NitNot ❘ Profile picture
May 25, 2021 29 tweets 7 min read Read on X
PAPUA DAN KITA
.
.
.

Apa yang akan langsung terpikir bila kita mendengar Papua?

Cendrawasih, suku-suku eksotis di pedalaman, hutan-hutannya yang masih perawan, Raja Ampat, emas bahkan keinginan pisah dari NKRI?
Saya lebih senang berbicara tentang mereka sebagai saudara. Saudaraku yang tertinggal dalam banyak sisi hingga jarak tak terpikirkan. Terlalu jauh, bahkan bila bumi dan langit kita jadikan rujukan.

"Lebay?"
Pernah mendengar Korupun? Dijamin 99,99% anda yang sering mampir ke lapak saya tak pernah, apalagi mengenalnya.

Namun kalau saya tanya Bandara Nop Goliat Dekai, tentu akan ada sebagian dari anda akan ingat salah satu pernyataan Presiden Jokowi tentang BBM satu harga.
Disana, di tahun 2018 Presiden pertama kali mengungkapkan keresahan dan tekadnya untuk membuat harga BBM sama di semua SPBU pemerintah dimanapun juga, saat beliau meresmikan bandara tersebut.
Korupun adalah salah satu distrik atau kecamatan di pegunungan tengah Papua dan sebelum dipisah menjadi Kabupaten Yahukimo, dahulu sebagai bagian dari Kabupaten Jayawijaya.
Setiap tahun, setiap tahun ajaran baru, ada sekitar dua puluh sampai tiga puluh anak-anak berusia antara 13 hingga 15 tahun, anak-anak suku Kimyal melakukan perjalan panjang sejauh kurang lebih 100 km dari Korupun ke Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya.
Jangan membayangkan anda berjalan kaki dari Jakarta menuju ke Sukabumi misalnya, jauh dan sangat jauh berbeda. 100 km anda akan tempuh kurang dari dua hari.
Korupun terletak pada ketinggian 2000 meter diatas permukaan laut. Pegunungan tengah Jayawijaya adalah daerah ekstrim. Daerah dengan kontur tanah berbukit-bukit dengan jurang dan tebing yang tak pernah anda bayangkan.
Jarak antara Korupsi dan Wamena adalah tentang perjalanan menembus hutan, mendaki tebing, dan menuruni jurang. Jarak kurang lebih 100 km itu ditempuh selama tujuh hari berjalan kaki dan lima malam harus menginap di tengah hutan yang kebanyakan kita tak pernah menyaksikannya.
Jarak itu kini ditempuh oleh dua puluh hingga tiga puluh anak-anak berusia lulusan SD demi melanjutkan sekolah setara dengan SMP di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya.

Demi keinginan dasar yakni sekolah, mereka telah mempertaruhkan nyawa & berpisah dengan orang tua mereka.
Jangan berpikir mereka akan mampu pulang setahun sekali, tidak..! Paling cepat, mereka baru akan pulang tiga tahun kemudian setelah lulus SMP. Dan itu bukan jaminan, kadang, bahkan teramat sering,
anak-anak yang sudah keluar tersebut baru akan pulang enam tahun kemudian saat telah lulus SMA.
.
.

"Bagaimana bila orang tua mereka sakit atau bahkan meninggal?"
Sampai hari ini tak ada sinyal telepon sampai di Korupun. Radio single sideband (SSB) masih jadi andalan sejak 30 tahun yang lalu.
Mereka hanya akan mendengar kabar itu melalui radio SSBtersebut, namun berharap dapat pulang dan kemudian mengucapkan kata-kata perpisahan kepada mama dan bapak, itu adalah kemewahan tak masuk akal. Itu mustahil, kecuali pesawat perintis.
Dan itu hanya akan dinikmati oleh mereka yang memiliki uang. Anak-anak tersebut, mustahil!! Orang tua mereka kebanyakan adalah petani ubi.

Dua puluh hingga tiga puluh anak-anak yang seharusnya masih dalam pengawasan orang tua mereka, kini harus merelakan kemewahan itu terbuang.
Mereka harus sudah berpisah, dan diawali dengan perjalanan yang sangat panjang, melelahkan dan bahkan dengan bertaruh nyawa.

Tak ada jaminan mereka tak mendapatkan kecelakaan di tengah jalan. Terperosok ke dalam jurang,
tergelincir saat mendaki tebing bahkan hingga ancaman binatang buas, anak-anak itu harus menanganinya sendiri.

Berbekal ubi dan keladi mentah dan kemudian dibakar setiap mereka menginap, mereka sudah sangat bersyukur memiliki bekal untuk dimakan.
Terkadang, mereka harus mampir dan meminta kepada petani dimana mereka melewatinya.

Mengambil tebu ditengah jalan dan kemudian dihukum dengan cara dipukul hanya karena mereka haus, bukan peristiwa yang jarang terjadi.
Mereka sudah harus mendapatkan ujian luar biasa berat pada umur yang tak seharusnya. Seharusnya, mereka masih berhak untuk mendapat peluk dan cium orang tua.
Saat ini, kita, warga premium, justru sedang sibuk menghamburkan milyaran bahkan triliunan rupiah untuk membiayai demo-demo hanya demi marah karena uang kita telah berkurang. Kita berteriak dizalimi karena harta digudang tak lagi teraliri. Kita tamak dan menjijikkan..!!
Dibulan Juli ini, dua puluh hingga tiga puluh anak-anak itu baru saja sampai di Wamena dengan sorot mata bahagia hanya karena mereka telah berhasil melihat dan meraba-raba dinding gedung sekolah.
Ada harapan besar disana. Ada cita-cita sederhana yang akan mulai mereka jalani, yakni sekolah.

Perjuangan mereka masih sangat panjang dan akan sangat melelahkan. Asrama yang jauh dan jalan kaki selama satu jam dari dan menuju sekolah,
dan mencari pekerjaan demi makan harian adalah tantangan.
.
.

Juram, Isimukla, Sohopna, Jabi dan Jokosam adalah lima tempat persinggahan dan bermalam di tengah hutan yang telah berhasil mereka lewati, kini mereka telah bersiap untuk bermalam
selama tiga bahkan enam tahun beralaskan kardus atau apapun demi julukan terpelajar yang mereka idamkan.
.
.

Haruskah kita masih akan sibuk dengan pertikaian atas nama agama, demokrasi, Nasionalisme hingga kemanusiaan dan kita tak malu?

Seharusnya malu...!!
Mari kita menengok saudara kita di Korupun, bukan hanya Korupun tempat dimana suku Kimyal tinggal saat ini, namun Korupun Korupun lain seperti tempat tinggal suku Tukuni, Obini, Obukain, Yalimek dan ratusan suku yang lain di Papua yang masih sangat tertinggal.
Mereka ingin kita sapa seperti kita menyapa saudara kita yang lain. Mereka ingin, agar kita sekali-sekali berbicara dengan Pemerintah dan bercerita tentang keadaan mereka.
Sama seperti ketika kita ngotot, marah dan kemudian protes karena anak-anak kita tak mendapat kelas akibat kebijakan pemerintah yang menurut kita tak berpihak.

Mereka ingin, kita meluangkan sejenak waktu kita untuk menegur dan mengingatkan pemerintah bahwa mereka ada.
Seharusnya, sudah waktunya....,Papua!
.
.
.
.
.
Repost
.
.
Typo : Korupsi --> Korupun

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Leonita_Lestari

Jun 7
SRI MULYANI DAN BASUKI HADI MEMANG DUA TANDUK JOKOWI
.
.
.

Basuki Hadimuljono dan Sri Mulyani sepakat untuk menunda waktu pemberlakuan Tapera.

“Dari kapan ke kapan?”

Dari tahun 2027 ke waktu yang belum beliau sebut.

“Emang pak Jokowi ingin Tapera itu diberlakukan lebih cepat?”

Dalam PP terbaru, PP Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas PP Nomor 25 Tahun 2020, beliau bicara terkait iuran wajib. Jokowi memberlakukan iuran wajib Tapera bagi pegawai negeri maupun pegawai swasta.Image
Harus diingat, PP itu lahir karena perintah konstitusi. Presiden wajib mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) setelah DPR mengesahkan sebuah UU, dalam hal ini UU No 4 tahun 2016 Tentang Tabungan Perumahan Rakyat.
Para wakil rakyatlah yang menggagas, mendiskusikan, mengesahkan UU itu dan lalu konstitusi mengharuskan Presiden membuat PP nya.

Dan Jokowi melalui PP terbaru tersebut tidak bicara atau merubah jangka waktu. Itu masih sama dengan isi PP lama, PP Nomor 21 tahun 2020 yakni 7 tahun atau tahun 2027.Image
Read 17 tweets
Jun 5
DUA TANDUK JOKOWI : BASUKI DAN SRI MULYANI
.
.
.

Bantèng perkasa jelas adalah Jokowi. Dia memporak porandakan kemapanan tanpa teriak jumawa. Konon hanya dengan kerja, kerja dan kerja, tiba - tiba dia melampaui ekspektasi banyak pihak.

Sama seperti bantèng seharusnya, Jokowi pun bersenjatakan dua tanduknya, BASUKI dan Sri Mulyani.Image
Ketika kita bicara duet dua orang ini, ribuan kilometer jalan sebagai urat nadi sebuah bangunan ekonomi negara dengan puluhan bandara serta puluhan pelabuhan dan ribuan infrastruktur dalam bentuk lain terbangun melayani publik plus dengan fiskal terjaga adalah bukti tak terbantahkan.
Luar biasanya, sebagai orang yang sudah dianggap pahlawan, keduanya tak bicara politik, pun posisi. Tak bicara pilkada apalagi pilpres untuk karir dirinya. Berdua, mereka bekerja profesional hanya pada tupoksinya saja. Basuki bertempur di ranah eksekusi, Sri Mulyani menyediakan semua pelurunya sambil tetap menjaga ruang fiskal yang ada.Image
Read 15 tweets
May 11
MENGGIRING MARAH
.
.
.

Sebagian besar dari kita pernah sangat berharap bahwa UU Perampasan Aset Koruptor benar bisa diberlakukan. Tapi harapan itu pupus saat hampir semua fraksi di DPR tak beranjak ingin membuat tuntas RUU tersebut.

Kita marah pada perilaku banyak pejabat negara ini yang tanpa malu - malu maling duit negara. Lebih lagi, kita muak dengan aturan hukum yang ada manakala si pejabat divonis penjara tapi justru masih dapat perlakuan istimewa di penjara.Image
Mereka seolah adalah adalah kaum istimewa negeri ini. Mereka jelas bukan bagian dari kita manakala diksi rakyat kita gunakan. Mereka bukan kita dan maka kita sepakat bila RUU Perampasan Aset Koruptor itu diundangkan.

Namun ketika kita bicara tentang sibuk aparat bea cukai yang belakangan ini rajin pungut pajak atas barang bawaan kita dari luar negeri, kita marah. Kita tak sepakat dengan perlakuan mereka pada banyak saudara kita. Kita marah karena bisa jadi kitalah suatu saat nanti adalah si korban.
“Tapi bukankah aparat itu belakangan ini benar keterlaluan?”

Sesekali kita pantas menggunakan angle berbeda. Kita lihat dari sudut yang tak banyak dibicarakan orang terutama sudut pandang orang - orang yang sedang merasa dirugikan.

Tak ada salahnya sesekali kita sedikit melambung dan melihat dari sudut yang sulit dimana justru keributan belakangan ini adalah bias perlawanan para pengemplang pajak yang selama ini sukses bermain dengan oknum bea cukai itu sendiri. Para pelaku jastip misalnya.Image
Read 13 tweets
Sep 10, 2023
JANGANKAN INDONESIA YANG SANGAT KAYA DENGAN RAGAM BUDAYANYA| bahkan Arab Saudi negeri berlimpah minyak saja kini melirik industri pariwisata. Ada potensi devisa sangat besar yang sedang ingin mereka rebut.
Image
Ga tanggung - tanggung, pada sektor ini mereka mentargetkan kontribusi sekitar 10 persen dari GDP pada tahun 2030 dan menerima 100 juta wisatawan per tahun dan menyediakan satu juta pekerjaan.
Tak seperti bangsa kita yang sangat kaya dengan budayanya, mereka membangun konsep wisata mewah.

Beberapa proyek pariwisata ambisius itu diantaranya adalah kota futuristik Neom di Provinsi Tabuk, barat laut negara yang menghadap Mesir di seberang Laut Merah.
Read 17 tweets
Aug 26, 2023
BUDIMAN SUDJATMIKO, DIA PASTI ADALAH SIAPA - SIAPA
.
.
.

Kalau saat ini dia benderang berada di sisi sebelah Ganjar misalnya, 100 persen pasti gak ada kisah bulian padanya. Seratus persen ga ada ungkit mengungkit dosa - dosanya yang benar - benar sangat sulit dicari. Image
Budiman terlalu lurus. Bisa dibilang dia satu dari sejuta politisi kita yang idealis dan maka tetap miskin tanpa data deretan mobil mewah di garasinya.
Dan lalu, ketika korupsi sebagai penyakit paling lumrah yang selalu diidap oleh banyak politisi kita tak pernah bisa menjangkitinya, dia dikuliti soal kemiskinannya. Hutang - hutang pribadinya menarik hati dan minat para pencari dan pencatat dosa.

Kenapa hutangnya?
Read 22 tweets
Aug 25, 2023
MEREKA LUPA SIAPA BUDIMAN
.
.
.

Berharap Budiman playing victim terhadap pemecatannya, percayalah itu tidak akan pernah terjadi. Budiman jauh dari sifat itu. Sejarah mencatatnya..
Berbeda dengan banyak politisi yang langsung berungkap marah ketika dipecat, dia justru dengan santun mengucapkan terimakasih telah bersama partai sekian puluh tahun.

Terhadap pemecatannya, Budiman hanya akan menjadi semakin besar. Sejarah juga sudah mencatatnya.
Ingat heroik kisah kudatuli 1996 di markas PDI Diponegoro 56? Dia dihabisi oleh rezim Orde Baru karena cita - citanya akan demokrasi. Butuh Jakarta harus dibakar oleh penguasa hanya untuk menghentikan langkahnya menuntut demokrasi itu.
Read 14 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(