Petang iseng. Mungkin saja ada yg belum tahu kalau jumlah penduduk Indonesia hasil Survei Penduduk 2020 (SP2020) sudah mencapai 270,20 juta jiwa. Bertambah 32,56 juta dlm 10 thn terakhir.
Nah, ini sy screenshot sedikit dr rilis BPS. (1)
Dari jumlah tsb, 151,59 juta jiwa ada di Pulau Jawa atau = 56,10% populasi. Dr sini sbnrnya sdh bs menjawab banyak persoalan, mulai topik pembangunan hgg politik. Pdhl luas Jawa hny 7% dr luas Indonesia.
Paling padat ada di Jawa Barat dg 48,27 juta jiwa. (2)
Jd wajar kalau persoalan jomblo co-ce di negeri ini lumayan akut. Karena tingkat persaingan tentu tidak sejalan dg rasio yg seimbang. (3)
Tapi rasio jenis kelamin tsb berbeda di tiap-tiap provinsi jg per kelompok umur. Di umur yg sama, blm tentu komposisinya seimbang. Jd makin jelas persoalan jomblonya, kan?
Uniknya, Jogja menjadi Provinsi rasio perempuan lebih banyak dibanding laki-lakinya. (4)
Bgmn dg laju pertumbuhan penduduk? Per SP, meski jumlah penduduk naik, tp laju pertumbuhannya mengalami penurunan semenjak 1971. BPS menyebutnya dg “perlambatan laju” sbsr 0,24% dr SP 00-10. (5)
Nah, yg paling menarik dr infografis SP2020 tuh, ya ini. Komposisi penduduk berdasarkan generasi (usia) yg diklasifikasi menjadi:
Pre Boomer (>1945)
Baby Boomer (1946-1964)
Gen X (1965-1980)
Millenial (1981-1996)
Gen Z (1997-2012)
Post Gen Z (2013-skrg)
Kamu di posisi mana? (6)
Usia produktif (15-64 thn) meningkat dr 53,39% (1971) menjadi 70,72% (2020). Harusnya kita jg “makin produktif” dlm pelbagai bidang. Harusnya dg kepemimpinan dahsyat, kita jd Seiya. H.A.R.U.S.N.Y.A.
Maka wajar jk netizen didominasi Milenial & Gen Z krn mrk mmg mayoritas. (7)
Kalau ada yg mau baca lebih lanjut, bisa donlot di sini:
Naik ferry yg diurus sama pemerintah suasananya sangat representatif masyarakat tidak terdidik & tidak beradab.
Kursi yg harusnya bisa dipakai bersama, dikuasai sendiri sambil ongkang kaki. Di pikiran mereka tidak kenal hak & kewajiban bermasyarakat.
Sakit menahun 🤷🏻♂️
Yg pernah naik ferry semisal DLU, pasti tahu bedanya. DLU lebih bersih, aman, beradab, tertib, dan sangat nyaman. Yg punya kapal merawat dan menjalankan aturan dg baik.
Sementara punya pemerintah? Ya bapuk.
Contoh, manusia ini. Sudah diumumin pakai speaker jangan tidur di sofa biar bisa berbagi tempat duduk dg penumpang lain, dia pake helm dan tas buat nutupin.
1. Tidak mengerti ttg “refugee”. 2. Tidak memahami apa itu UNHCR & IOM. 3. Tidak mengerti makna “ikut” “ketertiban dunia” & “kemanusiaan” yg ada di UUD’45. 4. Cenderung rasis & sangat xenofobik. 5. Tetiba agama menghilang dr narasinya.
6. Mengambil sumber dr TikTok. 7. Berakting merasa paling dizalimi.
Sumber kakacauan ini berasal dr TikTok yg asal-usul kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ditelan mentah-mentah dan dijadikan argumen berulang.
Narasi “agama” & “kemanusiaan” menghilang begitu saja.
Yg paling mengerikan itu hilangnya narasi kemanusiaan dan agama pd org-org yg memasang bendera Palestina atau yg diketahui sering menggunakan dua terminologi itu sbg justifikasi perilakunya.
Ada influencer “halal” yg jadi genocide justificator Rohingya. Mengerikan.
Udah pada tahu kejadian ini? Dari kmrn sy pengen tuit, tapi sy tahan. Cuma ga bisa ini didiamkan.
Ini org-org India di Manipur melecehkan 2 perempuan Kristen: ditelanjangi, digrepein, bhkn ada yg blg diperkosa ramai-ramai.
Anjing bgt mrk ini. Ada videonya, ga tega lihatnya.
Kejadiannya di Manipur, sdh dr Mei lalu. Tp br tersebar skrg krn ada pemblokiran internet di sana.
Keluarga korban sdh melapor, tp dicueki oleh polisi. Baru setelah viral, polisi gelagapan sok bertindak cepat. Mirip spt negara tetangganya.
Ini adlh rangkaian konflik etnis antara Meiteis mayoritas Hindu dan Kuki minoritas Kristen. Konfliknya sbnrnya sdh lama. Tp konflik terakhir tereskalasi sejak Mei lalu, sdh stdknya 130 org tewas; 60rb mengungsi.
Akar dr konflik ini perebutan pengaruh politik dan wilayah.
Inilah mmg akibat dr ketidakmengertian konsep variasi fatwa dlm fikih kontemporer umat Islam. Umat Islam sebegitu luwesnya shgg bs pny byk perspektif & tinggal memilih mana yg relevan.
Pendapat ulama itu beragam; baik dalil atau pun qiyasnya. Umat Islam sgt santai dg ini semua.
Tp ada yg memaknai pendapat satu ulama sbg pandangan utuh agama. Ini keliru. Apalagi sebelum mencari tahu, dia lgsg menghakimi “kaku” & “tak punya hati”.
Kemungkinan besar dia tdk mengerti konsep perbedaan, aplg dlm fikih kontemporer.
Kita yg umat Islam senyum-senyum sahaja.
Misalnya, pendapat Ust. Khalid itu personal dr keilmuan yg dia pny. Beliau tdk maksum. Umat Islam menghargai pendapatnya, tp blm tentu hrs mengikutinya.
23rb ini dipakai utk biaya cari dana lagi, muter lagi uangnya. Klaim Unicef, dg dana ini memantik donasi baru.
Dari tiap Rp. 72.000 itu, dibagi-bagi utk banyak program seperti di bawah ini. Lihat porsi %nya. Tentu, ini termasuk operasional program yg detilnya hanya bs dilihat di laporan per program.