NitNot ❘ Profile picture
May 22, 2021 27 tweets 6 min read Read on X
DARI JOGJA KUDENGAR “INDONESIA RAYA”
.
.
.

ADA SESUATU YANG BERBEDA.... Tak asing telinga ini mendengar lantunan dalam gempita lebih dari 1000 orang bernyanyi bersama. Semua orang berdiri dalam khidmat & getar nada menyelusup jauh hingga lorong - lorong sempit di pasar tersebut Image
yang mengingatkan kita pada suatu saat dulu lagu itu demikian berarti bagi setiap insan Indonesia.
.
.

Lama sudah rasa seperti ini hilang tertelan jaman. Dia seperti tak lagi memiliki makna hingga tersimpan dalam jauh sudut memori tak terjangkau. Lenyap dan terlupakan.
Ada rasa gembira, sekaligus haru. Dalam makna, dalam setiap baris kalimat, di sana tersimpan sejarah panjang bangsa besar ini pernah berjuang. TANAH TUMPAH DARAHKU, TANAH AIRKU, DISANA AKU BERDIRI.

Dulu, bernyanyi seperti itu sering kita lakukan saat masih sekolah. Image
Berkecamuk rasa hati ini. Tetes airmata tenggelam dalam larut. Indonesia Raya berkumandang serentak tepat pada pukul 10.00 pagi di seluruh Jogjakarta. DI SANA AKU PERNAH BERJANJI JADI PANDU IBUKU.

Jogjakarta, kau memang luar biasa...
Indonesia seolah kembali lahir di kota budaya itu setelah lama TERLUPAKAN. Setelah lama kita lebih senang berbincang dan berdandan milik asing. Tenggelam kita dalam bingkai orang lain.

Jogjakarta, kau memang beda...👍 Image
Untuk sesaat, kita seperti kembali sadar bahwa Indonesia ternyata MASIH ADA. Terkesan konyol dan berlebihan, namun demikianlah fakta tentang kita setelah beberapa lama terjebak bangga menjadi orang lain.
Ini juga mengingatkan kita bahwa 72 tahun yang lalu, dari Jogjakarta pula nama Indonesia dianggap (ternyata) "MASIH ADA" oleh dunia Internasional.

Satu tahun setelah kita merdeka, Belanda dengan Nica-nya mendarat di Jakarta. Image
Negara itu merasa bahwa Indonesia masih Hindia Belanda yang sama sejak mereka kalah dari Jepang tahun 1942. Mereka ndompléng sekutu yang ingin melucuti tentara Jepang sebagai pihak yang kalah pada perang dunia II.
Pada tahun yang sama, dari Jakarta, ibukota dipindah ke Jogjakarta. Keamanan para pimpinan negeri yang baru berumur 1 tahun itu menjadi hal paling mendesak sehingga pemindahan harus segera dilakukan. Image
Namun pada tanggal 19 Desember 1948 Jogja direbut oleh Belanda dan para pemimpin negeri ini langsung ditangkap dan diasingkan.

Adalah Letnan Jenderal Simon Hendrik Spoor, panglima Koninklijk Nederlands Indisch Leger yang memimpin Serangan dan secara sepihak melanggar perjanjian
Renville 17 Januari 1948 yang menyebutkan Belanda mengakui wilayah Indonesia yang meliputi Jawa Tengah, Jogja dan Sumatra.
.
.

Secara politis, apa yang dilakukan oleh Spoor adalah usaha menenggelamkan nama Indonesia pada kancah internasional. Image
Indonesia sebagai entitas sebuah negara ditutup dan dibuat seolah tak pernah ada. Tak punya pemimpin atau pemerintahan sekaligus tak memiliki militer.
Sementara Soekarno memilih jalur diplomasi, tentara Indonesia di bawah kepemimpinan Jendral Soedirman melawan Belanda dengan melakukan perang gerilya dari hutan-hutan di sepanjang Jawa Tengah dan Jawa Timur sejak para pimpinan kita diasingkan. Image
Membuat nama Indonesia tetap "MASIH ADA", diperlukan sebuah peristiwa besar yang dapat membuat dunia Internasional teralihkan. Dari Jogja nama Indonesia "DISEBUT".

Serangan umum 1 Maret 1949 dipilih. Bukan demi merebut Jogjakarta secara permanen,
lebih tentang membuat gaung demi nama Indonesia kembali eksis.
.
.

Perencanaan secara matang disusun. Adalah Letkol Wiliater Hutagalung seorang komandan teritorial sekaligus dokter paru-paru bagi Jendral Soedirman bertugas sebagai penghubung Image
Jendral Soedirman dengan Panglima Divisi I Kolonel Gatot Subroto (Solo dan sekitarnya) dan Panglima Divisi II Kolonel Bambang Sugeng (Jogja-Magelang dan Semarang bagian Barat).
Peran besar tak dapat dilupakan adalah dari Sultan Hamengkubuwono IX, ayah Gubernur Jogja hari ini Sri Sultan Hamengkubuwono X. Image
Serangan besar-besaran merebut Ibukota dipilih. Ditetapkan 1 Maret dan melibatkan 2 Divisi. Menyerang Jogja tanpa melihat Solo dan Magelang sebagai basis militer Belanda tentu sebuah kejanggalan.
Karena targetnya adalah harus berhasil merebut Jogja, bantuan pasukan Belanda dari Solo dan Magelang harus dihambat. Image
Serangan berlangsung selama kurang lebih 6 jam. Letkol Soeharto sebagai "Wehrkreise" I yakni Brigade yang teritorialnya meliputi Jogja kota dan Kabupatennya diperintah untuk memimpin serangan tersebut dan berhasil meruntuhkan kekuasaan Belanda di Jogja.
Tak penting berapa lama Jogja dapat dikuasai tentara Indonesia, pesan yang ingin disampaikan yakni nama Indonesia "DISEBUT" terpenuhi.

Dan benar, siaran radio yang ditangkap dari Burma atas serangan besar-besaran Tentara Nasional Republik Indonesia terhadap Belanda terdengar. Image
Berita tersebut menjadi Headlines di berbagai media cetak yang terbit di India dan dunia Internasional terhenyak.

Atas ramai nama Indonesia disebut, memantik (salah satu faktor) diadakannya perundingan antara Indonesia dan Belanda dalam peristiwa yang nantinya disebut
Konferensi Meja Bundar 1949. Dan kita tahu, Kemerdekaan Indonesia secara de jure baru diakui oleh Internasional karena Konferensi Meja Bundar ini meski secara de facto sejak 17 Agustus 1945.
.
. Image
Pada perayaan Kebangkitan Nasional tahun 2021 ini, Sri Sultan Hamengkubuwono X sekaligus Gubernur Daerah Khusus Yogjakarta kembali mengukuhkan Jogja sebagai tempat bagi nama Indonesia kembali DISEBUT. Bukan oleh dunia Internasional, tapi oleh rakyatnya sendiri.
Menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai kebiasaan baru untuk dilakukan setiap hari di wilayah itu membuat kita rakyat Indonesia tersadar bahwa ternyata masih ada Indonesia.

Lama sudah kita melupakannya. Paling tidak, bagi sebagian rakyat kita yang gamang dengan keIndonesiaannya. Image
Seperti dulu Belanda pernah marah, beberapa orang yang mengaku lebih Indonesia dari kebanyakan rakyat Indonesia pun marah dan melawan. Seperti Belanda, mereka hanyalah penjajah dengan modus baru. Mereka adalah kelompok yang kemarin pernah mengajak kita lupa siapa kita sebenarnya.
Dari Jogja, nama Indonesia kembali akan sering kita sebut. Dari Jogja, lagu Indonesia Raya akan selalu berkumandang dalam lantang.
.
.
.
🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩 Image

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Leonita_Lestari

Jun 7
SRI MULYANI DAN BASUKI HADI MEMANG DUA TANDUK JOKOWI
.
.
.

Basuki Hadimuljono dan Sri Mulyani sepakat untuk menunda waktu pemberlakuan Tapera.

“Dari kapan ke kapan?”

Dari tahun 2027 ke waktu yang belum beliau sebut.

“Emang pak Jokowi ingin Tapera itu diberlakukan lebih cepat?”

Dalam PP terbaru, PP Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas PP Nomor 25 Tahun 2020, beliau bicara terkait iuran wajib. Jokowi memberlakukan iuran wajib Tapera bagi pegawai negeri maupun pegawai swasta.Image
Harus diingat, PP itu lahir karena perintah konstitusi. Presiden wajib mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) setelah DPR mengesahkan sebuah UU, dalam hal ini UU No 4 tahun 2016 Tentang Tabungan Perumahan Rakyat.
Para wakil rakyatlah yang menggagas, mendiskusikan, mengesahkan UU itu dan lalu konstitusi mengharuskan Presiden membuat PP nya.

Dan Jokowi melalui PP terbaru tersebut tidak bicara atau merubah jangka waktu. Itu masih sama dengan isi PP lama, PP Nomor 21 tahun 2020 yakni 7 tahun atau tahun 2027.Image
Read 17 tweets
Jun 5
DUA TANDUK JOKOWI : BASUKI DAN SRI MULYANI
.
.
.

Bantèng perkasa jelas adalah Jokowi. Dia memporak porandakan kemapanan tanpa teriak jumawa. Konon hanya dengan kerja, kerja dan kerja, tiba - tiba dia melampaui ekspektasi banyak pihak.

Sama seperti bantèng seharusnya, Jokowi pun bersenjatakan dua tanduknya, BASUKI dan Sri Mulyani.Image
Ketika kita bicara duet dua orang ini, ribuan kilometer jalan sebagai urat nadi sebuah bangunan ekonomi negara dengan puluhan bandara serta puluhan pelabuhan dan ribuan infrastruktur dalam bentuk lain terbangun melayani publik plus dengan fiskal terjaga adalah bukti tak terbantahkan.
Luar biasanya, sebagai orang yang sudah dianggap pahlawan, keduanya tak bicara politik, pun posisi. Tak bicara pilkada apalagi pilpres untuk karir dirinya. Berdua, mereka bekerja profesional hanya pada tupoksinya saja. Basuki bertempur di ranah eksekusi, Sri Mulyani menyediakan semua pelurunya sambil tetap menjaga ruang fiskal yang ada.Image
Read 15 tweets
May 11
MENGGIRING MARAH
.
.
.

Sebagian besar dari kita pernah sangat berharap bahwa UU Perampasan Aset Koruptor benar bisa diberlakukan. Tapi harapan itu pupus saat hampir semua fraksi di DPR tak beranjak ingin membuat tuntas RUU tersebut.

Kita marah pada perilaku banyak pejabat negara ini yang tanpa malu - malu maling duit negara. Lebih lagi, kita muak dengan aturan hukum yang ada manakala si pejabat divonis penjara tapi justru masih dapat perlakuan istimewa di penjara.Image
Mereka seolah adalah adalah kaum istimewa negeri ini. Mereka jelas bukan bagian dari kita manakala diksi rakyat kita gunakan. Mereka bukan kita dan maka kita sepakat bila RUU Perampasan Aset Koruptor itu diundangkan.

Namun ketika kita bicara tentang sibuk aparat bea cukai yang belakangan ini rajin pungut pajak atas barang bawaan kita dari luar negeri, kita marah. Kita tak sepakat dengan perlakuan mereka pada banyak saudara kita. Kita marah karena bisa jadi kitalah suatu saat nanti adalah si korban.
“Tapi bukankah aparat itu belakangan ini benar keterlaluan?”

Sesekali kita pantas menggunakan angle berbeda. Kita lihat dari sudut yang tak banyak dibicarakan orang terutama sudut pandang orang - orang yang sedang merasa dirugikan.

Tak ada salahnya sesekali kita sedikit melambung dan melihat dari sudut yang sulit dimana justru keributan belakangan ini adalah bias perlawanan para pengemplang pajak yang selama ini sukses bermain dengan oknum bea cukai itu sendiri. Para pelaku jastip misalnya.Image
Read 13 tweets
Sep 10, 2023
JANGANKAN INDONESIA YANG SANGAT KAYA DENGAN RAGAM BUDAYANYA| bahkan Arab Saudi negeri berlimpah minyak saja kini melirik industri pariwisata. Ada potensi devisa sangat besar yang sedang ingin mereka rebut.
Image
Ga tanggung - tanggung, pada sektor ini mereka mentargetkan kontribusi sekitar 10 persen dari GDP pada tahun 2030 dan menerima 100 juta wisatawan per tahun dan menyediakan satu juta pekerjaan.
Tak seperti bangsa kita yang sangat kaya dengan budayanya, mereka membangun konsep wisata mewah.

Beberapa proyek pariwisata ambisius itu diantaranya adalah kota futuristik Neom di Provinsi Tabuk, barat laut negara yang menghadap Mesir di seberang Laut Merah.
Read 17 tweets
Aug 26, 2023
BUDIMAN SUDJATMIKO, DIA PASTI ADALAH SIAPA - SIAPA
.
.
.

Kalau saat ini dia benderang berada di sisi sebelah Ganjar misalnya, 100 persen pasti gak ada kisah bulian padanya. Seratus persen ga ada ungkit mengungkit dosa - dosanya yang benar - benar sangat sulit dicari. Image
Budiman terlalu lurus. Bisa dibilang dia satu dari sejuta politisi kita yang idealis dan maka tetap miskin tanpa data deretan mobil mewah di garasinya.
Dan lalu, ketika korupsi sebagai penyakit paling lumrah yang selalu diidap oleh banyak politisi kita tak pernah bisa menjangkitinya, dia dikuliti soal kemiskinannya. Hutang - hutang pribadinya menarik hati dan minat para pencari dan pencatat dosa.

Kenapa hutangnya?
Read 22 tweets
Aug 25, 2023
MEREKA LUPA SIAPA BUDIMAN
.
.
.

Berharap Budiman playing victim terhadap pemecatannya, percayalah itu tidak akan pernah terjadi. Budiman jauh dari sifat itu. Sejarah mencatatnya..
Berbeda dengan banyak politisi yang langsung berungkap marah ketika dipecat, dia justru dengan santun mengucapkan terimakasih telah bersama partai sekian puluh tahun.

Terhadap pemecatannya, Budiman hanya akan menjadi semakin besar. Sejarah juga sudah mencatatnya.
Ingat heroik kisah kudatuli 1996 di markas PDI Diponegoro 56? Dia dihabisi oleh rezim Orde Baru karena cita - citanya akan demokrasi. Butuh Jakarta harus dibakar oleh penguasa hanya untuk menghentikan langkahnya menuntut demokrasi itu.
Read 14 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(