dokter neurosains & pegiat filsafat) serta dialog/debat antar kami.
Tunggu besok ya, tuips..
Sekarang mau nonton Barcelona vs Atletico de Madrid dulu utk rebutan pemuncak klasemen Liga Spanyol
Tanggapan dr dokter peminat #Neurosains, Haz Algebra. Dia cemas jika rencananya jd PhD Neurosains tak bisa dipraktikan di Indonesia. Dia tahu banyak neurosaintis malah sibuk menghubungkan neurosains dgn agama spt efek do'a pd otak (apa bedanya dgn ustadz?)
Katanya, ada semacam tembok yg belum bisa ditembus o/ pengusung2 ilmu di Indonesia.
Apakah #BukitAlgoritma bisa menjawabnya atau cuma gimmick?
Jika gimmick, lantas gimmick macam apa sih?
Sebagai dokter peminat #neurosains (ilmu tentang struktur, cara kerja & fungsi saraf otak) & pembaca buku2 @harari_yuval, Haz juga resah akhir2 ini bukan karena pd hilangnya pekerjaan fisik tp juga tren hilangnya jenis pekerjaan lain. Apakah itu?
Selain ancaman hilangnya pekerjaan, juga ada ancaman hilangnya kebebasan.
Bisakah & bagaimanakah #BukitAlgoritma akan menjawab tantangan tsb?
Begitu tantangan dari Haz, dokter peminat #neurosains & sejarah ini
Tantangan ke 3 & ke 4 dari #Revolusi40 adalah ttg kesetaraan data & ancaman kediktatoran digital.
Bisakah & bagaimanakah #BukitAlgoritma harus memecahkan masalah itu semua?
Ancaman terakhir adalah Lysenkoisme. Apakah itu Lysenkoisme ?
Pseudo-science (ilmu2 pengetahuan palsu) yg bisa saja jd dominan jika didukung o/ kebijakan2 negara yg antisains.
Bisakah #BukitAlgoritma mengatasinya?
Bisakah #BukitAlgoritma menjaga otoritas epistemologis menghadapiblaju perkembangan sains dan teknologi?
Dokter Haz menegaskan bahwa sebagai upaya swasta, #BukitAlgoritma harus tetap bebas mengembangkan riset2 sains & inovasi teknologi serta tak terjebak Lysenkoisme
Lihat negara2 lain terus berlari & melompat berpacu dlm inovasi, kita kok suka buang2 umur ribut & debat hal2 yg bisa diselesaikan o/ bu kades atau pak RT?
Putriku masih lanjut mempelajari Geometri Momentum Sudut setelah mempelajari Matriks Momentum Sudut dalam Mekanika Kuantum.
Sedang belajar supaya dia suatu saat bisa mengembangkan inovasi teknologi kuantumnya di #BukitAlgoritma bareng teman2 sebayanya 😊
Tanggapan berikutnya dr bung Valent, pegiat filsafat, tentang #BukitAlgoritma...apa yg etis (atau tidak etis) dari ide ini
Filsuf itu spt burung hantu..Ia hanya bisa melihat kegelapan masa lalu atau masa kini...tapi tak bisa meramalkan masa depan apapun, termasuk #BukitAlgoritma
Apakah #BukitAlgoritma semacam sembulan optimisme melihat masa depan?
Kegelisahan @harari_yuval ttg kebebasan bukanlah hal yg baru. Isaiah Berlin, profesor filsafat dari @UniofOxford, sdh wanti2 ttg pentingnya menjaga kebebasan individu.
Bagaimana masa depannya?
Kata Isaiah Berlin, kebebasan punya musuh klasik yaitu despotisme klasik yg mudah dikenali. Tapi kebebasan punya musuh modernnya yg tak mudah dikenali..
Sementara kata @harari_yuval ada lagi musuh kebebasan modern yg menakutkan yg tak dalam rupa manusia, tapi humanoid, yakni algoritma yg menyerupai manusia. Kata bung Valent, ketakutan Harari ini kebablasan tp patut direnungkan
Apakah hal yg tak terelakan & tak terhindari dr algoritma ini akan sungguh2 pasti meneror kebebasan manusia? Sbg seorang liberal, @harari_yuval terlalu jauh berkesimpulan
Demokrasi hanya sarana menjaga kebebasan individu. Tp musuh2 kebebasan individu, kata bung Valent, adalah pd obsesi manusia mengilmiahkan segalanya lewat algoritma.
Jika seluruh urusan dinalarkan lewat prosedur2 ilmiah, dunia bakal kehilangan misterinya.
Apakah #BukitAlgoritma bakal ke arah sana?
Sebuah pertanyaan utk debat nalar yg menarik...😊
Kata bung Valent, #BukitAlgoritma ini adalah sesuatu yg tak terlekakan dalam laju sains & teknologi yg berkembang secara elsponensial dari 1, 2, 4, 8, 16 dst. Tp ia harus berdasar nalar komunikatif yg setara (bukan emosional atau juga kaku)
Yg harus dibuka adalah nalar yg dialogis supaya bangsa kita bisa terus relevan.
Bukan nalar yg kaku...
Tanggapan balik saya atas tanggapan dokter Haz & bung Valent tentang #Bukit akan saya posting besok...
Ini tanggapan balik saya pd tanggapan dokter Haz & bung Valent:
manusia dr dulu tak kekurangan niat baik. Sebagian menuangkan niat baiknya dalam prasasti yg ditulis/diukirkan di batu2 candi atau menara
Saat itulah manusia melakukan rekayasa atomik (mengubah bentuk batu dgn pahatan/ukiran di atasnya) & sekaligus juga melakukan rekayasa persepsi sehingga ide2 baiknya mempengaruhi masyarakat yg membaca pesan2nya
Pesan antarmanusia disampaikan karena ada sesuatu yg melampaui kebebasan individu yaitu hidup bersama yg lebih baik. Dan semakin rekayasa atomiknya lebih canggih (batu=>kertas=>mesin cetak dll), maka rekayasa persepsinya berdampak lebih cepat & lebih besar...
Rekayasa atomik & rekayasa persepsi yg menebar & menyebar cepat itu merangsang ide2 baik baru sehingga melahirkan revolusi2 besar dalam sejarah...
Dan perkembangan matematika serta sains juga menemukan pola keteraturan hubungan antara rekayasa atomik & persepsi itu dlm mengenali & mengatasi persoalan2 yg ada.
Pola keteraturan matematis bagi rekayasa atomik utk solusi2 ini disebut ALGORITMA.
Niat baik tak kurang tp masih saja banyak kejahatan terjadi bahkan dari niat2 baik. Itu karena niat2 baiknya subyektif.
Algoritma adalah prosesdur alam & prosedur berpikir untuk obyektivitas..
Haruskah kita menolak Algoritma?
Tanggapan balik dari dokter neurosains, Haz Algebra, dan pegiat filsafat, bung Valent, tentang debat #BukitAlgoritma akan saya posting nanti, tuips...
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kesamaan isi pikiran cuma menciptakan perkawanan sesaat (bisa berubah2 tergantung asupan info yg berubah2 jenisnya); kesamaan cara berpikir akan menciptakan perlawanan (jika berbeda kubu) & perkawanan (jika sekubu) yg sama2 strategis, sama2 berdampak besar
Jadi jika kamu jumpa kawan2mu tp merasa tak cocok, itu karena kalian cuma disatukan dgn kesamaan isi pikiran (yg bersumber dr sumber info yang sama, misalnya). Juga jika kamu jumpa lawanmu & kamu nyaman berdebat krn beda kubu, itu karena cara berpikirmu sama
Kesetaraan ada pd yg sama cara berpikirnya, kawan atau lawan. Pada mereka yg 1 kubu tp cara berpikirnya beda denganmu, alternatifnya cuma 2: kamu jd anak buahnya atau dia jd anak buahmu agar tujuan strategis tercapai. Jika setara, tujuan strategis meleset
Dia masih suka tersenyum bahkan setelah raganya lumpuh selama lebih 50 tahun setelahnya (tak lama usai foto ini) & mulutnya tak bisa berkata2. Tp pikirannya melampaui #Ruangwaktu. Alam raya masuk kepalanya dlm rupa notasi & angka.
Perkenalkan: Prof. Hawking!
Sayang usianya kurang panjang 3 tahun padahal seharusnya dia layak dpt Nobel bersama sahabatnya, Sir Roger Penrose, atas teori mereka berdua ttg #Singularitas yg menegaskan keberadaan #LubangHitam
Teori terakhirnya dgn Jim Hartle ttg Alam Raya Tanpa Tepi dibukukan o/ PhD bimbingannya, Thomas Hertog, dlm "On the Origin of Time". Awalnya Ruang, lantas muncul Waktu. Hukum2nya melahirkan makhluk sadar yg menangkapnya sbg Alam Raya yg jelas #Ruangwaktu-nya
Apa yg bisa kita contoh dr Amerika, khususnya latar belakang pendiri2nya? Apa kesamaannya dgn pendiri2 Indonesia?
Mereka orang2 yg mencintai ilmu: mengonsumsi & memproduksinya.
Penerus2nya jangan bloon...(Indonesia jangan dibuat bego)
https://t.co/iQHl3QjmNK
Sampai awal Abad 20, universitas2 du AS kalah dr Eropa. Biasa2 aja. Tp setelah bermigrasinya ratusan saintis Jerman (khususnya turunan Yahudi) akibat Hitler berkuasa, AS pun PANEN BESAR (termasuk Nobel) & jd AS yg kita kenal sekarang
https://t.co/6O2B6z01Pevanderbilt.edu/AnS/physics/br…
Universitaa2 & lembaga2 riset AS pun mulai mendunia. Migrasi saintis2 ini ada 2 gelombang besar: 1. Mengungsi dr Nazi Hitler sebelum Perang dunia II 2. Merekrut paksa saintis2 pro Nazi Hitler setelah Hitler kalah di Perang Dunia II:
OPERATION PAPERCLIP
Solzhenitsyn: "Jika manusia bebas, tak setara; jika setara, tak bebas" dgn foto flat di Soviet yg terjangkau tiap keluarga. Dilema Kebebasan VS Kesetaraan. Status sosialmu membuatmu berempati pd Solzhenitsyn atau pd kesetaraan agar tiap keluarga punya rumah
Dilema tsb lahir dr perkembangan tenaga produktif (kebudayaan, sains & teknologi) abad lampau (Abad ke 20) sehingga salah 1 harus mengorbankan yg lain jd konflik ideologi. Akankah sains teknologi mengatasi dilema tsb? Itu misi sosial teknologi abad 21 ini.
Teknologi #3DPrinting u/ mencetak rumah2 di kampung2 kumuh dalam waktu singkat & massif rupanya bisa mengatasi dilema tsb.
Ini 1 contoh. Ada banyak contoh teknologi (dan metodologi) lain u/ mengatasi dilema Kebebasan vs Kesetaraan
https://t.co/up01IoEfurgoogle.com/amp/s/amp.scmp…
Putriku lanjut belajar "Introduction to Electronics". Katanya matematikanya jauh lebih mudah dr matematika di buku "Dancing with Qubits" (komputer kuantum) yg dia baca 2 tahun lalu. & "Fundamentals of Physics" (Halliday & Resnick) yg dia baca 3 tahun lalu
Karena akan kuliah Teknik Elektro/Teknik Komputer (di salah 1 kampus ini), dia akan belajar ALAT KLASIK terapan. Usai lulus, dalami ALAT KUANTUM terapan u/ mensimulasi ALAM KUANTUM teori.
Membuat ALAT u/ memodelkan ALAM dgn superakurat research.com/university-ran…
Karena kudorong putriku suatu saat mendalami photonic quantum computing, kuminta saat membaca tentang optoelectric devices (perangkat2 elektronik berbasis cahaya..bukan benda solid), dia lebih serius mempelajarinya
Ini kerusuhan tanpa tokoh (Daniel Cohn Bendit, Alain Geismar & Rudi Dustschke), tanpa manifesto & tanpa komune Sorbonne melawan sisa2 fasisme & kapitalisme Barat spt 1968.
Ini adalah Eropa yg sedang mencret2 karena makan segala hal & mau mengatur segala hal
"Europe has fallen..."..ujar rekanku dr Paris. Dia tak bilang 1 sistem tapi 1 PERADABAN (Eropa!) runtuh. Kuingatkan, "Butuh beberapa dekade peradaban runtuh karena apa yg kalian makan tp cuma butuh beberapa tahun peradaban runtuh karena siapa yg kalian lawan"
Beberapa tahun lalu ada tulisan di @hariankompas o/ Jean Couteau (antropolog Prancis yg juga pemerhati geopolitik). Dia mengritisi klaim universalisme Barat (yg menurut saya sudah jatuh jd unipolarisme).
Inilah awal gesekan & benturan yg memukul balik Eropa