Kasus pembunuhan yang tak terpecahkan, tersangka yang bebas karena gangguan jiwa, hingga teror mencekam di sebuah desa. Ini bukan cerita-cerita kriminal biasa.
23 November 1981, pagi hari. Dua kardus tergeletak di atas trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Setiabudi, Jakarta Selatan. Keduanya dikerubungi lalat dan berbau busuk. #kumparanplus
18 September 1970, seorang gadis penjual telur bernama Sumarijem dipepet mobil Jeep Station Wagon di depan Asrama Polisi Pathuk, Yogyakarta. Beberapa orang membekap dan menarik ke dalam mobil. #kumparanplus
2 Maret 2009, mahasiswa Indonesia di Nanyang Technological University Singapura, David Hartanto Widjaja, dikabarkan loncat dari lantai 4. Hasil reka autopsi menghadirkan fakta baru yang mengejutkan. #kumparanplus
Berawal pada 23 Juli 1990. Lima orang perampok berpakaian ala ninja masuk ke rumah seorang pengusaha kopi sukses, dengan beringas membunuh siapa pun. Kebrutalan itu tak berhenti di satu rumah. #kumparanplus
Pemerkosa Sum Kuning tidak pernah diketahui apa lagi ditangkap hingga hari ini. Hoegeng pernah turun tangan, tapi tetap saja keadilan tidak pernah berpihak pada Sum. #CrimeStory#kumparanplus
Kamar Baja dan Skenario Kejahatan yang Hampir Sempurna
Kebakaran, satu orang terbakar berlarian, dua mayat menggembung di balik pintu baja. Skenario kriminal yang tidak pernah terpecahkan. #CrimeStory#kumparanplus
Keluarga Christine merasa janggal dengan kesaksian polisi kepada hakim. Ditambah dokter Handoko dari lab kriminal UI berkesimpulan Christine bukan mati bunuh diri. #CrimeStory#kumparanplus
Umurnya 26 tahun dan terhenti di situ. 29 Juni 1981, Julia ditemukan pembantunya tergeletak di ruang tamu rumahnya. Julia terbunuh, di persidangan semua tersangka bebas. #CrimeStory#kumparanplus
Sejumlah saksi mata mengatakan, beberapa jam sebelum pembunuhan, mereka melihat beberapa orang di pos hansip dekat rumah Julia, seperti menunggu sesuatu. #CrimeStory#kumparanplus
Potongan jasadnya ditemukan dalam tujuh bagian, dibuang di pinggir jalan tak jauh dari kampus IKIP Rawamangun, Jakarta Timur. Pelaku mengaku terilhami kasus mutilasi Setiabudi 13 tahun 1981. #CrimeStory S2 #kumparanplus
Wiwik Pratiwi, Terjerat Poligami Berakhir Jadi Pembunuh 💔
Kehidupan rumah tangga Wiwik tak pernah mulus. Pernah bercerai, mengalami KDRT, hingga ahirnya didakwa menjadi otak pembunuhan terhadap suami sirinya. #crimestory S2 #kumparaplus
Membakar sedikit bagian dalam mobil, lalu mendorongnya ke jurang. Mirip seperti adegan-adegan di sinetron. Tak ada kejahatan yang sempurna, pelaku tetap tertangkap. #crimestory#kumparanplus
Empat orang meninggal di satu rumah dengan kondisi jenazah mengering dan lambung kosong. Mereka diduga mati di waktu yang berbeda-beda. Narasi awal bahwa mereka kelaparan, kini diragukan.
Mayat Rudyanto Gunawan, Margaretha Gunawan, Dian Apsari, dan Budyanto Gunawan ditemukan di beberapa titik di sebuah rumah di Perumahan Citra Garden Extension 1, Kalideres, Jakarta Barat.
Budyanto ditemukan di ruang tamu, Renny Margaretha dan Dian ada di kamar depan, sedangkan sang kepala keluarga, Rudyanto Gunawan, ditemukan meninggal di kamar belakang.
kumparan menemukan bahwa tragedi di Kanjuruhan berlangsung dalam 11 menit yang menentukan. Temuan ini didasarkan pada analisis metadata terhadap puluhan foto dan video yang merekam situasi di Stadion Kanjuruhan pada malam itu.
Video dan foto tersebut diambil dari sumber pertama, yakni para penonton, suporter, saksi mata, dan media partner—termasuk Radio Chakra Bhuwana RCBFM Malang—yang berada di tempat kejadian dan mendokumentasikan langsung peristiwa itu.
Ketimbang selimut, balsam adalah perangkat yang paling menentukan kenyamanan tidur Hajara (54). Barang yang satu itu selalu terselip di bawah bantalnya. Sesaat sebelum tidur, dia tidak pernah absen melakukan ritual tolak bala: melumuri dua lubang hidung dengan balsam.
Hajara Hibalu (54) merupakan warga Dusun Sakulati, Desa Ombulo, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo. Konon, area ini penuh dengan tanaman coklat. Sayangnya aroma coklat itu kini bersulih bau kotoran manusia.
SBY menduga pemilu 2024 akan berlangsung tidak jujur. Sejumlah kader Partai Demokrat kemudian menyampaikan adanya upaya menjegal Anies Baswedan di 2024.
“Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil. Konon, akan diatur dalam Pemilihan Presiden nanti… hanya dua pasangan capres dan cawapres yang dikehendaki…," demikian penggalan pidato SBY pada Kamis (15/9).
SBY, menurut Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng, mendapat informasi dari sumber terpercaya terkait skenario “dua paslon cukup” itu. Informasi itu, tegas Andi, dapat mereka pertanggungjawabkan kebenarannya. #specialreport
Sambil memejamkan mata, Bharada Richard Eliezer menarik pelatuk dan melepaskan tembakan ke arah Brigadir Yosua begitu teriakan Irjen Ferdy Sambo memasuki gendang telinganya—“Tembak, woi. Tembak! Tembak!!”
Ketika itu, di rumah dinas Sambo, Richard berdiri di hadapan Yosua, rekannya sesama ajudan. Di dekatnya, berdiri pula Sambo, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf—asisten rumah tangga di rumah itu.
Bunyi letupan terdengar pada Jumat sore (8/7) di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. Ketua RT setempat, Mayjen (Purn) Seno Sukarto, mendengarnya jelas. Mantan Asrena Kapolri itu tak menaruh curiga, sebab petasan kerap dinyalakan anak-anak jelang Idul Adha.
Nyatanya bunyi itu bukan berasal dari petasan, melainkan dari letupan pistol di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo. Tiga hari kemudian Humas Polri baru menyatakan: ada baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E di sana.