Note-taking itu skill penting, tapi sayangnya blm banyak orang yg mencatat waktu meeting / belajar / dsb
Padahal note-taking yg efektif bisa membantu mengingat, merapihkan pikiran yg ruwet, dan mengurangi stress, loh
Ini beberapa tips utk meningkatkan skill note-taking kamu:
Ketika lagi team meeting, coba untuk mencatat poin-poin berikut:
1. Fact ✅ : Progress yang sudah terlaksana, siapa yang mengerjakan apa, resource yang kita miliki, dst.
2. Issues❗️: Segala sesuatu yang kemungkinan akan menghambat atau sudah menghambat progress
3. Pertanyaan❓: Pertanyaan yang muncul saat meeting, & bagaimana menjawab pertanyaan tersebut (jika blm terjawab)
4. Decision 🤔: Keputusan apa saja yg akan diambil untuk menyelesaikan Issue (2)
5. Action Plan 🎯: Siapa yang akan melakukan Apa, & kapan? X akan membeli Y, besok
Itu tadi tips kalau meeting dengan team, yg masih kuliah juga bisa diterapin untuk meeting kepanitian, dsb
Kalau one-on-one meeting apakah perlu mencatat? Perlu. Dengan mencatat, menurutku lawan bicara akan merasa lebih dihargai, asal mencatatnya ga sampai distracting, ya
Kalau lagi interview, coba untuk mencatat poin pertanyaan dari interviewer, Biar ga lupa, dan ngebantuin merapihkan pikiran
Ketika menginterview, aku juga suka mencatat hal-hal menarik dari kandidat, etc. Sekalian juga mencatat apa yg perlu diperbaiki dari proses interview
Kalau lagi brainstorming: kamu jg bisa pake apps khusus kayak @MiroHQ / @WhimsicalPowers utk mencatat & mengkombinasikan ide
Kalau untuk personal: bisa pake kertas (bagus utk retaining information) atau digital (Notion, Evernote, etc) Kalau aku pakenya Roam (terlampir)+ Notion
Masih tentang mencatat untuk diri sendiri, salah satu fungsi note-taking untuk diri sendiri adalah untuk merefleksikan apa yang sudah kita alami, menumpahkan isi pikiran, dan membuat personal planning.
Setelah punya pengalaman menjual produk dari harga <100k IDR sampai >1M IDR secara B2C dan B2B, aku nemu suatu pola.
🎯 Kalau mau jual ke segmen menengah bawah, harus jago price management
🎯 kalau mau dapet segmen menengah, CRM perlu top notch
🎯 Kalau mau jual ke segmen atas, Brand reputation adalah kunci
Ga melulu jualan di Indonesia ujungnya predatory pricing, identify dulu product kita dan ke siapa jualannya.
1. Segmen produk menengah bawah atau kalau pake rule of thumbs mungkin under 500k (relatif)
ini segmen yang paling sensitif soal pricing, diskon dan harga yang beda sekian ribu bisa bikin orang switching
aku pengalaman jual produk 99k lalu kemudian ada yg jual harga 49k, maka banyak yg. kemudian switch padahal secara fitur lebih lengkap di 99k
Jadi kalau menang di segmen ini perlu punya cost leadership dan ops excellence yg kuat buat efisiensi cost structure, atau willingness buat bakar duit buat ambil market share (seperti yg dulu dilakukan startup di era tech boom)
2. Segmen menengah, mereka udah punya buying power & punya privilege buat consider berbagai macam opsi agar ga "ribet" dan dapat product yg paling "worth the Value"
Sehingga, kuncinya menurutku adalah CRM tapi juga dengan product management yang baik
CRM: karena segmen ini perlu pelayanan yg fast response & Helpfull. Beda sekian menit bales chat atau respon yang kurang helpfull, maka bisa switch
Product Management: segmen ini udah bisa melihat value of the feature. Sehingga perlu product management untuk prioritizing feature dan mendeliver value tersebut
Sekolah bukan Scam, tapi perlu diakui beberapa sistem & cara dalam menjalankan traditional education memang masih outdated.
Oleh karena itu, banyak bertumbuh jenis kampus gaya baru di berbagai belahan dunia, atau "Challenger University".
Challenger university menawarkan model pendidikan baru, beberapa contoh:
• London Intersiplinary School (@weareLIS) punya kurikulum berbasis PBL (Problem Based Learning), jadi fokus pembelajarannya adalah solving problem dengan interdisiplinarry appraoach
• Minerva School (@MinervaUni) punya approach yg unik, mereka ga punya kampus tapi student akan berpindah tempat belajar di 7 negara, jadi students akan immersed dengan berbagai macam culture dan pov dalam waktu yg singkat
Ada juga model pendidikan yg mengedepankan microlearning, atau asynchronius first seperti Nexford Uni & Tomorrow University
Sebenernya di Indonesia ada model serupa yg mendepankan async & online learning, apa lagi kalo bukan @UnivTerbuka 👏
Kita tahu kalau kemampuan berkomunikasi adalah salah satu skill terpenting. Tapi, apa sih yang membuat seseorang menjadi komunikator yang baik? Ternyata ribuan tahun yg lalu, Aristotle sudah mengindentifikasi 3 elemen penting dlm komunikasi, yaitu: Ethos, Pathos, & Logos. Thread
Aku belajar konsep ini sewaktu menjadi komandan lapangan ketika mahasiswa, sejak itu aku sudah menerapkan teknik ini untuk mendapatkan investor, memenangkan lomba, presentasi karya ilmiah, memimpin meeting, dst. Aplikatif banget.
Poin pertama, adalah Ethos. Ethos artinya kredibilitas, yaitu membuat orang lain percaya dengan apa yang kamu katakan
Contoh: Tweet sebelumnya dengan menceritakan A,B, dan C, adalah upayaku untuk membangun ethos.
Twitter penuh dengan orang yang beradu argumentasi, tapi sayangnya banyak argumen yg dilontarkan, tidak berkualitas dan malah menyerang si penulis argumen, bukan argumennya. Capek sendiri.
Oleh karena itu, aku pingin berbagi konsep hierarchy of disagrement oleh Paul Graham. Utas
Kita mulai dari yang paling level paling dasar dan paling ga bermutu ya (Tapi sayangnya paling sering terjadi):
H0. Name-calling
Menyerang orang lain dengan hinaan, baik secara kasar atau halus. Contoh:
"Eh bac*t ya kamu"
"Halah Fafifu wasweswos"
"Si paling pinter"
H1. Ad Hominem
Pada Ad Hominem yg diserang adalah karakter atau otoritas penulis. Padahal harusnya kita ngomongin argumennya, bukan penulisnya.
Contoh:
"ya iyalah dia bakal bilang kayak gitu, kan dia Nakes"
"Kamu kan penuh privilege, tau apa soal kemiskinan struktural?"
Tadi siang diminta ngisi pembekalan untuk peserta KKN ITB 2021, tentang critical thinking
Aku coba share dikit satu bagian dari materi tadi ya, yaitu perbedaan antara Strategic, Critical, & Creative Thinking. Soalnya sering ketuker nih. Thread
1/ Critical Thinking
Critical thinking ini ngomongin hal seperti: kualitas informasi & relevansinya dengan konteks.
Contoh pertanyaannya kritis itu seperti:
-Apakah sumber informasi ini kredibel?
-Apa sih definisi dari istilah ini?
-Apa konteks ketika statement ini dibuat?
2/ Creative Thinking
Beda dengan critical thinking, kalau creative thinking lebih berfokus tentang bagaimana melihat sesuatu dengan persepektif yang berbeda (Thinking out of the box) sehingga bisa menghasilkan ide & solusi baru. Toolsnya: Design Thinking, etc