Thread by @RJL5_official

HILANG DALAM DEKAPAN SEMERU

Walau sudah 20 tahun, kejadian ini masih terus membekas dalam ingatan kami…

RJL 5 YOUTUBE CHANNEL

@RJL5_official @therealadhitya @bacahorror @IDN_Horor @cerita_setann @CeritaHOR @Poconggg @jawapos

#RJL5 #bacahorror #IDn_Horor #semeru

Pencarian terus dilakukan oleh Tim SAR & relawan yang saat itu berjumlah seratus orang lebih. Hingga menurut ku ada sebuah keanehan
Dimana sejak pencarian hari kedua, cuaca di sekitar kami mendadak jadi mendung, gerimis dan kabut.

Tapi lucunya lagi ketika sudah memasuki jam 3 sore cuaca kembali terang
Hal ini terus terjadi setiap hari selama pencarian Bang Daeng dilakukan

Singkat cerita pencarian terus dilakukan, sampai entah di hari keberapa yang ternyata bertepatan dengan malam tahun baru. Di malam harinya suasana saat cerah dan ketika memasuki hari pertama di tahun 2002 ketika operasi mau dilakukan jam 8 pagi,

lagi-lagi terjadi gerimis dan kabut seperti biasanya
Hingga saat itu tiba-tiba ada telpon dari orang tua ku di Pos SAR. Dalam telpon itu orang tua ku ternyata sakit, mungkin memikirkan aku…
Disitu juga aku disuruh pulang karena mereka sudah sangat khawatir…

Disatu sisi, Marsandi sudah pulang terlebih dahulu sebelum tahun baru, karena memang harus bekerja. Aku pun terpaksa meninggalkan Semeru ini dimana disatu sisi hatiku pun hancur karena Bang Daeng belum kunjung ditemukan juga

Ketika sampai di rumah, orang tuaku terlihat sangat khawatir. Mereka kira aku yang hilang pada saat itu. Disitu akupun menjelaskan sebenarnya apa yang terjadi.

Setelahnya aku langsung keingetan dengan Adit, si Anak Koja. Mungkin saja foto terakhirku bersama Bang Daeng di puncak bisa membantu rekan-rekan yang lain yang masih berjuang mencari Bang Daeng

Aku: Assalamualaikum bng, ini gua Arief, masih inget gak?
Adit: Wah elu Rif, gimana temenmu Rif dah ketemu blm?
Aku: Masih nihil bng
Adit: “Waduh, terus gimana dong itu?
Aku: “Masih proses pencarian bang, mudah-mudahan ada kabar baik segera.

Oh iya gua lupa bng waktu itu sempet foto kan, fotonya udah jadi blm?
Semoga aja foto ini bisa membantu banyak dalam pencarian yang masih berlangsung
Adit “Duh gimana Rif ya, gua kena musibah”
Aku: “Hah maksudnya gimana Bang?” Tanyaku kebingungan

Adit : Jadi gini waktu itu setelah dari semeru Gw lanjut ke bromo, cuma jalan kaki sampe di pegunungan tengger dengan memotong jalan, karena jalannya terlalu terjal gw sama temen gw malah jatuh terperosok

Aku : Terus gimana bang? Gapapa kan? Fotonya juga masih aman?
Adit: Boro-boro selamat Rip, badan gua aja ga selamat. Tulang bahu gue patah & temen gue engselnya ga bisa jalan.

Saking parahnya sampe semalaman gue di hutan pegunungan tengger Kameranya jatuh juga dan rusak total dan rollnya berantakan kemana-mana.

Aku pun bingung, sebenarnya ada apa ini? Kenapa semua kebetulan-kebetulan ini terus terjadi seakan-akan memuluskan jalan supaya Bang Daeng tidak dapat ditemukan lagi
Ah tidak-tidak, aku tidak boleh putus asa, pikirku saat itu

Aku : Maaf ya bang,, kata-kata terakhirku kepada Adit, pendaki dari Koja saat itu

Kini satu-satunya foto aku dengan Bang Daeng saat itu yang bisa menjadi saksi kunci sekarang sudah hilang..

Masih pada mau lanjut lagi engga nih? RT dulu yuk

Setelah sehari di rumah aku kembali mendapat telfon dari malang
Petugas: Halo Rif, bisa kesini gak? Tanyanya membuat penasaran
Aku: kapan bang?
Petugas: Kalo bisa sih secepatnya, katanya membuatku tambah heran
Aku: Memang ada apa bng?
Penjaga: Ini kita nemuin kompor sama nesting

Mendegarnya? Tentu sangat senang. Semoga saja temuan ini semakin mendekatkan dengan penemuan Bang Daeng yang masih dalam keadaan selamat

Oiya, pencarian watu itu sudah pindah tempat, 2 minggu di Perhutani ini dipegang oleh tim BTPS, 2 minggu berikutnya pos pencarian terletak di kampus UNM. Setelah mendapat telfon aku kembali kesana

Aku kesana dengan 2 orang teman Marsono dan Kiki, sementara Marsandi tetap stay karena membantu keluarga bang Daeng di tokonya, bisa dibilang Marsandi ini adalah orang yang dekat dengan bang Daeng.

Setelah aku sampai di Malang aku langsung melihat langsung kompor dan Nestingnya
Dan ternyata …………

Kompor dan nesting itu bukanlah yang kami pakai dalam pendakian waktu itu, karena warna dan merknya berbeda
Aku benar-benar kecewa menerima kenyataan itu….

Lanjut besok ya guys….

Tepat minggu ketiga aku disana, temen-temen kampus bng Daeng yang dari Jakarta ini datang ke kampus malang, jadi bng Daeng ini adalah seorang mahasiswa di salah satu kampus di jakarta timur

Mereka adalah bng Ivan, bng Ocu, dan terakhir bng Sunandar, dari situ aku mengobrol banyak dengan mereka.
Ivan: “Rif, udah pernah nyari jalan lain belum di pencarian ini?” tanyanya
Aku: “Udah bng, cuma hasilnya belum ada dan tetap nihil”
Ivan: “Yaudah yuk ikut kita yuk”

Setelah aku mengikuti mereka, ternyata aku dibawa ke sebuah rumah dan rumah itu adalah rumah paranormal, akhirnya mereka mulai membuka obrolan, tak lama setelah itu kita berempat ditinggal pergi

Beberapa saat setelahnya paranormal itu keluar dengan membawa kemenyan
Paranormal: “yang namanya Arif mana?”
Aku: “Saya” jawabku spontan
Paranormal:”Gini mas Arif ini setanggi(dupa) kamu bawa terus nanti malam dibakar dan kamu asap-asapin ke barang (milik Daeng)”

Saat itu aku kepikiran bahwa ada selampe milik bng Daeng yg ada di tas pinggang yang kubawa waktu itu, dan yang membuatku terkejut sekaligus takut aku harus ngelakuin itu sendirian di malam hari.

Dan pada saat malam harinya sekitar jam 11, di salah satu lorong gedung sekret aku mencoba melakukan ritual yang diperinahkan paranormal tadi, meskipun dengan rasa was-was dan takut.

Tanpa kusadari salah satu anak mapala UNM ada yng melihat
Mapala: “Rif, lu ngapain?” tanyanya membuatku terkejut
Arif: “Ah enggak bng, ini tadi….” (kuceritakan semua padanya)
Mapala: “yaudah gua ikut” jawabnya membuatku cengo,

Tetapi yg membuatku lebih kaget lagi bng Sunandar juga memutuskan untuk mengikuti ritual ini, Setelah itu bng Sunandar mengumpulkan orang untuk ikut melakukan kegiatan tadi sampai ada sekitar 11 orang termasuk aku dan Kiki.

Waktu itu kita mencari kayu yg dipatahkan menjadi dua berbentuk salib gitu dengan spidol di tengahnya, jadi bisa dibilang kayu ini sebagai media untuk mencari bng Daeng. Namun ritual ini sebenarnya tidak sesuai dengan arahan paranormal tadi.

Setelah itu kita siapin kertas sama kaleng dan juga arang, akhirnya kita mulai ritual tersebut beberapa saat kemudian itu kayu bergerak sendiri. Namun diluar dugaan ternyata yang datang adalah sosok anak kecil dan harus dihentikan hal ini berlangsung beberapa kali

Setelah yang keempat kali yang datang itu gerakannya halus
Aku: Ini siapa mbah? Datang kesini mau ngapain?” dan kayu itu bergerak membentuk tulisan ‘DANSMANGRAI’
P: Dari mana mau kemana?
Jadi P ini adalah sebutan untuk orang yang manggil tadi, maaf karena aku lupa namanya

Sesaat kayu itu bergerak lagi membentuk tulisan ‘saya dari semeru’
P: “oh berarti mbh kenal sama temen kita ya?”
‘SIAPA’
P: “Daris/Daeng mbh”
Dan kayu itu menjawab ‘IYA SAYA TAU’

Akhirnya aku penasaran sama tulisan DANSMANGRAI, lama aku perhatikan tulisan itu hingga akhirnya aku mengerti satu hal.
Aku: “Waduh ini Daris nih” pikiru, iya ini DARIS

DANSMANGRAI…… DARIS MANGGARAI

Setelah itu aku ambil alih permainannya,
Aku: “Ini siapa yang masuk?”
Kayu itu menulis ‘INI SAYA, DARIS’
Aku: “Ah enggak, gua ga percaya temen gua masih hidup belum meninggal” kataku emosi,

Disini perasaanku takut khawatir sedih semua bercampur, seakan tak terima kalo yang datang adalah bng Daeng. Saking emosinya aku kembali bertanya
Aku: Kalau ini beneran elu, tolong jawab satu pertanyaan gua, lu terakhir pake baju apaan?”

‘PAKAI BAJU BELANG ABU-ABU’

Waduh ternyata jawaban dia bener, disitu aku kembali bertanya
Aku: “terus pakai celana warna apa?”

‘IJO-COKLAT’

Jadi memang bng Daeng waktu itu memakai sweter abu dengan celana panjangnya warna ijo dan selana pendeknya warna coklat, disitu aku sedikit menolak kenyataan masih berharap itu bukan bng Daeng

Aku: “Terus posisi lu sekarang dimana?”
Dan dia menulis ‘GUA BINGUNG, MINA (namaadiknya) NANGIS, IBU NANGIS, ORANG DIEM
Disini mungkin maksutnya dia sebenarnya udah pulang, disitu melihat ibu sama adiknya nangis, sedangkan ketika nyapa orang-orang, mereka semua diam aja.

Karena waktu itu emosiku belum terkontrol, akhirnya aku kembali bertaanya dengan suasana hati yang sangat sedih
Aku: “Yaudah kalau ini beneran elu, kalau lu beneran udah mati lu meninggal tanggal berapa?” tanyaku dengan menahan air mata

‘04 JANUARI 2002’

DEG…

Jantungku berdetak tak karuan aku tak bisa menahan air mataku lagi, sedangkan aku waktu itu memainkan hal ini tanggal 11 januari 2002 tepat hari jum’at, dan bng Daris meninggal tanggal 4, tepat hari jum’at.

Disini aku masih belum percaya, pikran dan hati seakan-akan menolak kalau ini beneran bng Daeng.
Aku: “kalau ini beneran lu, tolong tunjukin posisi lu sekarang dimana?

Setelah aku bertanya demikian anak mapala mempersiapkan peta di tengah--tengah kita semua, akhirnya sosok itu menggambar sebuah jalur yang dimulai dari puncak menarik garis turun dan berhenti disuatu tempat,

Jujur disini aku sendiri kurang tau posisi tempatnya itu dimana. “Okelah kalau emang lu ada disitu, tolong kira-kira lu mau dijemput kapan?” tanyaku lagi
Dan dia kembali menulis

‘MALAM INI-MALAM INI-MALAM INI, GUA CAPEK, GUA HAUS, GUA BINGUNG’.

Disini anak mapala langsung mengambil segelas minuman untuk diberikan ke alm Daris, dan benar saja minuman itu berkurang setelah dicelupin pakai kayu yg ada spidolnya tadi. Ini bener-bener diluar logika apalagi setelahnya spidol itu masih berfungsi normal setelah dicelupin ke air

Aku: “yaudah kalau emang lu ada disitu tolong tungguin kita disitu” Ujarku padanya
Setelah bilang gitu kita berhenti sebentar tetapi sosok itu masih nulis, dan setelah diperhatikan ternyata yang ditulis adalah
‘MAMA JANGAN NANGIAS, MINAH JANGAN NANGIS’

Kebetulan waktu itu posisi adiknya juga ada di kota Malang tetapi dia tidak ada di dalam permainan tersebut.
Posisi berpindah lagi yang megang kayu ganti ke bang Sunandar, dan kita bertanya lagi.

“Yaudah sekarang lu mau dijemput sama siapa?” dan jawabannya sangat mengejutkan. Dia menulis

‘SUNANDAR-SUNANDAR-SUNANDAR’

Dengan rasa takutnya bng Sunandar ini kembali bertanya lagi
Sunandar: “Masa cuma gua sendiri, boleh baa temen gak?” tanyanya
‘BOLEH, IVAN DAN OCU”
Jawab bng Daris. Kalian masih ingat kan bahwa mereka bertiga adalah teman sekampusnya

Sedangkan ketika permainan berlangsung Ivan dan Ocu mereka berdua tidak ikut permainan tersebut, sebenarnya disini aku semakin penasaran siapa sosok ini kok tau semuanya, bahkan yang tidak ada di dalam permainan itu.

Aku masih belum bisa menerima kalo itu beneran bng Daeng, perasaanku was-was sekaligus khawatir, “apakah benar bng Daeng udah meninggal? Ah gak mungkin” pikirku waktu itu

Permainan masih berlanjut, disini bng Sunandar terus bertanya
Sunandar: “Sekarang lu mau nitip pesan apa ke mereka semua yang ada disini?”
‘Buat kiki jangan nangis’ tulis sosok itu. Kiki sendiri bingung kenapa sosok itu tahu bahwa dirinya ada disana.

Aku sendiri makin percaya tapi masih belum yakin kalau sosok itu adalah bng Daris, aku masih meyakinkan diri bahwa bng Daris/Daeng itu masih hidup.

Sunandar: “Lu kenapa bisa sampai begini? Lu ada masalah apa, buat kesalahan apa?” tanyanya menahan rasa sedih
‘SAYA BOHONG’
Sunandar: “Lu bohong sama siapa?”

‘IBU’

Karena waktu itu setanggi hampir habis, sosok itu kita pulangkan namun sebelumnya dia berpesan

“JANGAN PADA TIDUR DARIS MAU DATANG”

Perasaanku sedih bercampur emosi sebenarnya sosok ini siapa? Beneran bng Daris apa bukan, pertanyaanku masih belum terjawab dengan pasti. “Yaudah kalau emang mau datang, datang aja kami tungguin” kataku padanya.

Namun ketika mencoba memulangkan sosok tersebut kami sempet gagal sampai 4x, slh satu dari kami menyuruh bergandeng tangan sembari membaca doa yang kita bisa, lalu menggigit jari tangannya sampai berdarah kemudian membentuk tanda silang pada kayu tersebut dan akhirnya berhasil.

Setelah itu kita semua kembali ke sekret, waktu itu posisiku ada di lantai atas, disini ketika aku mau memejamkan mata tiba-tiba ada angin berhembus, ‘apa bener ini bng Daeng?” pikirku, akupun duduk bersila

Tak lama setelah itu burung hantu berbunyi, terdengar juga suara ketukan pintu dari lantai bawah padahal keadaannya mereka semua sudah tertidur pulas. Aku merinding sekaligus takut karena hanya aku yang terjaga

“Kalau emang ini beneran lu bang yang datang, tolong tunjukin, jangan bikin kita capek, tolong tunjukin kalo emang ini beneran lu” Kataku, dan kurasakan angin disitu masih berhembus.

Tak lama setelah itu terdengar tahrim mau subuh, dan kurasakan hembusan angin mulai berkurang, “Tunggu bng, jangan pergi dulu gua mau ngomong” tetapi sosok itu menghiraukan.

Keesokan harinya aku nemuin Minah adiknya bng Daeng, dan menceritakan semuanya. Dia marah karena belum percaya bng Daeng udah meninggal begitupun denganku

Akhirnya setelah itu kita menemui ketu SAR sebut saja namanya Pak Heru dengan menunjukkan peta semalam,
Pak Heru: “Jujur saja mas kalau evakuasi kesana kami tidak sanggup”
Aku: “Lah memangnya kenapa pak?” tanyaku penasaran

Pak Heru: “Jadi gini mas, itu adalah jalur gas beracun dari gunung Semeru” katanya menjelaskan

Jadi disini tempat yang digambar sosok itu mengarah ke jalur beracun di kawasan gunung Semeru, dan dari tim mereka tidak mau mengambil resiko karena hal itu sangat berbahaya bila dilakukan. Akhirnya setelah satu bulan pencarian dihentikan dengan hasil nihil.

Beberapa bulan kemudian
Saat itu aku pergi ke gunung gede hitung-hitung untuk menghilangkan trauma, disitu aku sama teman-teman baru sampai lokasi malam hari, akhirnya kita putuskan untuk tidur dulu

Ketika tidur aku di mimpiin bang Daeng, dia bilang
Bng Daeng: “Lu kenapa ninggalin gua Rip, tungguin gua”
Deg, disitu aku langsung terbangun dengan rasa kaget sekaligus takut, dan keesokan harinya aku membatalkan muncak.

Selanjutnya aku berencana naik ke kawah ratu di gunung salak, baru berjalan sekitar satu jam, aku melihat dari kejauhan bng Daeng berdiri di jalur dengan pakaian terakhir yang dia pakai.
Saat itu juga aku memutuskan untuk kembali turun.

2th berikutnya aku kembali naik ke semeru dengan anak Un-Nas, disitu awalnya aku tidak menceritakan kejadian yang kualami ke mereka, sampai di puncak aku berteriak sekencang-kencangnya, menangis sejadi-jadinya

Anak Un-Nas: “lu kenapa Rif?”
Aku: “Gua ada kenangan kurang menyenangkan bng, disini temen gua ninggalin gua, disini gua kehilangan temen gua”
Setelah itu merka semua baru mendengar cerita kejadian yang kualami

Dan akhirnya kita semua berkumpul untuk mengadakan doa kecil-kecilan, dari situ perasaanku menjadi lebih tenang, trauma yang kualami perlahan menghilang,

TAMAT.