Nama Lois lagi rame yah di twitter? Sudah saya & beberapa orang lain bahas Januari lalu di FB, eh ternyata makin menjadi2.
Oke, mari kita bahas ulang pembahasan di FB di sini.
Lois ini kalau kita netralpun bisa melihat dari status-statusnya kalau yang bersangkutan ada kelainan.
Dari yang mengaku punya kuasa penuh, rapat dengan para pemegang kebijakan luar negri, bicara dengan Trump, mengaku paling jenius sedunia mengalahkan Einstein, dll.
STR nya juga sudah expired, sejak 2017, jauh sebelum pandemi Covid-19. Bisa dilihat di sini:
Tapi yg sedih adalah banyak yg percaya ucapan Lois Lois ini.
Termasuk umat muslim yg sudah ngaji.
Aneh sekali kenapa mereka tak percaya ilmuwan muslim & Ulama tapi malah percaya orang yg STRnya sudah expired, dan kakak kelasnya mengatakan beliau terindikasi gangguan jiwa.
Hasilnya apa?
Banyak yg percaya pandemi covid ini hanya bohongan, mengajak utk tidak percaya penanganan RS dgn obat-obatan.
'Menuduh' RS sengaja membunuh pasien covid dgn memberi banyak obat-obatan yg berefek samping kematian.
Mudah-mudahan gak semakin banyak pengikutnya.
@LsOwien ini sudah pernah bikin akun IG dan FB berkali-kali, dan berkali-kali pula dibanned. Eh ternyata malah muncul di twitter bahkan tv
Mari kita report beramai-ramai agar akunnya menghilang, atau paling tidak kita sebarkan bahwa yg bersangkutan tidak layak dijadikan rujukan
Alhamdulillah akhirnya @PBIDI
sudah bergerak dan diumumkan di muka publik oleh dr. @tirta_hudhi
Semoga fitnahnya segera mereda dan pandemi di Indonesia lebih mudah ditangani dengan redanya omongan Lois
Menkes Malaysia menyarankan booster vaksin Covid-19, terutama bagi mereka yg mendapat vaksin Sinovac, diprioritaskan mendapat suntikan booster lebih awal karena efektifitas perlindungannya paling pendek dibanding yg lain:
Khabar baik Pfizer mengembangkan antiviral yang mampu mengurangi 89% risiko kematian atau perawatan RS bagi pasien COVID-19 risiko tinggi
Setelah keberhasilan vaksin, Pfizer Inc. bulan ini mengumumkan kandidat antivirus oral COVID-19 terbaru: PAXLOVID™
Berdasarkan analisis sementara EPIC-HR Fase 2/3 (Evaluasi Penghambatan Protease untuk COVID-19 di Pasien Berisiko Tinggi), antivirus ini secara signifikan mengurangi rawat inap & kematian
Ar-Razi & Ibnu Haytham: Ilmuwan Muslim Peletak Dasar Metode llmiah & Memerangi Mereka yg Berdasar Testimoni Semata
___
EBM (Evidence Based Medicine) atau pengobatan berbasis bukti adalah milik barat!
Begitu klaim para pengusung pengobatan alternatif yg seringnya membawa label ‘islam’ (atau kearifan lokal atau karya anak bangsa) utk mendukung jualannya.
Padahal EBM sbg metode ilmiah dipelopori oleh para ilmuwan Islam di era kegemilangannya, yaitu oleh Ar-Razi & Ibnu Haytham.
Ar-Razi yg dikenal oleh bangsa barat sebagai Averroes punya banyak jasa di bidang medis. Salah satunya sebagai Bapak pencetus memori imunitas cikal bakal vaksin, pernah saya bahas di FB.
(Mengapa testimonial itu bias & tidak pernah bisa diterima dalam dunia medis)
___
Lagi2 Vaksin Nusantara (Vaknus) yg digadang2 mantan Menkes dr. Terawan bikin heboh & pro-kontra.
Seperti yg sudah2, kehebohan berawal dari testimoni, pengakuan, atau endorse dari tokoh (baik pejabat publik, politikus, atau tokoh masyarakat lainnya).
Dan memang hal2 di atas itu bisa dibilang metode utama Vaknus utk mempromosikan & membantu pengembangan risetnya sendiri
Tapi kali ini saya gak akan bahas klaim2 Vaknus, sudah banyak yg bahas, termasuk saya sendiri